Share

Pengkhianatan

Author: Amegatari
last update Last Updated: 2023-09-01 15:21:54

Erin sudah mendengar banyak rumor yang menyebut kekasihnya berselingkuh darinya, namun gadis bermata coklat itu lebih memilih mempercayai Nathan. Hubungan Erin dengan Nathan sudah terjalin sejak SMA hingga ia kini memasuki semester 3 perkuliahan. Ia sangat mempercayai Nathan dan tidak pernah mendengarkan siapapun meski sahabatnya sendiri yang memberi tahu tentang perselingkuhan yang dilakukan kekasihnya.

Rasa kepercayaan Erin kepada Nathan akhirnya hancur begitu saja setelah gadis bermata coklat itu menyaksikan sendiri bagaimana orang yang sangat dicintainya itu mencium seseorang yang juga ia percayai sebagai sahabat Nathan yang ia hormati. Hari ini pun Erin melihat adegan yang beberapa hari lalu ia saksikan.

“Hei jangan melakukannya secara berlebihan, kita sedang ada di kampus.”

“Tidak akan ada yang melihat kita disini karena semua sedang sibuk mempersiapkan acara,” ucap gadis berambut pendek itu.

Cup…

“Aku harus tetap berhati-hati kan,” balas Nathan dengan wajah memerah. Ia mencoba mengatur nafasnya lalu kembali menciumi leher peremuan itu.

“Ya kamu harus tetap berhati-hati... mhhhmm…”

Laki-laki bermata hitam itu tersenyum. “Pelankan suara mu.”

Cup…

“Aku penasaran satu hal, ada beberapa orang yang pernah mengatakan pada dia bahwa kamu berselingkuh, tapi kenapa dia tetap memercayai mu?”

“Dia itu orang yang tidak percaya pada apapun jika tidak melihatnya sendiri. Selain itu dia sudah tergila-gila padaku sejak lama, tentu aja aku lebih dipercaya daripada perkataan teman-temannya.”

“Hmmm… Apa kamu nggak menyukainya? Dia kan cantik?”

“Menyukai dia? Mana mungkin aku menyukai orang yang beranggapan bisa membeli apapun dengan uang?”

Gadis berambut pendek itu menghentikan ciumannya. “Tapi sepertinya dia memang bisa membeli mu dengan uang?”

“Sayang, aku hanya memanfaatkannya, dia tidak mungkin bisa membeli perasaan ku kepada mu. Uang jajan yang diberikan kakak ku tidak banyak, tapi Erin dengan senang hati memberi ku lebih banyak.”

Erin yang menyaksikan itu semua hanya terdiam membeku di tempatnya. Ia sudah beberapa kali melihat Nathan seperti itu namun hatinya tetap terasa sakit saat melihat adegan yang serupa. Gadis bermata coklat itu memotret beberapa kali lalu melangkah pelan menjauhi tempat itu.

Brukkk…

Tubuhnya kehilangan keseimbangan namun pria yang ia tabrak tadi dengan sigap langsung memegangi pinggangnya. Mata yang sudah basah itu menatap pria yang memandanginya dengan ekspresi terkejut. Erin segera memundurkan langkah setelah menyeimbangkan tubuhnya.

“Ah, maafkan saya kak Daniel,”

“Ya, kamu tidak apa-apa?”

Erin segera mengusap air matanya meski amarahnya masih meledak-ledak meledak-ledak.

"Ya, saya baik-baik saja, saya permisi dulu.” Erin segera melangkah pergi dengan cepat.

Daniel terdiam di tempatnya. ‘Dia tadi menangis? Seorang Erin?’

“Daniel? Kenapa diem disitu? Ini bantuin angkat ini, habis presentasi anak BEM kan giliran Senat Mahasiswa,” ucap salah satu teman Daniel yang tiba-tiba muncul.

Pria yang dipanggil Daniel itu menoleh. “Iya-iya sabar.”

Saat berada di depan sekre Senat, dua mahasiswa yang dikenalinya berjalan dengan wajah gugup saat melihat dirinya.

