Home / Romansa / Obsesi Setelah Rapat Malam / Gema Sentuhan Hasrat

Share

Gema Sentuhan Hasrat

Author: Lembayung
last update Last Updated: 2025-10-13 08:05:09

Presidential Suite terasa seperti benteng yang sempurna untuk rahasia mereka. Setelah menutup pintu dengan hati-hati, Alex mengunci pintu itu. Suara klik ganda yang berat itu terasa seperti pengakuan mutlak atas apa yang akan terjadi.

Alex berbalik dan menatap Nara. Gaun hitam dengan belahan tinggi yang Nara kenakan malam ini terasa seperti menggoda dengan sengaja.

"Kamu tahu ini bukan tentang dokumen, Nara," ujar Alex, ia tidak bergerak mendekat, tetapi tatapannya sudah menyentuh setiap bagian tubuh Nara.

"Saya tahu," balas Nara, suaranya lemah. "Tapi saya membawa berkasnya. Saya profesional."

Alex tertawa kecil suara rendah yang penuh gairah. Ia melangkah maju, tangannya dengan lembut mencabut penjepit rambut Nara, membiarkan rambut Nara yang panjang jatuh bebas. Sentuhan itu adalah pelepasan yang disengaja dari lapisan formalitas terakhir.

Alex memegang wajah Nara. Kedua ibu jarinya mengusap pipi Nara dengan tekanan lembut. Kemudian, ia menutup

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Selalu Diawasi

    Nara duduk di ruang kerja Leo, Chief Technology Officer NovaTech. Pengakuan Leo bahwa Alex Kael secara pribadi memasang protokol pengawasan yang rumit pada setiap perangkat Nara terasa seperti cengkeraman tak terlihat di lehernya. Perpisahan mereka adalah kebohongan kontrol Alex tidak pernah berakhir, hanya berganti medium."Saya harus jujur, Nona Nara," lanjut Leo, tersenyum kecil. Ia memiliki rambut gelap dan mata tajam yang mengingatkan Nara pada kecerdasan Alex. "Protokol kustom ini tidak pernah saya lihat sebelumnya. Ada semacam backdoor tersembunyi yang memastikan Tuan Kael akan mendapat notifikasi jika ada upaya hacking terhadap perangkat Anda. Ini bukan hanya perlindungan, ini adalah kepemilikan digital."Nara mempertahankan ekspresi profesionalnya. "Saya mengerti. Tuan Alex selalu obsesif terhadap keamanan data. Saya rasa itu wajar, mengingat sensitivitas file yang saya tangani di sana.""Obsesif, ya," ulang Leo, tatapannya kini berubah menjadi ingin tahu. "Tetapi ini mela

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Hari Pertama yang Diresapi Bayangan

    Nara memulai hari pertamanya sebagai Kepala Strategi Operasional di NovaTech. Kantor itu terasa lebih cerah, lebih muda, dan lebih santai dibandingkan Aldebaran Corp yang dingin dan kaku. Ia duduk di mejanya yang luas, di sebuah cubicle modern dengan pemandangan kota yang berbeda. Ia harusnya merasa bersemangat dan lega, tetapi yang ia rasakan hanyalah kehampaan yang familiar.Pekerjaan barunya menantang, menuntutnya untuk segera terjun ke analisis data dan strategi ekspansi global. Nara melemparkan dirinya ke dalam pekerjaan itu, menggunakan ambisi sebagai perisai terhadap rasa sakit. Ia tidak punya waktu untuk memikirkan Alex, Ayah Alex, atau Eliza.Nyonya Renata, Kepala HRD yang ramah, menghampirinya. "Nara, selamat datang. Kami sangat senang memilikimu. Ada beberapa hal yang harus kamu ketahui.""Terima kasih, Bu Renata," jawab Nara, dengan senyum profesional."Kantor ini sangat berbeda dari Aldebaran. Kami tidak seformal itu. Dan ada beberapa kebijakan istimewa yang disetujui

