Share

Kekacauan Baru

"Jadi temannya Shofi memberikan surat ini kepada saya," Bunda mulai membuka suara.

Ia menyeka riak tangis kemudian fokus memandang wajah Gus Farhan yang penuh dengan minyak. Lelah pemuda itu tersurat di parasnya yang teduh. Meski demikian ia tidak mungkin mengabaikan tamu yang telah menunggunya sejak tadi.

Bunda membenarkan letak kerudung.

Surat yang dimaksud diserahkan kepada Gus Farhan dengan meletakkan di atas meja. Gus Farhan menyeret kertas itu sebelum di lembar di ambang udara. Helai-demi helai kata ia baca seksama.

"Jadi Shofi tidak hilang, Bu?" Gus Farhan memastikan.

"Menurut surat tersebut, begitu Han. Tetapi Agam tidak yakin dengan tulisan itu, saya sempat berusaha tenang, belajar percaya, akan tetapi batin saya terasa tidak tenang. Bisakah Farhan memberi solusi?" Bunda yang sudah terlalu pesimis, mengharap bantuan kepada Gus Farhan lagi. "Haruskah saya melaporkan kepada polisi?"

Gus Farhan merenung sejenak. Lapor polisi dibenarkan. Setidaknya ada tim yang akan memban
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status