Share

Bab 019

Penulis: BOSSSESamaaaaa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-03 04:51:15

Pagi harinya, pukul 07:12.

Langit di luar jendela masih kelabu. Kabut belum sepenuhnya terangkat dari gedung-gedung tinggi. Di dalam ruangan bergaya minimalis itu, lampu meja menyala lemah, menyorot wajah pucat Evelyne yang belum beranjak dari kursi kerja sejak malam tadi. Rambutnya tergerai berantakan, ada lingkar hitam samar di bawah matanya.

Laptop-nya masih menyala, menampilkan puluhan email dari investor, media, bahkan beberapa karyawan yang mengajukan pengunduran diri. Semuanya menekan. Semuanya menusuk.

Dia menatap kosong ke layar.

Dan saat itulah, suara pintu terbuka—pelan namun mantap. Tidak ada ketukan. Hanya bunyi pelan gagang pintu diputar, disusul langkah sepatu kulit.

"Pagi," ucap Damian dengan nada tenang, hampir terdengar hangat, "Aku tahu kau belum makan pagi ini. Jadi aku bawain kamu makanan."

Evelyne mengangkat wajahnya, pelan.

"Bagaimana bisa kau masuk ke ruanganku, Damian?" tanya Evelyne dengan nada lemah. Jelas dia lelah, tidak punya waktu untuk marah.

"Apakah i
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 050

    Keheningan menjalar begitu panjang hingga waktu terasa seolah membeku.Kael tidak merespons. Tidak menatap siapa pun. Bahkan napasnya pun begitu tenang, terlalu tenang untuk seseorang yang baru saja kehilangan nyawa seorang kerabat—dan lebih dari itu, baru saja dipermainkan.Dia berdiri di sana, seperti patung yang tidak bernyawa. Namun, suasana di sekelilingnya masih begitu padat, begitu mencekik.Thorne melirik jam tangannya, lalu menatap Vincent seakan ingin bertanya—apakah mereka akan melakukan sesuatu? Tapi Vincent hanya mengangkat tangannya, memberi isyarat agar tidak ada satu pun yang bergerak. Ia tahu… kesalahan sekecil apa pun bisa jadi bencana dalam radius lima meter dari pria itu.Kael tetap tak bersuara.Napas orang-orang yang ada di lobi terasa terlalu nyaring di telinga. Detak jarum jam pun terdengar seperti dentuman palu godam di ruang sidang yang menanti vonis.Lima detik.Sepuluh detik.Tiga puluh detik.Satu menit.Masih diam.Dan akhirnya…Kael menarik napas perlaha

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 049

    Setengah jam berikutnya, ponsel Kael bergetar pelan di dalam sakunya. Getaran kecil—namun membawa beban besar.Satu pesan masuk, dengan label “PRIORITAS 9 – Tingkat Emas”.Dari: Grand Elder Vale."Rekaman CCTV dari area sekitar lokasi ditemukan. Sebagian besar telah dihapus secara profesional, tapi berhasil kami pulihkan melalui sistem pemantauan regional. Dalam rekaman, terlihat enam pria bertopeng membawa mobil Bella ke TKP, dan menghancurkannya di sana. Melihat Bella tidak melakukan apa pun selama prosesnya, ini menunjukkan bahwa dia telah tewas sebelumnya. Mereka sangat terlatih—gerakan militer dan sangat efisien. Kami menelusuri ciri khas fisik dan pola gerakan mereka. Salah satu dari mereka adalah mantan tentara bayaran yang kini bekerja di bawah Thorne; asisten pribadi Vincent. Ujung rantai membawa kita pada Vincent Albrecht. Dana operasional tim itu dilacak berasal dari salah satu rekening perusahaannya."Kael menutup pesan itu pelan, lalu berdiri lebih tegak.Sebuah bayangan

