Beranda / Rumah Tangga / Noda Dalam Semalam / Bab 2. Tak Mau Peduli

Share

Bab 2. Tak Mau Peduli

Penulis: Ajeng padmi
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-29 17:19:33

“Kamu akan pulang naik taksi lagi?” 

Seruni mendongakkan wajah saat mendengar pertanyaan Tita.  

Pulang? 

Biasanya rumah kos yang sama dengan Tita adalah tempatnya pulang setelah bekerja, tapi sekarang mereka tak searah lagi. Pulang sekarang artinya adalah rumah keluarga besar Jagat. 

Bangunan megah yang seperti penjara untuknya. 

Pintu lift terbuka, Seruni terkejut saat melihat Jagat juga Rira berjalan bersama teman-temannya. Pandangan mereka sejenak bertemu, tapi seolah tak saling kenal mereka berjalan melewatinya begitu saja. 

“Apa kamu akan pulang bersama Seruni?” Seruni masih bisa mendengar Rira bertanya pada Jagat dengan suaranya yang lembut dan penuh perhatian. “Bagaimanapun dia istrimu sekarang, aku tidak mau dikatakan merebutmu darinya?” 

Jagat tak menjawab, dia menoleh sejenak pada Seruni di belakangnya, seperti berpikir. Tapi perkataan salah satu orang yang bersama mereka membuatnya kembali memalingkan wajah. 

“Kamu terlalu baik, Rira. Seruni harusnya malu berbuat jahat pada gadis sebaik dirimu.” 

“Aku hanya tidak mau-“ 

“Dia bersama Tita, bukankah mereka selalu pulang bersama,” potong Jagat cepat.

“Jagat benar, Ra. Jangan terlalu baik tidak semua orang tahu diri. Pulanglah bersama Jagat, hari ini pasti berat untukmu.” 

“Jika kamu lupa, Ra. Dialah yang sudah tega menghancurkan hubungan kalian dengan menjebak Jagat,” timpal yang lain.

Jika tadinya baik Jagat maupun Rira menoleh pada Seruni di belakang kini keduanya kompak berjalan cepat menyusul teman-temannya. 

“Perempuan munafik seperti itu tidak pantas dikasihani, Ra. Lengah sedikit dia pasti akan merebut kebahagianmu.” 

Seruni mencengkeram erat tangan Tita yang berusaha mengejar Jagat dan Rira sejak awal, jika dibiarkan Tita pasti akan dengan senang hati membongkar semuanya, tapi Seruni lelah untuk terus berseteru dengan mereka. 

Sebagai salah satu manager, Jagat bisa dengan mudah memecat mereka berdua yang hanya staff biasa di sini. Dia tidak ingin mereka kehilangan penghasilan hanya karena emosi sesaat.

Mereka berdua butuh pekerjaan ini, terutama Seruni yang memutuskan tidak akan bergantung pada Jagat. 

Seruni baru melepaskan tangan Tita setelah mereka menghilang di koridor. 

“Kamu harus meminta uang belanja lebih pada Jagat.” 

“Apa?” 

“Kompensasi untuk tangis yang kamu keluarkan setiap hari juga hinaan yang kamu terima, gunakan semua uangnya untuk mempercantik diri dan bersenang-senang.” 

“Tita kamu bicara apa sih, aku tidak-“

“Kamu menangis! Air matamu terlalu mahal untuknya.” 

Seruni terdiam, dia tidak bisa menyangkal ucapan Tita. Seberapa keraspun usahanya untuk tidak menangis air matanya tetap turun juga. 

“Baiklah aku menangis.”

Seruni memalingkan wajah menolak untuk menatap Tita, dia tidak ingin temannya itu tahu rasa sakit yang kini seolah menusuk hingga tulang sumsumnya. Tangannya mengepal dengan erat berusaha keras untuk tetap berdiri tegak, tenggorokannya terasa seperti tercekik. 

Seruni kesakitan, tapi tak tahu kemana mencari obat untuk rasa sakitnya. Dia tak seharusnya tenggelam dalam air matanya sendiri. Tapi nyata dia memang hanya sendiri...

Entah bagaimana dia akan menjalani hari ke depannya nanti. Hari berjalan begitu lambat, seminggu ini rasanya seperti seabad. 

