Share

Bertemu Kembali

Author: Rien Rini
last update Last Updated: 2021-03-31 12:28:32

 “Eh, mau ke mana?” tanya Meliana, ia tahan tangan Rika.

 Rika terpaksa mundur kembali, ia tahu Meliana sudah tidak ingin bertemu kembali dengan Arga, masa lalu mereka sangatlah buruk.

 “Lihat siapa?” Meliana bertanya kembali, tidak mungkin bila ada pria yang mendadak melambaikan pada Rika di taman ini.

 “Ti-tidak, aku lupa mau apa tadi. Kau mau membeli sesuatu?”

 Meliana edarkan matanya, mulai memilih makanan dan minuman apa yang ingin ia beli.

 Tiba-tiba satu tangannya terangkat dan menunjuk ke arah pedagang kembang gula, Meliana sangat suka itu sejak dulu dan kembang gula bisa membuat dirinya lupa dengan masalah yang sedang ia hadapi.

 “Belikan aku itu, kau tadi berjanji akan membelikan apa saja yang aku mau, bukan?”

 Astaga,

 “Kau tidak bosan apa makan kembang gula?” Rika berusaha mengalihkan perhatian Meliana, ia lihat sekali lagi orang-orang yang tengah duduk di dekat pedagang itu.

 Dan Rika akhirnya bisa bernafas lega, pria yang ia duga mirip dengan Arga itu sudah tidak ada, dia yakin tadi hanya salah melihat saja. Di tempat duduk itu hanya ada pria paruh paya, bukan Arga dan temannya.

 Rika yang tadinya menolak, memutuskan untuk mengajak Meliana membeli kembang gula kesukaannya itu, bahkan ia berjanji akan membelikan sebanyak Meliana mau, dia sangat berharap hati Meliana sedikit lebih tenang dan semua permasalahan itu terlupakan.

 Walau Meliana tidak bercerita kepadanya, Rika paham dengan apa yang Meliana rasakan, ada duka dan luka yang mendalam di hati Meliana, sangat dalam sampai air mata pun tidak mau ke luar untuk meringankan rasa sakit itu.

 “Aku mau yang warna hijau,” ucap Meliana antusias.

 “Kau seperti bocah ingusan saja, kita ini sudah 27 tahun, Mel!”

 “Biar, week!” balas Meliana, ada senyuman yang melebar ketika kembang gula itu mulai diputar dan siap untuk ia lahap.

 Baru saja Rika ingin memilih warna dan Meliana membuka mulut untuk melahap kembang gula miliknya, tiba-tiba satu wajah pria yang tidak asing itu membuat semuanya terhenti.

 Kembang gula yang Meliana pilih dengan wajah sumringah tadi jatuh bercampur dengan tanah, bibirnya kembali rapat dan matanya berubah menjadi tajam, Meliana putuskan untuk pergi dan menjauh dari tempat itu.

 “Kalian?” Rika kerutkan keningnya, ia jelas tidak lupa dengan wajah Arga dan Juna, mereka dulu sering menghabiskan waktu bersama.

 Juna lambaikan satu tangannya, “Ha-hai, Rik.”

 “Ini petaka, aku harus pergi,” putus Rika, ia bayar kembang gula itu lalu memutar langkah, mengejar Meliana saat ini adalah hal yang paling utama.

 “Rik!" Seru Juna, dia ingin mengejar, tapi terhalang oleh Arga.

 “Biarkan saja,” ucap Arga.

 Meliana lebarkan langkahnya, dia tidak mau dan harus segera pergi dari taman ini, dia tidak menyangka kalau akan bertemu Arga, hatinya bukan semakin sembuh, tapi semakin sakit bila bertemu dengan pria itu.

 Hari yang tidak pernah Meliana harapkan, susah payah dia menjauh dari Arga dulu, ia patahkan sendiri harapan juga perasaannya yang belum tersampaikan, memilih untuk sama-sama sakit demi sebuah kebahagiaan yang tidak akan pernah ia sentuh.

