Share

bab 12. Tanda Tangan, Mas!

"Selamat malam, Dita. Saya sudah menunggumu dari tadi. Ayo, masuk dulu," sapa Dinda ramah pada Dita yang memucat.

Dita tercengang melihat wajah Dinda yang di hadapannya. Dia terdiam dan terpaku di depan kamar hotel.

"Kok B-bu Dinda di sini?" tanya Dita terbata-bata.

"Yah, saya di sini karena memang saya ingin membicarakan sesuatu dengan kamu dan suami ..."

"Lama banget, Yang ... lho kamu ..."

Suara Herman terhenti saat melihat Dita yang berdiri dengan gugup di depan pintu kamar hotelnya.

Dita pun menatap balik ke arah Herman yang hanya mengenakan handuk di bagian pinggang.

Herman dan Dita saling berpandangan dengan bingung. Dinda tersenyum.

"Masuklah, Dit. Ada yang ingin kubicarakan dengan kalian."

Dita menggelengkan kepalanya perlahan. Lelaki itu berdiri di belakang punggung Dinda sehingga Dinda tidak bisa melihat ke arah wajah Herman, hanya Dita yang berdiri di hadapannya lah yang bisa memandang Herman dengan jelas.

"Sa-saya pasti salah kamar. Saya tadi kesini untuk bertemu d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status