Home / Romansa / Obsessed with You / Bab 1. Dikira Host

Share

Obsessed with You
Obsessed with You
Author: Nafish Grey

Bab 1. Dikira Host

Author: Nafish Grey
last update Last Updated: 2025-01-21 14:58:32

"Aku suka padamu, mau jadi pacarku?"

Kantong makanan Ivy jatuh, matanya terasa buram melihat sang kekasih tengah memeluk seorang gadis di depan pintu apartemen pria itu.

"Bagaimana dengan pacarmu?"

"Aku tak mencintainya lagi."

Ivy menggeleng kuat, pedih mencengkeram dadanya. Ia berusaha bernapas susah payah. Air mata jatuh berderai ketika sang gadis berlari pergi membawa hatinya yang hancur.

"Molly, kau di bar?" Ivy terisak, mengusap air mata sambil masuk ke dalam taxi yang baru saja berhenti.

"Ya! Tapi di bar lagi sibuk, ada tamu VIP yang datang! Kenapa?"

Ivy menggeleng, suaranya tercekat air mata.

"Iv, ada apa?" Suara ribut terdengar di latar belakang sambungan telepon sahabatnya.

"Aku ke sana ya."

"Ok, nanti aku coba curi waktu buat nemuin kamu."

"Ok." Ivy mematikan ponsel dan menangis tergugu. Perjalanan cintanya selama 5 tahun sudah hancur, sang kekasih ternyata mengkhianatinya.

***

Bar Stars.

"5 tahun kami pacaran Molly! Si sialan itu bilang tak mencintaiku lagi!" Ivy menegak teguila-nya. Entah sudah gelas ke berapa.

"Cukup, Iv! Kau sudah mabuk!" Molly meraih gelas Ivy, menjauhkan dari gadis malang itu.

"Molly! Berikan padaku!"

"Molly!" Rekan kerjanya berteriak. "Bos memanggilmu!"

"Iv, aku pergi dulu. Jangan ke mana-mana ok! Jangan minum lagi!" Molly beranjak pergi tergesa-gesa.

"Mana minumanku?" Pandangan Ivy mulai ganda, sang gadis meraba-raba sekitar, tak menemukan gelas yang sudah dibawa Molly.

"Bartender! Hei! Aku butuh vodka!"

Tak ada yang menjawab karena suasana memang sedang ramai, apalagi musik berdentum heboh. Ivy berjalan sempoyongan, berniat menuju meja bar, tapi baru beberapa langkah, dia merasa ingin ke toilet.

Ivy berbelok arah, melihat sekumpulan gadis-gadis sedang mengantri memasuki sebuah ruangan. "Toilet ya?" Dia ikut mengantri.

"Cepat! Cepat!" Seseorang mendorongnya dari belakang.

Ivy masuk ke sebuah kamar penuh dengan gadis-gadis cantik nan seksi yang berjajar rapi.

Ivy yang kebingungan dibariskan sejajar dengan gadis host. Cahaya ruangan temaram memperlihatkan aksi erotis dari penghuni ruangan ini. Beberapa pria sedang meliuk agresif di atas tubuh-tubuh tanpa sehelai benang pun di karpet bulu. Mencecap kenikmatan dunia. Jantung Ivy langsung berdetak tak karuan.

Apa-apaan ini?

"Hanya ini yang kau punya?" Suara bass seorang pria menarik atensi Ivy.

Pandangannya yang buram membuat Ivy tak bisa melihat jelas wajah pria itu, tapi sang gadis tahu, postur tubuh si pria terlihat proporsional, menarik di mata.

Pria memesona itu duduk menyilangkan kaki, sementara gadis-gadis bergelimpangan di bawah kursinya dengan sikap memuja.

"Ini gadis-gadis baru yang kau minta, Tuan!"

Si pria memesona mengangguk paham, memindai melalui retina hijau cemerlangnya, menatap tajam tubuh para gadis. Molek dan aduhai, mampu membuat darah para pria berdesir panas. Lantas ia berdiri, melangkah dari ujung terjauh Ivy. Beberapa gadis mendelik centil, ada juga yang menyentuh dada dengan gerakan sensual seraya mengedipkan matanya menggoda.

