Share

34. AKU MENUNGGUMU

Author: mayuunice
last update Last Updated: 2023-12-30 22:03:16

Sudah pukul sembilan, tapi Mitha masih sendirian di rumah. Baik Candra maupun Cakra, tidak ada satu pun mereka di rumah. Namun, entah kenapa Mitha malah lebih penasaran dengan keberadaan Cakra, dibanding dengan suaminya sendiri.

Pandangan Mitha tertuju pada bingkai foto yang tertempel di dinding. Pada bingkai tersebut tersemat sebuah foto pernikahan Mitha dan Candra. Dia menatap lekat-lekat foto tersebut, dan Mitha merasakan gejolak kekesalan dalam dirinya.

“Kenapa aku harus menikah dengan Mas Candra, sih? Kenapa bukan dengan Cakra saja?”

Mitha mulai mempertanyakan pada dirinya sendiri. Ada perasaan sesal yang sekarang sedang dirasakan oleh Mitha. Dia ingin menceritakan keluh kesahnya pada kedua orang tuanya.

“Ah, aku nggak bisa merepotkan dan membuat ibu dan bapak khawatir lagi. Mereka sudah ikhlas merawatku sejak kecil. Bahkan menyekolahkanku dengan keadaan susah payah. Padahal aku hanya anak angkat mereka,” desah Mitha.

Kedua matanya kini berkaca, mengingat bagaimana perjuangan ked
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 47

    Mitha tak kuasa melihat perbuatan keji mereka. Pikirnya, perbuatan baik Candra padanya menandakan bahwa pria itu sudah membuka hati untuknya. Apalagi, saat itu Candra pernah menyentuh tubuhnya dan berciuman dengan Mitha. Namun, malam itu Mitha menolak untuk melakukan hal yang lebih dari itu, karena dia merasa takut. Dengan tangisan yang tidak berhenti, Mitha pergi dari dari rumah.“Ternyata Mas Candra sekejam itu padaku,” ucapnya lirih. Air mata sudah tak terbendung lagi. Kini Mitha sedang berada di kantornya, menenangkan diri dan memutuskan untuk bermalam di sini. *** “Kamu tidur saja di sini, Key,” cetus Candra sambil memeluk tubuh belakang Keyza. “Serius? Kalau Mitha atau adikmu datang gimana?” tanya Keyza, dia sedang mengoleskan pewarna bibir yang merah merona. Candra menempelkan dagunya pada pundak Keyza. Dia menatap wajah cantik wanita itu dari pantulan cermin.“Mitha tadi chat, dia bakal lembur dan kemungkinan besar tidur di kantor. Kalau Cakra dia ada acara. Katanya mau

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 46

    Keyza menggigit kuku ibu jarinya. Dia berjalan mondar-mandiri di apartemennya. Sesekali dia melirik ke arah ponsel yang terletak di atas meja. Hatinya tak karuhan, menunggu balasan pesan dari seseorang yang dinantinya. Sudah hampir tiga bulan, intensitas komunikasi antara Keyza dan Candra berkurang. Bahkan pria itu sudah jarang menemuinya, pulang ke apartemen ini. Padahal, Keyza benar-benar merindukan Candra. Ingin merasakan kehangatan dari dekapan pria yang sudah dicintainya sejak beberapa tahun silam. “Aarrgh!” Keyza menggeram, dia menyugar rambutnya. Penasaran, Keyza meraih ponselnya dan dia segera menghubungi Candra. Napasnya mulai tak beraturan ketika panggilannya itu tak kunjung diangkat. Keyza melirik ke arah jam dinding. Waktu sudah menunjukkan pukul empat sore. “Ah, aku sudah tidak bisa menunggu lagi,” resahnya. Dia segera menyambar tas dan memasukan ponsel ke dalam sana. Dengan langkah yang menggebu, Keyza keluar dari apartemennya. Tujuannya sekarang adalah mengunju

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   Bab 45

    “Mith! Mitha!” seru Anin, yang melihat temannya itu hanya memelototi layar komputernya. Mitha tersentak, lalu menoleh ke arah temannya, “Apa?” tanyanya. “Itu teleponmu bunyi terus dari tadi. Suami mu telepon,” ucap Anin. “Oh, iya.” Mitha segera meraih ponselnya. Sudah ada tiga panggilan tak terjawab dari Candra. Segera, Mitha menghubungi suaminya. “Halo. Kenapa, Mas?” tanya Mitha. “Jam makan siang kita bisa ketemu, Mith? Aku mau minta tanda tanganmu buat pencairan asuransi yang aku bahas tempo lalu,” terangnya. Mitha tak langsung menjawab. Dia diam sejenak. Jujur, Mitha merasa pikirannya berkecamuk sekarang. Dia benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih. “Mitha?” panggil Candra yang tak kunjung mendapatkan jawaban. “Hah? Iya. Nanti siang kita ketemu. Di kafe deket kantorku aja, ya, Mas.” “Oke. Kita ketemu di 24 coffe, ya,” tandas Candra. Kemudian panggilan itu pun berakhir. Ponsel itu disimpan di atas meja oleh Mitha. Matanya kembali menatap ke arah layar ko

