Beranda / Romansa / Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam / Bab 56. Giselle, Adalah Milikku

Share

Bab 56. Giselle, Adalah Milikku

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-07 08:57:01

Keesokan harinya, Giselle masih sibuk mengurus Elodie di rumah sakit. Apalagi setelah dokter mengatakan kalau kondisi Elodie benar-benar drop, Giselle tidak punya pikiran untuk kembali ke kantor.

Pagi ini, Giselle pergi membeli buah anggur yang diminta oleh si putrinya saat bangun tidur tadi.

Giselle tersenyum tipis menatap buah anggur dalam keranjang hias kecil berwarna merah muda sebagai bonus ada dua buah stroberi di dalamnya, yang kini tengah Giselle bawa.

"Elodie pasti senang melihat keranjang cantik ini," gumam Giselle, rasanya tidak sabar ingin melihat si kecil kembali tersenyum.

Giselle berjalan menyebrangi jalanan menuju ke rumah sakit yang berada di depan sana.

Namun, saat ia sudah berada di tepian seberang jalan, tiba-tiba saja sebuah mobil berhenti di samping Giselle dan membunyikan klaksonnya hingga membuat Gisele menoleh.

Kening Giselle mengerut menatap mobil berwarna merah tersebut.

Saat ia menepi dan menunggu, dari dalam mobil itu keluar Laura membawa tasnya dan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 230. Jadi, Selama ini....

    Gerald pulang lebih awal karena mendapatkan pesan dari ajudannya untuk menjemput Giselle di kediaman orang tuanya. Laki-laki itu datang bersama Elodie yang baru saja ia jemput dari sekolah. Mereka berdua baru saja turun dari dalam mobil, Elodie yang berlari hendak masuk ke rumah sang Opa, tiba-tiba saja anak itu kembali dan berlari balik ke arah Gerald. "Ada apa, Sayang?" tanya Gerald pada sang buah hati. Elodie mendongak menatapnya. "Papa ... Oma sama Opa bertengkar," ujar anak itu dengan suara berbisik. Kening Gerald langsung mengerut. "Bertengkar?"Sontak, Gerald langsung mengangkat tubuh kecil Elodie dan ia menggendongnya. Gerald berjalan masuk ke dalam rumah megah orang tuanya tersebut. Dari arah ruangan keluarga, ia mendengar suara Papanya yang keras terdengar marah-marah."Mama itu harusnya tahu diri! Giselle masih memaafkan Mama dan Gerald mau ke kembali ke sini, mereka berdua merawat Mama saat Mama sakit, harusnya Mama berterima kasih untuk hal itu! Bisa-bisanya Mama mal

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 229. Giselle Tidak Akan Tinggal Diam

    Giselle membawa semua belanjaan Mama mertuanya pulang. Bahkan ia sendiri yang menata beberapa belanjaan ke dalam lemari es. Setelah itu, Giselle duduk di ruang keluarga seorang diri. Ia menatap pemandangan indah taman luas di kediaman mertuanya. Hingga tak lama kemudian mobil berwarna biru tua berhenti di depan rumah. Laki-laki tua turun dari dalam mobil diikuti oleh ajudannya masuk ke dalam rumah. "Loh, Giselle ... ke sini dengan siapa, Nak?" tanya Charles melihat menantunya di sana. "Sendiri, Pa," jawab Giselle tertunduk. Charles yang hendak masuk ke dalam ruangan kerjanya pun terhenti. Laki-laki tua itu menyerahkan sebuah berkas yang ia bawa pada ajudannya. "Bawa masuk ke ruangan kerja," perintahnya. "Baik, Tuan." Di dalam ruangan itu, kini tersisa Charles dan Giselle. Laki-laki itu duduk di hadapan Giselle dan menatap wajah menantunya yang murung dan pucat. "Ada apa? Mama mana?" tanyanya, Charles mulai panik melihat ekspresi wajah menantunya yang sedih. Kalau Gerald sampa

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 228. Wanita itu, Kembali Muncul...

