Share

Gak Tahan? Cium Aku?

Marvel mengembuskan napasnya secara perlahan, lalu ia beranjak dari ranjang. Marvel berjalan menuju toilet untuk membersihkan diri. Sampai di rumah, sudah menunjukkan pukul 7 malam.

Selesai mandi, Marvel duduk di tepi ranjang dengan keadaan setengah telanjang. Tubuh bagian atasnya terekspos apalagi jika tetesan air di rambutnya itu berjatuhan di bahunya.

Marvel menghidupkan ponselnya. Ia melihat kontak Grace yang terhubung langsung dengan aplikasi hijau.

Marvel berselancar menuju aplikasi W******p itu, mencari kontak Grace yang ia beri nama Sweetie. Terlebih dahulu Marvel melihat status dari kontak Grace apakah sedang online atau offline.

[Sayang.]

Marvel mengirim pesan tersebut pada Grace lalu tanda centang abu-abu. Berarti Grace online. Ia menekan tombol kamera dan melakukan panggilan video.

Tak berapa lama, Grace menerima panggilan video dari Marvel. Astaga, Grace yang melihat dada bidang Marvel itu langsung menjauhkan kamera ponselnya dari wajahnya. Ia sangat malu melihat keadaan Marvel seperti itu.

"Hei, kamu kenapa?" tanya Marvel sambil terkekeh melihat kelakuan Grace.

"Kamu ganti ponselnya yang baru. Kamu bisa masukkan kartu kamu di sana tanpa registrasi lagi, cepat!" perintah Marvel yang langsung dimatikan oleh Grace.

Grace segera melakukan apa yang disuruh Marvel padanya. Dia mengambil kotak ponsel yang mahal itu. Dengan tangan bergemetar, Grace membuka casing ponsel itu, memasukkan kartunya lalu menutup casing itu. Ia menghidupkan ponsel itu dan benar, hanya saja jam ponsel itu belum disetel. Setelah Grace menyetel jam itu sesuai dengan jam dinding di kamarnya, barulah Grace kembali menghubungkan Marvel.

Dengan cepat, Marvel meggeser ke atas tombol hijau di layar ponselnya dan melihat wajah cerah dan cantik Grace di sana.

Lagi-lagi, Grace mengarahkan layar ponselnya ke arah lain sehingga Marvel tak melihat wajah Grace itu.

"Om, pake baju dulu," ujar Grace pelan. Marvel tersenyum. Ia berjalan menuju kursi di meja rias lalu menyandarkan ponselnya di kaca meja rias dan terlihat di sana kamar Marvel yang sangat mewah oleh Grace.

"Om di mana?" tanya Grace pada Marvel yang tengah menyisir rambutnya.

"Di kamar saya," jawab Marvel.

Grace membulatkan matanya melihat tubuh Marvel yang sangat atletis. Dadanya yang bidang, bahu, otot lengan dan perutnya sangat kekar. Apalagi leher Marvel yang besar itu menambah kesan hot dan membuat jantungnya berdetak lima kali lebih cepat.

Grace teringat ketika tadi siang saat Marvel membawanya ke kantor, mereka bercumbu mesra di atas sofa sana. Ia teringat ketika tubuh bisep milik Marvel itu menindih tubuh mungilnya. Grace menutup lehernya dengan selimut motif bunga mawar saat Marvel selesai mengenakan baju kaos oblongnya dan celana pendek di sana.

Sementara Grace hanya diam. Marvel membawa ponselnya lalu ia menyandarkan tubuhnya di kepala ranjang, menatap Grace berbaring di ranjangnya dengan sprai berwarna maroon itu.

"Apa yang kamu pikirkan?" tanya Marvel menatap wajah Grace di layar ponselnya. Grace menggelengkan kepalanya.

Malam ini, Marvel sangat tampan dengan jambulnya yang ia kedepankan membentuk sebuah poni di keningnya. Marvel terlihat cute dan menggemaskan di mata Grace.

