Jakarta, Jumat, 17Januari 2003 itu adalah kelahiran ku. Aku dilahirkan dari pasangan yang bernama Eva Amelia dan Daniel Anggara. Pada saat aku berusia 8 tahun aku dan keluargaku pindah ke Bandung, disaat itu juga awal pertemuan aku dan David.
Aku tinggal disebuah perumahan, rumah ku dan david bersebelahan lebih tepatnya kita bertetangga. Saat itu aku sedang duduk di depan rumahku sambil memeluk boneka dan aku menangis tersedu-sedu. Lalu datanglah seorang anak kecil, ya dia David. David bertanya mengapa aku sendirian dan kenapa aku menangis. Lalu dia selalu berusaha membuat aku tersenyum dengan cara menghiburku.
"Hi aku David, nama kamu siapa?" Sapa David sambil mengulurkan tangan
"Aku Rara" jawabku sambil menangis
"Ra kamu kenapa menangis?"
"Aku sedih aku harus pindah kesini, sedangkan teman-teman ku disana" Rara menjawab dengan perasaan sedih
"Kamu tenang aja kan ada aku, aku siap ko jadi sahabat kamu selamanya" jawab David dengan tersenyum
Saat itu juga aku dan David bersahabat, ternyata dia asik juga orangnya, baik lagi dia juga selalu melindungi aku layaknya seorang kakak.
Saat aku dan David sedang bermain sepeda tiba-tiba aku terjatuh, aku menangis menahan kesakitan. Lalu david berusaha membantuku dan membersihkan lukaku, lalu aku diantar pulang. Saat itu mama bertanya mengapa aku bisa terjatu, lalu david menjelaskan dengan detail.
"David, Rara ko bisa jatuh?" Tanya mama dengan lembut
"Maafin aku tante aku gak bisa jagain Rara, tadi waktu kita lagi main sepeda ban sepeda Rara melindas batu lalu Rara terjatuh. Saat itu juga aku langsung menolong dan membersihkan lukanya." Jawab David dengan menangis tersedu-sedu
"David gak perlu merasa bersalah ini bukan salah David kok, tante terterimakasih sama David karena udah mau jagain Rara dan menjadi teman baik Rara."
=====
Saat aku dan David sedang bermain di taman, aku melihat David sedang bermain sepedah. Dan aku yang sedang melukis aku sempat terpikir suatu saat nanti aku ingin membangun istana, aku berharap suatu saat ada yang bisa mewujudkan impianku ini.
David bercerita kepadaku kalo dia bercita-cita ingin menjadi pilot, tapi yang bikin aku ketawa lucunya dia itu ingin menjadi pilot namun dia takut akan ketinggian. Bagaimana kita bisa meraih cita-cita kalo kita takut.
David sedang tiduran di sebelahku sambil menyantap coklat kesukaan nya, lalu dia bercerita tentang cita-citanya dan akupun menceritakan tentang impianku.
"Ra kamu tau gak kalo aku punya cita-cita yang tinggi sekali." Dengan senang David menyampaikan
"Apa itu?"
"Aku ingin menjadi pilot, tapi aku takut ketinggian"
"Hahahha lucu banget si kamu, masa pengen jadi pilot tapi takut ketinggian" jawabku dengan terbahak-bahak
"Ih Ra aku serius, kamu ini"
"Iya semoga kamu bisa mewujudkannya ya, nanti kamu bisa bawa aku terbang naik pesawat deh. Oh iya aku juga punya impian tapi aku gak tau bakal terwujud apa ngga"
"Emang kamu pengen apa Ra?"
"Aku pengen punya istana yang megah, aku harap suatu saat ada orang yang bisa mewujudkannya"
"Doain aku ya Ra semoga bisa mewujudkan impian kamu"
Mendengar perkataan David aku sangat senang dan aku berharap semoga itu menjadi kenyataan untuk aku dan David. Rasanya tak sabar aku ingin cepat dewasa dan bisa mewujudkan cita-cita ku.
****
Siang ini aku dan mama sedang mempersiapkan untuk acara makan malam nanti. Mama memintaku agar David dan keluarga nya di undang, kita mengadakan acara ini agar bisa lebih dekat seperti keluarga.
16.00
Sore itu aku mengunjungi rumah David dan membawakan coklat kesukaannya. David menghampiriku sambil memeluku dan berterimakasih atas coklat yang aku berikan.
"Hai Dav, aku bawa coklat buat kamu. Oh ya nanti malam mamah mengajak keluarga kamu buat makan malam di rumah ku datang ya"
"Wah makasi banyak Ra, pasti datang lah"
Setelah acara makan malam itu, papah mendapat telpon dari seseorang. Ternyata ada hal yang papa sembunyikan dari mama, papa mempunyai simpanan dan papa berkhianat pada mama.