“Hai Daniel,” sapa Nathan ramah.

Laki-laki tampan itu hanya mengangguk lalu segera memasuki ruangan. Pikirannya terusik dengan apa yang baru saja dilihatnya. Erina yang menangis dan dua orang lawan jenis yang terlihat gugup.

‘Bukankah Nathan itu memiliki hubungan khusus dengan Erin?’ gumam Daniel dalam hati.

‘Apa dia menangis karena pacarnya berselingkuh dan dia melihatnya?’ gumam Daniel lagi.

“Dan, lu angkat yang ini ya?”

“Oke.”

***

Mata Erin tiba-tiba tertuju pada salah satu pengurus BEM yang tampak sedang kesulitan membawa beberapa barang sekaligus. Ia baru ingat akan ada promosi masing-masing organisasi yang menampilkan foto-foto kegiatan.

Gadis bermata coklat itu membuka ponsel pintarnya dan melihat dengan ekspresi jijik pada foto yang diambilnya beberapa waktu yang lalu.

Erin segera turun dari mobilnya lalu menghampiri kakak tingkatnya itu. “Kak Layla?”

Gadis berambut panjang itu menoleh. “Eh, hai Erin.”

“Kakak kayaknya kesulitan bawa semuanya? Mau ku bantu?”

“Wah boleh banget.” Layla langsung menurunkan tas dan proyektor serta tas kain besar yang entah berisi apa.

“Ini buat acara juga kah?” tanya Erin sambil mengambil tas berisi laptop dan juga proyektor di kotak berwarna hitam. Sebenarnya ia sudah tahu bahwa akan ada foto-foto kegiatan yang akan ditampilkan oleh anggota BEM.

“Enggak sih, ini buat promosi, nampilin kegiatan BEM selama tahun lalu.”

“Oh gitu… Emang kak Nathan kemana kak kok nggak bantuin?”

“Nggak tau tuh ketua BEM tapi nggak bisa diandalin banget,” gerutu Layla.

Layla dan Erin sampai di booth tempat BEM Fakultas berkumpul. Gadis bermata coklat itu sedang memikirkan cara menambahkan tiga foto yang diambilnya dari ponsel itu.

“Aduh ini anggota BEM nya pada kemana sih pada nggak jaga?” ucap Layla kesal.

“Ehmm, kak Layla cari aja dulu yang lain, ku bantu siapin. Ini nanti dipasang di sini kan?” ucap Erin sambil menunjuk arah pojok di bagian depan.

“Makasih banget kalau kamu mau bantu. Ehmm ini nanti disambungin kesini, terus nanti di laptop di file foto kegiatan itu yang di tampilin, tapi nggak usah dipasang dulu nggak apa-apa sih, nanti kan perlu dibawa ke depan juga.”

“Oh oke kak, Erin ngerti.”

“Makasih ya, aku cari yang lainnya dulu.”

Erin mengangguk dan membiarkan Lyla pergi. Ia segera mengelurkan ponsel dan kabel usb nya. Dengan sigap ia menyalin foto dari ponselnya ke folder berisi foto kegiatan BEM yang akan ditampilkan. Gadis bermata coklat itu tersenyum. Ia tidak menyangka bahwa kesempatan yang dibutuhkan bisa datang begitu saja saat ia membutuhkannya.

Beberapa saat setelah Erin menyiapkan semuanya, Layla dan anggota BEM Fakultas datang dengan tergesa-gesa.

“Erin udah selesai natanya?”

“Udah kok kak, tapi diperiksa lagi aja.”

“Wah ini Erin yang natain?” tanya Riza kagum.

“Iya, anak BEM nggak ada yang bener, masa dari tadi booth dibiarin kosong… ,” gerutu Layla.

“Maaf maaf, tadi aku sama Riza laper banget dari pagi belum makan,” jawab Rian memelas.

“Halah alesan aja, yaudah nih siapin ke depan. Oh iya Nathan mana?”

“Waduh, aku nggak lihat dari tadi, udah coba ditelfon?” jawab Rian bingung.

