Natasha is Back to Life

Natasha is Back to Life

last updateLast Updated : 2022-08-15
By:  Ann GuslaviaOngoing
Language: English
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
24Chapters
3.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

After learning the hard truth of how her twin sister Dalilah brainwashed and manipulated her mind for thirteen years, turning her into a ruthless assassin who killed hundreds of innocents including her youngest brother and best friend Valerian, twenty-seven-year-old Princess Natasha Nicholai, is executed in front of the Imperial Palace. Somehow, she gets sent back to the past right before Dalilah started putting her evil string on her mind, to when she was about to turn fourteen, and uses that as an opportunity to not let the past repeat itself, by getting her revenge on her sister and all the people who backed her and saving her younger brother as well as protecting the innocents she knows will be Dalilah's targets. But while also going after the truth about who stole her magic when she was 4yo, who sent her back and why did they do that, she will cross paths with Ethan Theodore, a dangerous and full of secrets guy, with ruby red eyes and whose destiny is directly linked to Natasha's.

View More

Chapter 1

Prologue

Kota Bukit, Juni 2023.

"Dari mana aja kamu?!" bentak seorang wanita paruh baya pada seorang gadis berkerudung yang baru saja memasuki sebuah toko buku dengan tergesa. "Gara-gara kamu, aku jadi telat arisan!" gerutunya.

"Dari kampus, Bi," Gadis itu membuka tasnya dengan napas terengah-engah.

"Ingat Dinda, dua hari lagi kamu akan bertunangan. Acaranya juga butuh duit. Jadi kamu harus kerja lebih keras, ngerti?"

Gadis bernama Dinda itu meremas kuat tas kanvas yang baru saja ia letakkan di atas meja. Menahan napas yang seharusnya masih memburu.

Bertunangan? Siapa juga yang ingin bertunangan dengan seorang laki-laki tua yang sudah memiliki istri dan anak? Kenapa pula setelah dipaksa menikah malah ia yang menanggung biayanya?

Namun gadis itu hanya diam. Menjawab artinya menambah ocehan lain dari sang bibi.

Dengan cekatan, ia membereskan buku-buku baru yang masih bertumpuk dalam kardus dan memindahkannya ke salah satu rak panjang. Mengabaikan sang bibi yang masih memelototinya.

"Baru pulang, ya, si sok pintar itu?" Suara seorang perempuan terdengar dari arah tangga penghubung ke lantai atas toko.

Lola, adik sepupu Dinda yang duduk di kelas 3 SMA. Gadis manja yang selalu menjadi anak emas. Dengan langkah anggun, menuruni anak tangga. Kemudian menatap Dinda dengan tatapan malas. "Lo bisa nggak, sih, jadi babu yang nurut dikit?" protesnya dengan nada yang dibuat seanggun mungkin.

Dinda menghela napas, 'si ratu drama' pasti akan semakin memojokkannya. Bibirnya yang berbentuk menarik itu tersungging sinis pada Lola. "Lo sendiri bisa nggak, sih, jadi anak yang berguna dikit?" balasnya.

"Berguna?" Lola menaikkan sebelah alisnya. "Maksud Lo gue juga harus nikah sama laki-laki bangkotan yang kaya raya, gitu? Sorry ya, buat apa juga kami melihara Lo kalo nggak ada manfaatnya?" senyumnya licik.

Dinda merapatkan giginya. Emosinya mulai terpancing. Lelah karena tugas di kampus ditambah pulang terburu-buru membuat amarah gadis itu mudah sekali terusik.

"Nggak usah pasang muka cemberut. Harusnya kamu senang dikawinin sama orang kaya!" cebik Yani. Matanya yang besar kemudian beralih meneliti gelang emas di lengannya sendiri dengan kilatan obsesi. Mengatur letaknya sejenak, lalu mematut diri di hadapan cermin.

"Ah, jadi nggak sabar liat si kucel berdampingan sama si keriput, hahaha," Lola tertawa mengejek.

Cukup sudah!

Dinda sudah tak tahan.

Dengan bibir terkatup rapat, gadis berpakaian sederhana yang nyaris tampak lusuh itu mengangkat wajahnya. Mata cemerlangnya menatap nyalang pada Yani yang sedang bersiap-siap pergi ke arisan.

"Dinda nggak mau dijodohin!" tegasnya dengan nada tinggi. "Dinda punya hak untuk menentukan masa depan sendiri!"

Gerakan Yani yang sedang merapikan penampilannya di depan cermin seketika terhenti. Kemudian berbalik dengan mata yang memicing. "Maksudmu?"

"Dinda nggak mau nikah dulu."

"Ngelunjak bener kamu sekarang, ya? Kau mau kami yang menanggung hidupmu sampai tua?"

"Tapi kan ... ruko ini miliknya ibu sama bapak," bantah Dinda ragu. Selama ini belum pernah sekalipun ia mengungkit harta peninggalan orang tuanya, tapi kali ini berbeda. Masa depannya sedang dipertaruhkan.

