Eits! Jangan salah bukan hanya memamerkan seragam sekolah, tapi juga dandanan Nayla agak sedikit ektrim. Rambut diikat ke atas kuncir kuda. Anting berbulu dan juga lengan bajunya dilipat ke atas. Wajahnya dipoles makeup. Kira-kira terlihat seperti apa dia dilingkungan anak kuliahan.
"Hai! Hallow gue Nayla, pacar Raka Nicholas Ciputra. Ada yang tau nggak Raka dimana?" tanya Nayla pada mahasiswa yang melewatinya.
"Lagi stand-up comedy, ya?"
"Belajar dulu yang bener, jangan kegatelan di kampus orang."
"Eh, Raka nggak akan mau sama lo. Kampus ini nggak kekurangan siswi cakep."
"Apa sepopuler itu Raka di kampusnya? Pada sewot semua kayanya," gumam Nayla. Dari sekian orang yang disapa Nayla belum ada satupun yang ter
Nayla yang sudah berkeliling bak artis itu nggakk tahan lagi ingin ke kamar mandi. Cewek itu masuk ke toilet kampus. Saat Nayla mencuci tangan di wastafel. Ternyata sudah ada yang berdiri di belakangnya. Nayla menghitung dari cermin kira-kira empat wanita dengan wajah mengesalkan mengelilinginya. "Lo Nayla? Cewek Raka," ucap gadis yang berambut panjang dengan wajah mengesalkan. "Iya. Kenapa?" bukan Nayla kalau nggak bisa mengimbangi suara datar mereka. "Pacar Raka?" Ke-empat gadis itu menyeringai. "Pe De banget lo! Cewek putih abu-abu ngaku pacar Raka. Dandanan lo kaya topeng monyet gini berani keliaran di kampus kita. Urat malu lo putus?" ucap wanita yang berambut pe
"Raka!" panggil Ellena yang melihat Raka. Tidak, dia sengaja mencari Raka untuk mencari perhatian cowok itu. "Gue buru-buru, nggak ada waktu." "Lo cari Nayla kan?" Ucapan Ellena mampu menghentikan langkah Raka yang lebar. Cowok itu menatap Ellena. "Lo tahu dia dimana ?" "Tadi gue dengar di kantin, Metta cs ngurung cewek SMA di kamar mandi dekat ruang lab," ucap Ellena dengan hati-hati, sebenarnya sudah semenjak pembulian, Ellena tahu Nayla di sana. Saat ia ingin masuk ke toilet. Tapi, diurungkan melihat Metta cs sedang melancarkan aksinya. Raka dan Doni langsung pergi meninggalkan Ellena, gadis itu tampak melihat k
"Pipi kamu gimana? Nanti orangtua kamu nanyain," ucap Raka. Mereka sekarang sudah di depan rumah Nayla. Tangannya membuka helm di kepala Nayla. Sejenak Nayla terdiam, mendengar sebutan Aku-kamu. Raka merubahnya, dan itu terdengar manis. "Nggak papa, nanti aku bisa cari alesan." "Nih." Tiba-tiba Raka memberikan paper bag berisi ponsel merk terkenal. "Handphone?" Nayla membuka yang diberikan Raka. "Kirain tadi kita mampir ke konter beli handphone kamu." Raka tertawa, "Nggak, punyaku masih bagus. Itu buat kamu," ucap Raka. "Aku nggak mau, ini mahal." Nayla menyodorkan lagi, tapi cowok itu menggeleng. "Handphone kamu kan rusak, jadi gimana aku mau hubungin kamu?" ucap Raka. Nayla tidak melihat saja ekpresi Raka saat menelpon nomornya tapi nggak nyambun
"Hai, Raka." sapa Ellena. Dia menghadiri party yang diadakan oleh keluarga Ciputra. Ayah Raka mengadakan party untuk perusahaannya disalah satu hotel berbintang.Raka yang berdiri menoleh kebelakang mencari suara itu "Ellena.""Gue bener-bener nggak bisa ngenalin lo tadi, dengan pakaian formal kaya gini. Dasi sama jasnya perfect lo pakai." Ellena menatap keseluruhan Raka."Lo juga like princess dengan gaun itu." Raka basa-basi. Ia menatap Ellena menggunakan gaun berwarna gelap, membentuk lekukan tubuhnya. Sangat sexy. Sayang, Raka sama sekali tidak tertarik. Baginya Ellena hanya masa lalu."Wau! Thanks buat pujiannya," ucap Ellena. Dia menyelipkan rambutnya ke belakang kuping. Tersipu."So what are you doing? Kirain gue lo nggak bakalan datang ke acara seperti ini, walaupun keluarga lo yang buat.""Bokap gue maksa. Dan kay
