Share

Bab 141

     Matanya melihat ke arah langit. Langit yang gelap dihiasi bintang.  Pemandangan langit sama saja bukan, saat kita dimana pun melihatnya. Nayla menyenderkan bahunya ke belakang sambil mendengus.

     "Kamu bilang pendidikan penting, tapi kenapa kamu sekarang gak ada buat dukung aku." Monolognya.

          Nayla melihat ponsel yang dipegang-nya, jangan berharap karena berharap itu sakit. Padahal dia sangat membutuhkan bahu laki-laki itu untuk bersandar. Lupakan mungkin Raka sedang berada di rumah sakit. Nayla menutup matanya yang perih, menahan air mata yang ingin jatuh.

Kamu terlalu sibuk dengan dia, Raka. Kamu nggak tau aku butuh kamu sekarang.

    "Nggak usah ngelamun di sini. Nanti diculik setan."

       Nayla membuka matanya karena kaget. Bagas sudah ada di dep

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status