Saat mama mengetahui itu, mama langsung meminta berpisah pada papa. Papa saat itu sangat menyesal karena harus berpisah denganku, tapi kenapa papa harus memilih perempuan itu dibandingkan mama.
Aku yang sedang duduk di depan rumah dan menangis atas kepergian papa yang telah meninggalkan aku dan mama, lalu David datang menenangkan ku.
"Rara kenapa?" Bertanya sambil kebingungan
"Papa Rara pergi ninggalin mama sama Rara, papa cerai David" sambil menangis tersedu-sedu
"Rara yang sabar ya, kan rara masih punya mama, aku, papa aku mama aku juga dan yang terpenting Rara masih punya Allah yang selalu lindungin Rara" kata David sambil memelukku
"Tapi udah gak ada laki-laki hebat yang bakal jagain Rara"
"Kata siapa David bisa kok jagain Rara selama-lamanya"
Saat itu juga aku percaya akan perkataan David. David selalu ada buat aku dikala senang maupun sedih, beruntungnya aku mempunyai teman seperti David.
Saat ini aku sudah menduduki bangku SMA, aku dan David satu sekolah. Karena mama berpesan kepada David supaya terus menjaga ku, anggap saja aku ini adiknya. Pagi ini aku bergegas untuk berangkat kesekolah, didepan sudah ada David yang siap mengantar jemputku ke sekolah karena kita satu sekolah. Setiap hari mama selalu membawakan aku dan David bekal untuk makan siang. "Mah aku berangkat ya" "Iya, hati-hati. David jagain Rara ya "Siap tante" Saat diperjalanan aku meminta David sepulang sekolah mengantarku ke toko buku, karena ada buku yang ingin aku beli tapi sayangnya sesampainya disana buku yang kucari tidak ada. "Dav pulang sekolah anterin aku ke toko buku ya" "Oke" ********* Sesampainya di toko buku, aku terus mencari dan mencari sampai ketemu. Namun aku agak sedikit kecewa, karena tidak sama sekali menemukannya. David memilihkan satu buku yang bagus menurut dia, tapi aku gak
Hari minggu tepat pukul 07.00 WIB, aku berolahraga lari di sekeliling komplek. Saar dijalan aku bertemu David, dia menyapa ku tapi aku cuek padanya. Lalu David menarik tanganku dan bertanya mengapa aku berubah. "Ra kamu kenapa si aneh banget?" "Gapapa." Jawabku dengan malas "Oh iya, Ra aku udah jadian sama Alice menurut kamu gimana?" "Gak gimana-gimana" Aku terpaksa meninggalkan David karena aku masih kesal dengan sikap dia yang kemarin. David mengejarku dan aku berlari sampai aku terjatuh dan lutut ku memar. "Ahh.." "Ra kamu gak papa?" "Aku bisa sendiri!!" Aku berusaha bangun namun tak bisa "Ra aku antar kamu pulang ya" David menggendong ku sampai ke rumah, lalu David mengambil kotak P3K di rumahku lalu mengobati lukaku. Aku masih menahan kesakitan. "Lagian kamu kenapa menghindar dari aku sih" "Kamu tau aku lagi kesel sama kamu, kamu kemarin gak ngaba
Saat ini pikiranku sedang kacau, aku bingung dan aku tidak tau harus bagaimana. Pikiranku masih sama masih tertuju pada omongan Alice yang akan membuat perhitungan padaku dan juga David. Saat di sekolah Aku menemukan surat di bawah mejaku, dalam surat itu berisikan kata "Tuggu pembalasanku nanti, akan ku buat sengsara kamu." Dan aku memutuskan untuk berbicara pada Anna mengenai surat itu, aku menanyakan padanya apakah dia yang menaruh surat itu. "An kamu naruh surat ga di meja aku?" "Ngga, emang surat apa?" "Isi suratnya kaya ancaman gitu" "Ra bahaya banget itu, kamu harus hati-hati apalagi David. Setelah kalian ribut sama Alice sering terjadi hal aneh kan." Aku sempat kepikiran omongan Anna, apa memang Alice yang mengirimkan surat itu. Tapi aku tak punya bukti untuk menuduhnya, sebaiknya kusimpan dulu surat ini. ============================================== Setelah pulang sekolah aku dan David mam