Degup jantung Ivy berdetak tak karuan. Tatapan itu bisa membunuh hati seorang wanita dalam arti harfiah. Damn! He's so hot! Dengan kemeja yang terbuka beberapa kancing atasnya, memperlihatkan collarbone seksi.

Ivy lupa kenapa dia berdiri dan menunggu bukannya protes dan berteriak memarahi pelayan Bar Stars yang mengira bahwa dia adalah salah satu dari gadis host, hanya karena ia salah ngantri.

"Permisi! Sorry! Excuse me! Hello!" Tak ada yang menjawab panggilannya. Ivy hendak beranjak pergi, tapi langsung ditarik kembali ke dalam barisan.

"A-aku bukan—"

"Berdiri yang bagus, jangan mengacau!" Pelayan bar memarahinya.

Si pria VIP mulai memegang dagu gadis-gadis satu per satu untuk mengamati wajah mereka. Para host berharap dipilih olehnya, mereka tersenyum semanis gula dan menggoda si pria dengan gerakan vulgar. Bukannya tertarik, pria itu menatap mereka dengan ekspresi datar.

Sampai akhirnya ia tiba di hadapan Ivy.

Mata keduanya bertemu. Senyum di bibir pria tampan itu terulas, miring, tertarik ke atas di satu sisi. Seolah dia menemukan sesuatu dalam wajah si gadis.

Apa ada yang lucu? Apa yang dia lihat? Ivy mengedip bingung.

"Aku pilih yang ini." Ia menunjuk Ivy.

"Apa?!" Ivy tak menyangka dia akan dipilih.

Napas panasnya menerpa wajah Ivy saat pria itu mendekat. Bibir merahnya berbisik, membuat tubuh Ivy merinding. "Kau ... milikku malam ini."

"Ok! Yang lain keluar!" Pelayan berteriak, meminta gadis-gadis host berbaris keluar, mereka terdengar kecewa dan mendesah kesal.

Bagaimana bisa, gadis mabuk berpenampilan biasa saja bisa membuat tamu VIP ini tak mengalihkan pandangan dari wajahnya. Bahkan salah seorang gadis dengan sengaja menyenggol kaki Ivy saat ia berjalan ke pintu.

Ivy yang hampir terjatuh disambut oleh tangan kekar pria tampan itu.

"Bos! Kapan kau mulai? kami sudah bersenang-senang." Para pria yang dilihat Ivy sebelumnya semakin semangat melebarkan kaki gadis di bawahnya.

"Diamlah kalian. Siapa namamu?"

"Ivy Gilmore," jawab Ivy, berusaha melepaskan diri dari kungkungan kuat pria perkasa itu. "I'm sorry, sepertinya kau salah paham, aku bukan host." Ivy kembali limbung, pria itu menahan kuat pinggang ramping Ivy.

"Aku tak peduli, aku sudah membayar mahal untuk malam ini." Jawaban pria itu membuat Ivy tak percaya.

Gadis itu panik, melambaikan tangannya. "Apa kau mabuk?"

"Kau yang mabuk, Ivy." Jemari panjang berurat milik pria itu mengusap bibir Ivy perlahan.

"Sorry, Tuan—" Bohong jika Ivy bilang dia tak tertarik, pria ini memiliki sex appeal yang kuat, tapi pemandangan sensual di ruangan ini membuatnya ketakutan.

"Daniel." Bahkan suara seksinya membuat darah Ivy berdesir.

"Tuan Daniel, dengar! Cari saja gadis lain, aku bukan—" Bibirnya langsung dibungkam ciuman panas.

Ivy melawan, mendorong tubuh atletis Daniel, tapi pria itu bergeming. Lambat-laun perlawanan Ivy berhenti, alkohol mengaburkan akal sehatnya. Ciuman manis Daniel terlalu memabukkan untuk ditolak.

Daniel melepaskan ciumannya supaya Ivy bisa menarik napas sesaat. "Sudah kubilang, aku tak peduli. Kau milikku malam ini." Tanpa persetujuan, Daniel membopong tubuh Ivy, membawanya ke sofa empuk.

Detak jantung Ivy hampir melompat keluar dari rongga dada, dia belum pernah bersetubuh sebelumnya. "Tunggu dulu, Daniel!" Zoe memerangkap wajah tampan di hadapannya. "Aku perlu ke toilet."

