Share

6- The Storyteller

"Bibi.. Apa Eva belum pulang? Sedari tadi aku menghubunginya tapi tak tersambung.. "

"Bibi juga tak melihatnya sedari tadi Rean, bibi pikir Eva sedang bersamamu mengigat sekarang hari libur.. "

"Tidak bi.. Astaga dia dimana? Sekarang sudah larut.. "

Si pria bernama Rean, ya... Dia adalah tunangan yang Eva maksud. Pria baik, sederhana, dan penyayang itulah Rean.

Sedari sore Rean mencari Eva mengelilingi tempat yang sering didatangi Eva, namun tak sama sekali ia menemukan keberadaan Eva. Ditambah lagi Eva yang tak bisa dihubungi, Rean sangat khawatir akan keadaan gadis tunangannya itu.

"Rean.. Apa kau sudah mencari ke tempat Armita? Siapa tahu Eva mengibap disana.. " usul nenek Rene,  seorang wanita tua yang tinggal di sebelah kontrakan sederhana Eva.

"Ah.. Kau benar bi.. Aku akan mencoba menemui Armita.. Terimakasih sarannya bi.. Aku pergi dulu.. "

Lalu Rean bergegas menaiki sepeda bututnya, Rean memang bukan orang kaya yang berlimpah harta, ia hanya pria sederhana. Dan, alasan itu kurasa cukup membuat seorang gadis baik seperti Eva mau menerimanya.

Jalanan sudah cukup sepi walau biasanya pusat kota itu akan ramai dua puluh empat jam.

'Tok.. Tok.. Tok.. '

Rean mengetuk pintu rumah Amrita, dia salah satu teman yang paling dekat debgan Eva.

"Amrita.. Amrita.. " panggil Rean yang masih setia mengetuk pintu, ya ini sudah larut malam wajar jika para penghuni rumah sudah jauh terlelap.

'Cklek'

"Rean? " kaget Amrita saat mengetahui yng mengetuk pintunya adalah Rean, tunangan Eva, sahabatnya.

"Amrita apa kau tahu dimana Eva? Apa dia ada disini? " tanya Rean langsung.

"Eva? Aku bertemu denganya siang tadi saat di pasar.. Setelah itu aku tak tahu.. " jujur Amrita.

"Oh.. Ya Tuhan.. " Rean memijat pangkal hidungnya.

Amrita menatap Rean yang terlihat sangat lelah dan khawatir disaat bersamaan. Ya.. Amrita sangat mengetahui bagaimana Eva dan Rean saling jatuh cinta. Amrita sangat tahu sejak dulu, saat mereka bertiga-- Amrita, Rean,  dan juga Eva pertama kali bertemu.

"Rean.. Ayo masuk dulu.. Kau terlihat sangat lelah.. Mungkin secangkir teh Rosella mampu menenangkan pikiranmu.. "

Teh Rosella itu salah satu produk teh yang terbuat dari bunga rosella yang berwarna merah.

"Tidak.. Aku harus mencari Eva.. "

"Tunggu.. " Amrita mencekal tangan Rean.

"Minumlah sebentar.. Setelah itu aku akan membantumu.. Lagipula ini sudah larut Rean.. Bagaimana jika terjadi sesuatu padamu? "ucap Amrita.

"Tapi Eva.. "

"Percayalah.. Dia baik baik saja.." Amrita mencoba meyakinkan Rean.

"Ayo.. "

"Ayo Rean.. " lalu Amrita membawa masuk Rean, ia mempersiapkan teh dan bebarapa kue kering.

Tak beberapa lama Rean tertidur, Amrita menatap seberapa rupawannya wajah Rean. Dia adalah pria yang baik, tampan nmun sederhana, Eva sangat beruntung mendapatkan pria seperti Rean.

"Nyonya Amrita.. Kamarnya sudah siap.. " ucap seorang pelayan.

Pelayan? Ya.. Amrita itu orang kaya, walau ia berteman dengan Eva dan Rean yang jauh dibawahnya.

