Share

Langkah Awal Balas Dendam

Author: Amegatari
last update Last Updated: 2023-09-01 15:22:04

Drrrttt…

Sebuah panggilan masuk dengan nama kontak Nathan Sayang muncul di layar ponsel pintarnya. Erin terdiam selama beberapa waktu, ia menghela nafas berkali-kali sebelum mengangkat telfon itu.

“Sayang, sekarang kamu dimana? Maaf aku baru lihat chat mu.”

“Ini aku udah di booth BEM, kamu dimana? Semuanya nyariin,” 

“Ehmm tadi ada urusan, ini udah mau jalan kesana.”

“Oh gitu, oke.”

Tuttt… Erin langsung mematikan ponselnya karena enggan berbicara lebih lama dengan laki-laki itu.

Nathan mengernyitkan keningnya. ‘Aneh, biasanya dia terdengar ceria dan bersemangat, tapi tadi suaranya kayak dingin banget… .’

“Kenapa Nathan?” tanya Mina penasaran.

Natahan tersenyum. “Nggak kenapa-kenapa kok.”

Tidak lama kemudian Gerry muncul. “Woi Jonathan, lu kemana aja sih? Sebentar lagi mau mulai lagi nih acaranya.”

“Sorry tadi ada urusan mendadak,” jawab Nathan dengan ekspresi tanpa dosa.

Gerry melirik sekilas ke Mina yang ada di samping Nathan, ia hanya geleng-geleng kepala saat menebak urusan penting yang dimaksud Nathan.

“Yaudah cepet kesana,” ucap Gerry kesal, ia segera berlalu pergi.

Nathan dan Mina menuju tempat acara. Banyak mahasiswa baru yang sudah berkumpul di depan panggung kecil dengan proyektor di kedua sisinya.

“Eh itu laptopnya cabut dulu dari proyektor di booth,” ucap Layla yang tampak sedang buru-buru.

Rian dengan sigap segera melakukan apa yang diminta Layla lalu segera menuju ke arah samping panggung.

“Ck, nggak ada yang bener semua kerjaannya,” gerutu Layla lagi.

Setelah semua siap, Nathan naik ke panggung kecil sambil tersenyum. “Selamat siang semuanya.”

“Siang kak!” jawab mahasiswa baru itu kompak.

Nathan memberi sambutan singkat. Kali ini memang giliran BEM Fakultas mempromosikan organisasinya setelah semua organisasi jurusan maupun UKM selesai promosi pagi tadi.

“Jadi apa aja sih kegiatan di BEM itu? Yuk lihat foto dokumentasi berikut ini… .” Nathan langsung memberi kode kepada Rian yang sudah siap di tempatnya.

Slide foto awal mulai ditampilkan, Nathan menjelaskan tentang beberapa kegiatan yang dilakukan oleh anggota BEM tahun lalu. Pada slide ke 10 saat sedang fokus menjelaskan, semua mahasiswa baru yang ada di tempat itu memandang ke arah depan dengan ekspresi kaget. Semua yang ada disana tampak berbisik-bisik.

Nathan yang bingung pun menoleh ke belakang. Ia melihat foto dirinya sedang berciuman dengan Mina. Rian terkejut dengan apa yang dilihatnya di layar laptopnya dan langsung mematikannya.

Nathan memandang ragu ke arah teman-temannya yang melihatnya dengan ekspresi kaget. Riza langsung naik ke panggung dan menarik Nathan turun. Beberapa saat kemudian Layla yang merupakan wakil ketua akhirnya naik menggantikan Nathan untuk meredakan suasana yang kacau itu.

Rian langsung mengamankan tiga foto yang ada di dalam folder tersebut lalu memeriksa kembali semuanya sebelum ditampilkan ulang. Semua pengurus BEM dan juga pengurus organisasi jurusan yang ada di tempat itu memandang Mina dengan ekspresi tidak percaya.

Perempuan yang dikenal sebagai seorang berprestasi dengan kepribadian yang baik berperilaku seperti itu?

