BAB 6
GUNARSO SALAH KAPRAH
Tiba-tiba bola mata ini melihat kertas kuitansi terselip diantara tumpukan buku dekat meja riasku yang menggantung seperti mau jatuh.
Mata ini serasa tak percaya melihat isi kuitansi ini tertanggal bulan lalu, pengeluaran sejumlah seratus lima puluh juta untuk keperluan umroh dua orang atas nama Zana Karunia dan Maftukha dibawah tanda tangan penyetornya atas nama Gunarso Hadi Prayoga .
Dalam hatiku penuh tanya siapa gerangan mereka berdua ini. Harus kuselidiki mereka hari ini mumpung hari minggu.
Secepatnya aku bersolek didepan cermin dan berganti pakaian olahraga yang nyaman untuk jogging pagi ini. Pintu kamar ku buka, mas Gunarso kuperhatikan masih tertidur pulas diatas sofa berselimut kain tebal milik Randi.
“Mau kemana Ma ?”
Tiba-tiba suamiku terbangun mungkin karena terdengar handel pintu yang kubuka tadi.“Mau jalan-jalan Pa, mumpung hari Minggu mengelilingi komplek ini agar badanku sehat,” ujarku tanpa menoleh kepadanya.
“Kau tidak masak dulu kah, Ma?” tanya mas Gun.
“Jika Kau beri uang belanja, aku ya memasak jika tidak ya minum air putih saja diatas meja.” Aku membenahi sepatu olahraga yang akan kupakai hari ini.
“Kenapa kau sangat berubah dalam semalam Ma?” Mas Gunarso bingung dengan perubahanku yang sangat drastis.
“Tanyakanlah pada dirimu Pa apa ada yang kau sembunyikan dariku hingga aku bersikap seperti ini, Apa ada yang ingin kau bicarakan denganku?”
DrttSuara nada sambung ponsel lagu “ beristri tiga” dari Ahmad Dani pentolan Band Dewa 19 mengalun merdu diatas meja. Mas Gun buru-buru mengambilnya, dan ia menatap layar ponselnya tertulis bidadariku. Aku yang berjarak dua meter sekilas dapat membacanya tapi aku pura-pura tidak tahu. Dia bingung mau menerima telpon karena aku ada didepannya.“Terima saja Pa, Tilpon dari bidadari jangan kau abaikan,” ujarku seakan tanpa beban.
Muka suamiku bagai kepiting rebus pagi ini, aku tak memperdulikannya.
“Aku juga pingin dengar kok Pa, bagaimana suara bidadari yang menelpon malaikatnya.”
Aku terus mendesaknya dengan sindiran kasar. Dia celinguran ingin menghindar dariku. Tapi aku nggak kurang akal, kupepet terus suamiku itu dengan caraku. Satu hal yang kuinginkan adalah kejujuran darinya. Perkara sakit hati kuurus belakangan.
“Kenapa kau diam saja, Pa. Angkat atau aku yang mengangkat. Itu dari selingkuhanmu kan?” tantangku padanya.
Dia langsung mematikan ponselnya dan mendekatiku dengan wajah memelas.
“Tidak Ma, kamu hanya salah paham,” ujarnya padaku.
“Salah paham apa maksudnya?”
Mataku membelalak, emosiku tidak tertahan seperti mau meledak dihadapannya. Lelaki yang kupikir jujur dan setia ini ternyata buaya.“ Aku sudah menyindirmu dan bertanya dengan baik kau sama sekali tak berinisiatif untuk berterus terang kepadaku, Mas?” tawarku padanya.
“Sekali lagi, aku tanya kamu punya wanita lain kan? Wanita yang lebih muda dariku dan memiliki bayi sekitar berumur tujuh bulan,” ujarku penuh kilatan emosi.
“Tidak, Ma. Kau dapat omongan dari mana selama ini, aku sangat setia padamu dan keluarga kita,” Ujarnya masih tidak mau mengaku.
