Share

Bab 5

Author: JEMMA JEMIMA
last update Last Updated: 2023-07-26 12:22:53

Hari ini ayah kembali menanyakan apa yang akan Diraja lakukan mengenai proses merger dan akuisisi dengan perusahaan Darius. Pembicaraan sejak beberapa bulan lalu memang belum ada perkembangan berarti hingga sekarang. 

“Lalu bagaimana dengan saran ayah waktu itu?” tanya ayahnya saat mereka berdiskusi di ruang chairman milik ayahnya. Mereka berdua sedang membicarakan Sudibyo Corporation secara keseluruhan sebagai bentuk salah satu proses suksesi dan penyerahan tongkat estafet kepemimpinan dari Amir Sudibyo kepada anaknya–Diraja Sakala Sudibyo. 

“Tentang Ambar?” Diraja menegaskan pertanyaan sang ayah. Beliau mengangguk tenang meskipun terlihat jelas dia menanti perkembangan dan berita baik dari masalah ini. 

“Aku sudah berbicara dengan Ambar minggu lalu,” ungkapnya. 

“Lalu? Bagaimana hasilnya?” todong ayah. 

“Aku memberinya waktu hingga minggu ini untuk berpikir. Biar bagaimanapun Ambar tidak akan mengalami kerugian kalau dia menolak pernikahan ini. Berbeda denganku. Makanya aku nggak bisa memaksanya terlalu dalam supaya dia tidak kabur dan menolak mentah-mentah proposalku,” jawab Diraja dengan gamblang. 

Dia tak merasakan apapun ketika membicarakan hal ini. Baginya ini sama saja seperti pembicaraan bisnis yang perlu diputuskan dengan kepala dingin, tanpa melibatkan emosi sesaat yang cenderung menghasilkan keputusan gegabah. 

Ayah mengetuk-ngetuk jemarinya di meja kayu jati kualitas terbaik pengrajin Jepara, simbol akar Jawa mereka yang dengan bangga ayah tunjukkan dalam pemilihan furniturnya. 

“Apa perlu ayah dan ibu datang menemui keluarga Ambar untuk membujuknya?” Ayah memberikan saran kepadanya, namun Diraja dengan sigap menolaknya. 

“Tidak perlu, Ayah. Akan aku selesaikan sendiri secepat mungkin,” tukasnya dengan nada serius. 

“Kamu punya kekasih?” tanya Ayah tiba-tiba. 

Sekelebat, nama Michelle Janice Salim langsung terpatri dalam otaknya. Diraja mengatur raut wajahnya menjadi datar tanpa ekspresi. Sebisa mungkin menyembunyikan emosi yang bergejolak di hatinya ketika mengingat Michelle. 

Not that important, akan aku bereskan secepatnya,” Diraja memilih untuk menjawab seperti itu atas pertanyaan ayahnya. 

Ayah meneliti raut wajah Diraja lebih dalam lagi. Menimbang-nimbang apa respons yang akan ayah katakan selanjutnya. 

“Kamu tahu, cinta itu bisa dipupuk dan dirawat kalau kedua orang memang berniat untuk membina rumah tangga,” ujar ayahnya. 

Diraja tahu ke mana arah pembicaraan antara pria seperti ini. Namun dia memilih untuk diam saja dan mendengarkan wejangan sang ayah. 

“Hormati istrimu kelak kalau kamu sudah mengucapkan ijab kabul. Distraksi bisa datang dari mana saja, tapi komitmen tetap yang utama dalam rumah tangga.” tambal ayah. 

Ayah kembali menatap matanya. Meminta konfirmasi jika wejangannya masuk ke dalam otaknya. Diraja mengangguk singkat dan memilih untuk membicarakan hal lain saja yang tidak melibatkan perasaan dan emosinya seperti saat ini. 

“Kabari kami dalam minggu ini. Dan ayah nggak mau mendengar kata gagal dalam pembicaraanmu bersama Ambar. Wine and dine her if you must. Woo and court her as fast as you can, we cannot afford to wait any longer,” ujar ayahnya dengan tegas. 

