Home / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 148. Harusnya Sejak Awal Aku Tidak Berharap

Share

Bab 148. Harusnya Sejak Awal Aku Tidak Berharap

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2025-06-05 15:47:51

"Terima kasih sudah mengantarku membeli bunga. Mamamu memintaku untuk membelikan bunga, katanya ... beliau sedang tidak enak badan."

Ucapan itu keluar dari bibir Laura, wanita cantik yang kini tersenyum manis mencekal lengan Gerald sambil memeluk buket bunga Peony.

Gerald tidak menanggapi wanita itu. Mereka berdua masuk ke dalam mobil dan bergegas pergi bersama dalam satu mobil.

"Mama pasti hanya beralasan kalau dia sedang sakit. Karena itu, kau mendatangiku dan mengajakku pergi bersamamu?"

"Mamamu memang menghubungiku dan bilang kalau beliau sakit, lalu ingin aku datang denganmu, karena itu aku datang ke kantormu. Tapi ... kalau untuk Mamamu sakit itu alasan atau bukan, aku tidak tahu."

Gerald berdecak kecil seketika. "Aku sangat sibuk saat ini, dan kau datang memaksaku di depan banyak orang! Lain waktu, jangan mempermalukanku, Lau!" geram laki-laki itu.

Laura mendengus pelan mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Gerald.

"Me-mempermalukan bagaimana? Aku datang kar
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 154. Sebuah Berita dan Tragedi Menyakitkan

    Keesokan harinya, pagi ini terasa tak biasa bagi Giselle. Ponselnya berdering terus menerus tanpa henti hingga membuatnya terbangun dari tidurnya. Giselle mengusap wajahnya pelan dan menyalakan penerangan kamarnya. "Ada apa? Kenapa ponselku tidak berhenti berdenting sejak tadi?" gumamnya lirih. Giselle duduk di tepi ranjang dan menurunkan kedua kakinya menapaki lantai. Wanita itu meraih ponselnya di atas nakas dan ia mulai membuka kunci layar ponselnya. Kedua mata Giselle melebar sempurna, kantuk yang masih tersisa seolah sirna saat ia membaca sebuah berita yang sangat ramai dibahas di media sosial pagi ini. "Be-berita apa ini?!" Giselle memekik terkejut luar biasa. Iris biru matanya bergetar membaca sebuah berita kini tengah dikonsumsi oleh banyak publik. Bahkan foto Giselle juga terpasang di sana. 'Seorang petinggi perusahaan terbesar di kota Luinz, Keluarga Gilbert sang konglomerat ternyata selama ini menyembunyikan identitas mantan menantunya—yakni mantan istri putra

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 153. Ketegaran Seorang Giselle

    Beberapa hari kemudian. Giselle sudah kembali bekerja di tempat Irish selama beberapa hari ini. Ia berusaha untuk berdamai dengan keadaan yang sangat menyakitkan untuknya dan Giselle kembali fokus bekerja demi anaknya. Pagi-pagi sekali Giselle sudah datang dan membersihkan cafe, ia juga membantu Irish menata roti panas di etalase dan juga menyiapkan gelas dan minuman untuk pelanggan yang datang. "Giselle," panggil Irish pelan. "Hm?" Giselle menoleh. "Bagaimana dengan Elodie? Apa dia masih sering menanyakan Papanya?" tanya Irish yang tengah memperhatikan Elodie di dalam ruangan di belakang. Anak itu tengah sarapan sambil menonton kartun kesukaannya. Giselle menggelengkan kepalanya pelan. "Sudah tidak lagi, Rish. Aku juga tidak tahu, apakah saat ini Gerald sudah kembali atau belum. Semua pesanku juga tetap tidak terbalas. Jadi, untuk apa aku menanti-nanti kedatangannya lagi? Toh ... aku tidak lebih hanya seorang mantan untuknya." Irish mengangguk kecil sambil mengeluarkan r

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 152. Seorang Teman yang Selalu Ada