Cahaya redup matahari sore terasa seperti api neraka yang memanggangnya hidup-hidup.  Neraka, tempat orang-orang jahat berkumpul. Di mata semua orang memang seperti itulah dirinya. Memisahkan dua orang yang seharusnya bersama. Meski dia juga tidak ingin melakukannya, andai bisa dia ingin pergi sejauh mungkin dan tak ingin berurusan dengan mereka lagi. 

“Apa yang harus aku lakukan untuk membantumu?” 

Kali ini Seruni tak bisa untuk tidak menoleh menatap Tita, mereka sudah berteman lama, bahkan sejak di kampung dulu. 

Dia tahu Tita merasa sangat bersalah karena malam itu meninggalkannya sendiri. 

Suara Tita yang syarat akan kepedihan membuat hati Seruni teriris. Dirinya pasti terlihat sangat menyedihkan. 

“Aku baik-baik saja, paling tidak aku tidak akan bunuh diri, sekarang aku punya suami tampan dan kaya raya, gadis manapun pasti menginginkannya.” 

Seruni tersenyum di akhir kalimatnya tapi Tita malah melotot tak terima. 

“Kamu pasti iri kan denganku.  Ingin punya suami kaya juga,” lanjut Seruni membuat Tita membuang muka dengan bahu bergetar. 

Seruni sekuat tenaga menahan air matanya, dia tidak ingin menangis lagi. “Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebentar, siapa tahu kamu menemukan pangeran berkuda putih yang lebih kaya dan tampan dari suamiku jadi kamu tak perlu iri lagi.” 

Tita tertawa dalam tangisnya, dengan air mata masih berlinang gadis itu menatap Seruni tajam. “Tentu saja aku akan mencari seorang pangeran kaya raya yang bisa menghancurkan kesombongan suamimu.” 

Akan tetapi rencana mereka tak bisa terlaksana.  

Tita harus segera pulang, ibunya datang dari kampung, tapi gadis itu tidak bisa membiarkan Seruni pulang sendiri, dia khawatir pada sahabatnya itu. 

Mereka melihat mobil Jagat sudah meninggalkan tempat parkir, tentu saja bersama Rira tanpa peduli pada Seruni bahkan untuk sekedar berbasa-basi.

“Aku akan mengantarmu dulu, paling tidak aku tahu kamu selamat sampai di rumah mertuamu.” Seruni tahu kalau sekarang tiba-tiba dia banyak musuh. Padahal dia sama sekali tak pernah mengusik mereka. 

“Tapi ibumu akan marah kalau-“ 

“Beliau tidak akan marah paling mengomel kenapa kamu tidak ikut menginap saja di kontrakanku.” 

Seruni tertawa tapi tak membantah lagi, sejujurnya dia memang perlu teman bicara, setidaknya dia tidak merasa sendiri... 

Seruni menundukkan kepalanya saat hujan tiba-tiba turun, dia memang memakai helm tapi tanpa jas hujan tubuhnya akan basah kuyub. 

“Kamu baik-baik saja, Run? Atau sebaiknya kita berteduh dulu.” 

“Tidak perlu kita terus saja, kasihan ibumu menunggu.” 

Tita tak menjawab, dia hanya mempercepat laju kendaraannya.

Tapi sialnya saat menghindari genangan air, dia tak menyangka sebuah mobil hendak menyalip di belakangnya.

Terlambat untuk menghindar mobil itu menabrak bagian belakang motor Tita. Untung saja tak sampai jatuh, tapi kaki Seruni sempat terserempet bodi mobil.  

“Kalian baik-baik saja?” 

Di balik Tirai hujan samar-samar Seruni mengenali suara dan wajah itu, tapi shock membuatnya tak bisa mengingat siapa itu.  

Si penabrak membantu meminggirkan mobil Tita, ke sebuah toko yang tutup.  

“Kita ke rumah sakit.” 

“Lho Mas Rama!” 

Si penabrak yang sedang menyandarkan motor Tita menoleh dan menatap dua orang di belakangnya. Benar saja itu Rama, salah satu tetangga mereka di kampung yang telah lama merantau ke kota ini.

“Astaga kalian ternyata. Maafkan aku. Biar aku antar kalian ke rumah sakit.” 

“Aku baik-baik saja, tapi Seruni yang-“ 

“Aku baik-baik saja, hanya terserempet saja tadi.” 

“Tapi kamu sedang-“

“Biar kuperiksa, aku sudah jadi dokter sekarang,” katanya sambil memperlihatkan jas dokter yang dia kenakan.