Jika Marvel yang ia lihat saat pertama kali di bar, menjemputnya pergi ke sekolah Marvel memperlihatkan jidat mulusnya itu, tetapi sebagian dari rambutnya ia kedepankan dengan berantakan. Terlihat maskulin, sangar dan hot.

"Apa kamu lagi mikirin waktu kita ciuman itu, ya?" tebak Marvel membuat Grace membulatkan matanya. Pipinya memerah.

Grace sempat membayangkan hal itu saat Marvel menyisir rambutnya, di saat Marvel memperlihatkan tubuhnya yang sangat kekar itu dan punggung Marvel yang terlihat menggiurkan di waktu Marvel membalikkan tubuhnya menuju lemari.

"Enggaklah, Om yang mesum," tukas Grace tak terima.

"Hahaha ... kebetulan saya kepengen lagi," rengek Marvel pada Grace.

"Jangan ngomong kayak gitu," sarkas Grace. Ia kepalang malu sekarang. Marvel sangat santai mengatakan hal itu membuat jantungnya berdisko dan ia sesak napas.

"Grace."

"Ha?"

"Kamu gak pake baju, ya?" tanya Marvel.

"Pake," jawab Grace lalu membuka selimutnya memperlihatkan baju tidurnya dengan bahan katun itu berwarna coklat.

"Saya belum cium leher kamu tadi siang."

"Om, saya matiin nih," ancam Grace.

Marvel terkekeh memperlihatkan giginya yabg rapi. Grace memang susah digoda, tetapi jika mereka berdua Marvel jarang menggodanya dengan kata-kata. Ia lebih suka dengan sentuhan langsung.

"By the way, kamu jangan ganti parfum ya. Wangi kamu soft, saya suka dengan aroma tubuh kamu."

Grace menelan salivanya ketika mendengar penuturan Marvel. Grace melipat bibirnya karena gugup. Jika saja Marvel berada di sampingnya, mungkin Grace akan pergi dari sini. Dia tak kuat dengan godaan Marvel sekarang.

"Grace, jangan digituin bibirnya. Itu milik saya, kamu jaga baik-baik."

Lagi-lagi Marvel melontarkan kata-kata yang membuat hati dan wajahnya memanas.

"Kamu tahu, setiap saya cium bibir kamu. Saya merasa tak puas. Saya rasa, saya harus makan bibir kamu juga. Bibir kamu itu, rasanya manis. Saya sangat suka hal itu," timpal Marvel.

"Sekarang, siapa yang mesum?" tanya Grace pada Marvel.

"Cuman saya yang boleh mesum sama kamu, Grace. Pria lain jangan. Saya akan marah."

"Emangnya Om siapa saya? Tadi juga ngaku-ngaku pacar saya. Tuh, Bunda sama Ayah saya malah nanyain tahu, gak."

"Emang mereka tanyain apa?" tanya Marvel penasaran.

"Tahu ah!"

Grace memasang wajahnya yang cemberut. Sementara Marvel tersenyum mendengar Grace tadi yang berbicara banyak. Marvel sangat rindu kehadiran Grace di sampingnya. Ia sangat ingin memeluk Grace malam ini dan malam-malam berikutnya.

"Ya udah, udah malam. Tidur ya. Besok saya jemput kamu, gak ada penolakan."

Marvel langsung mematikan panggilan video mereka secara sepihak. Ia tak mau mendengar penolakan dari Grace-- Sugar babynya itu.

Marvel tersenyum menatap langit-langit kamarnya. Ia sangat bahagia bisa melihat wajah Grace walaupun di layar ponselnya itu. Grace memang cantik jika dilihat dari mana pun.

Sementara Grace, ia tersenyum malu-malu sambil menggigit jari telunjuknya. Marvel juga berbicara apa adanya pada Grace, Marvel sangat ahli dalam melontarkan kata-kata andalan miliknya.