 “Aku tidak mau bertemu dengannya, aku mau pulang!” Meliana minta kunci mobil itu.

 “Tolong, Mel ....”

 “Apa, mau apa?” Meliana terus memaksa Rika untuk memberikan kunci mobil itu, Rika tetap tidak mau.

 “Kau harus menjelaskan pada Arga apa yang terjadi dulu, kalian itu teman baik dan kesalah pahaman itu harus kalian perjelas,” cetus Rika sembari menekan kedua bahu Meliana.

 Wajah Meliana berubah pias, “Itu tidak penting, aku dan dia sudah tidak ada hubungan apapun, termasuk teman. Kita orang asing yang tidak akan pernah saling mengenal-“

 “Kenapa?” Arga mendadak muncul di dekat Meliana dan Rika.

 Meliana balikkan tubuhnya, suara itu masih bisa ia kenal dengan jelas, tanpa melihat saja dia tahu kalau itu Arga, bahkan derap langkahnya bisa Meliana tebak.

 Kisah itu sudah lama dan sudah mereka kubur, tapi pertemuan ini entah kenapa membuat hati mereka semakin keras dan lemah sekaligus.

 Kalau Meliana bisa menutup buku dan membuka lembaran baru dengan sangat mudah, tapi tidak untuk kisahnya bersama Arga. Bahkan, hal serupa juga Arga rasakan meskipun bibirnya berucap tidak mau bertemu Meliana.

 “Apa yang terjadi?” tambah Arga.

 “Kasih ke aku kuncinya, Rik!” Meliana paksa Rika sekali lagi.

 ***

 Rika duduk pada akhirnya, ia paksa Meliana untuk tidak pergi karena Juna juga berusaha membuat Arga menurut dan mengesampingkan masalah pribadinya bersama Meliana.

 Baik Arga maupun Meliana tidak ada yang saling menyapa, bahkan melihat wajah masing-masing saja tidak, mereka mengubah fokus ke arah lain meskipun telinga lebar itu mendengarkan setiap jawaban dan ucapan yang terlontar.

 “Kalian sudah lama tidak bertemu, bukankah lebih baik untuk menjalin hubungan baik lagi?” Juna sepakat untuk menjadi penengah bersama Rika.

 “Benar, lupakan semua yang terjadi di masa lalu dan-“

 “Kau tidak tahu apa yang terjadi!” potong Meliana, ia menunjuk kesal pada Rika.

 “Kalau begitu perjelas semuanya, Arga juga harus tahu apa yang terjadi,” balas Rika, ia tekankan sekali lagi pada Meliana untuk mengakhiri kesalah pahaman ini.

 Setelah semuanya jelas, Rika berjanji tidak akan memaksa Meliana untuk melakukan apapun, entah Meliana pada akhirnya tidak akan menjalin hubungan baik kembali bersama Arga atau sebaliknya, Rika berjanji tidak akan ikut campur.

 Rika hanya berharap semua ini selesai, ia rasa Arga juga harus tahu, pria itu memang terlihat acuh karena dia bukanlah Arga yang dulu, Rika dengar Arga sudah menikah, tapi sampai detik ini tidak ada yang mengaku kalau istri Arga telah tiada.

 “Aku tidak mau menjelaskan apapun,” putus Meliana, ia ambil ponselnya dan bersiap untuk kembali ke mobil.

 “Aku juga tidak butuh penjelasan apapun, aku sudah menikah dan tidak baik berbicara dengan dia,” ucap Arga dengan wajah mengeras.

 Meliana sunggingkan senyum mirisnya, ia menoleh pada Arga dan mengunci tatapannya, ia pun menunjuk benci Arga.