Amrita tahu Eva sebatang kara sejak ibunya meninggal, lalu Rean pun sama, bahkan paman Rean baru meninggal dua bulan yang lalu.

"Rean.. Kau terlalu lelah.. Istirahatlah.. " Amrita mengelus wajah Rean.

Tenang.. Amrita tak akan mengkhianat dua sahabatnya itu.. Tidak.. Tidak untuk saat ini.

*****

"Eungh.. " keluh Eva saat merasakan sakit di bagian lehernya.

Ia membuka matanya dn menyadari hal yang salah disini.

"Aku dimana? " Eva mengamati sekelilingnya.

Kamar ini begitu mewah, indah dan.. Klasik. Lampu gantung dari kristal lalu sprei ranjang ini dari bahan sutra. Belum lagi berbagai hiasaan ala Eropa kuno melengkapi kamar ini dengan sentuhan warna peach dan putih yang lembut. Jelas ini bukan kamar Eva.

'Cling'

"Rantai? " Eva menyadari ada rantai yang membelenggu tangan kanannya.

'Cklek'

"My Eva.. Kau telah bangun hm... Apa kau tidur nyeyak..? " Adam masuk sembari membawa sebuah hidangan ditanganya.

Eva memandang Adam binggung. Anehnya Eva sama sekali tak takut atau cemas, apakah ia tak menyadari jika dirinya sekarang tengah diculik dan dirantai oleh Adam?!

"Adam.. "

"Yes My Eva.. "

"Seeingatku tadi kita di padang lavender.. Dan.. "

"Shut.. Jangan diingat.. Kau hanya bermimpi.. Oke.. "

"Mimpi? "

"Ya.. Kau tidur lama sekali.. Kau hanya mimpi, percaya paaku.. " Adam menatap Eva tepat di tengah matanya.

"Tapi--"

"Shutt.. " Adam meletakan jarinya di bibir Eva menandakan agar Eva berhenti bertanya.

"Kau makan.. Ini adalah kesukaan Evaku kan? Pai Apple dengan saus madu dan buah berry.. " ya.. Adam selalu mengingat segala hal yang Eva sukai sedari kecil dulu.

"Pai!! " girang Eva. Sontak Adam tersenyum mendapati reaksi Eva yang begitu menggemaskan.

Hei! Eva.. Dia terlalu polos mendekati bodoh, padahal sore tadi ia menangis dan mati matian menjauhi Adam.. Tapi kini apa? Apa Eva lupa? Atau..

"Ini buatanku.. Khusus untuk My Eva.. Aaaa.. " Adam menyuapi Eva dan Eva dengan senang hati menerimanay. Hingga Eva mulai sadar.

"Adam.. "

"Ya.. "

"Rantai ini.. " Eva menunjuk rabtai di tangannya. Adam tersenyum tenang dan lagi lagi ketampananya bertambah .

"Ya.. Itu rantai.. Ada apa Eva..? " Adam sengaja membalikan pertanyaan.

"Ini.. Kau merantai tanganku memangnya kenapa? " tanya Eva polos.

"Eva.. Kau mau mendengar sebuah cerita tidak.. " tanya Adam seperti seorang guru yang bertanya pada muridnya.

"Mau.. Apa itu Adam..? "

"Kau.. Kau tahu kau sudah tidur lama sekali.. Kecelakaan yang kau alami membuatmu tidur begitu panjang dan aku sangat merindukanmu.. " ucap Adam dengan raut wajah sedih.

Eva terkaget, apa ia selama ini tertidur? Rasanya hanya seperti tidur beberapa jam saja kok.

"Hah? Maksudmu apa? Aku tak mengerti... Aku kecelakaan? "

"Ya.. Kau kecalakaan bersama Mama mu.. "

"Mama.. " Eva sedikit gelisah.

"Tapi.. Dia meninggal di tempat saat kecelakaan.. " ucap Adam sedih.

