Share

bab - 20. obsesi Akbar yang tak berhenti

Ameera asyik menatap gelagat Akbar yang dikuasai oleh amarahnya sendiri. Pria itu mengacak-acak rambutnya geram. Wajah Akbar memerah bak kepiting rebus.

Sadar dirinya sedang menjadi objek pengamatan, Akbar menatap Ameera tajam.

“Apa yang kamu lihat? Senang kamu melihat aku dicampakkan oleh Valentine?” Akbar memaki. Jaraknya hanya beberapa meter dari Ameera namun pria itu tak segan untuk berteriak.

Ameera hanya diam. Menatap lurus ke arah Akbar tanpa suara. Tak peduli betapa Akbar mencoba mengintimidasi Ameera dengan segala kekesalannya.

Bisik tamu resto terdengar di telinga. Namun sepertinya hal itu tak membuat amarah Akbar surut seketika. Entah apakah pria ini sudah tidak lagi memiliki rasa malu atau memang ia tidak menganggap perilakunya sebagai sebuah kesalahan.

Tanpa bicara sepatah katapun, Ameera membuka purse yang ia bawa lalu mengeluarkan sejumlah uang dan meletakkannya di atas meja.

Ia bangkit, dan meraih tangan Akbar menyeret pria itu keluar dari kerumunan orang-orang ya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status