Share

38. Bersembunyi dibalik boneka

Author: Raisaa
last update Last Updated: 2025-12-14 14:00:25

Malam itu, kereta berhenti tepat di depan Mansion Leclair. Udara dingin menusuk, dan mansion tampak terlalu besar… terlalu sunyi. Tidak ada lampu terang, tidak ada pelayan yang menanti. Hanya keheningan yang menyambut Elyse.

Elyse melangkah masuk dengan lelah, dan Marco membantu membukakan pintu. Greta langsung meraih lengannya, khawatir gadis itu akan jatuh lagi kalau dibiarkan berdiri terlalu lama.

“Silakan beristirahat, Nyonya,” ujar Marco sambil menunduk. “Saya akan kembali besok untuk memastikan keadaan Anda.”

Elyse hanya mengangguk, terlalu lelah untuk menjawab.

Greta membantunya naik ke lantai dua, ke kamar pribadinya. Setelah menutup pintu, Greta berkata lembut,

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Mayr
Naah gitu donk Elyse
goodnovel comment avatar
Rina Damayanti
mulai seru nih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   64. Siklus

    Kereta terus melaju.Dyall tidak langsung menjawab.Ia menatap lurus ke depan selama beberapa detik yang terasa terlalu lama bagi Elyse. Lengan yang mendekapnya tidak mengendur, namun juga tidak mengerat. Tetap di sana, seperti penyangga yang tenang.Akhirnya, Dyall menurunkan pandangannya ke arah Elyse.Tatapan itu tidak terkejut. Tidak juga marah.Hanya… dalam.“Kenapa kau menanyakan itu?” tanyanya balik, suaranya rendah.Elyse tersenyum kecil, senyum yang rapuh.“Karena malam ini… semua orang seolah tahu harus berdiri di mana. Dan saya ingin tahu… saya berdi

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   63. Kenapa aku harus?

    “Dia mabuk.”Jester ragu. Satu detik. Dua detik.Matanya beralih antara Elyse yang sudah siap pergi, dan Ivanka yang kini nyaris bersandar pada Dyall.Raut wajah Jester mengeras. Bukan karena kepedulian melainkan tidak rela melihat Ivanka berada begitu dekat dengan Dyall.“Aku yang akan mengurusnya,” kata Jester akhirnya, menggenggam lengan Ivanka.Dyall melepaskan pegangan dengan cepat, mundur selangkah, menjaga jarak yang pantas.Gerbang kastil Levric berdiri megah dalam diam.Dan Elyse sudah berada di luarnya.Langkahnya melewati batu gerbang tanpa dihentikan siapa pun. Ti

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   62. membuat luka

    Kata-kata itu jatuh lembut.Namun di ruangan itu, semua orang tahu itu bukan sekadar permainan.Api perapian menyala stabil ketika Ivanka berdiri, menarik perhatian dengan satu gerakan halus tangan. Pelayan yang sejak tadi menunggu di sisi ruangan segera melangkah maju, membawa nampan perak berisi botol wine merah tua, kristal beningnya memantulkan cahaya api, serta beberapa gelas berkaki ramping. Aroma alkohol yang matang dan sedikit asam langsung mengisi udara hangat, dewasa, dan berbahaya.Ivanka mengambil botol itu sendiri, menuangkannya perlahan ke tiap gelas. Suara cairan menyentuh kristal terdengar jelas di ruangan yang kini senyap.“Baik,” katanya sambil tersenyum, suaranya lembut namun berwibawa. “Kita akan bermain kejujuran atau tantangan.”Ia menaruh botol kembali ke meja, lalu melipat tangannya di depan dada.“Aturannya sederhana,” lanjut Ivanka, menatap satu per satu dengan mata berbinar. “Siapa pun yang terpilih har

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   61. Kejujuran atau tantangan

    Dyall mengikuti arah pandangnya, lalu kembali menatap Ivanka.“Dia memang seharusnya begitu,” ucapnya datar. “Lady Leclair adalah calon istrinya.”Kalimat itu jatuh tenang, namun cukup tajam untuk memotong udara.Jester menoleh, senyum sopannya mengandung tantangan.“Dan Anda,” katanya pada Dyall, “tampaknya juga tidak kalah perhatian pada Yang Mulia Kaisar.”Ivanka tertawa kecil. “Bukankah wajar jika saya memperhatikan calon suami saya?”Beberapa pelayan menunduk lebih dalam, berpura-pura sibuk.Nenek Jester berdeham ringan. &ldq

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   60. Rahasia Umum

    Dyall melangkah ke tengah ruangan dan membungkuk singkat. “Maaf membuat semua orang menunggu.”Sang nenek tersenyum puas, jelas lebih senang dari sebelumnya.“Tidak apa-apa. Duduklah, Yang Mulia. Makan malam ini memang menunggumu.”Barulah Elyse menoleh.Tatapan mereka bertemu sesaa, singkat, nyaris tak terlihat oleh siapa pun, namun cukup untuk menyampaikan lebih banyak daripada kata-kata. Dyall duduk dengan tenang, tepat di kursi yang telah disiapkan untuknya.Keheningan yang sempat menggantung perlahan mencair setelah Dyall duduk. Pelayan kembali bergerak, namun nenek Jester mengangkat tangannya, memberi isyarat agar mereka menunggu sedikit lebih lama.Ia menoleh, tatapannya menyapu meja satu per satu, lalu berhenti pada E

  • Nyonya Elyse, Yang Mulia Kaisar Menginginkanmu!   59. Tamu Kehormatan

    Elyse terkekeh kecil, tawa yang tak sampai ke mata. Dalam pantulan kaca jendela, Elyse melihat wajahnya sendiri: lelah, terluka, namun tidak hancur. Ada sesuatu yang mengeras di balik tatapan itu. Bukan kepatuhan. Bukan ketakutan.Melainkan keputusan.Jika dunia menginginkannya diam dan patuh, maka ia akan memilih kapan harus tunduk dan kapan harus berdiri, dengan kilau merah darah di dadanya, menantang siapa pun yang mengira ia hanya bidak yang mudah digeser.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status