Share

Bab 53

Author: mayuunice
last update Last Updated: 2025-06-08 13:41:06

Mitha hancur berkeping-keping. Ternyata Candra sekejam itu. Harta yang seharusnya menjadi gonogini, sekarang lenyap. Candra mengambil paksa dan memberikan untuk Keyza.

“Mitha.” Suara serak membuyarkan lamunannya. Mitha menoleh dan mendapati Rifah, tengah menatapnya nanar.

“Ya, Ma?” sahut Mitha, ia menghampiri sang ibu dan duduk di kursi sebelahnya.

Semenjak Candra mengusirnya hari itu, Mitha tinggal bersama Rifah. Ia resign dari pekerjaannya, dan ikut Rifah pulang ke kampung halaman.

Di tengah kesendiriannya, Mitha bersyukur, Rifah masih mau menampungnya. Padahal yang dilakukan Mitha pun salah. Namun, wanita itu masih membukakan pintu maaf untuknya.

Sedangkan Cakra, dia sudah tidak lagi bekerja di kota kembang. Dia tidak ingin bersinggungan dengan kakaknya lagi. Mereka sudah benar-benar putus ikatan dan silaturahmi.

“Jangan sedih,” ujar Rifah sambil mengusap punggung tangan Mitha. “Jangan kamu pikirkan apa pun lagi tentang Candra. Biarkan saja dia mengambil semua yang kamu punya. M
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 53

    Mitha hancur berkeping-keping. Ternyata Candra sekejam itu. Harta yang seharusnya menjadi gonogini, sekarang lenyap. Candra mengambil paksa dan memberikan untuk Keyza.“Mitha.” Suara serak membuyarkan lamunannya. Mitha menoleh dan mendapati Rifah, tengah menatapnya nanar.“Ya, Ma?” sahut Mitha, ia menghampiri sang ibu dan duduk di kursi sebelahnya. Semenjak Candra mengusirnya hari itu, Mitha tinggal bersama Rifah. Ia resign dari pekerjaannya, dan ikut Rifah pulang ke kampung halaman.Di tengah kesendiriannya, Mitha bersyukur, Rifah masih mau menampungnya. Padahal yang dilakukan Mitha pun salah. Namun, wanita itu masih membukakan pintu maaf untuknya. Sedangkan Cakra, dia sudah tidak lagi bekerja di kota kembang. Dia tidak ingin bersinggungan dengan kakaknya lagi. Mereka sudah benar-benar putus ikatan dan silaturahmi. “Jangan sedih,” ujar Rifah sambil mengusap punggung tangan Mitha. “Jangan kamu pikirkan apa pun lagi tentang Candra. Biarkan saja dia mengambil semua yang kamu punya. M

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 52

    “Mas, coba jelaskan! Kenapa Keyza mengklaim ini adalah rumahnya? Sudah jelas-jelas ini rumahku!”Wajah Mitha mengetat, urat di keningnya terlihat. Sesampainya Candra di rumah, dia langsung mengintrogasi mantan suaminya dengan intonasi yang menekan. “Mas, jelaskan saja. Supaya makhluk ini tidak keterlaluan. Dia bukan lagi nyonya di rumah ini!” balas Keyza sambil mendelik kesal, tangannya ia silangkan di depan dada.Candra mengendurkan dasi. “Bisakah kamu diam, Mitha? Kamu terlalu berisik. Suaramu itu sampai merusak gendang telingaku,” cercosnya. Ia berjalan menuju dapur, membuka lemari pendingin dan mengeluarkan sebuah botol dari dalamnya. Hawa panas yang mendera membuat tenggorokannya teras kering. Ia pun meneguk air mineral dingin itu. “Jawab, Mas!” tuntut Mitha, ia mendekat pada Candra. Sorot matanya sudah menyala, membara terbakar emosinya. Lima tahun Mitha jungkir balik mencari uang untuk melunasi rumah ini. Sekarang, tiba-tiba ada wanita lain yang mengakui rumah yang sudah dip

