Happy Reading
♡♡♡♡♡♡♡"Hisk... Adam aku--"
"Berhenti! Jangan katakan apapun!" Adam berjalan mendekati Eva.
Diambilnya wajah cantik Eva. 'Aku tak pernah menyangka Eva manisku bisa seliar itu! Aku tak percaya evaku ini begitu murahan,' ucap Adam dengan tatapan kekecewaan.
Eva menggeleng,ia tak tahu apapun. Ia bahkan tak tahu jika ia sedang mengandung. Dan lagi ia pikir dengan mengatakan ia hamil pada Adam akan membuat Adam melepaskannya saja. Eva hanya ingin lepas dan pergi dari tempat itu saat ini juga.
"Tak apa... Aku akan selalu menerimamu Eva,kau tahu itu kan?" Raut wajah Adam berubah,bukan lagi kekecewaan,melainkan senyuman yang mematikan.
"Aku bisa membunuh bayi itu dan menggantinya dengan bayi kita nantinya kan?" Ucap Adam dengan entengnya.
"Sialan!" Rean maju dan langsung menusuk Adam di punggu
Happy Reading🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤Eva sedang terbaring tak sadarkan diri di meja operasi, Adam membiusnya tadi. Adam menghembus kan nafasnya lega, 'syukurlah...' dan Adam membelai rambut Eva yang nampak sedikit kusut."Aku tahu Eva manisku tak akan serendah itu... Aku tahu Eva kau tak akan membiarkan dirimu disentuh oleh orang lain" ucap Adam dengan Sura seraknya.Tadi Adam melakukan pemeriksaan pada Eva, dan benar dugaannya, Eva tak hamil. Ia tak mengandung anak dari pria lemah itu, Adam sebenarnya mengetahui semuanya dari awal. Bahkan saat pertama kali Eva datang di mansion ini, saat Adam menghapus semua memori Eva, ia telah mengecek kondisi Eva. Eva tak hamil. Ia melakukan dan mau mengikuti semua permainan ini hanya untuk keberhasilan nya. Ya... Ini salah satu taktik Adam.Tahu Amritha? Dia meminta Adam untuk bekerja sama, Adam dan Amritha memang salin
Happy Reading🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤 Suasana khas pinggiran kota yang begitu tenang menyambut Adam dan Eva, disaat keduanya telah memasuki sebuah tempat dengan suasana asri dan banyak sekali ditumbuhi pohon Pinus serta mawar rambat yang sengaja dibiarkan tumbuh liar disekitarnya. Disana tak panas, redup, dan sempurna bagi Adam maupun Eva. Ah, aku lupa menyebutkan ya bagaimana dan apa saja yang ada disana? Disana terdapat sebuah danau yang sangat luas dan juga sebuah gazebo yang terlihat sangat klasik. Hmmm, rasanya seperti sebuah tempat fantasi yang kau miliki pribadi, sangat menenangkan. Disana juga tak ada orang lain kecuali, Adam dan Eva, sudah kukatakan Adam itu kaya raya, membuat sebuah tempat seperti ini adalah hal yang terlampau kecil baginya. "Wah Adam! Semuanya sangat indah, bagaimana bisa kau tahu tempat seindah ini?" Tanya Eva yang masih mengamati beragam tanaman
Happy Reading🖤🖤🖤🖤🖤🖤🖤 Hari-hari indah antara Adam dan Eva agaknya kini mulai meredup. Kejadian beberapa waktu lalu yang sangat tak terduga membuat keduanya menjauh. Ada apa?? "Lepaskan aku Adam!!" Eva berteriak marah pada Adam yang kini duduk dengan angkuh di dekat jendela kamar mereka. "Adam! Hisk... Lepaskan aku! Mengapa kau merantai kedua tanganku?!" Eva mengangkat kedua tanganya yang terbelenggu oleh rantai berwarna perak. Adam diam, ia masih setia memandangi Eva. "Eva... Kau tahu alasannya..." ucap Adam singkat, lalu kini Adam berjalan mendekati Eva. Eva membuang mukanya saat Adam dengan sensual mengelus pelipis Eva. "Jangan marah... Aku hanya akan memberimu beberapa suntikan, maka semuanya akan kembali normal... Percayalah," ucap Adam menghirup aroma rambut Eva. Kini Adam sedang memeluk mesra tubuh dari gadis yang men
-13 Tahun Lalu-Ladang lavender yang sepi di sore hari, angin senja membuat harum lavender menguar di seiring jalan setapak di tengah ladang ini. Sepasang anak kecil berjalan beriringan, saling menautkan tangan dan tertawa menikmati senja. "Adam.. Apa kau akan menjadi teman Eva selamanya? " "Tentu.. Selamanya, selama mungkin, Eva.. ""Walau dengan Luka ini? " tunjuk Eva pada luka memanjang sekitar sepuluh senti di kelopak mata kirinya yang tertutup poni. Adam menyingkirkan poni yang menutupi luka Eva, 'Kau yang tercantik Eva, untuku.. Hanya aku.. ' ucap Adam mengecup luka Eva yang mengering meninggalkan bekas. "Adam juga... Banyak teman yang menyukai Adam, tapi mereka tak suka Eva.. " ucap Eva sedih. "Aku suka, karena itu kau hanya memilikiku