***

Pagi tiba, Marvel terlebih dahulu melakukan sit up dan push up di lantai kamarnya. Barulah ia membersihkan diri di kamar mandi elit miliknya sementara Grace kini tengah mengeringkan rambutnya dengan handuk.

Lalu Grace menghidupkan kipas anginnya untuk mengeringkan rambutnya lebih cepat. Karena sekarang sudah menunjukkan pukul 5.45 WIB.

Grace bangun jam 4 pagi, ia terlebuh dahulu memasak bersama Rinrada, mencuci piring dan bajunya yang kotor lalu menjemurnya di tali jemuran yang terdapat di belakang rumahnya.

Nah, pukul 5 pagi, barulah Grace membersihkan tubuhnya. Grace duduk di ranjang sempit miliknya yabg muat untuk satu orang itu seraya mencari daftar pelajaran hari ini yang akan ia bawa.

"Astaga, ada PR bahasa Inggris lagi."

Saat Grace membuka lembaran buku tulisnya, terakhir ia mengecek apakah buku tulis itu ada yang terlipat dan ternyata itu adalah buku Bahasa Inggris. Grace sampai lupa untuk mengerjakan PR bahasa Inggrisnya. Salah satu mata pelajaran yang ia sukai.

Setelah selesai, barulah Grace sarapan. Kali ini, mereka sarapan dengan mewah. Yaitu ayam goreng kesukaannya. Setelah Marvel pulang, Grace dan Bryan pergi ke pasar tradisional untuk memberi 2 ekor ayam potong sebagai lauk pauknya.

Rinrada, Sansan dan Bryan cukup terkejut dengan gaji Grace yang sangat banyak itu. Rinrada sempat menerka apakah itu uang dari pacarnya, Marvel?

Tetapi, Grace berbohong dengan mengatakan tidak. Fanyalah yang memberinya ketika Grace melakukan pekerjaan yang diberikan oleh Grace. Sesuai dengan perkataan Fanya pada Rinrada.

Rinrada begitu bahagia, ternyata Fanya orangnya bisa dipercaya dan buktinya uang itu adalah milik Grace.

Tetapi, sebenarnya bukanlah seperti itu. Grace terpaksa berbohong lagi dan lagi untuk kebaikan dirinya dan keluarganya.

***

Pukul 6.30 WIB, Marvel telah sampai di depan rumah Grace dengan mobil sportnya. Setelannya hari ini adalah kemeja putih dengan jas hitam mengkilat berpadu dengan celana senada.

Marvel terlihat lebih macho ketika gaya rambutnya itu memperlihatkan jidat paripurnanya dan ia juga mengenyampingkan rambut sebelah kanannya memperlihatkan potongan undercut di sana.

Grace yang nendapat pesan dari Marvel bahwa ia sudah menunggu pintu rumahnya terbuka, dengan tergesa-gesa Grace berpamitan.

Ceklek!

Marvel menyimpan ponselnya di saku jas saat mendengar suara pintu itu dan terbukalah. Menampilkan Grace dengan seragam putih, jas dan rok hitam bergaris putih.

Marvel tersenyum membalas senyuman Grace. Grace duduk di balai-balai rumahnya untuk memasang sepatu miliknya.

Marvel berjalan menuju Grace lalu mengambil sepatu hitam mengkilat milik Grace. Marvel menolong Grace mengenakan kaos kakinya terlebih dahulu. Mendapat perlakuan seperti itu, Grace benar-benar jatuh hati pada Marvel. Apalagi penampilan Marvel yang sangat cool dan macho itu ditambah lagi aroma parfum milik Marvel menguar hingga ke indra penciumannya.

Tangan Marvel sangat dingin saat dia menyentuh pergelangan kaki Grace yang mungil. Lalu setelah selesai, Marvel memasangkan sepatu ke kaki Grace dengan lembut. Grace hanya bisa menurut.