"Hiks.. Apa ini hiks kenapa aku tak mengingatnya Adam? Kenapa aku hiks.. Adam.. Hiks.. " Eva menangis dengan sigap Adam memeluk gadisnya mencoba menenangkan.

"Kenapa aku hiks lupa Adam? Kenapa aku tak ingat.. Hiks.. Mama.. Adam.. Mama.. "

"Shh.. Tenang Eva.. Ada aku.. Aku tak akan pergi darimu.. Aku disini.. Bersamamu.. Selalu.. Dan selamanya.. Hanya ada kita.. Aku.. Dan kau.. My Eva.. " ucap Adam lembut namun sarat akan sebuat tekad yang kuat.

Eva masih menangis. Ia tak mengerti. Bahkan Eva tak menyadari jika semua yang Adam katakan hanyalah ilusi.

"Adam.. Kenapa bisa aku kecelakaan.. Hiks.. Aku tak ingat apapun adam.. Hiks.. " tangis Eva dipelukan Adam.

Ini yang Adam suka.. Eva menangis dalam pelukan eratnya. Hanya Adam yang mampu mendekap erat Eva.

"Ceritanya begitu panjang.. My Eva.. "

"Hik.. Ceritakan.. Adam.. "

"Kau yakin? " Adam bertanya dan Eva mengagguk dengan derai airmatanya.

Lalu Adam mulai bercerita atau kalian boleh menggapnya sedang mengarang sebuah cerita. Hahaha.. Hidup itu adalah lembaran yang harus kau isi dengan beragam cerita bukan.. Asli.. Palsu.. Kau yang menentukan.

"Hiks.. Mama..mama.. "

"Shutt... Tenanglah Eva.. Tak apa.. Sekarang aku berjanji, kita akan selalu bersama.. Apapun dan bagaimanapun.. Kau paham..? "

Setelah kurang lebih tiga puluh menit Adam bercerita dan membuat Eva kian menangis hingga tertidur karena lelah akibat tangisan nya sendiri.

Adam memposisikan tubuh Evanya agar nyaman. Lalu menatap dalam pada Eva yang kini terpejam.

"Lihatlah Eva.. Kau.. Memang hanya untuku.. Sekarang kau disini.. Disampingku.. "

'Cup'

"Mata ini.. Begitu indah akhirnya aku menemukan berlian berkilaumu lagi"

'Cup'

"Pipi ini masih seperti dulu.. Berisi dan merona.. Favoritku.. "

'Cup"

"Ahh.. Hidung ini.. Manis sekali.. "

'Cup"

"You're mine.. Setelah bertahun tahun akhirnya aku merasakan manis dari bibir ini.. My Eva.. " Adam mengecup dalam bibir ranum Eva menikmati setiap detiknya bersama Eva.

Adam mulai berbaring disamping Eva, membawa tubuh tertidur Eva kedalam pelukanya.

"Aku bisa membuatkan identitas bahkan hidup baru untukmu.. agar kau bersamaku.. Eva.. My Eva.. "

"I love you... You're my life, light, and love.. My Eva.. Now.. And Forever.. And it will be never ending.. "

Adam mulai memejamkan matanya mengikuti Eva yang lelap dalam alam mimpi.

Ya.. Ini adalah malam yang begitu membahagiakan bagi Adam. Sejak tiga belas tahun terakhir ia tak pernah sekalipun tertidur nyenyak.. Dan kini.. Adam dan  Eva begitu dekat, Eva doi pelukan Adam, dan mereka berbagi irama detak jantung yang seolah bernyanyi untuk kebahagian ini.

Lalu tak penasaran kah kalian bagaimana Eva bisa melupakan semuanya? Atau Adam yang memanipulasinya? Lalu.. Bagaimana dengan Rean... Tunangan Eva.

Nantikan kisah selanjutnya.. Antara mereka.. Adam, Eva, Rean dan.. Amrita..

*=*=*=*=*=

Vote+Comment = Next..

Tbc.

With love

♡♡♡♡♡♡♡

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status