"Kau bisa melakukannya di sini." Daniel menekan area perut bawah Ivy, membuat gadis itu menggelinjang geli.

"A-aku perlu minum."

Daniel meraih botol wiski di meja kaca, minum dari mulut botol dan langsung mengecup bibir Ivy, menyalurkan cairan tersebut.

Seumur hidup, Ivy belum pernah mendapat perlakuan sevulgar ini, bahkan dengan mantan pacarnya saja hanya ciuman biasa tanpa pertukaran saliva.

Harusnya Ivy merasa jijik, tapi tidak! Ya tidak! Cairan yang turun ke tenggorokannya terasa semanis madu. Mungkin dia sudah gila, sakit hati membuatnya mabuk dan terjebak dengan pria asing ini. Oh, Damn! Seolah harinya tak cukup buruk.

"Ivy." Namanya dilantunkan penuh pujaan, wanita mana yang tak suka dipanggil seperti ini. Ivy menjawab dengan desahan lirih.

"Daniel, aku ...."

"Hm?" Daniel mengecup sisi leher Ivy yang jenjang, menandai kulit mulus gadis ini.

"Daniel, sebentar." Ivy melenguh, bagian sensitif di belakang telinganya disentuh pria tampan itu.

Bibir Daniel tersenyum semakin lebar, wanita begitu mudah ditaklukkan di bawah kakinya. "Ivy. Kita perlu pemanasan. Aku ingin kau menikmatinya."

"Jangan. Aku belum pernah melakukannya." Entah kenapa dia mengakui hal tersebut di depan orang asing yang baru pertama kali bertemu, Ivy merasa berani karena alkohol.

"Sungguh?" Mata Daniel berbinar senang. Seorang perawan. Sangat sulit dijumpai di bar murahan seperti ini. Wah! Hari ini dia merasa sangat beruntung.

"Lepaskan aku!" Ivy mendorong Daniel, berusaha menelusup lewat celah tubuh sang pria.

Daniel tertawa kecil, membiarkan Ivy merangkak menuju pintu.

"Bos, kelincimu mencoba kabur!" Tawa mesum mereka semakin membuat Ivy takut.

Daniel tertawa bersama mereka, berjalan santai dan menarik kaki jenjang Ivy. "Sudah kubilang, kau milikku malam ini!" Dia melempar gadis malang itu ke sofa.

"Oh tidak!" Ivy berseru ngeri, melihat Daniel mulai melucuti pakaiannya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Irmayanti Polman12
vulgar kali
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Obsessed with You   Bab 2. Semalam Bersamanya

    Daniel menindih tubuh Ivy, merobek gaun sang gadis dalam sekali sentakan kuat. "Please don't! Please, lepaskan aku! Aku bukan host!" Ivy mengulang kalimat yang sama karena ketakutan.Belum pernah ada gadis yang menolaknya selama ini, Daniel merasa tertantang oleh penolakan Ivy."Aku akan memberimu uang banyak, rumah, pakaian bagus, kau hanya perlu tidur denganku." Tangan besarnya menyentak lepas pakaian dalam sang gadis."Tidak! Aku tak mau, lepaskan aku!" Ivy masih mencoba memberontak.Kedua tangannya lalu dikungkung Daniel di atas kepala, bibir pria itu kembali meraup bibirnya."Hmp!" Betapapun Ivy menolak, kekuatannya tak sebanding dengan pria berotot ini.Sialnya lagi, Ivy adalah seorang perawan, sementara Daniel begitu hebat dalam beraksi, membuat sang gadis akhirnya tak bisa lagi membedakan realita dan fantasi. Jari panjang sang pria masuk ke dalam tubuhnya, merangsang hasrat terpendam. Mula-mula terasa pedih, lambat laun menjadi kenikmatan tiada tara.Ivy melenguh, berusaha me