Di sisi lain, Bryan tengah mengintip kemesraan adik perempuannya bersama pacarnya itu. Di mata Bryan, Marvel adalah orang baik, sopan dan lembut. Sementara Rinrada yang melihat Bryan putra sulungnya itu tengah mengintip di balik jendela juga ikutan untuk melihat.

Rinrada langsung menutup mata Bryan seraya membisikkan bahwa mengintip seseorang yang tengah berpacaran itu berdosa. Ada-ada saja Rinrada.

Setelah selesai, Marvel mendongakkan kepalanya menatap Grace yang terpaku akan perhatian kecilnya itu.

Grace menatap ke arah lain ketika Marvel lagi-lagi melemparkan senyum andalannya. Hati Grace meronta-ronta ingin dipeluk Marvel, tetapi karena gengsi Grace hanya bisa memainkan jarinya diam tak berkutik.

Marvel menggenggam jemari Grace, membawa tas ransel milik gadis itu di bahunya yang lebar lalu menarik gadis itu masuk ke dalam mobilnya.

Diperjalanan, Grace sesekali mencuri pandang ke arah Marvel yang tengah fokus menyetir mobilnya. Marvel yang merasakan hal itu langsung menoleh ke samping, mendapati Grace yang tengah melirik dirinya, tetapi Grace lebih duku mengalihkan tatapannya ke arah samping mobil.

"Kamu kenapa sih, Sayang?" tanya Marvel.

Mendengar kata sayang dari Marvel, Grace melipat bibirnya. Ia sangat gugup sekarang. Duh, Marvel. Kamu bisa membuat Grace mati mendadak tahu.

Grace menggelengkan kepalanya sebagai jawaban seraya melipat bibirnya itu. Marvel yang tak tahan melihat tingkah Grace, ia melihat jalan raya yang lengang lalu dengan cepat mengecup bibir Grace dengan satu tangannya mengarahkan kepala Grace menghadap ke arahnya dan satu lagi menahan stir mobil agar tetap lurus.

Hanya waktu 1 detik sudah cukup membuat Grace mati kutu. Sementara Marvel kembali pada kemudinya. Grace mengangkat satu tangannya, lalu jari telunjuk dan jari tengahnya memegang bibir yang baru saja dicium oleh Marvel beberapa detik lalu.

"Kemaren malam 'kan saya udah bilang sama kamu, jangan kamu lipat bibir kamu. Kamu yang kayak gitu udah buat saya gak tahan tahu, gak buat cium kamu," gerutu Marvel.

'Gak tahan? Cium aku?' batin Grace.

Otaknya mulai berpikir aneh, apalagi ketika Marvel secara mendadak mendekatkan wajah berserinya itu ke wajah Grace.

Astaga, hati Grace sekarang sudah berbunga-bunga. Grace merasa melayang sekarang.

***

Mobil sport yang diduduki oleh Marvel dan Grace pun berhenti di depan gerbang sekolahan Grace. Marvel menoleh ke arah Grace yang menatapnya.

Mata Marvel turun ke bawah, melihat bibir Grace yang tadi ia cium dengan kilat. Grace menutup bibirnya dengan kedua telapak tangan ketika padangan Marvel sayu ke arah bibirnya.

Marvel menjulurkan kedua tangannya untuk mengancingkan jas sekolah yang dipakai Grace agar terlihat rapi dan tak memperlihatkan lekuk tubuh indah Grace karena kemeja putih itu ia masukkan ke dalam roknya.

Marvel tersenyum sambil mengelus poni Grace yang di bawah alisnya. Sangat lucu dan menggemaskan.

"Nanti saya jemput kamu, kamu udah bawa uang jajan?"

Grace menganggukkan kepalanya memperlihatkan 3 lembar uang merah yang ia bawa.

"Ponsel?"

"Ada di dalam tas."

"Oke."

Marvel menangkupkan rahang Grace dengan kedua tangannya lalu kembali mempertemukan birai mereka. Marvel sangat candu akan hal ini, apalagi rasanya berperisa strawberry. Grace paling handal dalam memilah lip balm yang ia pakai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status