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Pengakuan Terakhir

    Di atas sofa yang sama, di mana kebenaran terlarang mereka terukir menjadi rahasia, Alex menanggapi air mata Nara dengan gairah yang menghancurkan. Ia memperdalam ciuman itu, menyalurkan semua rasa sakit, penyesalan, dan cinta yang tak mungkin ia miliki. Sentuhan tangannya di dada Nara, meskipun terhalang kain, adalah pengakuan kepemilikan yang paling jujur dan egois.Nara membiarkan sentuhan itu. Ia tahu, setiap kehangatan ini adalah harga kebebasannya, atau mungkin, harga kehancurannya. Ia membalas ciuman Alex dengan keputusasaan yang sama, mencoba menyerap setiap detik dari keintiman yang terlarang ini. Ini adalah yang terakhir sebuah bab yang harus ditutup, meskipun paru-parunya menolak untuk menarik napas setelah ini.Alex menarik diri. Wajahnya dekat dengan wajah Nara, matanya basah oleh emosi yang tertahan dan memilukan. Ia mencium setiap sudut mata Nara, mencoba menghapus jejak air mata yang ia sebabkan."Aku mencintaimu," bisik Alex, suaranya parau, penuh penyesalan.Nara men

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Mencari Jarak di Dunia Profesional

    Setelah panggilan telepon yang menghancurkan itu, Nara mematikan ponselnya. Ia tahu, Alex tidak akan menelepon lagi dalam waktu dekat. Alex telah mendapatkan validasinya, dan ia kini harus kembali mengenakan topeng CEO-nya untuk menghadapi tekanan Ayahnya. Sementara itu, Nara harus memulai babak baru mencari jarak yang aman dari bayangan Alex Kael.Pagi itu, Nara bangun dan memaksakan dirinya menyusun resume. Ia harus mengganti obsesi lama dengan ambisi baru yang bisa mengisi kekosongan yang ditinggalkan Alex.Ia mulai mengajukan lamaran ke beberapa perusahaan multinasional di sektor yang berbeda dari Aldebaran. Proses itu berjalan sangat cepat, berkat surat rekomendasi sempurna dari Alex. Hanya dalam seminggu, Nara mendapatkan panggilan untuk wawancara di sebuah perusahaan teknologi yang ambisius, NovaTech, untuk posisi Kepala Strategi Operasional. Posisi itu menantang, menuntut fokus penuh, dan yang terpenting, jauh dari jaringan bisnis Alex.Di ruang wawancara NovaTech, Nara tampi

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Hampa Tanpa Obsesi

    Nara tiba kembali di Jakarta dengan perasaan hampa yang mendalam. Apartemennya terasa dingin dan sunyi, bukan lagi tempat pelarian yang nyaman, melainkan sarang dari semua kenangan terlarangnya. Ia memiliki pesangon yang besar, surat rekomendasi yang sempurna dari Alex, dan kebebasan finansial, tetapi ia tidak memiliki kekacauan yang ia butuhkan untuk merasa hidup.Ponselnya terasa berat. Saluran komunikasi pribadi mereka sunyi sejak Nara meninggalkan Singapura. Nara tahu ia tidak boleh menghubungi Alex. Aku akan menghubungimu. Jika aku butuh. Itu adalah kata-kata terakhir Alex, dan Nara harus menghormati perintah terakhir dari kontrak yang sudah berakhir itu.Namun, godaan itu begitu besar. Nara seringkali mengambil ponselnya, mengetik pesan, lalu menghapusnya lagi. Ia merindukan ketegangan di kantor, ia merindukan sentuhan lutut Alex di bawah meja, ia merindukan ciuman yang sangat bergairah yang mereka bagi di ruang direksi yang gelap. Kehampaan ini adalah harga dari keselamatannya.

  • Obsesi Setelah Rapat Malam   Rindu Pelukan Penuh Hasrat

    Keputusan Alex untuk memecat Nara menghantamnya lebih keras daripada ancaman Ayah Alex. Itu adalah pengkhianatan terbesar bukan karena Alex memilih sandiwara, tetapi karena ia memutuskan untuk mengakhiri kebenaran terlarang mereka demi menyelamatkan Nara.Nara menatap Alex, matanya berkaca-kaca. "Anda tidak bisa melakukan ini. Anda tidak bisa memecat saya hanya karena Anda takut kehilangan kendali atas Ayah Anda!""Ini bukan karena Ayahku, Nara!" geram Alex, suaranya rendah dan penuh kesakitan. Ia meraih bahu Nara, cengkeramannya kuat. "Ini karena aku tidak bisa melindungimu lagi! Jika Ayahku mencium sedikit pun kebenaran, dia akan menghancurkanmu. Dia akan memastikan kamu tidak akan pernah bekerja di industri ini lagi. Aku tidak akan membiarkan itu terjadi.""Dan Anda pikir saya akan baik-baik saja tanpa Anda?" balas Nara, suaranya bergetar. "Anda pikir keterikatan sensual yang kita bagi di ruang gelap itu bisa hilang hanya dengan pesangon? Saya lebih memilih d

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status