Share

Bab 006

last update Huling Na-update: 2025-09-01 16:02:22

Besoknya, di pagi hari, sekitar pukul sepuluh, Kael baru saja selesai menjemur pakaian ketika Evelyne muncul dengan ekspresi tak biasa.

"Siang ini ada undangan makan dari Damian dan beberapa investor besar," ucapnya singkat. "Topiknya proyek energi bersih di wilayah timur. Proyek besar. Orang-orang penting akan datang."

Kael mengangkat alis, menggulung lengan bajunya yang masih basah. "Lalu kenapa kau repot-repot memberitahuku?"

Evelyne terlihat ragu. "Karena kau juga diundang… Tapi jujur saja, kehadiranmu tak benar-benar diperlukan. Sebaiknya, kau tetap di sini. Aku akan mengatakan bahwa kau sakit."

Kael tersenyum, "Oh... manisnya. Apakah kau khawatir suamimu ini kembali dipermalukan? Aku tidak menyangka kau ternyata peduli padaku."

"Jangan bercanda, Kael. Ini demi menjaga nama baik keluarga. Aku tidak ingin kehadiranmu merusak nama baik keluarga Laurent."

Kael masih tersenyum. Dia tidak marah, tidak juga tersinggung—dia tahu bahwa Evelyne tidak ingin dia dipermalukan, hanya saja malu untuk mengakuinya.

Namun, undangan ini adalah kesempatannya melihat sejauh mana Damian akan bergerak.

Ingin mempermalukan dirinya di depan orang-orang penting, menunjukkan perbedaan level di antara mereka?

Ingin merebut Evelyne dari dia, menunjukkan siapa yang pantas untuk Evelyne?

Mari kita lihat apa yang bisa dia lakukan.

Kael kemudian mengambil handuk, mengusap tangannya yang basah sembari membalas, "Karena aku sudah diundang, aku harus datang. Bagaimanapun, ini acara langka. Aku hampir tak pernah diajak ke acara makan siang semewah dan sepenting ini."

"Kael! Aku sudah memperingatkanmu..."

Sebelum Evelyne menyelesaikan kalimatnya, Kael langsung menyela dengan berkata, "Jangan khawatir, Yang Mulia. Aku tahu apa yang aku lakukan. Aku tidak akan mempermalukan keluarga Laurent. Percayalah padaku."

Melihat Kael dipenuhi dengan kepercayaan diri, Evelyne hanya bisa menghela napas tanpa daya. Dia membalas, "Terserah padamu. Namun, jika kau mempermalukan keluarga Laurent, jangan salahkan aku jika membuatmu tidur di taman malam ini!"

Kael tersenyum hangat saat dia membalas, "Cukup adil."

---

Restoran Belvédère, salah satu restoran paling bergengsi di Kota Elmridge, siang itu telah disulap menjadi ruang makan pribadi yang elegan. Dinding-dinding marmer putih berkilau, dan cahaya gantung kristal menari di atas kepala para tamu terhormat.

Di tengah ruangan, Damian berdiri bak tuan rumah sejati.

Dengan jas abu-abu halus dan dasi biru tua, ia menyambut para investor dan pengusaha dari Wilayah Timur, memperkenalkan mereka satu per satu kepada anggota keluarga Laurent dengan kefasihan dan percaya diri.

"Ini adalah Paman Hector, yang akan mengawasi sektor produksi. Dan ini Nyonya Agatha, pilar keluarga Laurent. Kami sangat menantikan kolaborasi besar ini," katanya dengan anggun.

Agatha dan Hector hanya tersenyum sopan, membiarkan Damian mengambil alih panggung.

Damian lalu menggeser tubuhnya sedikit ke samping, memberi jalan pada seorang wanita anggun yang berdiri tepat di sampingnya.

"Dan tentu saja, ini Evelyne—cucu kesayangan Tuan Laurent, dan juga pewaris masa depan bisnis keluarga."

Para investor tersenyum sambil menjabat tangan mereka satu per satu.

Tak lama kemudian, pintu terbuka, dan Kael melangkah masuk.

Dia mengenakan kemeja putih bersih dan celana panjang hitam sederhana. Tidak ada dasi. Tidak ada kilau jam tangan mewah. Wajahnya datar, tapi langkahnya tenang.

Seketika, keempat investor saling melirik.

Damian mengangkat bahu dengan senyum tipis.

"Oh, dia hanya suami Evelyne. Jangan khawatir, dia tidak akan mengganggu diskusi.”

Kael tidak bicara. Ia hanya menarik kursi kosong di sisi paling ujung, jauh dari pusat percakapan, dan duduk dengan tenang.

"Aku pikir dia tidak akan datang," bisik sepupu Evelyne pelan sambil tertawa kecil.