"Raka... Kirain gue lo nggak akan dateng lagi ke tempat ginian." Doni melihat Raka langsung semangat merangkul temannya itu duduk di sampingnya. "Masih inget pulang ya," ledek Doni. Raka tersenyum kecut."Lo dari mana pake baju formal," cibir Doni melihat penampilan Raka. Sangat berbeda, terlihat keren. "Jangan bilang pakaian lo ini sengaja, biar lo kelihatan paling ganteng diantara kita." Ujar Doni sinis. Lalu meraih gelasnya ke mulutnya."Lo bahagia banget gue dateng. Nggak ada lagi yang ngasih lo free minum ya," cibir Raka dengan santai."Yaelah, lo pikiran negatif mulu sama gue. Semenjak lengket sama Nayla, lupa lo sama soulmate lo satu ini," balas Doni dengan manja yang dibuat-buat. Raka bergidik ngeri.Raka duduk di salah satu sofa di bawah lampu yang remang-remang. Terlihat Erga dan Mike berjoget menikmati dentuman music yang dimainkan disk joki
Pagi itu Nayla mulai sibuk mencari baju apa yang akan digunakan untuk date pertamanya dengan Raka. Seluruh isi kamarnya ia bongkar."Masa nggak ada baju yang cewek banget gitu. Kaus, kaus lagi." Nayla melempar-lempar baju ke atas tempat tidur dengan kesal.Di atas tempat tidurnya sudah ada beberapa setelan baju yang sudah disatukan.Tok! Tok!"Astagaaa. Nayla kenapa kamar kamu berantakan sekali?" ibunya mengerling. Kamar anak gadisnya berantakan bak kapal pecah."Maa. Nayla lagi buru-buru. Nanti Nayla beresin ya. Nayla mau pergi," kata Nayla, tangannya berkacak pinggang menatap serentetan baju yang di atas kasurnya."Dengan siapa? Cowok kah?"Nayla tersenyum malu-malu pada wanita yang melahirkannya. Tebakan ibunya bena
Raka menghentikan motornya di depan gerobak ketoprak, entahlah dia semakin suka makan ketoprak. Apalagi saat makan berdua dengan Nayla."Pak, ketoprak dua," pesan Raka."Siap, tunggu sebentar ya."Mereka duduk bersampingan di bangku panjang, tak berapa lama pesanan mereka datang."Makasih," ucap Nayla. Ia mengaduknya lalu memasukkan ke mulutnya."Kita sudah dua kali makan ketoprak, kamu suka banget ya makan ketoprak. Kenapa?" Kadang Nayla bingung, Raka kan tajir ya tapi nggak pernah bawa ke restoran berbintang gitu."Kamu nggak suka?" Raka mengusap bibir Nayla yang ada bumbu kacang dengan tangannya."Suka," jawab Nayla cepat, karena kamu selalu memperhatikan aku saat makan. Seperti ini. "Kamu suka juga kan?"
"Nayla... " panggil Beca. Beca dan Tina berjalan mendekati mereka. Mata Tina tidak lepas dari Reno yang asyik menatap Nayla."Kalian udah selesai?" tanya Nayla."Udah, Bu Maya cuma minta tolong bantu periksa tugas kita kemarin. Ka Bagas belum dateng?" tanya Beca, lalu melihat Reno di samping Nayla."Belum. Makanya gue main basket sama Reno." sahut Nayla."Hati-hati, Ra--"Nayla menutup mulut Beca dengan tangannya. "Raka tahu bisa ngamuk." Ucapan itu keluar di balik tangan Nayla."Hati-hati apa?" tanya Reno penasaran, melihat Nayla dan Beca sikut-sikutan."Ka Bagas," jawab Nayla cepat, "Ka Bagas, kakak gue bawel." Nayla menggigit bibirnya."O. Yaudah gue ke sana ya. Gue sama anak-anak mau latihan basket." Reno pergi membawa bola basketnya."Eh, Ren. Mau minuman." Tina menawarkan minuman botol yang dipegangnya be