Obsesi Cinta Pilot Tampan

Obsesi Cinta Pilot Tampan

Oleh:  Yunielf90  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
7 Peringkat
35Bab
1.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Ameera yang baru saja bekerja sebagai psikolog di salah satu rumah sakit swasta, di kota A, baru pertama kali mendapatkan pasien yang memiliki penyakit kejiwaan yang cukup complex yaitu, OLD (Obsessive Love Disorder) Pasien tersebut adalah Akbar seorang Pilot dari salah satu maskapai besar di negara ini. Keadaan menjadi sulit, ketika Akbar yang selalu denial dengan keadaannya, meski ia tahu ada yang salah dalam dirinya. Hal itu membuat Ameera semakin tertantang untuk membantu Akbar bisa kembali normal, meskipun banyak rintangan yang harus ia lalui. Di tengah usaha mereka untuk bisa membuat kondisi Akbar kembali normal, Valentine (mantan akbar) kembali masuk ke dalam kehidupannya. Membuat akbar kembali seperti kebiasaannya terdahulu. Di saat itu, Ameera sudah hampir menyerah namun ibu Akbar terus menguatkannya agar bisa membantu Akbar untuk kembali normal.

Lihat lebih banyak
Obsesi Cinta Pilot Tampan Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Yunielf90
silahkan mampir yagais
2023-03-20 11:43:24
1
user avatar
Jessica Nathania Lucas
Baru nemu konsep cerita kaya gini. Akbar kayaknya nyimpen banyak rahasia deh di masa lalunya. Makin penasaran thor
2023-03-15 19:22:10
2
user avatar
Yunielf90
silahkan mampir di novel perdana saya
2023-03-13 00:58:28
1
user avatar
Harumi Akari
si akbar kasihan blm bisa move on :(
2023-02-27 12:50:35
1
user avatar
Harumi Akari
update lagi dong, kak. Nagih nih ceritanya
2023-02-27 12:50:13
1
user avatar
Harumi Akari
keren banget ceritanya kak, kapan update lagi?
2023-02-27 12:49:57
1
user avatar
Yunielf90
keren parah
2023-02-07 22:36:43
0
35 Bab
pertemuan awal
Ameera dan sahabatnya, Vira menyusuri lorong rumah sakit sambil sesekali membalas sapaan rekan kerja mereka yang berlalu lalang. Tepat ketika mereka sampai di lobi, Ameera menyapa salah satu suster yang tengah berkutat dengan beberapa dokumen pasien. “Sus, saya ke kantin untuk makan siang. Kamu mau ikut?” tanya Ameera pada wanita itu.“Baik, Dok. Saya di sini saja, dok. Sudah ngemil tadi, dokter saja tidak apa. Saya sedang menyiapkan data untuk pasien terakhir nanti,” jawab suster bernama Maya itu sopan sambil menyunggingkan senyum.“Baiklah kalau begitu, saya pergi ke kantin dulu.” Ameera membalikkan tubuhnya hendak melangkahkan kakinya menuju kantin sambil memainkan ponselnya. Di belakangnya Vira menggoda Ameera yang sejak tadi fokus dengan ponsel. Jiwa ke kepoan nya kembang kempis, meski ia tahu, saat ini Ameera masih sendiri, melihat intensitas sahabatnya dengan ponsel membuat Vira menaruh curiga. “Kamu lagi apa sih? Belakangan aku perhatikan intens sekali sama hp. Jangan-jangan
Baca selengkapnya
konsultasi pertama
Tok! Tok! Tok! “Masuk!” Teriak Ameera dari dalam ruangan kerjanya. Seorang suster muncul dari balik pintu. Di tangannya tumpukan dokumen tertata rapih kemudian disodorkan ke depan Ameera.“Pasien terakhir sudah datang, dok. Dan ini dokumen data diri beliau,” ucap suster sopan. Ameera mengambil alih map biru dari genggaman suster.“Terima kasih, suster. Tolong persilahkan pasien masuk.” “Baik, dok.” Suster pergi meninggalkan Ameera, beberapa detik kemudian bayangan wanita berganti menjadi sosok pria jangkung yang memasuki ruangan berukuran 3x5 itu. “Selamat siang, dok.” Tubuh Ameera sontak menegang kala suara yang barusan ia dengar seolah tak asing di telinga. Ia mendongak, dan mendapati sosok pria yang ia temui setengah jam lalu.“Kamu?” ucap Ameera tak percaya. Ia memalingkan pandangannya dari pria itu ke map berisi data diri pasien. Nama Akbar dimitri beserta selembar pas foto terpampang di sana. Wajah pria di foto dengan sosok yang berdiri di dekat pintu sama persis. Bahkan,
Baca selengkapnya
pertemuan singkat