Ini adalah Amir Sudibyo yang jarang-jarang Diraja lihat. Sosok penuh perhitungan yang melihat dan mencari celah dari berbagai sisi supaya kepentingan bisnisnya tetap terlaksana. 

“Ayah masih ada meeting setelah ini, apa rencanamu?” tanya ayah kembali ke mode serius mengenai pekerjaannya. Ini tanda untuk Diraja beranjak dari ruang ayahnya. 

“Ada meeting tentang proyek real estate kita. Kantor kita memilih The Converge sebagai konsultan marketing, aku sudah kirimkan proposal yang diberikan The Converge. Sepertinya Giselle dari The Converge yang akan pegang proyek ini. Ayah ingat dia?” Diraja kembali bersemangat jika dia berbicara tentang pekerjaan. 

Ayahnya hanya mengangguk sambil lalu, pertanda dia tak terlalu tertarik dengan topik ini. 

Ya, ini tanda Diraja untuk segera hengkang. 

Some said workaholic is his middle name. Diraja tak membantah hal tersebut. Dia suka bekerja dan itu salah satu tujuan utama hidupnya. Tak jarang dia pulang kerja larut malam demi proses suksesi yang mulus dari ayahnya kepada dirinya. Dia ingin warisan yang diserahkan ayahnya dapat dia kembangkan lebih baik lagi. Diraja menghormati ayahnya, dan dia berjanji untuk membawa nama Sudibyo berkibar dengan baik dalam dunia bisnis di Indonesia. 

Tapi ketika ayahnya mengungkit nama Biantara–sepupunya yang lebih muda tiga tahun darinya sebagai salah satu calon potensial suksesor, maka Diraja tak bisa tinggal diam karena posisinya terancam. Dia akan melakukan berbagai macam cara untuk mengamankan posisinya, dan mengembang tugas sebagai penerus dan pewaris Sudibyo Corporation. Tak akan dia biarkan jatuh bangun ayah dan ibunya membangun perusahaan ini pindah ke tangan orang lain. 

Diraja akan membuktikan kalau dia adalah orang yang tepat untuk menduduki kursi pewaris. 

Bahkan dengan menikahi Ambar Tri Handayani. Orang asing yang tiba-tiba datang tak diundang ke dalam kehidupannya. 

“Aku kembali dulu, Ayah.” Diraja beranjak dari kursinya untuk kembali ke ruangannya yang terletak satu lantai di bawah. 

“Jangan lupa pulang ke rumah hari ini, Ibu sudah berpesan tadi. Rengganis juga akan pulang bersama Prabu dan anak-anak mereka.” Sebelum keluar ruangan, ayah menyampaikan pesan yang sudah dia dengar dari ibunya tadi pagi. 

Ibu menelepon Diraja dan memintanya untuk kembali ke rumah hari ini setelah dia tidur di apartemennya selepas ultimatum ayah minggu lalu. Diraja tak bisa menolak dan akhirnya setuju untuk pulang ke rumah mengadakan makan malam bersama keluarga. 

Ketika kembali ke ruangannya, Diraja menghela napasnya. Tumpukan folder sudah menantinya. Sekretaris pribadinya–Nina, lalu asisten pribadinya–Tito sudah standby di depan ruangannya seraya mengerjakan hal lain. 

“Apa agenda saya hari ini, Nina?” tanya Diraja seraya melewati Nina, sang sekretaris yang sudah bersamanya sejak dia terjun di dunia bisnis sembilan tahun silam. Ketika dia masih kuliah di Harvard dan bolak balik Jakarta Amerika Serikat. Kuliah sambil magang dan mengikuti rapat-rapat yang ayahnya lakukan bersama rekan bisnisnya. 

Nina yang berumur 45 tahun awalnya merupakan kepala divisi administrasi sebelum akhirnya dipindahkan ayah untuk membantu menggembleng Diraja dari nol hingga akhirnya berdiri sebagai Managing Director seperti sekarang. Nina bagi Diraja bagaikan guru yang tegas, keras dan tidak segan-segan memberitahukan di mana letak kesalahannya, walaupun dia adalah anak pemilik perusahaan ini. 

