Share

Bab 23

Terpaan angin lembut berhembus di padang rumput dan luas itu. Sinar mentari mulai naik menunjukkan eksistensinya, juga sebagai tanda makhluk hidup di bawahnya harus memulai aktivitas mereka.

Suara decitan gir sepeda beberapa sosok itu menambah suasana pagi di sana menjadi lebih ramai, ada pula di antaranya selalu berhenti setelah melaju beberapa meter.

"Rosi, sepertinya rantai sepedamu sudah gabisa dipakai," ujar Riki saat mencoba memperbaiki.

Mendengar itu Khania pun segera menghampiri. "Rantainya putus?"

Riki mengangguk. "Kau pakai punyaku saja, biar aku yang dorong sepedamu," ujar Riki pada Rosi.

"Gausah ki, rumahku udah deket ko," ujar Rosi.

"Rosi benar, sebaiknya kita dorong sepeda bersama-sama agar tidak ada yang tertinggal." Khania pun berjalan menghampiri Leo. "Kau tak keberatan kan?"

"Tentu," jawab Leo sambil turun dan mendorong sepeda milik Khania.

Beberapa menit mereka berjalan beriringan, melewati padang rumput itu hingga tiba di area sungai.

Manik Khania menatap
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status