Riza langsung menarik paksa Nathan menjauh dari tempat acara. “B*ngsat lu ngapain? Lu ada hubungan sama Mina? Baju di foto itu sama kayak baju yang lu pakai sekarang kan? Lu tadi malah ngilang dan begituan sama Mina saat anggota BEM lain sibuk sampai nggak sempat sarapan?”

Nathan tampak merasa dijebak dan dipermalukan di depan umum. Hal yang mengejutkannya adalah foto tersebut itu baru saja diambil beberapa saat yang lalu saat ia bersama Mina. ‘Siapa yang memotret dan memasukkanya ke dalam folder itu?’

“Woi Nathan b*ngsat!” panggil Gerry salah satu ketua divisi di BEM Fakultas yang juga teman Nathan

Nathan tidak menjawab pertanyaan Riza dan tidak menjawab panggilan kasar dari Gerry. Ia tetap diam di tempatnya dengan ekspresi kacau.

“Hahh… Nggak tau lagi dah gue, sialan!” ucap Riza yang kemudian langsung pergi meninggalkan Nathan dan Gerry.

“Wah parah lu, udah gue suruh hati-hati masih aja sembarangan… ,” ucap Gerry kesal.

“Siapa yang tanggung jawab nyiapin bahan buat foto kegiatan yang ditampilin itu?” tanya Nathan dengan ekspresi dingin.

“Harusnya sih gue sama Rian, tapi tadi semua diurus Layla karena anak-anak tadi makan.”

Nathan mengepalkan tangannya. Masalah kali ini tentu saja akan menjadi masalah besar nantinya. Ia tidak memiliki jalan lain untuk kabur.

“Gue kesini cuma ngasih tau sementara gue nggak bisa bantuin apa-apa dulu, jadi kali ini coba bersihin nama lu sendiri, ya walau sulit,” ucap Gerry sambil tertawa. Ia langsung pergi begitu saja meninggalkan Nathan yang masih terdiam di tempatnya.

Nathan mengepalkan tangannya. Ia mencurigai Layla yang melakukan itu semua karena sejak awal perempuan itu tahu hubungannya dengan Mina. Laki-laki bermata hitam itu lebih memikirkan reaksi Erin nanti. Jika sampai gadis itu marah tentu saja semua bantuan yang diberikannya akan langsung dihentikan.

“Ck, b*ngsat!”

***

Di tempat lain…

.

.

Erin terdiam menatap kosong ke arah orang-orang yang melihatnya dengan tatapan kasihan. Tentu saja hampir semua orang mengetahui hubungan spesialnya dengan Nathan. Gadis bermata coklat itu menghela nafas panjang lalu mendekat ke arah Mina yang tampak ketakutan. Ia mengambil paksa kacamata yang sedang digunakan gadis berambut pendek itu.

Plakkk…

Erin menampar Mina dengan penuh amarah. Semua yang ada disana hanya diam menyaksikan hal tersebut.

“Nggak tahu diri perempuan j*lang!” ucap Erin dengan ekspresi dingin.

“Erin hentikan!” ucap seorang laki-laki saat Erin hampir menampar lagi perempuan di hadapannya itu.

“Wah, pasangan yang serasi,” ucap Erin sambil memandang Nathan dengan tatapan tajam.

Plakk…

“Kamu juga sama aja, laki-laki br*ngsek!”

Perih, tangannya memang terasa perih karena menampar terlalu keras, tapi hatinya terasa lebih pedih. Erin segera berlari menjauh dari kerumunan itu. Semua anggota BEM langsung mengalihkan acara dan mengamankan Mina serta Nathan ke ruangan lain.

“Wah? Pertunjukan yang menarik,” gumam Daniel pelan.

“Pertunjukkan apaan? Orang lagi ribut gitu… ,” jawab Sandi dengan ekspresi kesal.

“Oi San, lu aja yang gantiin gue promosi.”

“Hah? Mau kemana lu?”

“Ada urusan, gantiin gue ya? Thanks.” Daniel segera berlalu pergi setelah mengucapkan hal itu.

“Nih anak seenaknya aja… .”

