Share

Bab 67

Penulis: Allensia Maren
last update Terakhir Diperbarui: 2025-07-24 01:50:36

“Maksud Kakak, masa lalu seperti apa?” Caroline mengangkat alis, senyumnya mengembang penuh rasa ingin tahu. Ia terkekeh pelan, lalu bersedekap sambil tetap menatap Alina lurus-lurus.

“Kalau soal percintaan…” Caroline memiringkan kepala, suaranya merendah seolah sedang membocorkan rahasia penting. “Kakak tenang saja. Sepupuku itu belum pernah sekalipun menjalin hubungan dengan wanita.”

Dia lalu mencondongkan tubuhnya ke depan, menurunkan suaranya. “Aku sudah pernah bilang. Seluruh keluarga kami bahkan sempat yakin dia tidak tertarik sama perempuan.”

Senyumnya melebar nakal. “Jadi, aku benar-benar penasaran, Kakak pakai jurus apa sampai beruang kutub itu bisa luluh?”

Rasa hangat perlahan hinggap di pipi Alina. Kini kedua pipi wanita itu memerah seperti tomat.

“Kamu ada-ada saja. Aku bertemu dengan dia hanya karena salah paham, dan tidak menyangka hubungan kami akan berlanjut sampai menikah,” ujar Alina seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Lalu sebelum Carolline bertanya balik
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 71

    Alina mengangguk. Dengan satu gerakan lembut ia meraih satu tangan Gallen dan menggenggamnya. “Saat aku bertengkar dengan Ibu, saat aku menangis dan butuh sandaran, saat aku tak tahu harus mengadu pada siapa… kamu selalu ada untukku.” Sudut bibir Alina terangkat, meski sedikit canggung. Ia tahu mungkin Gallen akan merespons dingin, tapi ia tetap berusaha percaya diri. “Rasanya tidak adil kalau aku nggak peduli padamu, kan?” Gallen menyipitkan mata, tatapannya tajam. “Jadi kamu bagi beban cuma supaya kita impas?” Semangat Alina perlahan mengendur. Sejak awal, meyakinkan Gallen memang seperti menguras laut yang tak pernah surut. Namun, ia tidak akan menyerah. Ia tetap ingin bertahan sampai titik darah penghabisan. “Bukan begitu maksudku. Aku sadar, kita berdua punya masalah yang hampir sama. Kamu suamiku. Wajar kalau seorang istri ingin memahami suaminya. Bukannya malah menambah beban. Lagi pula, di hadapan makam Mama… mana mungkin aku cuma bicara omong kosong?” Hela napas mel

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 70

    Alina hanya mengangguk sebagai jawaban.Dalam benaknya hanya ada dua kemungkinan: Gallen membawanya ke tempat bersantai sekadar menikmati liburan setelah hari yang sibuk dan panjang, atau ke tempat yang sangat spesial baginya.***Bagi keluarga Sankara, tidak ada yang mustahil.Dengan kekayaan dan kuasa yang mereka miliki, seribu candi pun bisa dibangun bila mereka mau.Termasuk tempat yang dikunjungi Alina pagi itu.Tanah seluas puluhan hektar, setara dengan lahan pabrik, telah disulap menjadi kompleks pemakaman mewah.Kalau bukan karena menjadi istri Gallen, orang biasa seperti Alina mungkin tak akan pernah menginjakkan kaki di sana. Alina melangkah perlahan di atas lempengan andesit yang membentang rapi di halaman pemakaman. Langkahnya berusaha mengimbangi Gallen yang berjalan tenang tetapi cepat, sambil tetap menjaga keranjang bunga segar yang ia genggam erat di tangan kanan.Hingga akhirnya, Gallen berhenti di depan sebuah pusara besar.Saking megahnya, Alina sempat mengira seti

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 69

    Alina sudah menarik napas dalam-dalam. Jika saja Carolline membuka pintu dan melihat mereka dalam posisi yang intim lagi, ia bisa salah paham. Bisa gawat kalau Carolline mengira Alina meninggalkannya hanya untuk bermesraan dengan Gallen.Untung saja, panggilan Belinda mengalihkan perhatian gadis itu. “Nona Carolline, ada panggilan dari ponsel Nona.” Begitulah suara Belinda yang terdengar oleh Gallen dan Alina. Tuas pintu kembali ke posisinya. Detik berikutnya mereka mendengar suara langkah yang menjauh. Darah Alina seketika kembali mengalir. Hanya saja jarak yang hanya sejengkal dengan tubuh Gallen tak bisa membuat dadanya tenang.“Gallen…,” Alina berbisik gugup. “Lepaskan aku.”Namun, Gallen tidak menjawab.Sebaliknya, pria itu justru mendekat. Tubuhnya condong ke depan, wajah mereka hanya terpaut beberapa jari. Napas hangatnya menyapu pipi Alina, membuat bulu kuduknya meremang.Jantung Alina berdegup kencang, matanya membulat panik. Apa yang akan dilakukan pria ini?“Gallen...?” Ia