    Last Updated : 2025-01-21
  • Obsessed with You   Bab 3. Bertemu Lagi

    Bip! Bip!Daniel menatap layar di ponselnya, sebuah titik merah berkedip dan bergerak menjauh dari Mansion Forrester.Bibirnya tertarik membentuk senyuman lebar. Dia tak menyangka gadis cantik di bar murahan itu akan kabur setelah sadar, bahkan setelah melihat kamar mewah yang ia tempati.Biasanya gadis-gadis menunggu kehadirannya, bernegosiasi tentang cinta atau uang, tapi Ivy berbeda. Seperti kelinci yang ketakutan, gadis itu memilih kabur.Seorang yang berjiwa pemburu seperti Daniel lebih tertarik pada mangsa yang memberontak daripada yang pasrah. Ia menjilat bibirnya sambil tersenyum penuh minat. "Ivy, kau tak akan bisa lari dariku."Bip!Pelacak tersebut berdenyut, menuju apartemen di pusat kota.Ivy membuka pancuran, meringkuk gemetar di bawah curahan air hangat. Ia menggosok tubuhnya berulang kali sampai memerah. Plak!Sang gadis menampar pipinya sendiri. "Bodoh! Dasar bodoh!" Kenapa dia harus mabuk? Kenapa dia tak bisa melawan? Ivy mengencam ketidakberdayaannya.Bam! Bam! Ge

    Last Updated : 2025-01-21
  • Obsessed with You   Bab 4. Pinjaman

    "Kenapa kau menangis?" Wanita paruh baya itu tampak terkejut melihat Ivy masuk ke ruang laundri dengan wajah basah.Ivy menggeleng malu. Cepat-cepat membantu Janice mengerjakan laundri."Kenapa lama sekali baru datang?" Janice memang tak pernah ramah padanya, Ivy tahu sejak pertama kali masuk kerja. Bagi Janice, Ivy sering membuat fokus pekerja lain kacau karena wajah cantiknya."A-aku ....""Kau mengacau lagi? Kau belum selesai saat tamu datang?"Ivy terdiam."Astaga! Jadi benar!" Janice memukul jidat lebarnya tak percaya. "Kita bakal dapat komplain.""Ma-maaf, aku sudah buru-buru, tapi ....""Stt! Udah diam! Kamu bakal aku laporin ke manager!""Please, Janice! Jangan begitu." Ivy sangat butuh pekerjaan ini.Janice tak peduli, berjalan cepat keluar dari ruangan laundri. Ivy segera menyusul wanita paruh baya pemarah itu."Janice, tunggu!" Ivy hampir terjerembap saking terburu-burunya."Diam di sana!" Lemak Janice berdentum setiap kali dia mengambil langkah cepat."Janice, kumohon! Jan

    Last Updated : 2025-01-21
  • Obsessed with You   Bab 5. Kontrak

    Bam!Ivy menendang pintu flat Kevin sampai bergetar kuat.Kemarahannya sudah memuncak, tak cukup hanya mengkhianatinya, sekarang pria berengsek ini juga menjadikannya jaminan pinjaman."Kevin! Buka pintunya! Keluar kau! Sialan! Kevin!"Bam!Seorang penghuni di samping flat kevin keluar. "Hei! Jangan ribut-ribut di sini! Kau cari Kevin? Dia sudah pindah tadi sore!""A-apa?""Iya, dia sudah pindah, semua barang-barangnya sudah dibawa! Kalau kau punya masalah dengannya telepon dia!"Sialnya lagi, bukan Ivy tak mencoba menghubungi Kevin, tapi pria itu sudah memblokir nomornya.Ivy tak tahu harus bagaimana lagi, dia tak punya tempat tinggal dan tabungan. Managernya juga tak bersedia meminjamkannya uang, apalagi Molly yang harus menjadi tulang punggung keluarganya.Gadis itu berjongkok memeluk tubuhnya, menangis tergugu. Uang dan kesucian, dia sudah kehilangan semuanya.Sepasang kaki muncul dalam bidang pandang Ivy. Gadis itu menengadah, mengira Kevin telah kembali. "Ka-kau ...." Matanya m