 “Benar, kau tidak baik berbicara dengan orang seperti aku, apalagi kau sudah menikah, itu pasti akan sangat menyakiti hati istrimu ... Walaupun aku bukan janda yang selalu dipandang sebelah mata, aku juga tidak akan berbicara denganmu!” ucap Meliana tegas.

 Untuk pertama kalinya Rika melihat air mata ke luar dari mata Meliana, bukan soal perpisahannya dengan Natan ataupun niatan Natan untuk menikah lagi, tapi karena ucapan dan pertemuannya dengan Arga.

 Meliana tinggalkan tempat itu, ia rebut kunci mobil di tangan Rika dan berjalan lebih dulu.

 “Kata-katamu menyakitinya, Ga, sialan!” Rika kejar temannya itu, meninggalkan Arga dan Juna tanpa penjelasan tambahan.

 Meliana hapus air matanya yang terus saja menganak sungai, dia tidak akan sakit hati bila orang lain yang mengatakannya, tapi bila itu Arga, hatinya tidak bisa menerima.

 Apa dia masih mencintai Arga sampai detik ini?

 Apa dia belum move on?

 Meliana tutup wajah basahnya, ia menangis seorang diri, bukan karena perasaan sukanya dulu pada Arga, tapi ada hal lain yang tidak semua orang tahu akan rasa sakitnya dulu, termasuk Arga sendiri.

 “Mel-“

 “Aku mau pulang,” potong Meliana, ia pejamkan matanya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nice to Meet You Again   Nice To Meet You Again, Mel

    Natan dan semua masa lalu itu sudah berlalu kini, bahkan maaf yang sempat tertunda dan termaafkan tanpa diminta sudah berlayar juga hari itu.Meliana tatap lembar kosong di tangannya, itu milik Kirana seutuhnya, dia dan Arga telah berjanji untuk menutup masa lalu dan mengukir kenangan indah baru bersama.Biarlah cerita buruk yang mereka lewati di masa itu menjadi dogeng untuk anaknya sebelum tidur tanpa dia tahu siapa peran sesungguhnya di dalam sana.Hari ini, yang ada di depan Kirana hanyalah keluarga yang bahagia, keluarga yang mengenal banyak karakter yang lengkap di mana pembuat senyum dan keributan bercampur menjadi satu."Sayang, mana Kiran?" Arga memeluk pinggang yang kembali ramping itu, mengecup singkat pipi merah istrinya."Dia ada di kamar ibu, hari ini giliran ibu yang menjaganya. Dia menjadi rebutan di rumah ini, kenapa?" Meliana goyangkan sedikit tubuhnya, ke kanan dan kiri sampai Arga mengikutinya

  • Nice to Meet You Again   Maaf untuk Meliana

    "Kita harus pergi dari rumah ini, kamu dan aku!" Natan menatap lurus istrinya, tekadnya sudah bulat untuk hidup mandiri tanpa bayang-bayang ibunya.Fira masih belum paham apa maksud suaminya itu setelah semalam tak kembali ke kamar dan mereka terdiam cukup lama."Cepat, Fir!" titahnya mengeraskan suara."Iya, tapi dengarkan aku dulu!"Tidak, Natan tidak mau mendengarkan apapun dari Fira, intinya hari ini juga mereka harus ke luar dari rumah itu meskipun banyak larangan yang mengecam keduanya.Fira kemasi baju-baju yang sudah Natan pilihkan, ia kemudian berhenti sebentar saat ibu mertuanya berdiri di depan kamar mereka."Hentikan, Natan!" pinta sang ibu."Tidak, mau apa Ibu? Aku akan hidup sendiri bersama istriku, sudah cukup kekacauan yang Ibu buat, kali ini aku tidak mau mengulang kesalahan yang sama. Aku tidak akan menuruti kemauan Ibu untuk meningga

