Share

18. Ignes Tangerine

Suamiku ada di depanku. Dia masih sama. Tidak tertarik padaku.

Apa tidak keterlaluan? Aku sudah menunggu. Bagiku memang ini belum terlalu lama, tapi aku mulai bosan. Bukan, lebih tepatnya aku lelah alih-alih bosan.

Semua cara yang telah disarankan Nancy padaku telah kulakukan. Kecuali yang terakhir. Kutolak dengan halus, bukan berarti tidak menghargai usahanya untuk membantu. Aku hanya ingin berhenti, sungguh. Tidak ada keinginan lain yang kuinginkan saat ini, selain berhenti mengharapkan Elan mencintaiku.

“Kenapa belum tidur?”

Suara itu. Aku tersentak dalam mode singkat, lalu memalingkan tubuh. Memunggunginya yang sejak tadi sibuk dengan pekerjaan di layar laptop yang berada di atas pangkuannya.

Dia tidak butuh jawabanku. Kesannya selalu begitu. Seolah bertanya hanya sekadar basa-basi atau bentuk formalitas saja.

Sebenarnya, dia tidak pelit bicara padaku. Cuma, perkataannya tidak ada yang bisa menyenangkan hatiku. Selalu membuatku rendah diri. Bahkan selama bercinta yang telah kuusa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status