Laki-laki itu memeriksa kaki Seruni sejenak. “Aku rasa tidak ada yang patah hanya tergores tapi akan lebih baik jika diperiksa di rumah sakit.” 

“Tidak perlu, aku baik-baik saja,” Kata Seruni kukuh. 

“Baiklah tapi mungkin nanti malam kamu akan demam.” Laki-laki itu mengambil beberapa obat dari tas kerja yang dibawanya. 

“Terima kasih,” kata Seruni meski dia yakin tidak akan meminum obat itu, dia sedang hamil tak bisa minum obat sembarangan tapi tentu saja dia tidak akan mengatakan pada dokter di depannya ini, seluruh desa tahu dia baru seminggu menikah. 

“Biar aku antar kalian pulang sebagai bentuk tanggung jawabku.” 

“Tidak perlu.” 

“Mas Rama antar Seruni saja.” 

Seruni langsung melotot pada Tita, bagaimana mungkin dia diantar pulang laki-laki ke rumah mertuanya? Apalagi jika Jagat sudah ada di rumah. 

“Bukan hanya Jagat kan yang bisa pulang dengan wanita lain, kamu juga,” bisik Tita pelan yang langsung mendorong Seruni ke mobil Rama. 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Noda Dalam Semalam   Bab 131

    “Ini dari tuan, nyonya. Pak Bayu tadi datang untuk memberikan ini tapi nyonya beliau minta maaf karena buru-buru.” Seruni menerima kotak besar yang diberikan padanya oleh simbok. Dia mengamati kotak itu sesaat, tapi tak mampu menebak apa isinya, Jagat bahkan tak bicara apapun tentang hadiah ini, lagi pula ulang tahunnya masih tiga bulan lagi. “Baiklah, terima kasih, Mbok.” Simbok hanya mengangguk sebelum memilih kembali ke dapur. Seruni meletakkan kotak itu di atas ranjang dan perlahan membuka pita cantik yang melingkarinya. “Wow!” Mata Seruni langsung membulat saat melihat sebuah gaun cantik ada di sana bersama sepasang sepatu dan juga tas tangan yang serasi. Seruni mengambil gaun itu dan mencobanya, kainnya yang lembut melekat dengan cantik di tubuhnya. Dia merasa menjadi wanita paling cantik saat menatap pantulannya di cermin.Senyumnya merekah indah. Puas mengagumi dirinya di depan cermin, Seruni melepas pakaian itu lagi dan melipatnya dengan rapi, saat itulah dia menyadar

  • Noda Dalam Semalam   Bab 130

    “Kupikir kesempatanku menjadi ayah baby Day masih terbuka lebar.” Jagat dan Seruni langsung menoleh bersamaan, mereka yang sedang menunggu di ruang tunggu khusus menoleh dan mendapati Rama berjalan dengan tenang menghampiri mereka senyum ramah tak meninggalkan wajah laki-laki itu tapi bagi Jagat senyum itu malah seperti ejekan. “Apa maksud dokter!” Hatinya tiba-tiba terasa sangat panas. Ayah baby Day katanya, untuk apa anaknya mempunyai ayah lain jika dia masih hidup dan sanggup membiayainya. Rama tersenyum tapi matanya menatap Jagat penuh peringatan. “Saya menyukai anak-anak dan bekerja di panti anak yatim piatu milik kakak anda, tapi saya tidak keberatan untuk mempunyai anak asuh anak yang ditelantarkan ayahnya, apalagi baby Day sangat lucu dan cerdas, dia pasti akan punya masa depan cerah,” katanya manis lalu melangkah keluar dari ruangan itu tanpa merasa bersalah. Jagat menatap Seruni dengan pandangan antara kecewa, putus asa dan marah. “Kamu berselingkuh dengannya, itukah al