  • Nice to Meet You Again   Penyesalan

    Dia pulang membawa kecemasan dan rasa sesal yang menggunung, dari tangan dan isi kepalanya, Meliana masuk dan terbuang dari rumah ini.Anak lelakinya yang malang, setelah menikah dengan Fira untuk kedua kalinya, Natan tampak tak berselera dan tak punya pandangan hidup.Sungguh, berbeda saat Natan bersama Meliana dulu, selalu ada hal baru yang membuatnya marah, tapi Natan suka itu.Pandangannya masih tertuju pada Natan, wajahnya kian menua dan kebahagiaan seolah terampas dari hidupnya.Bukan salah Meliana atau Natan, tapi salahnya sebagai ibu yang tak bertanggung jawab atas kehidupan putranya sendiri.Ia kira akan lebih baik memisahkan gadis seperti Meliana dari anaknya, yang terjadi saat ini justru sebaliknya, rumah ini terbangun asal ide dan usulan Meliana, setiap sudutnya masih mengingatkan dan bisa mereka dengar gelak tawa Meliana di sana.Kalau saja waktu bisa

  • Nice to Meet You Again   Tim Rumpi

    Pletak,Surti sentil kening anaknya yang tengah hamil muda itu, seperti biasa dan Juna sudah paham itu, di mana ibu mertua dan istrinya akan bertengkar setiap kali mereka bertemu.Sungguh, tidak akan pernah ada kedamaian di pertemuan mereka sebelum saling bersorak dan memprotes."Apa cucuku tumbuh baik di perut berlemak ini?" tanya Surti."Sur, kau ini!" Heri sudah lelah menegurnya, bahkan sudah menghabiskan satu botol air mineral, padahal baru saja tiba.Surti mengetuk perut Rika sebelum memutuskan untuk duduk ke samping Heri.Banyak barang yang mereka bawa dari kampung untuk anak Meliana, mereka harus pergi ke rumah sakit sekarang mengingat Heri ingin segera menggendong cucu pertamanya itu."Aku tidak bekerja, Bu. Tenang saja, kita akan berangkat setelah Rika mandi," ujar Juna.Plak,Beruntung Heri tahan laju tangam Su

  • Nice to Meet You Again   Nice To Meet You, Baby

    "Ibuuuuu," panggil Meliana merintih, ia tidak tahan lagi dengan rasa sakit yang ada. Kedua tangannya terus meremat dan kini berpindah ke sisi ranjang dengan kedua kaki yang sudah tertekuk naik. Penyanggah di sana terpasang dengan baik, dokter dan timnya sudah bersiap di bawah beserta alat medis untuk penanganan berikutnya. Kali ini penanganan pasien khusus di mana ditemani oleh dua orang sekaligus, Meliana tidak mau melepas tangan Neni ataupun Arga, dia mengunci kuat dengan mata basahnya saat tangan itu dipaksa pindah ke sisi ranjang. Neni meminta kelonggaran dengan alasan yang sama di mana hanya dia ibu dari Meliana, bahkan cerita masa lalu terukir di sana, bergelimang dan terdengar hingga berlinang air mata. "Ibu, Arga!" Meliana memanggil sekali lagi saat gelombang dahsyat itu menyerangnya. Arga mendekat, ia usap kening dan kecup dalam di sana, tidak ada yang bisa ia lakukan selain dua hal it

  • Nice to Meet You Again   Putaran Waktu

    Heri tak berhenti mengirimkan doa untuk anaknya yang tengah berjuang itu, begitu juga Surti yang ada di dekatnya, menyiapkan segala hal yang mungkin bisa mereka bawa ke rumah Arga, mereka akan menggantikan posisi Neni dan Harto di rumah itu mengingat Rika juga sedang hamil muda, butuh kekuatan pendamping agar tidak terlalu larut dalam suasana mencekam yang ada.Sementara di rumah sakit,Arga usap punggung dan perut bawah istrinya tanpa henti, matanya sudah sangat berat, tapi rintihan Meliana membuatnya kuat seketika.Arga tak hentinya melantunkan doa yang bisa membantu istrinya tenang, sedangkan Neni untuk sementara duduk karena tubuhnya ikut lemas.Semakin bertambah pembukaan Meliana, rasa sakit itu semakin dahsyat, semua berharap yang terbaik, entah itu normal atau nanti Meliana harus caesar, tidak masalah.Neni hanya ingin menantu dan cucunya itu sehat bersama, selamat dan bisa berada di dekatnya segera.