“Baiklah, Pa jika kamu tidak mau mengaku. Jangan salahkan aku jika bertindak semauku sendiri, bahkan mungkin bisa mempermalukanmu,” ujarku mengancam.
Lelaki itu hanya diam, kemudian menghindariku dengan pergi kekamar kami. Aku mengikuti dari belakang, semula pingin menelusuri soal kuitansi akhirnya moodku hilang dan batal keluar.
“Mungkin karena kamu semalam tidur sendiri, dan tidak ada yang meluk kamu Ma, hingga di pagi hari kamu sudah berkata aneh-aneh padaku.”
Gunarso melepas baju yang semalam di pakai, dan mengunci pintu kamar dengan kasar kemudian mencabutnya.
Firda merebut kunci itu namun tak berhasil. Dengan kasar Gunarso menarik baju istrinya hingga terlepas. Wanita itu sungguh kaget melihat perlakuan suaminya yang kesetanan seperti tak pernah bertemu dengan wanita tahunan.
“Sini aku puaskan dirimu hari ini,” kata Gunarso dengan membopong istrinya ke ranjang.
Firda meronta-ronta tapi suaminya tak memperdulikannya. Akhirnya Firda mengikuti alur suaminya hingga terkulai lemas tanpa sehelai baju pun.
“Kamu minta ini kan sebenarnya Ma, tinggal ngomong saja kok repot jangan berdalih menuduh aku yang bukan-bukan, bilang kalau kurang. Pasti aku akan memberimu lebih.” ujarnya dengan sedikit kasar sambil beranjak pergi kekamar mandi.
Mendengar ucapan suaminya itu, hati Firda sangat terluka seakan yang ia butuhkan hanya kehidupan ranjang saja. Jujur diakui Firda memang suaminya adalah lelaki yang sangat kuat dan hebat saat bermain diranjang sehingga dia sering kuwalahan.
Andaikan perlakuan ini sebelum dia tahu kalau suaminya memiliki istri lagi maka Firda pasti mensyukuri sebagai bentuk kebahagiaan.
Dalam hatinya terus merutuk suami yang dinikahinya itu dengan rasa kecewa yang tak bertepi. Dasar orang tak waras, pikir Firda karena takut ketahuan jadi membelokkan situasi.
Firda Ayuni kamu harus bangkit, dan membongkar semua kebohongan suamimu itu tekatnya dalam hati. Seribu rencana ia susun untuk mengungkap rahasia suaminya ini.
Firda bangkit dan bebenah diri lalu mengambil benda pipih diatas ranjangnya itu. Kemudian menelepon Tristan sahabat karibnya yang lulusan dari Universitas Bonn German jurusan ekonomi itu . Dia sangat ulet dan kompeten saat di percaya oleh Firda untuk mengolah perusahaan warisan orang tuanya itu.
Selama ini keluarga Gunarso tidak pernah tahu kalau Firda memiliki perusahaan multi Nasional yang bergerak dibidang tehnologi pangan. Gunarso hanya mengetahui kalau Firda adalah seorang gadis yatim yang ditinggal oleh seluruh keluarganya.
[Hallo Tristan, Tolong cek kehadiran suamiku selama tiga bulan kebelakang ini sama bulan ini. Tolong laporannya kamu kirim ke emailku ya ]
[Kenapa mendadak Audit kehadiran dia]
[Pingin tahu saja, seberapa bagus suamiku dalam bekerja] kataku berkilah
[Tenang saja Bos, walaupun dia tidak masuk nggak ada yang berani protes kok, aku yakin nggak masuknya pak Gunarso paling juga karena melayanimu dan permintaanmu]
[What?]
[Beliau sering bilang mengurus dirimu dan anak-anak, kalau nggak masuk][Hah … ] Aku terperanjat.
