Share

17. Kamar Satria

Bhista memohon pada Lucky untuk tak mengatakan apapun pada Satria tentang keadaan di rumah saat ini. Dia hanya ingin Satria kembali dan bicara langsung untuk menjelaskan semuanya.

Tapi tidak demikian dengan Lucky. Dia terbiasa jujur dan mengatakan segala sesuatunya pada bos yang sudah dianggap seperti kakak itu.

"Kak, Kak Bhista mengirim pesan. Sebenarnya, ... em ... sebenarnya di rumah ...," kata Lucky ragu.

Satria menatap Lucky penuh penantian. Dia ingin tahu apa yang ingin sekretarisnya itu katakan.

"Ada apa? Mengapa bicara terbata seperti itu?" desak Satria tak sabar.

"Em, sebenarnya. Ah, tak ada apapun. Istrimu hanya memastikan kau sudah makan karena dia sudah mengantuk dan ingin tidur," dusta Lucky.

Hati Satria merasa tak percaya. Dia tak bisa dibohongi tapi tak ada yang bisa dia ucapkan untuk membantah.

"Baiklah, aku akan menelponnya nanti. Aku akan memintanya banyak istirahat," jawab Satria.

Raut wajah bersalah Lucky te

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status