“Woi ini mana perwakilan Senat yang mau promosi?” tanya Rian setengah berteriak.

Sandi menghela nafas panjang lalu mengangkat tangannya. “Saya.”

Rian mengangguk lalu mempersilakan Sandi bersiap. Ia mencoba memeriksa terlebih dahulu file yang diberikan karena takut ada kejadian sama terulang.

Suasana masih belum kembali tenang. Banyak mahasiswa yang masih berbisik membicarakan kejadian beberapa saat yang lalu. Beberapa diantaranya ada yang merekam dan membagikan kejadian itu di media sosial.

Hal tersebut tentu belum diketahui Nathan dan Mina. Keduanya tidak menyangka akan dipermalukan seperti itu oleh seseorang. Mereka tidak menyangka kejadian tersebut baru awal dari balas dendam dari seseorang yang mereka sakiti.

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Sebelum Kembali

    Erin terdiam sejenak. Ia ragu antara harus menjelaskan niatnya atau mengatakan separuh hal saja.“Pa, apa papa bisa percaya sama Erin?”Keraguan terlihat jelas pada sorot mata tua itu. Namun Harsano tidak ingin terlalu mengatur apa yang ingin dilakukan putrinya.“Papa percaya padamu, tapi papa khawatir kalau kamu kesana sendiri dengan ingatan yang masih belum kembali sepenuhnya.”Perempuan bermata coklat itu tersenyum. “Kan ada nenek dan kakek disana, ada juga Alen. Mereka tentu akan menjaga ku.”Ada ketidakrelaan pada raut wajah Harsano. Namun pria tua itu tidak bisa menolak jika putrinya sudah menetapkan sesuatu.“Baiklah, tapi sering kabari papa dari sana.”“Pa… kan aku masih disini. Itu pun aku pergi setelah aku benar-benar sehat,” gerutu Erin pelan.Harsano membelai kepala putrinya. “Papa tau, papa hanya khawatir.”Sebenarnya Harsano tidak hanya mengkhawatirkan putrinya. Namun ia juga mencemaskan David.Menantunya itu sudah lama berusaha melakukan hal terbaik untuk Erin. Namun ji

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Sembunyi

    Erin tidak ingin menunjukkan betapa rindunya ia dengan sosok pria yang kaku itu. Ia enggan menunjukkan perasaannya untuk sementara karena suatu alasan.“Oh iya, David, Erin menanyakan ponselnya yang lama. Apa masih kamu simpan?” Tanya Harsano tiba-tiba.David yang sedang membawakan potongan kue, langsung mengalihkan pandangannya ke Erin.Perempuan yang duduk di ranjang rumah sakit itu terlihat terkejut. Namun ia langsung mengendalikan ekspresinya.“Masih kok, tapi di rumah. Kenapa tiba-tiba menanyakan ponsel mu yang lama?”“Emm, siapa tau ada sesuatu di ponsel itu yang membuat ku bisa ingat sesuatu,” balas Erin gugup.Ia tidak mengatakan kebohongan. Namun yang diucapkannya hanyalah sebagian dari kebenaran.Perempuan tersebut mencari ponsel lamanya untuk mencari catatan atau sesuatu yang bisa membuatnya ingat lebih cepat.‘Aku nggak bisa bilang kalau aku perlu menghubungi mantan istrinya untuk bertanya kan?’ pikir Erin dalam hati.Pria itu menyodorkan kue itu sambil mengamati eskpresi

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Ruang Rindu

    David duduk, berdiri, berjalan pelan, lalu kembali duduk. Ia mengulangi itu berkali-kali. Pria itu bahkan lupa menghubungi keluarganya karena pikirannya sedang tidak tenang.Rasa ngeri itu kembali dengan lebih menyakitkan. Meski ia tau Erin sebelumnya dalam keadaan baik-baik saja, pikirannya tetap kembali mengingat bagaimana tubuh pucat Erin terbaring di ruangan yang dingin itu.15 menit kemudian, dokter yang bertugas beserta satu perawat, keluar dengan ekspresi lelah.“Bagaimana keadaan istri saya dok?”“Pasien sudah membaik, beliau akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa, anda bisa ikut saya.”David pun mengikuti langkah dokter menuju ruangannya. Dokter muda itu mencuci tangannya lalu melepas masker sebelum kemudian duduk.Ia menjelaskan dengan tenang lalu bertanya tentang keseharian Erin pasca menjalani perawatan di rumah.David pun menjelaskan secara singkat tentang kegiatan Erin. Baik ia maupun Har