    "Ya ampun, Giselle, badanmu panas seperti ini. Pantas saja kalau Elodie sangat cemas." Irish yang baru saja datang, wanita itu langsung masuk ke dalam kamar Giselle dan melihat kondisi sahabatnya. Di sampingnya ada Elodie yang memegangi bagian belakang dress merah muda yang Irish pakai, anak itu sambil memeluk botol susu miliknya yang kosong. "Tante, Elodie mau minum susu. Boleh minta tolong," pinta Elodie mendongak menatapnya. "Boleh, Sayang. Sebentar, ya..." "Heem." Elodie mengangguk patuh. Irish meletakkan tas yang ia pakai dan mengambil beberapa tablet obat yang baru saja dia beli. Wanita itu mendekati Giselle lagi. "Giselle, kau sudah minum obat, belum? Atau aku telfonkan dokter agar datang ke sini memeriksamu, bagaimana?" Kedua mata Giselle terbuka perlahan, napasnya terdengar begitu berat saat ini. "Tidak usah repot-repot, Irish. Aku hanya kurang istirahat saja saat ini," jawab Giselle. "Tapi, Giselle—" "Sungguh, aku tidak apa-apa." Giselle menggelengkan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 151. Anakku yang Sangat Mencintaiku

    Hari sudah malam, suara lonceng angin di luar jendela kamar bergemerincing terdengar lembut saat angin malam yang semilir berhembus. Giselle berbaring di atas ranjang, di sampingnya ada Elodie yang sudah ia selimuti. Tetapi, anak kecil itu belum tidur. Elodie memeluk boneka beruang berwarna cokelat miliknya sambil menatap langit malam yang bertabur ribuan bintang malam ini. Giselle menyadari anaknya belum tidur, akan tetapi Elodie hanya diam saja. "Kenapa belum tidur, Sayang?" tanya Giselle mengusap pucuk kepala si kecil. "Elodie sedih, Mama," jawab anak itu cemberut. "Sedih?" Giselle langsung duduk seketika. Elodie pun berbalik dan tidur terlentang, dengan mata berkaca-kaca ia menatap Giselle dengan ekspresi yang sedih. "Elodie sedih sekali, Papa bohong sama Elodie, sama Mama," ujarnya sambil mengucek satu matanya. Ekspresi wajah Giselle menjadi sendu. Perlahan ia membantu Elodie untuk duduk dan Giselle memeluk anaknya. Anak itu memeluk tubuh Giselle dan jemari tan

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 150. Kecewa Untuk Kesekian Kalinya

    Hamil! Laura hamil anak Gerald! Giselle menatap test pack di atas meja. Ulu hati Giselle seperti disayat-sayat saat ini, tapi ia berusaha untuk tidak menunjukkan air matanya. Terlebih lagi, ia merasa jauh berkali-kali lipat lebih sakit saat Laura mengatakan kalau ia tidak ingin melihat Gerald membagi kasih sayang pada Elodie lagi. 'Jadi, inikah alasanmu selama beberapa hari ini mengabaikan aku dan Elodie? Inikah kesibukan yang kau maksud, Gerald? Ini ... di balik semua alasan kenapa kau tidak membalas pesan dan panggilanku?' Giselle menekan rasa sakit di dalam hatinya. Dengan tangan gemetar, Giselle meraih test pack milik Laura dan kembali menyerahkannya. "Aku tidak bisa melarang Gerald untuk mendekati anaknya, Laura. Elodie adalah darah daging Gerald dan selama ini anakku tumbuh besar tanpa kehadiran seorang Papa." Giselle menggelengkan kepalanya. "Aku juga tidak akan pergi. Aku berani menjamin, aku tidak akan menjadi ancaman untuk rumah tangga kalian ke depannya." Laura me

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 149. Aku, Hamil Anak Gerald!

    Aroma lavender menyeruak di dalam kamar Giselle. Wanita itu membuka jendela kamarnya merasakan hangatnya cahaya mentari pagi masuk ke dalam ruangan itu. Giselle merapikan mainan milik Elodie yang berserakan di lantai kamar. Sebelum tiba-tiba saja terdengar suara dentingan ponsel miliknya di atas nakas. "Hm, siapa mengirim pesan sepagi ini?" gumam Giselle. Wanita itu berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepiannya sambil membuka pesan yang baru saja masuk. "Sergio," lirih Giselle. Dengan teliti Giselle membaca pesan dari Sergio—ajudan Gerald. Laki-laki itu mengatakan kalau Gerald semalam telah berangkat ke luar kota dan kembali beberapa hari lagi, tanpa menentukan hari dan waktunya. Giselle tidak membalas pesan itu, ia membuka kontak nama Gerald dan melihat tak satupun pesannya yang dibalas oleh laki-laki itu. Giselle sempat nelangsa dan terenyuh sedih, namun ia menepis perasaannya dengan cepat. "Ayolah, Giselle ... sadarlah," ucap Giselle menepuk kedua pipinya. "Kalau

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status