Share

Bab 18 Jebakan

Pertemuan pagi itu terasa sangat sulit dilewati.

Sinta merasakan sorotan mata Tomi yang sering merayap ke bagian tubuhnya, dia juga merasakan mata Widia yang setajam pisau itu seakan-akan menusuk ke tubuhnya dengan keras.

Jadi setelah pertemuan berakhir, sebelum Tomi sempat berbicara, Sinta sudah tersenyum sopan dan mencari alasan untuk meninggalkan ruang pertemuan.

Sebelum pergi, Sinta mendengar suara Widia mengamuk di dalam, “Ada apa denganmu? Melihat kuntilanak itu, kamu langsung lupa diri dan menatap dia terus, 'kan! Dasar mata keranjang, tidak bisa berubah!”

Jantung Sinta berdetak kencang.

Saat waktu istirahat siang, Sinta menceritakan hal ini pada Jessika. Jessika juga sedikit terkejut, dia tidak menyangka akan terjadi hal kebetulan seperti ini. Di dalam perusahaan yang begitu besar, Sinta bisa begitu kebetulan bertemu dengan dua orang yang merepotkan ini.

“Kelak kamu harus lebih berhati-hati, kalau bertemu dengan mereka,” bisik Jessika. “Sinta, aku tidak berada di departemen pen
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status