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Memaksa Ingat

    Ada jeda yang cukup lama dan itu membuat keduanya diselimuti keheningan yang menyesakkan.David tidak mengatakan apapun, ia masih menungggu respon istrinya untuk cerita yang baru saja ia katakan.“Siapa saja yang tau tentang pernikahan kontrak ini?” tanya Erin dengan eskpresi cemas.Tatapan keduanya bertemu. Namun David langsung mengalihkannya ke arah lain. Ia merasa takut melihat tatapan Erin yang kadang terlihat berbeda.“Niki, mantan istriku, nenek mu, lalu – “ David sempat ragu untuk melanjutkan perkataannya. Namun ia akhirnya tetap mengatakannya. “Papa mu.”Erin terkejut meski sebenarnya ia sudah menebaknya sejak awal. Namun ia cepat mengendalikan dirinya.“Kapan papa tau tentang itu? Sejak awal?”“Aku nggak yakin kapan tepatnya, tapi sepertinya kalau sejak awal itu nggak mungkin.”Helaan nafas panjang terdengar dari Erin. Ia memejamkan matanya perlahan lalu memijit pelan kepalanya yang terasa sakit. “Apa kejadian sebelum kecelakaan ada kaitannya dengan itu?”Lagi-lagi David ter

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Bimbang

    Setelah menjalani perawatan tambahan selama hampir satu minggu, Erin akhirnya diperbolehkan pulang.Meski begitu perempuan itu masih tidak diperbolehkan langsung bekerja. Baik Harsano maupun David tampak lebih protektif. Bahkan Erin masih dilarang mengendarai kendaraan sendiri.Kegiatan Erin sehari-hari lebih banyak di dalam kamarnya. Ia akan membaca buku, membaca artikel atau sekedar menonton berita.Namun hari itu ia merasa sangat bosan, akhirnya Erin memeriksa barang-barang yang ada di kamarnya. Namun tidak menemukan benda yang dicari.Pandangannya mengarah ke sofa di ruang kerja yang terhubung dengan kamar itu.Sejak ia pulang kerumah, David selalu tidur di ruang kerja itu, di sofa. Pria itu tidak tidur satu ranjang dengan Erin.‘Apa sejak dulu begitu? Apa tidak ada perjanjian atau pembahasan tentang itu?’Erin duduk di sofa itu lalu mengamati rak buku yang berjajar rapi. Tiba-tiba matanya terhenti pada sebuah kotak ya

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Mencari petunjuk

    Erin masih tetap menjalani perawatan di rumah sakit untuk memastikan kondisinya lebih lanjut.Meski keadaannya semakin hari semakin membaik, ingatannya masih belum kembali. Ia masih tidak mengingat tentang David.Walaupun begitu, David setiap hari datang berkunjung dan membawakan makanan kesukaan Erin. Ia sedikit merasa lega karena perempuan itu tidak kehilangan selera makannya.Saat itu Erin sedang duduk membaca buku yang dibawakan sang ayah atas permintaannya. Ia tampak serius, terlihat seperti Erin yang dulu.Tatapannya beralih, begitu pintu ruangan itu terbuka. Ia langsung menutup bukunya lalu tersenyum.Saat itulah David baru merasakan perbedaan Erin yang saat ini ada dihadapannya. Perempuan yang terlihat lebih ceria dan ekspresif.‘Mungkin Erin memang akan lebih bahagia jika pernikahan kontrak itu nggak terjadi.’“Anda datang lagi,” Ucap Erin dengan ekspresi senang.David tersenyum sedih, panggilan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status