"Yah, mungkin dia penasaran seperti apa rasanya makan di tempat elit," balas yang lain.

Kael tetap diam. Tidak tersenyum. Tidak juga menunjukkan ekspresi sakit hati.

Evelyne, yang duduk di samping Damian, tampak gelisah. Matanya sesekali melirik ke arah Kael, seolah ingin berkata sesuatu, tapi tak tahu harus mulai dari mana.

Sejujurnya, kata pertama yang ingin dia sampaikan adalah, alasan dia duduk di sebelah Damian adalah karena perintah nenek, bukan keinginannya.

Namun, dia tidak bisa menyampaikannya sekarang.

Sementara itu, pembahasan tentang proyek energi bersih di Wilayah Timur berlangsung intens. Damian memaparkan proposal kerjasama, data statistik, dan koneksi politik yang dimiliki keluarganya.

“Jika berjalan lancar,” kata Damian, “proyek ini akan menghasilkan miliaran dolar dalam jangka panjang. Dan tentu saja, keluarga Laurent akan menjadi salah satu pemegang saham utamanya.”

Para investor mengangguk penuh minat. Semua mata tertuju pada Damian.

Kael? Ia hanya menuangkan air putih ke gelasnya, menyesapnya perlahan, sembari menatap jendela kaca di sisi ruangan yang memperlihatkan pemandangan kota.

Ia seperti tak benar-benar ada di ruangan itu.

Kemudian, hinaan halus meluncur.

“Jadi Kael,” tanya salah satu investor sambil menoleh. “Kau bekerja di bidang apa?”

Beberapa orang tertawa kecil, pura-pura menutupi mulut.

Kael menoleh perlahan. “Aku... pengangguran,” jawabnya jujur, dengan senyum ringan namun tidak konyol.

Damian menyela cepat, “Jangan salah. Kael itu... spesialis laundry rumah tangga. Bisa dibilang, dia menjaga kebersihan rumah, dalam artian yang paling literal.”

Tawa pecah di sekitar meja. Bahkan beberapa pelayan sulit menahan senyum.

Kael tak membalas. Ia hanya menunduk sedikit, mengangkat gelasnya lagi, dan meneguknya perlahan.

Sikapnya begitu tenang, seolah semua hinaan itu hanyalah angin sepoi di tengah padang kosong.

Tapi justru karena sikap diamnya itulah, Evelyne menggertakkan giginya.

Ia merasa bersalah. Ia tahu bahwa ini akan terjadi, tapi Kael tetap saja datang.

Diam, duduk, dan... menerima semuanya tanpa keluhan.

Seharusnya dia tidak memberitahu Kael sejak awal.

---

Suasana makan siang berlangsung lancar. Gelas-gelas anggur bergemerincing pelan saat para investor mencicipi hidangan mewah yang tersaji.

Para anggota keluarga Laurent yang hadir mencoba menarik perhatian para investor dengan memuji mereka. Entah itu karena pakaian atau jam tangan mahal yang mereka kenakan, atau cara mereka dalam mengelola bisnis.

Semuanya tampak baik-baik saja.

Namun tiba-tiba—

"Kuhuk… huk—!"

Seorang pria tua dengan jas abu-abu berkilau—Gerard Whitmore, investor senior dari perusahaan energi internasional—tiba-tiba menggigil, tubuhnya kejang. Sendoknya jatuh berdering, tangannya mencengkram leher seperti sedang dicekik dari dalam.

"Pak Gerard?!" Damian sontak berdiri, wajahnya pucat.

Gerard berusia 80-an. Dia tampak sangat tua, seolah bisa mati kapan saja.

Tentu saja, kepanikan Damian berasal dari apabila Gerard mati di sini, ini akan merusak jalannya kerjasama bisnis ini.

Ini juga akan merusak seluruh rencananya membawa Evelyne ke sisinya!

Karenanya, Damian langsung berteriak, "Evelyne! Panggil ambulans sekarang!"

Evelyne memberikan anggukan setuju, buru-buru merogoh tasnya dengan tangan gemetar.

Namun sebelum dia sempat menekan tombol apapun di ponselnya—

Suara Kael tiba-tiba terdengar, "Akan terlambat kalau menunggu ambulans tiba."

Semua kepala menoleh.

Tentu saja, Nyonya Agatha adalah yang pertama menjawab, "Apakah ini adalah saat yang tepat untuk bercanda, Kael?! Pak Gerard sedang dalam kondisi kritis, dan kau mengambil kesempatan ini untuk melontarkan omong kosong?! Apa otakmu sudah rusak?!"

Yang lainnya memberikan anggukan setuju, bertanya-tanya tentang isi kepala Kael.

Apakah dia idiot? Dia tidak bisa membaca situasi?