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 68

    Gallen menurunkan ponselnya perlahan, jemarinya yang kokoh menyelipkan benda itu ke dalam saku jas hitamnya yang tampak rapi tanpa cela. Tatapan matanya jatuh pada Alina, menelusuri wajah perempuan itu dengan diam penuh arti. Hanya sekejap, tapi cukup untuk membuat Alina menahan napas.Tanpa sepatah kata pun, pria itu mengulurkan tangan.Alina memandangnya dengan alis berkerut. “Kamu mau apa?” bisiknya, ragu.“Tanganmu,” balas Gallen pelan, datar, namun nadanya membuat Alina tak punya pilihan untuk menolak.Jantungnya berdetak lebih cepat. Meski tak memahami maksud Gallen, ia tetap mengulurkan tangan, membiarkannya menggenggam jemarinya. Cengkeramannya tidak kasar, namun juga tidak lembut. Tegas—seolah menyampaikan bahwa ia tak mau dibantah.Tanpa menjelaskan apa pun, Gallen menarik Alina menyusuri lorong sunyi hingga berhenti di depan sebuah ruangan tertutup. Dengan satu tangan, ia mendorong daun pintu, membuka ruangan itu. Di tengahnya, sebuah meja bundar telah ditata rapi. Piring,

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 67

    “Maksud Kakak, masa lalu seperti apa?” Caroline mengangkat alis, senyumnya mengembang penuh rasa ingin tahu. Ia terkekeh pelan, lalu bersedekap sambil tetap menatap Alina lurus-lurus.“Kalau soal percintaan…” Caroline memiringkan kepala, suaranya merendah seolah sedang membocorkan rahasia penting. “Kakak tenang saja. Sepupuku itu belum pernah sekalipun menjalin hubungan dengan wanita.”Dia lalu mencondongkan tubuhnya ke depan, menurunkan suaranya. “Aku sudah pernah bilang. Seluruh keluarga kami bahkan sempat yakin dia tidak tertarik sama perempuan.”Senyumnya melebar nakal. “Jadi, aku benar-benar penasaran, Kakak pakai jurus apa sampai beruang kutub itu bisa luluh?”Rasa hangat perlahan hinggap di pipi Alina. Kini kedua pipi wanita itu memerah seperti tomat. “Kamu ada-ada saja. Aku bertemu dengan dia hanya karena salah paham, dan tidak menyangka hubungan kami akan berlanjut sampai menikah,” ujar Alina seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.Lalu sebelum Carolline bertanya balik

  • Nikah Kilat: Terjebak Pesona Tuan Muda Posesif   Bab 66

    Suara kertak pintu mendadak membelah keheningan, terdengar nyaring ke segala penjuru.Jemari Alina sontak gemetar, beradu cepat dengan detak jantungnya saat ia buru-buru menyelipkan beberapa dokumen ke balik tumpukan berkas lain.Langkah sepatu kulit terdengar mantap menyusul di belakangnya.Gallen telah melangkah masuk. Sosok pria itu berdiri tegak di ambang pintu, matanya langsung tertuju pada Alina yang tampak sibuk di sudut ruangan—berpura-pura mengatur isi lemari, meski sorot matanya tak bisa menyembunyikan kepanikan.“Apa yang sedang kamu lakukan?” tanyanya, seraya berjalan mendekat.Alina menelan ludah. Ia cepat-cepat menutup pintu lemari dan berdiri, sebuah senyum tipis menyusul terbit.“Aku sedang mencari tempat untuk menyimpan alat-alat kecil ini,” ujarnya seraya menunjukkan beberapa benda di tangannya, “tapi semua lemari ternyata sudah penuh.”Alina berusaha menjaga wajahnya tetap netral, tetapi tatapan Gallen yang bergerak menyisir tubuhnya dari kepala hingga kaki.Sejenak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status