[kok dari tadi tanya melulu sih, sejak kapan jadi orang kagetan]
[Sudah … sudah jangan banyak tanya semakin pusing aku, jangan lupa kirim laporannya aku tunggu]
[Beres Bos, oh ya jangan-jangan suamimu punya bini lain]
[Emang kau tahu apa)
[Engg … enggak deh jatuhnya kalau nggak bener jadi fitnah]
[Sudah tahu gitu, masih berspekulasi dengan gosip]
Sementara Gunarso menonton Televisi diruang tengah, sambil menyalakan ponsel yang tadi di matikan.
Gunarso berpikir Firda akan kembali seperti semula setelah diberi nafkah bathin melebihi biasanya, trik ini merupakan jurus terampuhnya saat menangani Firda Ayuni ngambek dan merajuk.
Dia tidak pernah tahu kalau istrinya sudah mengetahui sedikit rahasianya.
Dia buka ponselnya di aplikasi hijau itu, rentetan pesan masuk sangat banyak. Laporan panggilan tak terjawab pun sangat banyak. Satu persatu pesan Gunarso jawab hingga berhenti di pesan dari kontak nama Bidadari,
[Mas Hadi, cepat datang kerumah kita , Aina Mas … Aina]
BERSAMBUNG
Dua buah koper warna abu-abu metallic serta kecoklatan sudah terjejer rapi diruang keluarga. Tatap mata sendu Gunarso pada ibu yang melahirkannya serta mantan istrinya begitu mengiris hati. Sementara dua wanita dihadapannya itu tetap tak bergeming sedikitpun untuk menahan kepergian Gunarso.Bu Zahra melangkah perlahan mendekati anaknya."Gunarso jadilah laki-laki sejati, bertanggung jawablah dengan setiap perbuatan yang kau lakukan. Semoga yang terjadi hari ini menjadi pelajaran berharga untukmu. Ibu ikhlas kamu pergi semoga kamu mendapat kebahagiaan dengan pilihanmu saat ini."Bu Zahra memeluk anak semata wayangnya itu, sambil menepuk-nepuk punggung Gunarso. Walau bagaimanapun dia harus mengeraskan hati agar Gunarso tahu segala kesalahannya. Rasa cintanya terhadap Gunarso hari ini telah berbeda baginya, selama ini dia terus melindungi dan memaafkannya justeru tidak membuat lelaki yang hampir empat puluh tahun itu tidak belajar dari kehidupannya.Lelaki y
Dengan langkah yang hampir limbung Gunarso bangkit dari duduknya kemudian menuju mobil avanza yang tak berbentuk rupa itu.Berkali-kali dia mencoba berpikir begitu banyak yang terjadi dalam hidupnya dalam tiga bulan terakhir ini. Rumahnya di Cempaka Puri akan disita, terkena PHK, Aina masuk rumah sakit serta hari ini kehilangan istri yang dicintainya itu.Sepanjang perjalanan tak henti air mata penyesalannya terus menetes, bahkan hari ini dia tidak tahu harus melakukan apa dan tinggal dimana. Pikirannya kalut terus tertuju pada Firda yang menceraikannya beberapa saat yang lalu. Ingin sekali membela diri tapi dia tak mampu mengingat begitu banyak salah yang dia lakukan pada Firda.“Aku harus melakukan apa Tuhan, agar Firda kembali padaku? Haruskah aku menceraikan Zana Karunia wanita yang baru kunikahi hampir satu tahun itu. Wanita yang hari ini telah jadi ibu dari anakku y
