LOGINAkhirnya, hening yang menggantung di udara pecah—bukan oleh siapa pun dari keluarga Laurent, bukan oleh Damian yang mulutnya masih terbuka setengah, melainkan oleh suara serak namun tegas dari Gerard yang baru saja diselamatkan dari ambang kematian.
"Aku... aku baik-baik saja. Tak perlu menelepon ambulans, Nona Evelyne." Gerard Whitmore perlahan duduk tegak, suaranya masih berat tapi jelas. Tangannya mengangkat, memberi isyarat agar semua orang tenang. "Aku bisa bernapas. Jantungku kembali stabil. Ini... luar biasa." Semua mata menoleh padanya, lalu secara refleks kembali kepada Kael—yang duduk dengan tenang di ujung meja, seperti tidak terjadi apa-apa. Dengan napas yang mulai teratur, Gerard menolak bantuan yang ditawarkan Damian dan bangkit berdiri sendiri. Ia menepuk-nepuk jasnya, memastikan bahwa dirinya memang benar-benar kembali pulih, sebelum melangkah perlahan ke arah ujung meja, di mana Kael berada. Saat tiba di hadapan Kael, pria tua itu menunjukkan ekspresi kagum sekaligus rasa bersalah. Dia adalah yang tertawa paling keras saat Kael dihina, tapi yang terakhir justru yang menyelamatkan hidupnya. Dia telah melakukan kesalahan yang fatal. “Anak muda,” ucap Gerard, suaranya tegas, tapi penuh rasa hormat. “Aku menyesal karena telah menertawakanmu sebelumnya. Siapa sangka, pria yang aku tertawakan justru yang menarikku dari kematian.” Kael hanya menatapnya dengan ekspresi acuh tak acuh. Sejujurnya, dia ingin pria tua ini segera duduk ke tempatnya kembali dan lanjutkan diskusi bisnis mereka. Ucapan terima kasihnya sama sekali tidak dibutuhkan. Namun, karena Evelyne menghormati pria tua ini, Kael mau tidak mau mendengarkan seluruh ocehannya. “Dan itu bukan sekadar pertolongan biasa. Kau tahu betul apa yang kau lakukan. Cepat, tepat, bahkan lebih cekatan dari dokter mana pun yang pernah menangani aku.” Gerard menghela napas, membungkuk hormat. “Terima kasih, dari lubuk hati terdalamku. Kau telah memberiku beberapa tahun tambahan untuk hidup... dan itu tak ternilai harganya.” Kael hanya membalas santai, "Tidak masalah." Berpikir bahwa Kael masih marah mengingat sikapnya sebelumnya, Gerard memutuskan membersihkan namanya dengan kembali bersuara, kali ini lebih lantang, ingin semua orang di ruangan itu mendengar. Dia tahu, Kael bukan pria biasa. Kael besar kemungkinan adalah seorang dokter ajaib yang menyamar. Dengan bakat dan kemampuannya, dia jelas bisa membuat namanya terkenal, tapi memilih untuk menetap di sebuah keluarga kecil, sebagai menantu pengangguran yang terus dihina. Apalagi jika bukan dia sedang menyamar untuk suatu hal? Sehingga, Gerard ingin membawa Kael ke sisinya. Tidak mungkin dia melewatkan kesempatan ini. “Jika ini adalah pria yang dianggap tak pantas, tidak berguna, menantu sampah... maka dunia ini benar-benar kehilangan cara menilai seseorang yang hebat!" Investor lainnya tertunduk. Damian menunjukkan ekspresi pahit. Sementara itu, Nyonya Agatha dan Mariana hanya duduk diam—untuk pertama kalinya, tak ada komentar sarkastik keluar dari mulut mereka. Evelyne, masih menggenggam ponselnya yang kini terasa tak berguna, hanya menatap Kael dengan pandangan yang tak bisa dijelaskan—campuran keterkejutan, kebingungan... dan mungkin, secuil kebanggaan. Kael, yang tidak menyangka Gerard akan mulai menyanjungnya di hadapan semua orang, diam-diam tersenyum. Ini tidak buruk. Karena ini, dia membuat Damian dan semua anggota keluarga Laurent terdiam. Itu bahkan membuat Evelyne tersenyum kecil kepadanya. Senyum itu hangat, tulus, dan terasa sedikit jejak kebanggaan di dalamnya. Ini adalah pertama kalinya Evelyne melontarkan senyum semacam itu kepadanya. Di antara ribuan pujian yang pernah dia terima selama ini, mungkin yang satu ini yang benar-benar membuatnya