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   44. JANGAN MUDAH PERCAYA

    Baru kali ini—sejak beberapa tahun terakhir— Mitha diajak makan malam berdua bersama suaminya. Sungguh, Mitha dibuat terkejut oleh Candra. Karena pasalnya kini mereka sudah berada di sebuah restoran Jepang.“Kamu mau ramen seperti biasa kan?” tanya Candra pada Mitha.“Boleh, kebetulan aku lagi pengin ramen,” jawab Mitha Dalam hati Mita bertanya; apakah suaminya benar-benar masih mengingat menu favoritnya?“Mas, saya pesan dua beef ramen, kuahnya toripaitan. Minumnya Ocha.” Candra kemudian membuka halaman pada buku menu.“Side dish-nya, karaage 1 dan ekado goreng 1,” imbuh Candra. Mitha sedikit terkejut karena Candra benar-benar masih mengingat menu favoritnya.Setelah mencatat pesanan Candra, pramusaji itu pun segera pergi dan membuat kan pesanan mereka.Hening sejenak, seolah tidak ada yang berani lebih dulu untuk berbicara. Sesekali Mitha mengintip untuk melihat Candra. Terlihat suaminya itu sedang sibuk dengan ponselnya.“Maaf, tadi ada chat dari Faisal. Masalah kerjanya,” ucap

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   43. ANTING

    Tas yang dibawa Mitha barusan—milik Keyza—adalah tas yang pernah Mitha inginkan. Mitha pernah melihat tas tersebut di mobil suaminya. Namun, sang suami mengatakan bahwa itu milik atasannya. Melihat Keyza memiliki tas itu, entah kenapa Mitha merasa sangat iri. Padahal bisa saja Keyza memiliki tas itu karena atas jerih payahnya sendiri. “Mbak, boleh nggak aku pakai anting ini?” tanya Keyza yang menunjukkan perhiasan yang tersemat di daun telinganya. Puspa mengamati sebuah anting dengan mata berbentuk bunga berwarna salem. Selain itu anting itu sedikit panjang. “Boleh. Malah kayaknya cocok sama look pertama sama ketiga, deh.” Puspa melemparkan pandangan ke arah gaun yang masih tergantung. “Wah, Mbak Keyza sengaja atau kebetulan pakai anting ini?” tanya Puspa. Keyza tersenyum, “Sengaja, sih, Mbak. Kemarin Mbak Puspa kan kirim foto gaunnya. Aku coba cari perhiasan yang sekiranya cocok sama gaun yang bakal aku pakai hari ini. Syukurlah kalau Mbak Puspa setuju,” terang Keyza .“Wah, Mb

  • Noda Merah di Hari Jadi Pernikahan   42. PERHATIAN CANDRA

    Semalaman Mitha tidak bisa tidur. Pikirannya kalut, karena khawatir jika skandal dia dengan sang adik ipar terendus oleh suaminya. Candra sungguh bersikap sedikit aneh. Dia sama sekali tidak memancing keributan dengan Mitha. Bahkan kini dia mau sarapan bersama dengan istri dan adiknya. Di samping Candra, nampak Cakra yang melirik pada sang kakak. Mitha bisa melihat dengan jelas, bahwa Cakra juga merasa sedikit gugup. Pasalnya, Mitha semalam mengirim pesan pada Cakra untuk bisa menjaga jarak dengannya, karena sang suami sudah kembali. “Ayok, Mith,” ucap Candra seraya meraih tas miliknya dan berdiri di ambang pintu. “Eh?” Mitha nampak memasang wajah bingung, “ayo?” tanyanya dengan nada bergumam. “Ayo berangkat kerja,” ajak Candra lagi.Kedua alis Mitha terangkat, bahkan kini kepalanya sedikit tertarik ke belakang. Apa Mitha tidak salah dengar?“Aku akan mengantarmu ke kantor,” kata Candra menegaskan. Ada angin dari mana, sampai Candra mau mengantar Mitha ke kantor? Keanehan itu ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status