Tapi hasilnya kini dapat Diraja petik, dia menjadi pria yang meskipun dibesarkan dengan sendok emas, Diraja masih dapat membumi dan memiliki perspektif yang berbeda dengan anak konglomerat golden spoons lainnya. All thanks to Nina. His best teacher in the world. 

Meeting dengan The Converge untuk membicarakan promosi marketing bersama divisi marketing, lalu sorenya ada meeting dengan asosiasi kontraktor nasional. Malam sebenarnya ada dinner dengan Michelle, tapi Ibu sudah hubungi saya katanya minta jadwal kamu malam ini dibatalkan supaya bisa pulang dan makan malam di rumah,” ujar Nina dengan sigap tanpa mengangkat kepalanya dari komputer. 

Diraja berhenti sejenak, menoleh ke arah Nina dan memastikan sekali lagi. 

“Ada Bian berarti nanti?” tanya Diraja. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Obsesi Sang Pewaris   EPILOG

    “Selamat ulang tahun!” Suara yang mengagetkan Ambar ketika membuka pintu apartemennya membuatnya terhenti sejenak. Tangan kanannya masih memegang gagang pintu, sedangkan tangan kirinya sontak mengurutkan dadanya karena terperanjat kaget. Confetti dan suara terompet bersahutan menyambutnya masuk ke dalam apartemen malam ini. Wajah-wajah familiar menyapanya dengan senyuman dan tawa lebar. “Ya ampun, kok ada surprise segala?” ujarnya penuh haru. Dia menatap Diraja yang berjalan dengan langkah pelan dan pasti ke arahnya. Di tangan sang suami ada kue ulang tahun lengkap dengan lilin angka 20 yang sudah terbakar di atasnya, menunggu untuk ditiup olehnya. “Yang penting surprise-nya berhasil, ‘kan!” jawab Diraja penuh dengan kebanggaan. Ini memang sebuah pencapaian tersendiri untuk suaminya. Sebelumnya dia tak pernah melakukan ini. Ini merupakan surprise event perayaan ulang tahun pertama sejak mereka menikah. “Repot-repot banget, makasih banyak loh, sayang!” Ambar menjawab deng

  • Obsesi Sang Pewaris   Bab 95

    AMBAR Dua bulan kemudian, Apakah mungkin keinginan menjadi ibu itu menular, apalagi jika sudah memegang bayi kecil, imut dan lucu di pelukannya sendiri? Ini sebenarnya yang dirasakan Ambar ketika dia melihat anaknya Mbak Amira dan Mas Darius yang akhirnya tiba juga menyapa mereka di dunia ini. Kakaknya baru saja selesai melahirkan putra pertama mereka yang diberi nama Maximilian Naradipta Danudihardjo. Nama keponakan pertama Ambar ini berdasarkan kompromi ayah dan ibu Maxi. Mbak Amira ingin tetap membawa nama lokal yang membumi sedangkan sang ayah ingin sesuatu yang memiliki sentuhan modern namun tetap terdengar regal. Ambar ingat sekali bagaimana mereka berdebat sedemikian rupa ketika satu waktu Ambar mengunjungi mereka. “Maxi… Maxi baby… ya ampun kamu lucu bangeeet! Mbak! Aku bawa pulang ya!” Ambar berceletuk asal tatkala melihat baby Maxi terlelap di tangan Mas Darius. Rasanya baru sekejap saja dia menggendong Maxi, tapi ayahnya sudah melebarkan tangannya agar Ambar men

  • Obsesi Sang Pewaris   Bab 94

    Makan siangnya dengan Ambar di sebuah restaurant Chinese Food yang terletak di sebuah gedung perkantoran lantai teratas di kawasan dekat kampus Ambar berjalan begitu cepat di mata Diraja.Dua jam yang dihabiskan bersama sang istri terasa seperti sekedipan mata saja. Ketika hidangan selesai disantap dan dia melirik jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 13.45 siang.“Aku habis ini masih ada kelas, Mas.” Ambar pun terlihat bolak-balik mengecek jamnya, berharap dia tak telat untuk kelas selanjutnya.“Jam berapa? Perjalanan dari restoran ini ke kampus kan nggak terlalu lama,” balas Diraja seraya memberikan sinyal kepada waitress untuk mengirimkan bill ke meja mereka.Sang waitress mengangguk dan mempersiapkan bill sambil membaw

