Share

30. RESIGN SAJA

Penulis: mayuunice
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-21 22:39:49
“Mith, lihat,” ucap Anin yang ada di sampingnya.

Wanita itu memperlihatkan ponsel miliknya, yang menampilkan sebuah aplikasi chatting.

“Ini aku lagi chat sama admin dari produk pakaian olahraga yang waktu itu pakai jasa kita,” terang Anin.

Mitha mengangguk, dia tentu mengingatnya.

“Berkat foto dari kita, penjualan mereka meningkat. Mereka berterima kasih, karena hasil foto produknya bagus,” imbuhnya lagi.

“Syukurlah, aku seneng dengernya. Ya, walau kita di sini harus kerja ekstra, bahkan sampai lembur. Tapi lihat testimoni konsumen jadi auto happy,” timpal Mitha.

“Bener banget. Ngomong-omong selain fotonya bagus, dia juga memuji model kita. Katanya pas banget sama ekspektasi mereka.”

Mitha tiba-tiba terdiam, bahkan sorot matanya kini mendadak kosong. Pikirannya terbawa ke arah lain.

“Apa aku bilang sama Mbak Puspa, supaya jadiin Keyza talent model tetap, ya? Kayaknya oke kalau pakai jasa dia, untuk produk-produk yang menonjolkan sisi elegan dan sexy,” papar Anin.

Suara Anin masih
mayuunice

Halo, Kak mohon maaf kemarin tidak update. Akhir-akhir ini kondisi lagi nggak baik. Mungkin karena kecapekan dan telat makan terus :”). Semoga kakak Kakak selalu sehat, ya.

| Sukai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 48

    Aroma masakan membangunkan Mitha dari tidurnya. Namun, sedetik kemudian dia sadar, kalau dia sudah ada di kamarnya. Seketika dia terkejut dan bangun dari posisi tidurnya.“Ahhh!” desah Mitha, sambil memijit kepalanya yang terasa berat. Kakinya turun dari ranjang, lalu membawanya menuju dapur. Dan mendapati seseorang di sana.“Cakra,” panggil Mitha. Punggung itu milik adik iparnya. Sontak Cakra menoleh. “Sudah bangun?” sapa Cakra. Mitha pun berjalan mendekat ke arahnya. Mata wanita itu nampak bengkak. “Kamu kenapa?” tanyanya. Tangan Cakra memegang wajah Mitha. “Kamu yang mindahin aku ke kamar?” Alih-alih menjawab, Mitha malah melontarkan pertanyaan. Cakra mengangguk. “Kamu tidur di sofa. Aku pindahkan, karena ngelihat kamu kayak yang capek banget. Kamu sakit? Nggak kerja?” tanya Cakra. Mitha memandang sorot mata Cakra yang menyiratkan kekhawatiran. Bibirnya mengerucut dan berdenyut. Matanya terasa perih dan mengaburkan pandangan.“Kak Mitha? Kenapa?” tanya Cakra lagi. Merasa ada y

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 47

    Mitha tak kuasa melihat perbuatan keji mereka. Pikirnya, perbuatan baik Candra padanya menandakan bahwa pria itu sudah membuka hati untuknya. Apalagi, saat itu Candra pernah menyentuh tubuhnya dan berciuman dengan Mitha. Namun, malam itu Mitha menolak untuk melakukan hal yang lebih dari itu, karena dia merasa takut. Dengan tangisan yang tidak berhenti, Mitha pergi dari dari rumah.“Ternyata Mas Candra sekejam itu padaku,” ucapnya lirih. Air mata sudah tak terbendung lagi. Kini Mitha sedang berada di kantornya, menenangkan diri dan memutuskan untuk bermalam di sini. *** “Kamu tidur saja di sini, Key,” cetus Candra sambil memeluk tubuh belakang Keyza. “Serius? Kalau Mitha atau adikmu datang gimana?” tanya Keyza, dia sedang mengoleskan pewarna bibir yang merah merona. Candra menempelkan dagunya pada pundak Keyza. Dia menatap wajah cantik wanita itu dari pantulan cermin.“Mitha tadi chat, dia bakal lembur dan kemungkinan besar tidur di kantor. Kalau Cakra dia ada acara. Katanya mau