Namun, Kael mengabaikan mereka sepenuhnya. Ia berdiri perlahan dari kursinya, lalu mengambil langkah ringan menuju tubuh Gerard yang kejang di lantai.

"Hei! Apa yang kau lakukan?!" seru Mariana, tapi tak dihiraukan.

Kael berlutut di sebelah Gerard. Jarinya menyentuh nadi leher, kemudian dadanya. Ia menekan titik di bawah telinga Gerard, lalu melirik singkat ke arah orang-orang yang panik seperti sekumpulan tikus yang terjebak di kandang kucing.

"Jantungnya tidak dalam kondisi serangan mendadak. Tapi aliran darah ke otaknya terhambat. Arteri karotisnya menyempit. Ini bisa membunuhnya dalam dua menit."

Sejujurnya, Kael tidak ingin menolong si tua bangka ini. Saat Damian menghinanya, bajingan ini adalah yang tertawa paling keras.

Namun, saat dia melihat jalannya diskusi, Evelyne terlihat begitu berharap pada kerjasama bisnis ini.

Di mata Evelyne, ini mungkin adalah kesempatan bagi Keluarga Laurent untuk naik tingkat.

Karenanya, demi Evelyne, dia mau tidak mau menyelamatkan bajingan tua ini.

Pada titik ini, tangan Kael bergerak cepat, menekan beberapa titik di dada dan lengan, lalu satu sentuhan terakhir di antara alis Gerard—cepat dan presisi, seperti seorang ahli medis tingkat tinggi... atau sesuatu yang lebih dari itu.

Dalam waktu kurang dari dua puluh detik, tubuh Gerard mulai mereda. Kejangnya berhenti. Napasnya kembali tertata. Matanya perlahan membuka—meski masih lemah.

Damian menatap tak percaya.

Evelyne membeku dengan ponsel masih di tangannya.

Para investor, keluarga Laurent, dan semua orang di ruangan itu hanya bisa memandangi Kael dengan tatapan campur aduk—antara terkejut, tidak percaya, dan bingung.

Kael berdiri kembali, menepuk kemejanya dengan tenang, lalu menoleh pada Evelyne.

"Tetap panggil ambulans, Evelyne. Ini untuk memastikan dia masih bisa makan dessert sore ini."

Lalu ia kembali ke kursinya—tanpa menambahkan satu kata pun.

Hening. Hening yang panjang.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 046

    Pada titik ini, Kael menghela napas sebelum akhirnya berkata, "Jika Evelyne melihat kamarnya berantakan seperti ini, dia akan marah. Aku membutuhkan bantuan Vale lagi untuk ini."Ia mengambil ponsel yang ada di dekat kasurnya dan langsung menelepon Grand Elder Vale.Nada tunggu hanya berbunyi sekali sebelum suara dalam dan sopan terdengar dari seberang.“Ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia Penguasa Sekte Naga Langit?"“Vale... aku butuh bantuanmu lagi,” ujar Kael pelan, matanya memandangi noda darah yang mengalir di lantai, hampir mengenai kakinya. “Aku butuh pembersihan. Sekarang juga di mansion keluarga Laurent.”Terdengar keheningan sesaat dari seberang, lalu pertanyaan cepat, “Tingkat prioritas?”“Prioritas emas. Jendela sisi timur lantai tiga mansion keluarga Laurent—bingkai persegi kayu jati. Sementara kacanya... hmm... kukirim saja fotonya agar lebih detail. Warna tembok: abu keperakan, sedikit mengilap, tinggi empat meter. Ada retakan lebar akibat benturan tubuh, sekitar satu

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 045

    Pale Raven tidak menjawab. Tapi matanya mengerut sedikit. Ada tekanan yang aneh, seolah dia yang sedang dinilai.Kael berdiri. Tubuhnya tegap, wajahnya kini sepenuhnya serius. Tidak ada kesan ‘menantu tidak berguna’ di matanya. Yang berdiri di hadapan Raven sekarang adalah sesuatu yang jauh berbeda dari yang dikatakan Hector."Semua orang ingin aku mati, tapi hanya sedikit yang cukup bodoh untuk mencobanya langsung. Dan perlu kau ketahui, tidak ada satu pun dari mereka yang selamat," kata Kael dengan nada mengejek.Detik berikutnya, suhu kamar seolah menurun. Bukan karena sihir, tapi karena kehadiran, dominasi, dan aura dari seseorang yang dianggap sampah dan beban.Ini membuat Pale Raven menyadari satu hal. Kael akan menjadi lawan terberat yang pernah dia hadapi selama karirnya.Pada titik ini, dia diam. Dalam pikirannya, kalkulasi baru mulai terbentuk. Metode awal—meniru surat bunuh diri, terlebih memaksanya untuk menulis suratnya sendiri—semuanya mustahil dilakukan.Pria ini... buk

