Kejora berbalik dan berusaha pergi dan meninggalkan Andromeda yang semakin menggelegak karena otaknya berimajinasi tentang bagaimana Kejora menjadi milik pria lain saat ini. Dia benar-benar merasa tak tenang bukan main.
“Bukankah kau memang tertarik padaku?!” teriak Andromeda yang berhasil menghentikan langkah kaki gadis itu saat ini.
Kejora tak menyangka kalau seorang Andromeda akan melakukan hal konyol demi mendapatkan atensinya, mengingat bagaimana pria itu berteriak lantang di ruang kantin. Dia mensyukuri keadaan saat ini yang tak banyak memiliki pengunjung. Kalau tidak, bisa jadi dia harus menjadi bahan gosip utama di perusahaannya.
Kejora berbalik, berjalan menghampiri Andromeda yang berdiri tetap pada posisinya. Pria itu merasa bangga saat Kejor
Mendengar kabar dari bibir sepupu Andromeda, pria itu sudah limbung seketika. Tangannya yang tak bertenaga meraih minuman bir kalengan. Dia menenggaknya dengan rakus, merasakan panasnya cairan yang meluncur di tenggorokannya.Andromeda tengah dipacu adrenalinnya, seolah-olah dia akan dimasukkan ke dalam neraka kehidupan yang akan menyiksanya kali ini. Deru napasnya terdengar kasar dan tergesa-gesa. Dadanya dilanda sesak bukan main.Dia tertawa. Tawa yang dipenuhi rasa miris dan menyedihkan. “Setelah puluhan tahun, Rega, dia datang,” racaunya berbisik.Matanya terpejam merasakan kepalanya berdenyut.Satu dari sekian banyak hal yang dulu selalu dia harapkan, tapi tak pernah terwujud. Saat dia melepaskan harapannya dan sudah mencoba memenjarakan perasaannya, harapannya itu terjawab.Rega, sepupu Andromeda pun menepuk punggung pria itu. Mencoba memberikan satu ketenangan kecil dan penghiburan bagi Andromeda. Dada
Mendengar racauan dari bibir Andromeda mengingatkan Kejora untuk tetap menahan diri dan bersabar. Pria itu ternyata menyebalkan saat mabuk begini. Sungguh lucu dan mengesalkan. Wanita itu berusaha menjauhkan diri dari Andromeda yang duduk dan menggelendotinya bak anak monyet yang minta digendong oleh induknya. “Menjauhlah! Oh Tuhan!” pekiknya merasa kesal bukan main. Kania masih mencoba mengendarai mobil Kejora dengan penuh hati-hati, fokusnya tak bisa teralihkan dari hal lain karena Bandung yang tengah sepi begini. “Ouch! Kau menggigitku, Andro!” Kejora memekik kesakitan usai tangannya digigit begitu saja oleh Andromeda. Kejora benar-benar dibuat kesal setengah mati. Tangannya berusaha menjauhkan wajah Andromeda, akhirnya pria itu jatuh tertidur. Sementara itu, Kejora harus menahan kekesalannya sendiri. “Dia gila! Turunkan saja di sini, dari pada harus mengantarnya pulang!” sewotnya pada Kania.
“Eugh ....” Andromeda mengerang saat gurat sinar mentari pagi menyibak, menerobos sela-sela tirai yang tertutup sebagian.Lengannya terangkat mencoba menghalau cahayanya. Lalu beberapa saat tubuhnya dipaksa bangkit dan berlari membuka pintu, yang dia pikir adalah kamar mandi dan benar saja.Tubuhnya segera menubruk kloset, membuka penutupnya dan segera mengeluarkan apa yang menjadi faktor mualnya.“Hoek! Hoek!!!” Dia memuntahkan isi perutnya saat dirasa mual dan berefek dari mabuknya semalam.Dia menjadi heboh sendiri.Andromeda berjongkok sebentar. Dia menutup matanya dan berusaha meredam rasa pengarnya yang timbul dibarengi dengan sakit kepalanya. Rasanya ada godam yang menghantam kepalanya sampai pandangannya ikut berputar hebat.Namun, saat dia memandang isi kamar mandi yang dipenuhi dengan barang-barang perempuan pun, dia tertegun. Memikirkan apa yang terjadi semalam sebenarnya? Di dalam otaknya sen
Pengusiran cantik yang diajukan oleh Kejora benar-benar membuat Andromeda terdiam. Tangannya masih terkepal mengingat kemarahannya yang menyala. Dia seharusnya tak menunjukkan sisi lemahnya dan hanya Kejora yang mampu membuatnya membuka mulutnya lebar-lebar begini.Prak!!!Tangannya menaruh sendok dengan kencang.“Siapa dia sampai membuatku begini?!” teriaknya frustrasi.Andromeda menjadi satu pria bodoh yang jatuh pada pesona Kejora. Dia benar-benar kehilangan apa yag dipegangnya selama ini.Sungguh Kejora ...“Terlalu berbahayar!” desisnya penuh penekanan.Andromeda menghubungi tangan kanannya untuk menjemputnya. Sementara menunggu, dia bisa melihat bagaimana rapi dan kosongnya rumah yang ditempati oleh Kejora. Benar-benar kosong seperti hatinya.Dia bangkit, menggulung lengan kemejanya dan mencuci piring-piring kotor. Setidaknya dia merasa bertanggung jawab dan berterima ka