senang. Pada titik ini, Gerard menatap Kael dalam-dalam, lalu menghela napas panjang—seakan baru saja menyadari betapa rendahnya penilaiannya tadi. Dia kemudian melanjutkan, "Anak muda… aku sudah menghabiskan hidupku duduk di meja-meja seperti ini, bertemu pria-pria muda dengan jas mahal, gelar tinggi, dan senyum penuh kepalsuan. Tapi tidak satupun dari mereka yang bisa melakukan hal yang kau lakukan hari ini—menyelamatkan nyawa, dengan kepala dingin dan tangan mantap, tanpa pamer, tanpa gembar-gembor.” Gerard menoleh ke Damian sejenak, menunjukkan ekspresi kecewa, lalu kembali menatap Kael dengan tajam tapi penuh rasa kagum. “Kau mungkin datang dengan pakaian sederhana, tanpa dasi atau jam tangan mewah... tapi hari ini, kaulah satu-satunya pria di ruangan ini yang membuatku merasa aman.” “keberanianmu... kecerdasanmu... dan sikapmu yang tak bergeming meski dihina, adalah kualitas yang tak bisa dibeli dengan kekayaan.” Beberapa orang mulai resah. Agatha melirik Damian yang semakin gelisah. Lalu Gerard menyeringai kecil, menambahkan, "Sebenarnya... aku mulai berpikir, cucu-cucuku butuh pria seperti kau—" Semua orang menegang. Damian mengangkat kepala dengan ekspresi terkejut. Apakah mungkin...? Dan sesuai dengan tebakan Damian, Gerard mengatakan, "Jika Anda tidak dihargai di sini, bagaimana jika Anda menikah dengan cucu perempuan saya yang sangat cantik? Dia akan jauh lebih menghargai Anda dibandingkan keluarga Laurent. Anda akan mendapatkan perlakuan istimewa, layaknya suami terhormat!"Langit masih pucat keperakan ketika Tu Feng melesat menembus lapisan awan tinggi. Dalam dua menit saja, bahkan tanpa mengerahkan kecepatan penuhnya, mereka menempuh jarak lebih dari sepuluh mil—sekadar pemanasan sebelum benar-benar memasuki wilayah luas benua tengah.Lima jam kemudian, garis perbatasan wilayah timur akhirnya hilang dari pandangan. Pegunungan zamrud yang selama ini menjadi benteng alami wilayah Raja Tianlong berubah menjadi hamparan tanah asing yang membentang tanpa ujung. Di hadapan mereka, cahaya dunia terasa berbeda—lebih liar, kurang teratur, dan terisi berbagai kemungkinan yang belum bernama.Kael membuka gulungan peta yang diberikan Yue Lian beberapa bulan lalu. Kertasnya lembut, namun garis-garisnya tajam, seperti dibuat oleh tangan seorang ahli.Jarak dari titik ini menuju Sekte Naga Keadilan… tidak kecil."Lima ratus ribu hingga tujuh ratus ribu mil," gumam Kael rendah setelah menghitung ulang jalur yang harus mereka tempuh—memperhitungkan rute aman, jalur ang
Keesokan paginya, paviliun Hutan Obat telah dipenuhi orang luar, dan mereka adalah orang-orang yang menyandang kuasa tertinggi di Kerajaan Langit Timur. Halaman depan paviliun penuh oleh simbol-simbol kehormatan: jubah kebesaran, lambang kerajaan, dan wajah-wajah penting.Raja Tianlong sendiri berdiri paling depan. Di sampingnya berdiri Yue Lian dan Yue Ling, lalu para petinggi istana, termasuk panglima perang terbaik; Wu Zhen.Keberadaan mereka hanya untuk satu hal, melihat keberangkatan Kael; Pahlawan Langit Timur, menuju Sekte Naga Keadilan.Kael melangkah keluar dari pintu paviliun dengan jubah putihnya yang sederhana. Lengan bajunya bergetar pelan tertiup angin pagi. Tidak ada kemegahan dalam busananya — hanya ketenangan. Tapi justru karena ketenangannya itulah semua orang merasa… ada sesuatu yang besar yang berjalan bersamanya.Yang pertama maju adalah Raja Tianlong.Suara sang raja tenang, namun mengandung kewaspadaan yang tak dapat disembunyikan. “Berhati-hatilah di perjalanan