  • Obsesi Sang Pewaris   Bab 93

    DIRAJABreaking news, Sebuah penggerebekan terjadi di kawasan pedalaman Myanmar dan Kamboja oleh aparat setempat dibantu dengan koordinasi interpol dan kepolisian Republik Indonesia. Disinyalir gudang tersebut merupakan headquarter, atau markas besar tindakan kriminal judi online dan penipuan online dengan target masyarakat Indonesia. Menurut perkembangan terbaru, ada fakta yang lebih mengejutkan dibaliknya. Jika ditelusuri lebih dalam, ternyata terungkap banyak tindakan kejahatan transnasional yang bernaung dibalik operasi tersebut. Ada indikasi human trafficking atau penjualan manusia yang dipekerjakan secara ilegal dengan kondisi memprihatinkan tanpa adanya kesejahteraan dan hak asasi manusia yang dipenuhi. Pihak kepolisian masih mendalami dugaan kejahatan organ harvesting dan sex trafficking lintas negara dan benua dalam pemeriksaan lebih lanjut. Yang cukup mengejutkan, terendusnya jaringan kejahatan transnasional ini bermuara pada seorang konglomerat asal Singapura berinisia

  • Obsesi Sang Pewaris   Bab 92

    RAKA Selama beberapa hari belakangan ini, dia selalu kembali ke apartemennya di atas jam dua malam. Begitu banyak yang harus dia kerjakan setelah mereka berhasil membawa Joseph Ong untuk diinterogasi di markas kepolisian. Tentu saja tarik ulur begitu hebat terjadi di balik layar. Pihak Joseph Ong lewat kedutaannya secara formal meminta pria itu diekstradisi segera kembali ke Singapura untuk menjalani pemeriksaan di sana. Yang turun tangan membereskan masalah berkaitan dengan hukum, legalitas, melihat loophole dari aturan tentu saja dirinya. Raka bertugas di belakang layar membersihkan dan menguraikan kusutnya benang birokrasi, ditambah dengan berbagai channel dan networking yang luas dari Darius, mereka akhirnya berhasil memberikan waktu lebih banyak untuk kepolisian Indonesia serta interpol mengulik sampai dalam dan menarik bukti sebelum tim kuasa hukum beserta backingnya Joseph Ong menutup akses penyelidikan, atau yang paling parah–menghilangkan alat bukti. Dan orang yang cuku

  • Obsesi Sang Pewaris   Bab 91

    Ibu bersikeras jika mereka kembali ke kediaman beliau di daerah Dharmawangsa. Bersama Mbak Rengganis dan ayah, mereka bertiga menolak keinginan Diraja untuk kembali ke apartemen dan memulihkan diri di sana. Ambar pun setuju dengan keputusan tersebut. Ini sudah hari ketiga sejak Diraja diputuskan bisa kembali ke rumah dan memulihkan diri di kediamannya. Kemarin tim dokter selesai melakukan kontrol pertama dan memastikan proses penyembuhan Diraja berjalan seperti yang semestinya. “Sayang, aku bosan makan bubur terus,” ujar Diraja saat Ambar membantunya mengeringkan rambut suaminya setelah dia bersikeras untuk mandi karena sudah lebih dari dua hari dia tidak melakukannya. “Tapi–takutnya kamu sulit mengunyah, makanya ibu dari kemarin menyiapkan bubur untukmu, Mas!” balas Ambar dengan sabar. Sebenarnya bahkan sejak kembali dari rumah sakit, sikap Diraja jauh lebih manja dan terkadang dia tak ingin ditinggal oleh Ambar. Setiap saat jika Ambar keluar kamar untuk melakukan sesuatu, d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status