  • Nice to Meet You Again   Rembesan Air

    Malam itu, Meliana siapkan makanan kesukaan suaminya, perut yang membesar mungkin menghalanginya untuk bergerak cepat, tapi tidak membuat Meliana lantas malas untuk melayani suaminya.Arga masih mendapatkan apa yang ia mau, termasuk hak berkunjung pada buah hatinya itu."Dia makin suka bergerak ya, sayang?" tanya Arga sembari mengusap perut besar itu, menerima suapan dari sang istri yang terlihat mengembang akhir-akhir ini, apalagi bagian pipi Meliana. Meliana mengangguk, "Dia suka nyapa orang kayaknya, sampai kalau ada abang sayur itu waktu pagi, aku sama ibu kan milih, dia ikut gerak nonjol ke kanan atau kiri gitu loh, Ga," ungkapnya."Beneran? Penasaran aku sama dia jadinya, nggak sabar Ayah ketemu kamu, Dek sayang." Satu kecupan mendarat di perut buncit itu.Meliana terkekeh, anaknya itu terbilang sangat aktif, tapi saat mereka melakukan USG, dia sama sekali tidak menampilkan wa

  • Nice to Meet You Again   Lemah Lembut dan Keras Kepala

    Harto buka pintu kamar yang sontak tertutup rapat itu, Neni tampak di dalam sana dengan mata yang basah.Wanita itu berusaha menenangkan diri setelah mengomel di depan seolah memberi sambutan pada Rika dan Juna."Kabar baik yang kau dengar, lalu kenapa kau menangis?" tanya Harto.Neni menoleh, "Aku hanya terlalu senang dan aku tidak mau menunjukkannya pada anak-anak itu," jawabnya."Astaga, mereka kira kau tidak suka sampai Rika menangis di pelukan Amel."Klek,Belum selesai Harto berbicara dengan Neni, Meliana yang baru saja ia sebut itu masuk ke kamar, ia balikkan tubuhnya lalu mengulas senyum di sana."Boleh aku bicara dengan Ibu?" tanyanya."Kenapa? Kau mau berceramah padaku apa?" tuduh Neni ketus, tapi satu tangannya terulur meminta Meliana mendekat.Meliana sambut tangan itu, ia lantas duduk ke samping Neni dan berhadapa

  • Nice to Meet You Again   Restu Neni itu Segalanya

    Masih ingat dibenak Rika akan kejadian bulan lalu di mana dirinya harus berlari keliling rumah Arga tanpa alas kaki sebanyak sepuluh kali karena melakban mulut Neni dengan sengaja.Ia masih keukeh sampai hari ini untuk tidak terlalu banyak bicara pada ibu Arga dan ibu mertua Meliana itu, sekedarnya saja dan tetap melakukan apa yang Neni anjurkan selama proses programnya."Apa aku harus bersujud kepadanya, hah?" Rika berkacak pinggang."Kau tahu semua ini berkat bimbingan dan bantuan darinya, kenapa kau kejam sekali?" balas Juna, menyerah sudah kalau Rika mengibarkan bendera perang pada Neni.Aku harus apa dan aku masa bodoh, itu yang ada dibenak dua orang yang sedang mondar-mandir di depan rumah.Mereka endak berangkat ke klinik untuk pemeriksaan lanjutan, satu bulan pertama proses program kehamilan ini, mendekati hari datang bulan berikutnya, Rika wajib kontrol untuk memeriksakan kandunga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status