“Nggak diangkat, hp nya mati mungkin, tapi tadi sih katanya udah sampai. Emang di kantin nggak ada?”

“Nggak, yaudah aku coba cari ke sekre siapa tau ketiduran,” ucap Gerry yang kemudian segera berlalu pergi.

Erin tersenyum melihat semua tampak sibuk dan tidak memeriksa ulang file di laptop itu. Ia ingin segera menyaksikan langsung reaksi kekasihnya saat melihat foto yang akan menghancurkan reputasinya nanti. Ia juga sudah mempersiapkan diri untuk mengakhiri hubungannya setelah semua itu.

‘Kamu harus dapat rasa sakit yang lebih besar kan?’ ucap Erin dalam hati sambil tersenyum dengan penuh amarah.

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Sebelum Kembali

    Erin terdiam sejenak. Ia ragu antara harus menjelaskan niatnya atau mengatakan separuh hal saja.“Pa, apa papa bisa percaya sama Erin?”Keraguan terlihat jelas pada sorot mata tua itu. Namun Harsano tidak ingin terlalu mengatur apa yang ingin dilakukan putrinya.“Papa percaya padamu, tapi papa khawatir kalau kamu kesana sendiri dengan ingatan yang masih belum kembali sepenuhnya.”Perempuan bermata coklat itu tersenyum. “Kan ada nenek dan kakek disana, ada juga Alen. Mereka tentu akan menjaga ku.”Ada ketidakrelaan pada raut wajah Harsano. Namun pria tua itu tidak bisa menolak jika putrinya sudah menetapkan sesuatu.“Baiklah, tapi sering kabari papa dari sana.”“Pa… kan aku masih disini. Itu pun aku pergi setelah aku benar-benar sehat,” gerutu Erin pelan.Harsano membelai kepala putrinya. “Papa tau, papa hanya khawatir.”Sebenarnya Harsano tidak hanya mengkhawatirkan putrinya. Namun ia juga mencemaskan David.Menantunya itu sudah lama berusaha melakukan hal terbaik untuk Erin. Namun ji

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Sembunyi

    Erin tidak ingin menunjukkan betapa rindunya ia dengan sosok pria yang kaku itu. Ia enggan menunjukkan perasaannya untuk sementara karena suatu alasan.“Oh iya, David, Erin menanyakan ponselnya yang lama. Apa masih kamu simpan?” Tanya Harsano tiba-tiba.David yang sedang membawakan potongan kue, langsung mengalihkan pandangannya ke Erin.Perempuan yang duduk di ranjang rumah sakit itu terlihat terkejut. Namun ia langsung mengendalikan ekspresinya.“Masih kok, tapi di rumah. Kenapa tiba-tiba menanyakan ponsel mu yang lama?”“Emm, siapa tau ada sesuatu di ponsel itu yang membuat ku bisa ingat sesuatu,” balas Erin gugup.Ia tidak mengatakan kebohongan. Namun yang diucapkannya hanyalah sebagian dari kebenaran.Perempuan tersebut mencari ponsel lamanya untuk mencari catatan atau sesuatu yang bisa membuatnya ingat lebih cepat.‘Aku nggak bisa bilang kalau aku perlu menghubungi mantan istrinya untuk bertanya kan?’ pikir Erin dalam hati.Pria itu menyodorkan kue itu sambil mengamati eskpresi

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Ruang Rindu

    David duduk, berdiri, berjalan pelan, lalu kembali duduk. Ia mengulangi itu berkali-kali. Pria itu bahkan lupa menghubungi keluarganya karena pikirannya sedang tidak tenang.Rasa ngeri itu kembali dengan lebih menyakitkan. Meski ia tau Erin sebelumnya dalam keadaan baik-baik saja, pikirannya tetap kembali mengingat bagaimana tubuh pucat Erin terbaring di ruangan yang dingin itu.15 menit kemudian, dokter yang bertugas beserta satu perawat, keluar dengan ekspresi lelah.“Bagaimana keadaan istri saya dok?”“Pasien sudah membaik, beliau akan dipindahkan ke ruang perawatan biasa, anda bisa ikut saya.”David pun mengikuti langkah dokter menuju ruangannya. Dokter muda itu mencuci tangannya lalu melepas masker sebelum kemudian duduk.Ia menjelaskan dengan tenang lalu bertanya tentang keseharian Erin pasca menjalani perawatan di rumah.David pun menjelaskan secara singkat tentang kegiatan Erin. Baik ia maupun Har