Kehadiran satu orang yang bisa membuat Kejora harus merasakan kebimbangan adalah Andromeda. Dia benar-benar tak habis pikir saat dirinya harus dihadapkan pada posisi di mana dirinya menjadi satu dari sekian banyak orang yang harus merasakan bagaimana rumitnya cinta itu terjadi.Dia tak paham saat dirinya memiliki perasaan mendalam seperti saat ini.Saat Andromeda berhasil membuat dirinya harus berada dalam kebimbangan hati. Andromeda berhasil mendapatkan celah hati dan pikirannya.Kejora hanya bisa melamun sepanjang dirinya bekerja. Semuanya karena Andromeda. Lagi dan lagi soal Andromeda. Sampai dirinya harus terkena teguran atasannya.Prak!!!Satu bundel laporan terjatuh di sisi meja Kejora. Gadis itu harus menahan napasnya karena terperanjat. Dia harus banyak bersabar dengan atasan yang selalu saja mengeluarkan emosinya, terutama saat ini.“Kau bisa mengerjakan laporan tidak? Pengeluaran ini sudah tertera
Semua menatap intens Kejora yang menunduk, dia masih gugup menghadapi keluarga yang baru ditemuinya itu. Orang asing yang katanya disebut keluarga dan juga dengan status yang disandangnya, sepupu dan keponakan.“Ya Tuhan Nak, akhirnya bertemu juga ... bagaimana kabarmu?” tanya salah satu wanita paruh baya yang tengah memeluknya erat sambil penuh haru.“Aku baik, euhm ... Tan,” balas Kejora ragu.Kejora masih merasa canggung saat dirinya mendapatkan banyak pelukan sedari tadi. Itu semua karena berawal dari dirinya yang menemui Rega, sepupunya.“Hai,” sapanya pada pria dengan rambut berantakan dan rokok yang ada di tangannya yang memandanginya dari ujung kaki sampai ujung kepala itu.“Oh, hai.” Dia pun membalasnya dengan tergagap saat ini.Benar-benar bukan hal yang terbilang biasa untuk Kejora ditatap intens begitu.Dia berdiri kikuk, kakinya bahkan mengg
Keadaan tak berjalan mulus seperti yang dibayangkan. Terutama saat Rega memaksakan Andromeda untuk melihat adiknya sendiri dan menemuinya. Pria itu sudah menunggu di rumah keluarga Kelvin, tapi Andromeda tak kunjung keluar. Sementara itu, Jana menyuguhkan minum untuk keponakannya. “Minumlah dulu selagi menunggu Andro,” ucapnya. Rega tersenyum ramah, dia masih bisa menghormati orang tua dibanding dengan Andromeda yang memang sudah tak menerima keberadaan Jana sama sekali. Andromeda sudah turun, menghadap pada Rega yang berdiri menyambutnya. “Tumben sekali kamu ke sini, Rega,” ujar Andromeda. “Temui adikmu, kurasa kamu memang harus menemuinya,” pinta Rega. Andromeda hanya berdecih pelan, dia menyeringai, menampilkan senyuman sinisnya saat mengetahui kalau saat ini kedatangan pria hanya demi membujuknya menemui Kejora saja. Bukan yang lain, lalu bagian mana yang harus diperjelas lagi saat ini?
Kejora mengikuti perintah Juan, dia duduk di samping Juan sementara Rega duduk di belakang mereka sambil merasa panik akibat mengetahui kalau Kejora mendengar percakapan mereka.“Kau mau mendengar cerita yang mana?” tawar Juan sambil fokus menyetir mobilnya.Jingga yang menguning membelah langit langit di ufuk barat. Semakin lama semakin nampak meganya menyebar, menampilkan matahari yang bergerak turun siap menenggelamkan dirinya. Kejora semakin mengagumi keberadaan inti tata surya itu, melihatnya dengan megah di sini dan jarang dia lihat saat dirinya tinggal di negara lainnya.“Kamu nggak silau?” tanya Juan memperhatikan Kejora.Gadis itu malah menggeleng saja, tapi Juan menyodorkan satu kaca mata hitam. “Pake aja, kamu aneh, matahari kok dilihatin,” celetuknya sambil tersenyum.Kejora tertawa mendengarnya. Juan memang sudah terlalu bosa melihat matahari barangkali.“Aku