"Wah! Tak tau diri kau rupanya. Kamu pikir bisa hidup tanpa campur tangan kami?"

Dinda menelan salivanya. Haruskah ia mengalah lagi? Melakukan semua perintah sang bibi yang jelas-jelas menerima kehadirannya dalam keluarga kecil itu hanya karena toko buku peninggalan orangtuanya? Atau diam lagi demi rasa terimakasih pada pamannya yang telah mengangkatnya sebagai anak, namun tak pernah peduli dan membiarkan istri serta anaknya bertindak semena-mena?

"Ya!" jawab gadis itu akhirnya. "Dinda bisa. Karena toko buku ini ditinggalkan ibu sama bapak buat bekal Dinda melanjutkan hidup," tegasnya tanpa ragu lagi.

Mendengar jawaban Dinda yang begitu menantang, Yani meradang. Matanya melotot, rahangnya mengeras. Ia menatap Dinda penuh kebencian. Anak yang seharusnya berhutang budi dan berterimakasih padanya kini berani menentang?

Dengan gerakan kasar ia menarik kerudung Dinda dan menyeretnya keluar.

"Aw! Lepasin Bi!" teriak gadis itu kesakitan.

Lola yang melihat itu langsung tersenyum senang dan buru-buru mengikuti ibunya yang menyeret Dinda keluar. Tampangnya begitu girang, seolah mendapatkan tontonan yang sangat menarik.

Dalam satu hentakan keras, wanita bertubuh besar itu mendorong Dinda ke emperan toko.

Duk. Gadis itu terhempas kuat.

"Aw!" Ia terpekik saat tubuhnya jatuh dengan kedua lutut menghantam lantai. "Astaghfirullah," erangnya kemudian sambil meringis merasakan sakit.

Yani tampak belum puas. "Siapa yang mau nikahin kamu kalo bukan karena aku yang jodohin, hah?!" teriaknya.

Orang-orang di sekitar toko mereka langsung memperhatikan. Menatap kaget sekaligus bingung.

Namun Yani tak peduli. Dengan tangan yang berkacak pinggang, dia menunjuk Dinda. "Kalo kamu nggak mau dijodohin, mati aja sekalian daripada terus jadi beban!"

Dinda membalas tajam tatapan Yani dengan mata yang berkaca-kaca. Menahan sakit di lutut dan hatinya. "Hidup Dinda adalah milik Allah. Dinda akan terus berjuang untuk hidup dan menemukan cinta sejati!" tegasnya.

"Hahaha," Yani tertawa dengan nada mengejek. Begitu juga dengan Lola yang berdiri di belakangnya. "Lihatlah anak nggak tau diri ini! Cinta sejati katanya," tunjuk Yani remeh.

Orang-orang masih hanya menatap. Tak ada yang berkomentar ataupun berusaha menghentikan wanita itu.

"Coba buktikan sekarang! Siapa yang mau menjadikanmu istri?!" ejek wanita itu semakin tak berperasaan.

"Mana ada yang mau sama cewek kucel dan berantakan kayak dia, Mami," sinis Lola.

Yani mengiyakan jawaban putrinya dengan senyuman.

"Hei, Herman!" panggilnya pada seorang pemuda tukang ojek yang ikut berhenti melihat kejadian itu. "Kau mau nggak kalo dinikahkan sama ini anak?"

Dinda tak sanggup lagi untuk mengangkat wajahnya. Begitu memalukan. Harga dirinya diinjak-injak di hadapan orang banyak. Kalau saja tempurung lututnya tidak terlalu sakit, ia pasti akan berlari meninggalkan tempat itu.

"Nggak gue Bu Yani," Herman menggelengkan kepalanya. "Neng Susan yang cantik udah siap gue ajak ke KUA," sahutnya cengengesan.

Lola langsung cekikikan mendengar jawaban Herman.

Orang-orang mulai membicarakan.

Yang laki-laki kebanyakan ikut meremehkan dengan dibawa bercanda. Sedangkan yang ibu-ibu tampak tak setuju dan menghujat perbuatan Yani.

"Kamu sadar sekarang?!" Yani menunjuk Dinda dengan raut puas. "Mana laki-laki yang mau sama kamu?!" bentaknya dengan suara keras.

"Saya! Saya yang akan menikahinya," Sebuah suara bariton tiba-tiba menyahut dengan nada tenang.

Dinda terhenyak. Yani dan Lola pun tersentak. Begitu juga dengan orang-orang yang masih menonton.

Seorang pria muda kemudian mengulurkan tangannya ke hadapan Dinda.

Tangan dengan lengan yang kokoh dan bertatto daun Semanggi.

"Bangunlah," ajak pria itu lembut. "Aku sudah tiba seperti janjiku padamu."

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Comments

user avatar
Sunshin
I love it. Natasha is so bad ass... Girl power!!!
2023-01-15 21:08:19
2
24 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status