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Memaksa Ingat

    Ada jeda yang cukup lama dan itu membuat keduanya diselimuti keheningan yang menyesakkan.David tidak mengatakan apapun, ia masih menungggu respon istrinya untuk cerita yang baru saja ia katakan.“Siapa saja yang tau tentang pernikahan kontrak ini?” tanya Erin dengan eskpresi cemas.Tatapan keduanya bertemu. Namun David langsung mengalihkannya ke arah lain. Ia merasa takut melihat tatapan Erin yang kadang terlihat berbeda.“Niki, mantan istriku, nenek mu, lalu – “ David sempat ragu untuk melanjutkan perkataannya. Namun ia akhirnya tetap mengatakannya. “Papa mu.”Erin terkejut meski sebenarnya ia sudah menebaknya sejak awal. Namun ia cepat mengendalikan dirinya.“Kapan papa tau tentang itu? Sejak awal?”“Aku nggak yakin kapan tepatnya, tapi sepertinya kalau sejak awal itu nggak mungkin.”Helaan nafas panjang terdengar dari Erin. Ia memejamkan matanya perlahan lalu memijit pelan kepalanya yang terasa sakit. “Apa kejadian sebelum kecelakaan ada kaitannya dengan itu?”Lagi-lagi David ter

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Bimbang

    Setelah menjalani perawatan tambahan selama hampir satu minggu, Erin akhirnya diperbolehkan pulang.Meski begitu perempuan itu masih tidak diperbolehkan langsung bekerja. Baik Harsano maupun David tampak lebih protektif. Bahkan Erin masih dilarang mengendarai kendaraan sendiri.Kegiatan Erin sehari-hari lebih banyak di dalam kamarnya. Ia akan membaca buku, membaca artikel atau sekedar menonton berita.Namun hari itu ia merasa sangat bosan, akhirnya Erin memeriksa barang-barang yang ada di kamarnya. Namun tidak menemukan benda yang dicari.Pandangannya mengarah ke sofa di ruang kerja yang terhubung dengan kamar itu.Sejak ia pulang kerumah, David selalu tidur di ruang kerja itu, di sofa. Pria itu tidak tidur satu ranjang dengan Erin.‘Apa sejak dulu begitu? Apa tidak ada perjanjian atau pembahasan tentang itu?’Erin duduk di sofa itu lalu mengamati rak buku yang berjajar rapi. Tiba-tiba matanya terhenti pada sebuah kotak ya

  • Nikah Kontrak Dengan Kakaknya Mantan Untuk Balas Dendam   Mencari petunjuk

    Erin masih tetap menjalani perawatan di rumah sakit untuk memastikan kondisinya lebih lanjut.Meski keadaannya semakin hari semakin membaik, ingatannya masih belum kembali. Ia masih tidak mengingat tentang David.Walaupun begitu, David setiap hari datang berkunjung dan membawakan makanan kesukaan Erin. Ia sedikit merasa lega karena perempuan itu tidak kehilangan selera makannya.Saat itu Erin sedang duduk membaca buku yang dibawakan sang ayah atas permintaannya. Ia tampak serius, terlihat seperti Erin yang dulu.Tatapannya beralih, begitu pintu ruangan itu terbuka. Ia langsung menutup bukunya lalu tersenyum.Saat itulah David baru merasakan perbedaan Erin yang saat ini ada dihadapannya. Perempuan yang terlihat lebih ceria dan ekspresif.‘Mungkin Erin memang akan lebih bahagia jika pernikahan kontrak itu nggak terjadi.’“Anda datang lagi,” Ucap Erin dengan ekspresi senang.David tersenyum sedih, panggilan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status