    Last Updated : 2025-01-21
  • Obsessed with You   Bab 6. Basement

    Mobil La Rose Noire Droptail berwarna merah itu berhenti di depan Ivy. Pintunya terbuka dan menampilkan sepatu kulit mahal dari sang pemilik.Daniel Forrester berdiri di hadapan Ivy dengan tangan terulur padanya. "Aku datang menjemput pengantinku." Ia menunggu sampai Ivy menerima uluran tangannya. Dalam sekali sentakan, pria itu menarik Ivy ke dalam pelukan hangat."Daniel ...." Ivy terkesiap."Kau bisa menangis di dadaku." Dengan perlahan, pria tampan itu menepuk punggung Ivy.Rahang Ivy berkedut, menahan gejolak emosi. Air matanya tak bisa dibendung, dia kembali menangis pedih, memeluk tubuh Daniel seperti memeluk sekoci di lautan lepas. Pria ini, adalah tempat dia menggantungkan hidup, mulai dari sekarang."Ayo!" Daniel mengurai pelukan mereka, membukakan pintu bagi Ivy. Sang gadis begitu terpukau dengan interior mewah yang berwarna senada dengan cat mobil. Indah. Elegan. Mahal. Dia jadi takut mengotori jok, mengingat tadi sempat duduk di pinggir jalan."Kenapa? Kau tak suka denga

    Last Updated : 2025-01-31
  • Obsessed with You   Bab 7. Antara Ada dan Tiada

    Sret!Goresan pena membuat Ivy terkejut, bagaimana tidak, Daniel seolah tahu tandatangannya seperti apa. "Bagaimana kau ....""Kau yang menggoresnya sendiri, Iv. Aku hanya menuntun tanganmu ke sana." Dengan cepat Daniel meraih kembali surat perjanjian tersebut, yang langsung diserahkan kepada pelayannya. "Simpan di kamarku.""Baik, Tuan."Ivy merasa ragu, apa karena kepalanya pusing sampai dia seperti berhalusinasi? Apa memang benar dia yang menggores tanda tangan sendiri?"Ayo kita makan, setelah itu kau harus istirahat. Besok akan jadi hari yang panjang.""Kenapa?" tanya Ivy heran."Besok Christian, sekretarisku akan membawamu pergi berbelanja keperluan.""Bajuku masih ada, aku tak perlu apa pun." Daniel tertawa kecil, menangkupkan tangan dan bertopang dagu. "Semua bajumu sudah disingkirkan.""Apa?! Tasku tadi ....""Barusan aku menyuruh pelayan membuangnya.""Kenapa?! Baju-bajuku masih layak pakai!" Nada suaranya meninggi, dia tak suka Daniel bertindak sesukanya tanpa memberi tah

    Last Updated : 2025-02-01
  • Obsessed with You   Bab 8. Rich! Rich!

    "Siapa?" tanya Ivy takut-takut. "Nona, saya mengantarkan minuman." Alis gadis itu berkerut heran, dia membuka pintu perlahan. Seorang pelayan membawakan nampan berisi minuman hangat yang masih mengepulkan uap panas. "Terima kasih." Apa setiap subuh tamu memang disuguhkan teh hangat? Ivy bertanya-tanya dalam hati. Si pelayan membungkuk dan berlalu. Ivy membawa tehnya masuk, merasa heran. Dia menyesap lamat-lamat sambil memperhatikan plafon. Bagaimana mereka bisa tahu dia sudah bangun? Tidak terlihat CCTV di ruangannya. Untungnya tehnya terasa enak, perlahan ... kekhawatiran Ivy mengendur bersama bau melati yang menenangkan. Sang gadis merasa ngantuk lagi, dia kembali berbaring setelah meletakkan cangkir teh di nakas. Ivy tertidur sampai seseorang mengetuk pintunya lagi. Pelayan memberitahunya jika sekretaris Daniel sudah tiba dan hendak membawanya pergi berbelanja. Sang gadis bergegas membersihkan diri dan mengganti baju yang sudah disediakan untuknya. Satu set gaun Chan

