Share

Bab 22: Mengorek Masa Lalu

Keesokan harinya.

“Mbak, aku mau pergi nanti siang,” kata Laura memberitahu Mbak Mira yang saat ini tengah sibuk menyiapkan sarapan pagi seperti biasa. Sedangkan Laura sendiri baru turun setelah membersihkan diri.

“Oh, Kenzo minta ke kantor lagi?” jawab Mira menduga.

Laura menggeleng pelan, “Nggak ... kita mau ketemu sama Papa aku.”

Romannya Mira terlihat penuh tanda tanya, tetapi mungkin terlalu gengsi untuk menanyakannya sehingga dia terdiam selama beberapa lama sebelum akhirnya dia mengucapkan sesuatu.

“Apa hubungan kalian akan segera berlanjut ke jenjang berikutnya?” katanya hati-hati.

“Kurang lebih begitu, Mbak. Tapi terserah Papa aku, sih. Kalau nggak setuju ya ...” Laura mengedikkan bahu, tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Semua ia serahkan kepada Tuhan—karena Dia-lah sebaik-baik Maha pengatur segala kehidupan.

Tapi entah kenapa saat Laura melihat Mira, wanita itu seperti syok. Atau hanya perasaannya saja?

“Selamat, ya, Ra. Semoga nggak ada halangan.” Mira tersenyum.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status