Setelah diberi segelas air putih warga untuk menetralisir ketegangan di hati yang berdegup kencang itu. Gunarso melanjutkan perjalanannya dengan menggunakan mobil yang penyok bumper depan. Dia sudah tidak memperdulikan rasa nyeri ditubuhnya yang menatap stang setir mobil. Dia lajukan terus sekuat tenaga dengan kecepatan tinggi.Lima menit kemudian nampak di netra matanya gedung Pengadilan Negeri Agama berdiri kokoh didepannya. Mobil avanza putih itu dia belokkan ketempat parkir terdekat. Semua mata yang ada disitu menatapnya dengan keheranan melihat kondisi mobil Gunarso. Begitu sampai dia bergegas turun dari mobilnya dengan sedikit pincang. Lelaki ini menatap nyalang disemua tempat yang dia lalui mencari keberadaan Firda.Hari ini ada tiga persidangan di pengadilan Negeri ini, Gunarso segera bertanya kepada resepsionis yang mengenakan hijab warna khaky itu.“Maaf bu, persidang
Gunarso berjalan dengan gontai sambil mengacak-acak rambutnya menuju ruang tamu. Dia kebingungan harus berbuat apalagi semua ATM nya sudah terkuras habis. Bahkan surat mobilnya pun sudah masuk rumah gadai untuk tambahan biaya rumah sakit Aina. Dia mengepalkan tangannya sangat geram melihat kelakuan Zana yang menghamburkan uang seenaknya, tapi lelaki ini tidak bisa berbuat apa-apa."Bagaimana Pak ?" tanya para developer itu dengan agak sinis."Beri aku waktu satu minggu untuk melunasi semua tunggakan yang kumiliki. Jika gagal tidak bisa melunasi maka aku akan pergi dari rumah ini." Gunarso menegosiasi para developer dengan perasaan tidak nyaman."Baiklah Pak saya tunggu hingga minggu depan. Kami mohon pamit ? Semoga Bapak bisa menepati janji serta dimudahkan rizkinya,”Tiga lelaki dari developer Cempaka Puri itu berlalu dari hadapannya, G
Hari ini sang surya nampak gagah memeluk alam maya pada, suara aneka burung nampak bersahutan saling mengobrol satu sama lain yang sangkarnya bergantungan rapi di teras rumah milik mertuaku. Udara segar masuk perlahan memenuhi ruangan yang baru terbuka jendelanya.Firda telah memakai baju olahraganya dengan rapi, kemudian mengambil sepatu kets warna hitamnya. Hari ini dia akan pergi kerumah pak Haji Rois satu-satunya kakak kandung ayahnya yang masih hidup. Entah sudah berapa kali orang tua itu memintanya untuk datang tapi Firda belum sempat menemuinya.Baru saat ini Firda menyempatkan waktu untuk datang silaturahmi ke pak haji Rois. Selama ini pak haji Rois dan Tristanlah yang mengcover seluruh usaha dari ayahnya Firda yang telah berpulang ke rahmatullah. Firda sangat mempercayai pakdenya itu. Dibawah kendali beliau semua usaha ayahnya terus berkembang.Dengan berkendara motor maticnya dia melaju ditengah pusaran kendaraan dij
POV FIRDAFirda masih duduk di pinggir ranjangnya sambil melihat perkembangangan kesembuhan wajahnya dengan sebuah kaca rias. Sesekali mengelus pipinya yang masih berbekas cakaran itu.Mengingat kejadian hari itu Firda merasa sangat marah pada suaminya itu. Lelaki yang kurang tegas dan tak bertanggungjawab bagi keluarga ini."Mestinya jika berani poligami ya harus seijin istri pertama bukan seenaknya saja main nikah tanpa memberitahu aku dan ibu. Sehingga tragedi cakar-cakaran sampai berkelahi didepan umum seperti beberapa waktu yang lalu bisa dihindari. Aku harus memberi pelajaran hingga tuntas pada lelaki yang ku sebut suamiku itu,"bathinku dalam hati.Oh ya hari ini adalah kepulangan si Zana dan Aina anak suamiku dan istri keduanya itu seperti kata Tristan.Ku cari ponselku, dan scroll perlahan didata contact aplikasi hijau itu untuk mencari no kontak Tristan[ Hallo Tristan]