Saat kejadian kecelakaan itu, aku sempat terpikir untuk selalu berwaspada. Karena bakal terjadi lagi hal yang tidak diinginkan, orang itu pasti orang yang sama dengan kejadian teror di dalam surat itu. Saat aku mulai sekolah rasanya tak pernah melihat Alice, kemana dia apakah dia pindah? Ntaah yang pasti sekarang dia tidak ada disini. Saat jam pelajaran dimulai, tiba-tiba Alice datang dan memohon maaf kepada guru yang sedang mengajar. Aku tak sangka Alice datang, tapi Alice juga harus menerima teguran atas keterlambatannya. Alice disuruh membersihkan toilet sekolah. "Eh ada ob baru nih" sahut Anna dengan mentertawakannya "Eh lo jangan banyak omong ya!" Tegas Alice "An udah kita ke kelas yu" Saat itu Alice sedang melakukan sebuah rencana, dia akhir ini sering mengusiku. Saat aku sedang duduk di taman tiba-tiba dia datang berjalan menuju arah tempat aku duduk. Dia membawa minuman dan minum sambil berjalan,
Setelah memergoki Alice dan Rio di caffe itu, aku sempat berpikir kenapa mereka melakukan semua itu. Jahat sekali mereka tega-teganya melakukan tindakan kriminal seperti itu. David dan Anna yang benar-benar sudah geram sekali ingin membawanya ke pihak yang berwajib agar mereka diadili. Kali ini aku menahannya, karena kita harus menyusun rencana terbaik untuk semua ini. Dan kita juga harus mengintrogasi Alice terlebih dahulu dan apa tujuan dia untuk semua ini. Saat disekolah aku sama sekali tidak menemukan Alice kemana dia, apakah kali ini dia punya firasat akan terbongkar suatu rencana yang telah iya susun dengan baik. Tiba-tiba David dan Anna mengajakku berdiskusi dirumahku, dan kali ini mungkin akan berjalan dengan lancar untuk mengintrogasi dia. Akhirnya merekapun datang kerumah, sambil menyiapkan makanan David menyusun rencana awal. "Oh ya Dav gimana rencana awal kita apa?" Tanya Anna dengan serius "Tumben
Oke kita lanjut, saat diperjalanan David menghentikan mobil di pinggir jalan. Dia berkata serius untuk menjagaku kali ini dan dia benar-benar menyatakan perasaannya. "Ra sebenarnya dari dulu aku suka sama kamu, cuma kamu taukan aku janji sama mama kamu untuk selalu menggantikan papa kamu dan selalu menjaga kamu" "Dav kalo becanda itu jangan soal perasaan bisa gak si" teramat kesal sehingga aku mengatakan itu "Ra!! Kali ini aku benar-benar serius, dari dulu kita bersahabat. Pastk dari salah satu ada yang mempunyai rasa, ya itu aku. Aku sungguh menyukaimu, aku mencintaimu layaknya ayah mu dulu ra" Aku terharu akan kata-kata David, mungkin memang ini jalan terbaik bagiku untuk menuju masa depan dan ini jalan kehidupanku yang baru. ******* Tak terasa kami sudah lulus SMA dan dari kami bertiga akan melanjutkan ke universitas yang sama. Dan rencananya David ingin melamarku, tapi aku harap papa datang dia
Setelah menikah, kami berencana untuk pindah kerumah baru. Rumah pemberian orangtua David sebagai kado pernikahan. Tak lama setelah itu mama datang kerumah membawa makanan kesukaanku. Mama selalu menanyakan keadaanku yang sekarang, karena baru kali ini dia merasa jauh dari aku. "Rara gimana kabar kamu sayang?" Tanya mama "Aku baik ko, mama gimana sama papa sehat?" Jawab rara "Sehat sayang, David kemana ko ga keliatan?" Tanya mama "Dia lagi istirahat dikamar ma, kecapean dia." Kata Rara "Mama kesini gak lama, mama mau pulang soalnya banyak kerjaan yang mau di selesain." Kata mama "Ko buru-buru sih, Rara kan masih kangen." Kata rara "Nanti mama kesini lagi ko sama papa" Tak lama setelah itu, David mengajaku untuk pergi berliburan, karena sudah lama juga tidak pernah liburan. "Ra gimana kalo minggu depan kita liburan?" Kata David 
Setelah sampai dirumah sakit, aku dan David langsung mencari ruangan yang mama tempati saat ini. Tak lama setelah itu aku melihat papa sedang duduk melamun dengan wajah yang sangat murung. Aku menghampiri papa dan berusaha menguatkan papa. "Pah gimana keadaan mama?" tanya rara dengan cemas "Mama sedang ditangani dokter sayang, kamu berdoa ya supaya mama baik-baik aja." jawab papa Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi sama mama. Aku sangat berharap dokter mengatakan hal baik. "dok gimana keadaan mama saya?" tanyaku cemas "mama kamu baik-baik aja, hanya saja dia harus istirahat dengan baik dan juga harus menjaga pola makan dan juga kesehatannya." jawab dokter "emang mama saya sakit apa dok?" tanya David "mama kalian terkena demam tifoid atau sering disebut tifus (tipes)" jawab dokter "yaampun pah kok mama bisa sampai seperti ini" aku sedih karena aku tak bisa menjag