    Last Updated : 2025-02-02
  • Obsessed with You   Bab 9. Balas Dendam

    "Tidak, Tuan Daniel belum pernah menikah, tapi sempat punya beberapa tunangan sebelumnya." "Beberapa?" tanya Ivy terkejut. Berarti tunangan pria ini lebih dari satu. "Ya. Tak sampai menikah, semua putus di tengah jalan." "Kenapa?" Christian membetulkan dasinya dengan sikap canggung. "Untuk masalah ini sebaiknya Nona Ivy menanyakan langsung pada Tuan Daniel, saya tidak mempunyai hak memberitahukannya." Pintu lift berdenting terbuka. Pria itu mempersilakan Ivy keluar. Sebuah limousine hitam terparkir di depan mansion. Christian berjalan mendahului Ivy, lalu membukakan pintu untuknya. Ivy mengangguk sopan dan masuk ke dalam. "Hi, Honey!" Suara Daniel menyapa telinga Ivy. Gadis itu meneguk saliva gugup, menatap terpukau pria tampan bermata hijau itu. Kemeja hitam yang membalut tubuh ramping Daniel membuat pria ini terlihat semakin mahal. "Kau bisa menelanku dengan bola matamu." Daniel terkekeh melihat ekspresi Ivy yang salah tingkah. "Ki-kita akan ke mana?" Ivy membuang wajah

    Last Updated : 2025-02-03

Latest chapter

  • Obsessed with You   Bab 103. Berita Mengejutkan

    Langit pagi di hutan masih tampak kelabu, diselimuti kabut tipis yang menggantung rendah. Dari celah sempit di dinding batu, Daniel mendorong tanah basah dengan tangan telanjang, kuku-kukunya kotor dan berdarah. Napasnya terengah, tapi tekadnya tak goyah.Ia telah bersembunyi selama semalam di ceruk sempit itu, nyaris tak bergerak, hanya ditemani suara angin dan gemeretak ranting. Kini, dengan sisa tenaga, ia menggali jalan keluar. Tanah runtuh perlahan, membentuk lubang cukup besar untuk tubuhnya menyelinap keluar.Begitu berhasil keluar, Daniel terhuyung, lututnya lemas. Namun, suara mesin dari kejauhan membangkitkan semangatnya. Ia berlari meski kakinya gemetar, menuju jalanan berkerikil yang membelah hutan.Sebuah mobil tua melaju pelan, lampu depannya menembus kabut. Daniel melambaikan tangan dengan sisa tenaga, tubuhnya nyaris roboh di tengah jalan.Mobil itu berhenti mendadak. Seorang pria paruh baya keluar, wajahnya terkejut melihat kondisi Daniel.Pengemudi bertanya, "Astaga!

  • Obsessed with You   Bab 102. Hasrat dan Cinta

    Tak pernah terpikirkan dalam benak Ivy sebelumnya, kalau dia akan berakhir di tangan Christian. Baginya, Christian berbeda dari pria yang selama ini mendekati Ivy. Pria itu selalu sopan. Siapa yang menyangka, justru Christian menyembunyikan watak aslinya dengan sangat baik. Mengkhianati bosnya, menjebak Nicolas, dan sekarang memerangkap Ivy dalam nafsu butanya. Semua pakaian Ivy sudah berserakan di lantai. Christian menindihnya dengan buas, memasuki Ivy tanpa pemanasan sama sekali. Ivy hanya bisa menutup matanya, menggigit bibir sampai berdarah. Berusaha menahan kesakitan. Semua akan berakhir, dia terus mengulang satu kalimat yang sama.Namun nyatanya, air mata terus bergulir membasahi wajah cantik wanita itu. "Jangan menangis. Aku akan memberikan semua padamu, Iv. Kau hanya perlu berperan sebagai seorang istri. Seperti kau melayani Daniel."Tidak akan sama bagi Ivy, hatinya mencintai Daniel, tapi tidak dengan Christian. Ia tak pernah jatuh hati pada pria ini."Iv. Cinta akan tum

  • Obsessed with You   Bab 101. Topeng

    Ivy sedang menikmati kesendiriannya di ruang tamu, ketika tiba-tiba suara mobil memasuki halaman mansion. Dengan cepat, dia melangkah menuju pintu depan, berharap melihat suami yang ditunggu-tunggu akhirnya pulang.Namun, ketika pintu terbuka, bukan wajah Daniel yang dilihat, melainkan Christian. Pria itu berdiri di ambang pintu dengan senyum yang agak canggung. "Christian? Kamu ... bagaimana kamu bisa ada di sini?" tanya Ivy dengan nada terkejut dan bingung. Wajahnya yang semula cerah seketika berubah pucat. Matanya melebar, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Maaf, Ivy, aku tahu ini mengejutkan," ujar Christian, melangkah masuk sambil melihat sekeliling. "Ada hal penting yang perlu kita bicarakan tentang suamimu."Ivy merasa jantungnya berdetak lebih kencang, tangannya gemetar. "Apa maksudmu, Christ? Dia baik-baik saja, 'kan?" tanya Ivy, suaranya terdengar lirih dan khawatir. Christian menghela napas, matanya menunjukkan keberatannya untuk menyampaikan kabar yang dibawanya