Waktu liburan yang Ameera nantikan akhirnya tiba. Setelah melewati lika-liku permasalahan pasien, kini waktu untuk dirinya melepas penat. Salah satu aktivitas yang sudah masuk ke dalam daftar prioritas hal yang harus ia lakukan adalah berbelanja. Saat ini langkah kakinya tengah menyusuri selasar salah satu swalayan paling besar di kota. Waktunya Ameera mengisi ulang stok kebutuhan dapurnya untuk bulan depan.Semua bahan makanan terhampar sepanjang mata Ameera memandang. Lauk pauk, makanan olahan, buah-buahan hingga peralatan dapur menjadi salah satu alat terapi untuk memanjakan mata. “Sayang, aku mau beli buah-buahan. Kamu mau buah apa?” Suara lembut seorang wanita entah kenapa membuat pikiran Ameera langsung terdistraksi. Suara itu terdengar jelas berdayun di telinganya. Ameera menduga wanita itu kini tengah berdiri di belakangnya. Awalnya Ameera mengabaikan interaksi sepasang kekasih yang terdengar menggemaskan itu. Tangan Ameera terulur ke depan, hendak meraih kotak sereal yang
Baca selengkapnya
perasaan aneh apa ini
Orang-orang di sekitar swalayan yang berada di dalam mall ini masih memaku pandangan mereka ke arah Ameera dan Akbar. Ameera memutuskan untuk membawa pria itu keluar dari lingkaran orang-orang yang tidak memahami situasinya.“Ikutlah denganku. Kita bicara di luar,” katanya tegas. Ameera menarik pelan tangan Akbar yang masih diam membisu. Pria itu mengikuti langkah Ameera tanpa menunjukkan sedikitpun pemberontakan. Mendadak Ameera was-was. Khawatir jika ucapannya tadi membuat Akbar sakit hati.Mereka berdua masuk ke dalam sebuah kafe yang cukup sepi pengunjung. Ameera memesan minuman untuk sekedar formalitas lalu mendudukkan Akbar di kursi seberangnya. “Duduk, dan tenangkan dirimu.” “Aku tidak bisa tenang sebelum dia ikut denganku, Ameera,” sentak Akbar tiba-tiba. Ameera pikir, kediaman Akbar tadi karena pria itu setidaknya sudah sedikit lebih tenang dari sebelumnya. Nyatanya, hal itu hanyalah sebuah kamuflase belaka.Ameera menghela napas pelan, menguraikan kesabarannya yang mulai m
Baca selengkapnya
pendekatan dari hati ke hati
Ameera melirik akbar lewat ujung matanya. Pria itu kini tengah menatapnya lamat dengan sedikit perasaan curiga.Buru-bury Ameera melepas rangkulan Akbar dari pundaknya seraya berkata. “Lebih baik kita masuk terlebuh dahulu. Aku akan menjelaskannya di dalam,” putus Ameera kemudian mengepalai langkah mereka menuju rumah. Kedatangan Akbar di rumah bergaya minimalis modern itu disambut oleh pemandangan design interior yang memanjakan mata. Ameera mempersilahkan Akbar untuk duduk di sofa ruang tamu sedangkan ia melenggang pergi menuju dapur.Akbar mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Memperhatikan setiap sudut rumah Ameera dengan lamat. Dua buah bingkai foto keluarga tergantung di salah satu sisi dinding tepat di atas nakas tingkat berisi ornamen pajangan. Foto keluarga yang terlihat harmonis menunjukkan senyuman sepasang suami istri penuh wibawa diapit oleh dua wanita muda. Salah satu dari dua wanita itu adalah Ameera. Rambut sebahu dengan wajah cantiknya yang khas berhasil menarik
Baca selengkapnya
godaan sahabat
Ameera menghempaskan tasnya secara sembarang ke atas kasur bersamaan dengan tubuhnya yang melandas tepat di tempat yang sama. Pandangannya menerawang, menatap ke segala sudut kamar yang kosong. Plafon putih di atasnya bak sebuah layar besar yang ia jadikan sebagai tempat untuk melampiaskan imajinasinya sendiri. Setelah pulang dari rumah Akbar, gejolak perasaan aneh mulai mengganggunya. Perbincangan singkat namun serius tadi membuat Ameera berpikir berulang kali, apa yang membuat mantan kekasih Akbar mencampakkan pria itu demi pria lain?Sekelumit pertanyaan tak kunjung mendapatkan jawaban. Jiwa-jiwa penasaran mulai meronta dalam dada namun tak bisa dengan mudan Ameera lepaskan. Ini bukan tentang dirinya, melainkan tentang sosok pria yang hampir mati karena ditinggal cinta.Sial! Ameera harus menelan mentah-mentah nasibnya yang harus terjerembab ke dalam lingkaran masa lalu orang lain.“Ah, andai saja aku tidak bertemu dengan dia, pasti hari-hariku tidak akan seperti ini,” gumam Ameer
Baca selengkapnya
gak rela berpisah