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 048

    Rumah Sakit Kota Elmridge – Pukul 22.46Ruang identifikasi jenazah selalu sunyi dan dingin. Cahaya lampu neon menyinari dinding-dinding steril yang tak menyisakan kehangatan. Di dalam ruangan itu, aroma disinfektan bercampur samar dengan bau kematian yang tak pernah benar-benar hilang.Petugas forensik berdiri di samping meja logam yang telah tertutup kain putih. Tatapannya datar, netral, seperti sudah terlalu sering melihat duka manusia. Di belakangnya, dua polisi berjaga—wajah mereka tegang, bersiap untuk menghadapi reaksi apapun dari keluarga yang akan masuk.Pintu kemudian terbuka perlahan.Hector melangkah masuk lebih dulu, diikuti oleh Grace, Mariana, dan terakhir Agatha. Tidak ada satu pun dari mereka yang bicara.Petugas memandang mereka sejenak, lalu bertanya dengan suara pelan.“Apakah Anda siap?”Tidak ada jawaban.Petugas itu menarik kain putih dengan satu gerakan halus.Dan di situlah Bella, terbujur kaku. Wajahnya pucat, bibirnya membiru. Ada luka memanjang di pelipis, d

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 047

    Bar Mewah di Pusat Kota – Pukul 22.03Lampu gantung kristal memantulkan cahaya temaram ke sekeliling ruangan yang eksklusif. Musik jazz lembut mengalun dari sudut ruangan, berpadu dengan suara gelas bersulang dan tawa kecil penuh kemenangan.Di tengah lounge mewah itu, keluarga Laurent duduk mengelilingi meja bundar. Hector mengenakan jas abu-abu elegan, bersandar santai dengan rokok menyala di jemarinya. Di sampingnya, Mariana sibuk menyesap koktail sambil memandangi kuku barunya. Grace terlihat jauh lebih tenang, dan bahkan Agatha, malam ini tersenyum lebih sering daripada biasanya.Di tengah meja, sebotol anggur mahal telah habis setengah, menandai betapa suksesnya malam ini di mata mereka.“Kau yakin dia akan mati?” tanya Grace sembari melirik Hector. Suaranya pelan, tapi penuh harap.Hector menyeringai. “Pale Raven tidak pernah gagal. Jika dia mengatakan ‘tidak perlu khawatir’... maka artinya Kael sudah menjadi sejarah.”Mariana mencibir, “Akhirnya kita bisa bebas dari makhluk me

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 046

    Pada titik ini, Kael menghela napas sebelum akhirnya berkata, "Jika Evelyne melihat kamarnya berantakan seperti ini, dia akan marah. Aku membutuhkan bantuan Vale lagi untuk ini."Ia mengambil ponsel yang ada di dekat kasurnya dan langsung menelepon Grand Elder Vale.Nada tunggu hanya berbunyi sekali sebelum suara dalam dan sopan terdengar dari seberang.“Ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia Penguasa Sekte Naga Langit?"“Vale... aku butuh bantuanmu lagi,” ujar Kael pelan, matanya memandangi noda darah yang mengalir di lantai, hampir mengenai kakinya. “Aku butuh pembersihan. Sekarang juga di mansion keluarga Laurent.”Terdengar keheningan sesaat dari seberang, lalu pertanyaan cepat, “Tingkat prioritas?”“Prioritas emas. Jendela sisi timur lantai tiga mansion keluarga Laurent—bingkai persegi kayu jati. Sementara kacanya... hmm... kukirim saja fotonya agar lebih detail. Warna tembok: abu keperakan, sedikit mengilap, tinggi empat meter. Ada retakan lebar akibat benturan tubuh, sekitar satu

  • Ngakunya Pengangguran, Ternyata Penguasa Dunia    Bab 045

    Pale Raven tidak menjawab. Tapi matanya mengerut sedikit. Ada tekanan yang aneh, seolah dia yang sedang dinilai.Kael berdiri. Tubuhnya tegap, wajahnya kini sepenuhnya serius. Tidak ada kesan ‘menantu tidak berguna’ di matanya. Yang berdiri di hadapan Raven sekarang adalah sesuatu yang jauh berbeda dari yang dikatakan Hector."Semua orang ingin aku mati, tapi hanya sedikit yang cukup bodoh untuk mencobanya langsung. Dan perlu kau ketahui, tidak ada satu pun dari mereka yang selamat," kata Kael dengan nada mengejek.Detik berikutnya, suhu kamar seolah menurun. Bukan karena sihir, tapi karena kehadiran, dominasi, dan aura dari seseorang yang dianggap sampah dan beban.Ini membuat Pale Raven menyadari satu hal. Kael akan menjadi lawan terberat yang pernah dia hadapi selama karirnya.Pada titik ini, dia diam. Dalam pikirannya, kalkulasi baru mulai terbentuk. Metode awal—meniru surat bunuh diri, terlebih memaksanya untuk menulis suratnya sendiri—semuanya mustahil dilakukan.Pria ini... buk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status