  • Obsessed with You   Bab 100. Pelarian

    Peluru melesat mengenai kepala anak buah Christian, tepat di tengah kening. Pria itu jatuh ke lantai dengan percikan darah mengenai Christian."Serang!" teriak Daniel.Sayangnya, tak ada yang bergerak. Semua anak buahnya malah berkecak pinggang, menatapnya dengan ekspresi penuh cemooh."Apa yang kalian lakukan?!"Christian tertawa kecil. "Dia kira, dia masih bosnya."Semua senjata terarah pada Daniel, tanpa terkecuali. "Kalian semua!" Daniel menggertakkan gigi, tak menyangka jika Christian berhasil mempengaruhi semua anak buahnya."Satu jentikan jari dariku saja, kau akan mati Daniel." Christian mengangkat tangan ke atas.Jantung Daniel berdetak kencang, matanya awas melihat sekeliling, jika dia menembak Christian pun tak ada kesempatan karena peluru dari anak buah pria itu akan menembus tubuhnya. Daniel hanya ingin pulang ke pangkuan Ivy. Dia tak ingin mati sebelum bertemu langsung dengan putranya."Akan kuberikan semuanya, beri aku kesempatan bertemu putraku sebelum kau membunuhku.

  • Obsessed with You   Bab 99. D-Day

    "Tidak! Tidak! Berapa kali harus kukatakan, bukan aku pelakunya!" teriak Amy marah di ruang interogasi."Lalu kenapa Mrs. Forrester harus berangkat hari ini? Jelas tiket baru dibeli hari ini." Sang penyidik melampirkan kertas berisi informasi pembelian tiketnya. Pengacara Amy berusaha menjelaskan dengan singkat, bahwa ini sebenarnya bukan mendadak, tapi Amy lupa membeli tiket. Alibi yang sungguh buruk. Amy mengusap wajahnya lelah. Siapa yang membunuh suaminya?"Ini juga ditemukan di kamarmu." Tumpukan berkas ditaruh di meja, menampilkan aset atas nama Amy. "Nyonya, kau mengincar harta suamimu bukan?""Tidak!" Astaga, jangan katakan kalau dia sudah ditipu oleh Christian. Apa Christian yang telah membunuh Mr. Forrester? Kenapa? Bukankah hubungan mereka terlihat baik. "Oh tidak! Tidak! Kalian!" Amy berdiri tiba-tiba, menarik tangan salah satu petugas. "Cepat! Kalian harus menyelamatkan Daniel Forrester!""Tenanglah Nyonya. Kami sudah memeriksa Daniel Forrester, dia baik-baik saja. Alibi

  • Obsessed with You   Bab 98. Sang Dalang

    Puri Forrester, jam 9 pagi,Sinar matahari pagi menyinari garasi mewah milik Mr. Forrester. Di dalamnya, sebuah sedan hitam mengilap terparkir rapi. Seorang pria berpakaian teknisi, salah satu anak buah Christian, masuk dengan langkah tenang. Ia membawa tas peralatan dan berpura-pura memeriksa kendaraan.Dengan cekatan, ia memasang sebuah Under Vehicle Improvised Explosive Device (UVIED) di bawah kursi pengemudi. Bom ini dilengkapi dengan tilt fuse, sebuah tabung kecil berisi merkuri yang akan mengalir dan menutup sirkuit listrik saat kendaraan bergerak, memicu detonasi."Sudah selesai." Pria itu tersenyum, mengangguk pada bodyguard yang mengira pria teknisi ini adalah orang suruhan Mr. Forrester."Beri tahu Tuanmu untuk hati-hati lain kali, biayanya bisa dua kali lipat."Bodyguard terkekeh. "Bos punya banyak uang," ucapnya sombong."Ya, tapi kalau mogok di jalan lagi, dia harus mengganti mobil baru ini dengan yang lain.""Mobil mahal memang hanya tampilannya saja yang keren, isinya b