“Kamu jangan bercanda, aku tidak mungkin bisa bersama dia. Secara kriteria calon pendamping yang aku harapkan bukan seperti dia,” kilah Ameera malu-malu. Ameera berharap usahanya kali ini tak bisa membuat Vira menjamah lebih jauh isi pikirannya. Dengan begitu, ia bisa dengan leluasa bernapas. “Aku hanya berharap di kemudian hari kamu bisa mendapatkan apa yang kamu harapkan Meera,” kata Vira memanjatkan doa-doa sebagai harapan baik untuk sang sahabat. Ameera tersenyum simpul, dalam hati juga mengaminkan ucapkan Vira. Mereka berdua pada akhirnya berpisah setelah saling mengucapkan salam hangat. Sebelum masuk ke ruangan kerjanya, Ameera menghembuskan napas pelan. “Semoga aku tidak benar-benar menyukainya. Mungkin ini hanya perasaan kagumku saja,” gumam Ameera kemudian menekan kenop pintu. Suasana ruangan kerja Ameera sama seperti biasanya, Ia menaruh tasnya di atas meja, lalu duduk menguasai area kerjanya. “Aku sudah menunggumu sejak tadi Bu Ameera, sepertinya kamu datang terlambat
Baca selengkapnya
posisi tak enak
Ice cappucino di dalam gelas masih utuh tak tersentuh, Pikiran Ameera mengawang tanpa batas sejak kepergian Akbar yang tiba-tiba. Kedua matanya sayu, pandangannya kosong. Ameera seperti sosok mayat hidup yang tak memiliki tujuan. Duduk di kantin berhadapan dengan Vira yang kini tengah memandangnya dengan tatapan aneh. “Kamu yakin kamu baik-baik saja, Ameera?” tanya Vira khawatir, gelagat yang ditunjukkan sahabatnya sama sekali berbeda dengan kesehariannya. Banyak pertanyaan yang kini bersarang di pikirannya. Ameera mengalihkan perhatiannya pada sang sahabat, tatapan kosongnya membuat Vira semakin khawatir. Ia bagaikan seorang yang kehilangan arah. Bahkan Ameera sendiri tak tahu apa yang terjadi pada dirinya sendiri. Sentuhan Vira di tangan Ameera membuatnya terperanjat. Lamunannya buyar seketika. Sadar dirinya sedang menjadi pusat perhatian oleh sahabatnya sendiri, Ameera menjawab,“Aku rasa aku kurang enak badan hari ini, Vira.” Sebuah jawaban yang terdengar aman untuk menyembu
Baca selengkapnya
bab - 9. tawaran perjanjian akbar
Ameera menatap mata pasangan itu dengan segenap sisa keyakinan yang ia miliki. Keberaniannya kian menipis saat sorot mata Valentine dan kekasihnya seolah menuntutnya untuk menjawab sebuah kenyataan yang dibalut dengan kebohongan.“Ameera adalah kekasihku. Untuk apa kalian mengetahui urusan kami?” Ameera sontak menoleh saat pinggangnya terasa dirangkul erat. Betapa terkejutnya ia saat Akbar sudah berdiri di samping tubuhnya dengan ekspresi dingin dan ketus pada Valentine.“Apa yang salah denganmu, Valentine? Apakah kamu belum bisa berpindah hati dariku?” ucap akbar dengan nada merendahkan. Gestur tubuhnya terlihat superior karena telah berhasil membuat Valentine mati kutu. “Aku tahu kamu masih membutuhkan aku, hingga akhirnya kamu memutuskan untuk menyelidiki tengangku lewat Ameera,” sambung Akbar lagi. “Jangan geer kamu Akbar. Aku hanya menyapanya. Tidak ada urusan denganmu sama sekali,” tandas Valentine tak kalah sinis.Ameera berada di tengah-tengah dua orang yang pernah terikat
Baca selengkapnya
bab - 10. Ameera galau
Berbagai macam pikiran berkecamuk di kepala Ameera sepanjang perjalanannya pulang ke rumah. Beberapa kali Ameera harus menerima makian dari pengendara lain karena tidak fokus menyetir mobilnya. Tempat yang kini ia tempati, adalah tempat yang sebelumnya dipijak oleh Akbar. sepulangnya pria itu, justru meninggalkan banyak sekali pertanyaan yang mengisi pikiran Ameera. jejaknya seolah tak bisa hilang. bahkan saat ini, Ameera masih bisa mencium aroma musk dari parfum yang biasa dipakai oleh Akbar. Ameera menghela napas pelan, melepaskan kegundahan yang sekarang tengah menggelayuti hati. Dibuat galau oleh seseorang yang ia tahu tidak merasakan hal yang sama adalah sebuah tutorial penyiksaan diri sendiri. Bagaimana tidak, jika kebanyakan orang yang jatuh cinta selalu memiliki cara untuk membuat dirinya berada di sekitar orang yang mereka cintai, berbeda dengan Ameera. Terlalu dini untuk berpikir apa yang ia rasakan untuk Akbar saat ini adalah perasaan cinta. Yang Ameera tahu, ia terpeson
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status