Adam Giorgio Maxine. Namanya terdengar agung bagi para bawahanya, dia Adam, seorang lelaki yang saat ini menginjak dua puluh tahun.Sebatang kara? Tapi kaya raya, tampan sudah pasti, cerdas? Dia itu licik. Segala keburukan terlihat kontras pada diri Adam walau hanya Keburukan, tapi semua orang memujanya. Hebat.Perayaan! Merah.. Hitam dan.. Emas adalah hal yang paling mencolok dari pesta ini."Permisi tuan ... Pesanan yang anda inginkan telah sampai.. " ucap Leo, si tangan kanan Adam."Benarkah? Kau yang terbaik Leo... Bawakan itu kemari.. Aku tak sabar melihatnya.. " Adam menghisap dalam-dalam aroma wine merah di tanganya.Lalu, sebuah box besar seukuran manusia di dorong oleh beberapa bawahan Adam, Apa isinya? Pikir tamu-tamu undangan itu."Hadiahku telah tiba.. Akhirnya.. " Adam berdiri, berjalan pelan mendekati box besar itu dengan raut wajah yang tak terba
Happy Reading! ♡*-*-*-*-*-*-*-Hiruk piruk keramaian di kota besar adalah hal biasa bagi seorang gadis yatim piatu yang kini tengah bekerja keras menjajakan jualanya.Dia.. Eva. Evalina Wilson. Gadis yatim piatu yang mengadu nasib sebatang kara di keramain kota. Dia si cantik dan sederhana dengan segudang bakat yang menganggumkan."Mari.. Kue beras, cupcake, mari.. " dia berdiri di stan tempatnya berjualan, dia berteriak sehingga orang yang berjalan di sekitarnya tertarik dan ingin membeli salah satu dari dagangannya.Syukurlah, ia cukup terkenal disini, banyak pelanggan yang jatuh hati dengan rasa kue buatanya.Dia baik, cantik dan ramah hampir semua pelangganya bahkan jatuh hati bukan hanya pada rasa kezat kue buatan Eva, tapi juga paras Eva yang bak dewi."Wah.. Nak Eva.. Sudah hampir habis nih.. Bibi mau cheesecake nya ya.. " uja
Pagi yang cerah membuat sebagian orang merasa bahagia, tapi tidak dengan Adam. Ia sangat membenci suasana yang cerah dan panas. Memuakan.Semua orang hanya akan mendatangimu jika kau diperlukan.. Itu yang Adam pikirkan. Tak ada yang benar benar tulus dalam segala hal."Tapi tidak denganmu.. Eva.. Evaku adalah yang paling tulus.. " gumam Adam seraya meminum teh chamomile , di belakang mansionya yang menampilakan pemandangan penuh hamparan bunga lavender.Lavender.. Padang lavender bahkan Adam membuat nya begitu indah hanya demi mengenang Evanya.. Eva adalah lavender yang begitu menenangkan bagi Adam."Eva.. Bahkan sekarang aku memiliki lavender itu.. Aku akan mewujudkan segala keinginanmu.. Eva.. " Adam memejamkan matanya menikmati desiran memori lama yang membara tentang Eva.-Flashback On-Dua anak kecil terlihat begitu bahagia, tawa sederhan
Senja menjadi saksi antara Adam dan Eva, mereka menumpahkan segala rasa rindu dalam pelukan tanpa kaca. Eva yang sama sekali tak menyangka akan bertemu dengan Adam di sini. Dan Adam yang begitu terkejut menyadari Evanya ada di mansion miliknya.Awalnya Adam sedikit tak mengenali Eva, awalnya ia kira gadis yang sedang membelai lavendernya adalah salah satu pelayan, namun.. Saat Adam menyadari tatapan mata Eva. Dia yakin dan tak akan pernah salah untuk mengenali Eva.. Teman kecilnya.. Cintanya.. Eva miliknya.."Hiks.. Adam..kau.. Aku tak menyangka.. " tangis Eva yang sedari tadi di pelukan Adam."Eva.. My Eva.. Akhirnya.. " Adam mempererat pelukanya. Sungguh ia begitu merindukan gadis kecilnya itu. Berkali kali Adam menyesap harum rambut Eva yang berbaur dengan lavender.Adam menatap Eva, menatap bagaimana mata sayu itu memerah karena tangis. Tanganya secara perlahan menghapus jejak airmata di wajah manis Ev