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 044

    Napas Bella tersenggal, tubuhnya masih bergetar dalam selimut tipis yang menyelimuti sebagian tubuhnya. Lampu temaram di langit-langit menggantung seperti bintang-bintang palsu, dan udara malam yang masuk dari celah jendela terbuka membawa dingin samar yang justru membuat peluh di kulit terasa lebih nyata.Ia berbaring di sisi ranjang, rambutnya terurai di atas bantal satin berwarna abu-abu gelap. Vincent duduk di sisi ranjang, membelakanginya, menyisakan punggung tegap dan garis bahu yang seolah tak pernah menunduk untuk siapa pun. Ia belum berbicara sejak tadi. Hanya diam, menatap ke kaca besar yang menghadap ke kota dengan ekspresi tak terbaca.Bella, dengan mata setengah terpejam dan senyum kecil yang masih tergantung di bibir, meraih lengannya dan bersandar pelan ke punggung pria itu.“Aku… merasa baru saja dilahirkan kembali,” bisiknya.Tak ada jawaban.Ia tertawa kecil, lembut, seperti seseorang yang baru saja menang dalam pertarungan panjang. “Terima kasih… karena telah memili

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 043

    Langit malam menggantung tenang di atas kota, diselingi kerlip lampu-lampu gedung pencakar langit. Di antara semua bangunan megah itu, hanya satu yang menjulang paling angkuh: Albrecht Tower. Dinding kacanya memantulkan cahaya malam dengan kemewahan yang menyilaukan, seperti istana kaca dari masa depan.Sebuah mobil coupe mewah berhenti di pintu masuk utama. Dari dalamnya, Bella Laurent melangkah turun dengan anggun. Gaun beludru hitam yang membalut tubuhnya menonjolkan lekuk tanpa berlebihan, sementara anting berlian kecil di telinganya memantulkan kilau halus setiap kali ia bergerak.Petugas lobi membungkuk tanpa banyak bicara, dan dalam hitungan detik, Bella sudah dibawa naik dengan lift pribadi—menuju lantai 51.Pintu lift terbuka dengan suara mendesing halus. Di depannya, terbentang koridor sunyi berlapis karpet kelabu, diterangi cahaya lampu gantung minimalis. Di ujung lorong, berdiri dua pria berjas hitam dengan earpiece—tak menyapa, hanya memeriksa wajahnya, lalu membuka pintu

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 042

    Jam menunjukkan pukul satu siang ketika cahaya matahari yang lembut menembus tirai tipis kamar Bella Laurent. Ia sedang duduk santai di sofa beludru di samping jendela, mengenakan gaun santai berwarna krem muda, sambil memutar-mutar gelas infused water yang belum disentuh.Di pangkuannya, tablet menyala menampilkan katalog tas terbaru dari rumah mode luar negeri, tapi pikirannya melayang. Kemarin malam—makan malam di mana tatapan Vincent Albrecht sempat bersinggungan dengan matanya, hanya sekejap... tapi cukup untuk membuat jantungnya berdetak kencang."Aku yakin dia melihatku," bisiknya pelan.Dan seolah menjawab pikirannya sendiri, ponsel di meja kecil tiba-tiba berbunyi. Notifikasi dari aplikasi eksklusif bernama LionLine, platform komunikasi terenkripsi milik kalangan ultra-elit.Bella mematung. Jarang sekali ada notifikasi dari aplikasi itu. Saat ia meraih ponsel dan membuka pesannya, matanya langsung membelalak.Pengirim: Vincent AlbrechtWaktu: 13.02Pesan itu pendek, tapi cuku

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 041

    Setelah pintu tertutup dan langkah kaki mereka menghilang di lorong, keheningan perlahan mengisi kamar itu. Hanya suara jam dinding yang berdetak pelan, seolah ikut menahan napas.Kael berdiri diam di samping Evelyne, matanya masih menatap pintu, seakan memastikan tidak ada yang kembali. Setelah beberapa detik, ia berbalik, memandang perempuan itu dengan pandangan yang lebih lembut dari biasanya.“Terima kasih,” ucapnya pelan. "Aku terharu kau berada di pihakku kali ini."Evelyne menatap Kael. Sorot matanya tajam namun tak sepenuhnya keras.“Aku melakukan ini karena wasiat Kakekku,” katanya dengan suara datar. “Tidak lebih.”Kael tidak menunjukkan reaksi. Ia hanya menatapnya dalam diam.“Aku menghormati Kakek lebih dari siapa pun di dunia ini,” lanjut Evelyne. “Dan karena itulah aku berdiri di sampingmu tadi. Jadi jangan salah paham, Kael.”Ia mengambil satu langkah menjauh darinya. “Namun aku penasaran… kenapa kau menantang Vincent?”Kael tetap diam, menunggu Evelyne menyelesaikan pe

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status