  • Obsessed with You   Bab 97. Hot Night

    Cinta, benci, kecewa, marah, semua berpadu dalam hormoni bernama rumah tangga. Ivy sudah merasakan semua itu. Setiap orang bisa mengatakan bahwa dia bodoh. Ya! Dia bodoh, dia sangat bodoh karena ingin kembali bersama pria yang sudah mengkhianatinya. Tak hanya sekali, tidak ... berkali-kali.Namun, satu hal juga yang Ivy pahami, dia juga sang pendosa. Apa haknya menghakimi Daniel. Dia juga berkhianat walaupun bukan inginnya. Bersama Nicolas selama beberapa waktu membuatnya merasa nyaman. Bukankah itu juga bentuk pengkhianatan? Ketika suaminya mencarinya setengah mati, dia malah menikmati hidup.Jika Ivy hanya melihat dari perspektifnya, tentu saja ego yang akan berbicara. Ya. Bagaimana dia bisa bersama pria yang sudah membuahi wanita lain. Bahkan mereka sudah memiliki anak.Akan tetapi, hidup dalam kesendirian membuat Ivy menjadi pengamat. Dia selalu menempatkan dirinya di belakang, melihat melalui kacamata orang lain. Hal terakhir yang bisa wanita baik itu lakukan adalah menghakimi o

  • Obsessed with You   Bab 96. Penerimaan

    Mobil Christian sampai di puri. Kepala pelayan yang mengenali pria itu langsung mempersilakannya untuk masuk.Amy duduk di sofa mewahnya, mengenakan gaun satin berwarna merah anggur. Di tangannya, secangkir teh hangat berkilauan di bawah cahaya lampu gantung. Ketukan pelan di pintu membuatnya menoleh."Masuk saja, pintunya tidak dikunci."Pintu terbuka, menampilkan Christian yang berdiri dengan ekspresi datar, tapi matanya menyimpan bara."Kau sendirian saja, mana Mr. Forrester?"Amy tersenyum tipis, menepuk sofa di sebelahnya. "Duduklah. Aku yakin kita punya banyak hal untuk dibicarakan."Christian melangkah masuk, tapi tidak duduk. Ia berdiri tegak, menatap Amy dengan tajam. "Langsung saja. Aku tahu kau yang mengirim orang-orang itu ke rumah Ivy."Amy tertawa pelan, mengangkat alisnya. "Tuduhan yang serius. Apa buktimu?"Christian mendekatkan wajahnya, ia mengecup bibir Amy. "Di antara kita, apa masih perlu bukti?""Kau menganggapku seperti penjahat, Christ." Amy meletakkan cangkir

  • Obsessed with You   Bab 95. Kerja sama

    "Jika bukan kau, Amy ....""Apa yang sebenarnya terjadi?" Nicolas masih tak mengerti jelas dengan tingkah aneh Christian. Dia kira Christian merebut Ivy darinya dan diserahkan pada Daniel, tapi pria itu malah datang mencarinya dengan raut penuh kekhawatiran.Christian menatapnya sejenak. Mungkin bisa menjadikan Nicolas sebagai rekan lagi. Dia sudah cukup menoleransi sikap gila Amy, kali tak akan lagi. Christian merasa sudah melakukan bagiannya dalam menebus rasa bersalahnya."Ada darah di rumah yang ditempati Ivy, tapi aku belum pasti darah siapa?""Apa?! Oh tidak, tidak! Bagaimana dengan Dean?" Nicolas panik, tangannya mencengkeram ujung baju, sedikit gemetar."Entahlah, aku tak tahu." Christian sama sekali tak peduli dengan nasib Dean, dia hanya khawatir dengan nasib Ivy."Aku akan meminta bantuan Mr. Sean. Apa kau yakin Amy pelakunya? Siapa tahu Daniel yang sudah menculik Ivy.""Mungkin saja, tapi Daniel tak akan pernah melukai Ivy.""Kau yakin sekali. Mungkin saja dia dendam karen

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status