Sejak Tu Feng menerobos ke Ranah Jiwa, ritme harian Kael sepenuhnya berubah.Ia tidak lagi mengurung diri dalam meditasi sepanjang hari. Pada beberapa pagi, sebelum matahari terbit, Kael akan berdiri di punggung Tu Feng, dan keduanya terbang melintasi barisan gunung, memecah kabut dini hari dengan kehadiran mereka. Angin dingin menerpa wajah Kael, membuat napasnya terasa lebih hidup dibanding ratusan jam meditasi sunyi.Yang awalnya hanya sekadar penerbangan pendek untuk membiasakan ritme tubuh, lama-kelamaan menjadi kebiasaan. Tu Feng akan mendarat di puncak yang tinggi, lalu membentangkan sayapnya seolah mempersilakan Kael turun—dan di tempat-tempat sunyi yang hanya dihuni awan, Kael akan melanjutkan kultivasinya.Tidak lagi di paviliun, tidak lagi di tanah, melainkan di langit.Energi di puncak gunung jauh lebih murni, dan perpaduan dua energi di dalam tubuhnya bekerja lebih stabil saat berkultivasi di tempat yang disentuh langsung oleh aliran langit.Maka, menjelang akhir bulan ke
Sementara itu, kultivasi Kael secara tidak langsung mendorong kedua adik kecilnya ikut tumbuh.Li Wei menembus Ranah Dasar tingkat ketiga, dan itu adalah kemajuan besar untuk seorang anak seumurannya.Ia bahkan mulai menempa fisik di pagi hari sebelum matahari naik, menirukan disiplin yang ia lihat dari Kael.Mei Lin… mencoba ikut berlatih agar seperti kedua kakaknya, tapi masih belum berhasil.Tubuhnya menolak energi spiritual, seolah pintu kultivasinya tertutup sejak lahir. Di malam-malam tertentu, gadis kecil itu diam-diam menangis di sudut kamar, khawatir akan selamanya menjadi beban.Namun Li Wei akan selalu menemukan dirinya di sana. Mengusap kepalanya, menghibur, dan berjanji.“Tidak apa-apa kalau kau tidak bisa menjadi kultivator. Aku cukup untuk kita berdua. Aku yang akan melindungimu.”Itu membuat Mei Lin tersenyum lagi, walau dengan mata yang masih merah.---Di bulan kelima adalah saat pematangan, di mana penyatuan energi benar-benar mulai menghasilkan bentuk baru di dalam
Keesokan harinya, kabut spiritual tipis menyelimuti Paviliun Hutan Obat saat fajar menyentuh pucuk dedaunan. Embun masih bergantung di ujung-ujung rumput ketika Kael mulai memasuki hari pertamanya berkultivasi serius. Ia memilih area terbuka di halaman paviliun, tempat aliran energi bumi dan langit mengalir paling stabil.Duduk bersila, ia menarik napas panjang.Di dalam tubuhnya, dua kekuatan berbeda bersarang—energi spiritual murni… dan energi hitam yang liar dan tidak tunduk pada aturan mana pun. Dan energi hitam inilah yang menjadi sumber kecerdasan kultivasinya, menjadikannya sosok yang melampaui batas wajar seorang kultivator.Vale menyebutnya energi iblis, sementara Kakek Zion menyebutnya energi keberuntungan.Kael memilih sependapat dengan Kakek Zion—bukan karena ingin membela dirinya sendiri, melainkan karena ia memahami hakikat energi itu: bukan energi perusak, bukan pula kekuatan jahat… hanya kekuatan yang terlalu padat, terlalu purba, dan terlalu agung hingga apa pun yang
Keesokan harinya…Ketukan lembut terdengar dari luar pintu ruangan Tianlong.“Masuk,” suara Tianlong terdengar dari dalam.Pintu terbuka perlahan. Kael melangkah masuk dengan postur tenang dan penuh hormat, lalu membungkuk tipis.“Yang Mulia.”Tianlong mengangguk, lalu mengambil sebuah gulungan emas dari atas meja kayu naga hitam di sampingnya. Ia berdiri dan menyerahkannya langsung ke tangan Kael.“Inilah surat rekomendasinya,” ucapnya. “Turnamen itu hanya diadakan setiap sepuluh tahun sekali. Setiap wilayah hanya mendapatkan satu kesempatan — satu nama, satu perwakilan. Dan ini… adalah pertama kalinya wilayah timur mengirimkan seseorang.”Ia menatap Kael dengan serius.“Selama berabad-abad, tak pernah lahir bakat besar di wilayah timur. Surat rekomendasi ini selalu datang, namun selalu berakhir berdebu tanpa pernah dibawa ke medan turnamen. Dunia luar menganggap wilayah timur hanyalah pelosok… tempat yang tak melahirkan jenius.”Namun bibirnya perlahan membentuk senyum tipis. “Tapi