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 46

    Keyza menggigit kuku ibu jarinya. Dia berjalan mondar-mandiri di apartemennya. Sesekali dia melirik ke arah ponsel yang terletak di atas meja. Hatinya tak karuhan, menunggu balasan pesan dari seseorang yang dinantinya. Sudah hampir tiga bulan, intensitas komunikasi antara Keyza dan Candra berkurang. Bahkan pria itu sudah jarang menemuinya, pulang ke apartemen ini. Padahal, Keyza benar-benar merindukan Candra. Ingin merasakan kehangatan dari dekapan pria yang sudah dicintainya sejak beberapa tahun silam. “Aarrgh!” Keyza menggeram, dia menyugar rambutnya. Penasaran, Keyza meraih ponselnya dan dia segera menghubungi Candra. Napasnya mulai tak beraturan ketika panggilannya itu tak kunjung diangkat. Keyza melirik ke arah jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. “Ah, aku sudah tidak bisa menunggu lagi,” resahnya. Dia segera menyambar tas dan memasukan ponsel ke dalam sana. Dengan langkah yang menggebu, Keyza keluar dari apartemennya. Tujuannya sekarang adalah mengunju

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 45

    “Mith! Mitha!” seru Anin, yang melihat temannya itu hanya memelototi layar komputernya. Mitha tersentak, lalu menoleh ke arah temannya, “Apa?” tanyanya. “Itu teleponmu bunyi terus dari tadi. Suami mu telepon,” ucap Anin. “Oh, iya.” Mitha segera meraih ponselnya. Sudah ada tiga panggilan tak terjawab dari Candra. Segera, Mitha menghubungi suaminya. “Halo. Kenapa, Mas?” tanya Mitha. “Jam makan siang kita bisa ketemu, Mith? Aku mau minta tanda tanganmu buat pencairan asuransi yang aku bahas tempo lalu,” terangnya. Mitha tak langsung menjawab. Dia diam sejenak. Jujur, Mitha merasa pikirannya berkecamuk sekarang. Dia benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih. “Mitha?” panggil Candra yang tak kunjung mendapatkan jawaban. “Hah? Iya. Nanti siang kita ketemu. Di kafe deket kantorku aja, ya, Mas.” “Oke. Kita ketemu di 24 coffe, ya,” tandas Candra. Kemudian panggilan itu pun berakhir. Ponsel itu disimpan di atas meja oleh Mitha. Matanya kembali menatap ke arah layar ko

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   44. JANGAN MUDAH PERCAYA

    Baru kali ini—sejak beberapa tahun terakhir— Mitha diajak makan malam berdua bersama suaminya. Sungguh, Mitha dibuat terkejut oleh Candra. Karena pasalnya kini mereka sudah berada di sebuah restoran Jepang.“Kamu mau ramen seperti biasa kan?” tanya Candra pada Mitha.“Boleh, kebetulan aku lagi pengin ramen,” jawab Mitha Dalam hati Mita bertanya; apakah suaminya benar-benar masih mengingat menu favoritnya?“Mas, saya pesan dua beef ramen, kuahnya toripaitan. Minumnya Ocha.” Candra kemudian membuka halaman pada buku menu.“Side dish-nya, karaage 1 dan ekado goreng 1,” imbuh Candra. Mitha sedikit terkejut karena Candra benar-benar masih mengingat menu favoritnya.Setelah mencatat pesanan Candra, pramusaji itu pun segera pergi dan membuat kan pesanan mereka.Hening sejenak, seolah tidak ada yang berani lebih dulu untuk berbicara. Sesekali Mitha mengintip untuk melihat Candra. Terlihat suaminya itu sedang sibuk dengan ponselnya.“Maaf, tadi ada chat dari Faisal. Masalah kerjanya,” ucap

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   43. ANTING

    Tas yang dibawa Mitha barusan—milik Keyza—adalah tas yang pernah Mitha inginkan. Mitha pernah melihat tas tersebut di mobil suaminya. Namun, sang suami mengatakan bahwa itu milik atasannya. Melihat Keyza memiliki tas itu, entah kenapa Mitha merasa sangat iri. Padahal bisa saja Keyza memiliki tas itu karena atas jerih payahnya sendiri. “Mbak, boleh nggak aku pakai anting ini?” tanya Keyza yang menunjukkan perhiasan yang tersemat di daun telinganya. Puspa mengamati sebuah anting dengan mata berbentuk bunga berwarna salem. Selain itu anting itu sedikit panjang. “Boleh. Malah kayaknya cocok sama look pertama sama ketiga, deh.” Puspa melemparkan pandangan ke arah gaun yang masih tergantung. “Wah, Mbak Keyza sengaja atau kebetulan pakai anting ini?” tanya Puspa. Keyza tersenyum, “Sengaja, sih, Mbak. Kemarin Mbak Puspa kan kirim foto gaunnya. Aku coba cari perhiasan yang sekiranya cocok sama gaun yang bakal aku pakai hari ini. Syukurlah kalau Mbak Puspa setuju,” terang Keyza .“Wah, Mb

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status