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 51

    Sudah empat hari Rifah di rawat di rumah sakit. Matanya kadang terbuka, tapi tatapannya kosong. Beberapa bagian anggota tubuhnya tidak bisa berfungsi dengan baik. Dokter berkata, bahwa Rifah terkena stroke. Tekanan darahnya sering tinggi dan itu membuat Mitha semakin merasa bersalah.“Mama, maafkan Mitha,” ucapnya lirih. Air matanya kering, ia hanya bisa terisak sepanjang hari. Di seberang Mitha, Cakra sedang mengelap wajah Rifah dengan lap hangat. Anak bungsu Rifah itu sedang membersihkan tubuh ibunya. “Gara-gara aku, Mama jadi kayak gini,” imbuh Mitha lagi. “Nggak, Mith. Ini gara-gara aku. Harusnya aku sudah mengubur dalam-dalam perasaan aku padamu, sejak kamu menikah dengan kakakku. Tapi ….”Cakra menjeda kalimatnya, menatap wajah ibunya yang datar. Tatapan kosong Rifah beralih menatapnya. “Maaf, Bu. Ini salah Cakra. Maaf sudah merepotkan Ibu. Harusnya aku bisa lebih bijak lagi.” Nada penyesalan terdengar dari ucapan Cakra. Air matanya perlahan turun membasahi pipi.Sejak kemar

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 50

    “Maksud kamu apa, Mith? Bercerai dengan Candra?” Rifah terkejut, ketika mendapatkan kabar bahwa Mitha akan menggugat Candra ke pengadilan. Setelah mendapat kabar itu, Rifah langsung mengunjungi Mitha di rumahnya. Hal ini tidak bisa di acara kan dalam panggilan telepon. “Iya, Ma. Maaf, tapi aku ngga bisa melanjutkan pernikahan ini,” ucap Mitha lirih.Wajah Rifah sudah memerah. Jelas dari raut wajahnya bahwa, ia sangat menentang.“Aku sudah memasukan gugatan cerai,” tambah Mitha. Dia berusaha untuk meyakinkan ibu mertuanya, kalau ucapannya itu tak main-main. “Mitha! Kenapa kamu melakukan hal ini? Kamu benar-benar mengecewakan Mama!”“Ma, kenapa Mama marah sama Mitha? Apa Mama tidak mau mendengarkan alasan Mitha menggugat Kak Candra?” sela Cakra.Pria itu selalu ada di samping Mitha sekarang. Dia berjanji akan selalu mendampinginya sampai proses perceraian mereka selesai.Rifah terdiam. Emosinya menenggelamkan akal sehat. “Kak Candra selingkuh! Selama ini, Kak Candra tak pernah menye

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab. 49

    Suara tawa menggelegar seisi ruangan. Baik Mitha maupun Cakra, keduanya sama-sama terlonjak. Mereka berdiri dengan kedua pupil melebar dan mulut menganga. “Hebat!” Candra bertepuk tangan sembari melangkah mendekat ke arah mereka.Tubuh Mitha bergetar, dia merasakan ketakutan yang sangat hebat. Pikirannya kacau, karena suaminya memergoki mereka sedang bersama dengan kondisi yang tidak semestinya. Namun, Cakra langsung menggenggam tangan Mitha. “Oh, ini yang kalian lakukan selama ini? Di hadapanku, kalian seperti saudara ipar. Tapi, di belakangku?” Candra mendengus, lalu tertawa. “Hahaha. Sumpah, ini seperti sinetron!” Mulut Mitha bergetar, dia ingin melawan. Memberikan serangan balik pada suaminya, yang tak jauh lebih buruk darinya. Akan tetapi, lidahnya terasa kelu. “Mitha!” teriak Candra.Seketika Mitha tersentak dan kakinya terpaku. “Kamu itu seperti nggak punya otak, ya? Adik ipar sendiri di embat! Ternyata kamu sangat hina!” Mata Candra menatap nyalang dan wajahnya memerah. B

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 48

    Aroma masakan membangunkan Mitha dari tidurnya. Namun, sedetik kemudian dia sadar, kalau dia sudah ada di kamarnya. Seketika dia terkejut dan bangun dari posisi tidurnya.“Ahhh!” desah Mitha, sambil memijit kepalanya yang terasa berat. Kakinya turun dari ranjang, lalu membawanya menuju dapur. Dan mendapati seseorang di sana.“Cakra,” panggil Mitha. Punggung itu milik adik iparnya. Sontak Cakra menoleh. “Sudah bangun?” sapa Cakra. Mitha pun berjalan mendekat ke arahnya. Mata wanita itu nampak bengkak. “Kamu kenapa?” tanyanya. Tangan Cakra memegang wajah Mitha. “Kamu yang mindahin aku ke kamar?” Alih-alih menjawab, Mitha malah melontarkan pertanyaan. Cakra mengangguk. “Kamu tidur di sofa. Aku pindahkan, karena ngelihat kamu kayak yang capek banget. Kamu sakit? Nggak kerja?” tanya Cakra. Mitha memandang sorot mata Cakra yang menyiratkan kekhawatiran. Bibirnya mengerucut dan berdenyut. Matanya terasa perih dan mengaburkan pandangan.“Kak Mitha? Kenapa?” tanya Cakra lagi. Merasa ada y

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status