  • Noda Dalam Semalam   Bab 129

    “Kita bisa menjadi orang tua untuk baby Day tapi tidak harus menjadi suami istri.” Seruni tahu ini keterlaluan apalagi dia mengatakan ini saat suaminya benar-benar butuh dukungannya, tapi dia juga tidak bisa terus menjadi tumbal hanya karena kasihan, dia lebih kasihan pada dirinya sendiri. Jagat menatap Seruni tajam sama sekali tak suka dengan apa yang dikatakan sang istri. “Aku memang bukan suami yang baik aku tahu itu, tapi tidakkah ada keinginanmu sedikit saja untuk bertahan denganku demi anak kita.” Seruni menghela napas panjang, teh manis yang dia buat tadi terlupakan begitu saja, dia tahu ini akan membuat Jagat makin hancur tapi jika tidak sekarang dia yakin tidak akan ada kesempatan lain. “Justru aku melakukan hal ini untuk diriku sendiri dan anak kita, mas pernah berpikir apa yang akan terjadi pada kami jika mas saja masih mengemis kasih sayang dari mama. Apa nanti kalau mama meminta mas menikah lagi dan meninggalkan kami mas akan penuhi.” Jagat seperti orang yang baru s

  • Noda Dalam Semalam   Bab 128

    “Mas,” panggil Seruni pelan saat mereka sampai di rumah, tapi laki-laki itu hanya diam seolah tak mendengar apapun.Seruni menghela napas membiarkan suaminya untuk masuk terlebih dahulu ke kamar mereka, lalu dia berjalan ke dapur menyeduh dua cangkir teh hangat. Jagat memang pernah menyakitinya, sangat menyakitinya tapi dalam keadaan seperti ini dia sangat tidak tega kalau harus membiarkan suaminya sendiri. Lagi pula dia masih sah istri Jagat dan sudah seharusnya dia menenangkan suaminya. “Mas Jagat,” panggil Seruni saat tak mendapati sang suami di kamar mereka, padahal setahunya Jagat belum keluar kamar. “Mas.” Seruni menghela napas lega saat menemukan suaminya berdiri menatap langit malam ini dari balkon, tapi laki-laki itu seolah tak mendengar panggilannya. “Mas,” panggilnya sekali lagi kali ini sambil menyentuh pundak sang suami lembut, tapi ternyata Jagat malah terlonjak kaget untung saja pagar balkon cukup tinggi. “Kamu baik-baik saja? sebaiknya kamu istirahat aku sudah bua

  • Noda Dalam Semalam   Bab 127

    Apa dia terlalu berprasangka buruk pada suaminya? Pertanyaan itu terus menggema dalam kepalanya bahkan saat malam hari mereka tidur berdampingan. Malam itu Seruni tak bisa tidur dia menghabiskan malam dengan menatap wajah tampan suaminya, sambil sesekali menghela napas berat. Dia merasa bersalah tidak mempercayai suaminya, meski di sisi lain keraguan itu sangat nyata. Apa dia salah kalau meragukan orang yang pernah menyakitinya. Dia sama sekali tak percaya Jagat yang bahkan cinta mati pada Rira bisa melupakan wanita itu begitu saja. Kesalahan Rira memang sangat besar, tapi cinta Jagat pada wanita itu pun tak kalah besar. Seruni pernah mendengar meski dalam kasus seperti ini seorang laki-laki memang bisa berpindah hati tapi tentu saja tipenya tetap saja dan bukan tidak mungkin akan mencari wanita yang mirip dengan Rira. Masalahnya Seruni sama sekali tidak mirip Rira dalam hal apapun, bahkan dia tidak sudi hanya dijadikan bayangan masa lalu seperti itu. Baru menjelang subuh, Ser

  • Noda Dalam Semalam   Bab 126

    "Bunga ini untukmu." Seruni melongo menatap suaminya yang baru datang sambil menyodorkan bunga mawar merah yang indah. Dia menatap bunga dan sang suami bergantian, bahkan dia sampai mencubit tangannya sendiri saking tak percayanya. "Mas sedang apa?" Tanyanya. "Memberikan bunga untuk istriku, ayo ambil tanganku pegel ini." Seruni menghela napas dan mengambil bunga mawar dari tangan suaminya, lalu menatap bunga itu tak tahu apa yang harus dia lakukan. "Kamu nggak suka?" Tanya Jagat, saat melihat wajah bingung istrinya bukan wajah bahagia seperti yang dia harapkan. "Bunganya maksud mas? Suka sih terima kasih." "Kok ada kata sihnya." Seruni menatap sang suami dengan seksama. "Karena aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan dengan bunga ini? Lagi pula mas aneh sekali kenapa tiba-tiba memberi bunga." Jagat mendengus. "Itu ide Bayu." "Lalu?" "Aku hanya ingin kamu tahu aku serius." "Serius apa?" Tanya Seruni tak mengerti. "Aku sudah mengajukan pembatalan pernikahanku dengan Rir

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status