    Setelah dijemput oleh Mama mertuanya untuk diajak pergi menemaninya berbelanja, Giselle pun ikut bersama Mama mertuanya. Mereka pergi ke pusat perbelanjaan yang berada di kota Luinz. Mama mertuanya itu membeli banyak belanjaan untuk kelengkapan acara keluarga yang akan diselenggarakan besok. "Giselle, tolong pilihkan piring-piring keramik untuk Mama," ujar Marisa sambil memilih beberapa piring hias. "Semuanya menurutku cantik, Ma," jawab Giselle sambil menatap beberapa piring keramik. Marisa menoleh dan berdecak kesal. "Ck! Aku tahu kau mungkin kalau tidak dinikahin oleh Gerald, kau tidak akan mempu membeli piring-piring keramik ini, Giselle. Tapi tolong jangan terlalu menunjukkan kampunganmu di sini! Jangan membuat nama baikku buruk!" Mendengar hal itu, Giselle langsung diam. Ia menjauhkan tangannya dari piring keramik di hadapannya. Marisa pun langsung menoleh padanya. "Sudah, jangan dipikirkan ucapanku barusan. Yang ada kau malah mengadu pada suamimu nanti!" serunya. Giselle

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 227. Giselle Tetap Curiga

    Beberapa hari berlalu dengan baik semenjak Gerald dan Giselle tinggal di rumah mereka sendiri di Luinz. Sama seperti hari-hari kemarin, Gerald masih fokus pada pekerjaan-pekerjaannya yang menumpuk di kantor. Dan Giselle selalu berada di rumah menemani Elodie. "Sayang, hari ini aku berangkat pagi. Kau tidak titip sesuatu? Nanti akan aku belikan saat aku pulang dari kantor," ujar Gerald pada istrinya yang masih rebahan di atas ranjang. "Aku ingin makan sponge cake dengan saus stroberi dan buah anggur segar di atasnya, seperti di bakery yang ada di dekat hotel kota, Sayang," jawab Giselle menatap Gerald. "Oke, nanti sore aku belikan." "Terima kasih, Sayang..." Giselle tersenyum manis pada suaminya. Gerald mendekat dan memberikan usapan lembut di pucuk kepala Giselle. Ia mengecup pucuk kepala istrinya dengan penuh kasih sayang. Rumah akan sepi saat Elodie pergi ke sekolah. Sejak beberapa hari yang lalu, Elodie bersekolah di sebuah taman kanak-kanak yang berada tidak jauh dari rumah

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 226. Bermusuhan Sejak Kecil

    Keesokan harinya, pagi ini Martin benar-benar datang ke kediaman Gerald seperti yang dia janjikan semalam. Martin datang bersama ajudannya dan juga putranya. Kai berkeras kepala ingin ikut dengan sang Papa karena ingin menemui Elodie dan mengambil kalungnya. "Selamat pagi, Rald ... akhirnya, setelah sekian lama aku tidak pernah ke rumahmu, akhirnya aku ke sini juga hari ini!" seru Martin menjabat tangan Gerald dan tertawa. "Kau harus sering-sering ke sini. Silakan duduk..." Mereka semua duduk di ruang tamu. Para pelayan datang membawa minuman dan menyuguhkan pada mereka semua. Gerald dan Martin sibuk membahas tentang pekerjaan dan bisnis mereka. Sedangkan Kai, yang ikut dengan Papanya, anak laki-laki itu sibuk mencari-cari di mana Elodie saat ini. "Mama...! Huwaaa, Mama di mana?! Mama...!" Suara teriakan berasal dari lantai dua. Bahkan Gerald yang tengah berbincang dengan Martin, kini terhenti. Laki-laki tampan itu menoleh ke arah tangga di dalam rumahnya. "Mama ada di dapur,

  • Nona, Tuan CEO Ingin Lebih dari Semalam   Bab 225. Perkara Sebuah Kalung

    "Besok main ke rumah Elodie, ya, Kak ... Elodie punya mainan yang buanyak!" Elodie yang tadi jatuh dan menangis, masih bisa mengoceh ini dan itu pada Kai. "Sesekali, Elodie main ke rumah Kak Kaivan. Ajak Mama dan Papa ya, Anak Cantik..." Amara mengusap pipi gembil Elodie. "Oke, Tante," jawab Elodie mengacungkan jempolnya sambil berjinjit. Gerald dan Giselle telah beranjak dari duduknya dan berpamitan pulang. Tapi Elodie masih berbincang panjang lebar dengan Kai. "Elodie, ayo Sayang..." Giselle melambaikan tangannya. Elodie menoleh ke arah Mama dan Papanya. Ia kembali menatap Kai dan ia tersenyum. "Byee, Kakak!" Anak itu melambaikan tangannya sebelum dia berlari ke arah Mama dan Papanya. "Hmm..." Kai hanya mengangguk malas dan melambaikan tangannya. Amara dan Martin masih menertawakan tingkah gemas anak temannya itu. "Besok siang aku akan ke rumahmu, Rald!" seru Martin. "Ok, aku tunggu!" Jawab Gerald. "Kalau begitu, aku pamit dulu." "Hati-hati di jalan..." Gerald meninggal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status