Share

5- Come Closer

Senja menjadi saksi antara Adam dan Eva, mereka menumpahkan segala rasa rindu dalam pelukan tanpa kaca. Eva yang sama sekali tak menyangka akan bertemu dengan Adam di sini. Dan Adam yang begitu terkejut menyadari Evanya ada di mansion miliknya.

Awalnya Adam sedikit tak mengenali Eva, awalnya ia kira gadis yang sedang membelai lavendernya adalah salah satu pelayan, namun.. Saat Adam menyadari tatapan mata Eva. Dia yakin dan tak akan pernah salah untuk mengenali Eva.. Teman kecilnya.. Cintanya.. Eva miliknya..

"Hiks.. Adam..kau.. Aku tak menyangka.. " tangis Eva yang sedari tadi di pelukan Adam.

"Eva.. My Eva.. Akhirnya.. " Adam mempererat pelukanya. Sungguh ia begitu merindukan gadis kecilnya itu. Berkali kali Adam menyesap harum rambut Eva yang berbaur dengan lavender.

Adam menatap Eva, menatap bagaimana mata sayu itu memerah karena tangis. Tanganya secara perlahan menghapus jejak airmata di wajah manis Eva.

"Adam.. " lirih Eva masih tak percaya.

"Ya.. Eva.. Ini Adam.. Adam milikmu.. "tangan Adam menjejaki setiap titik di wajah Eva, sinar senja menyinari wajah manis Eva, membuat Adam sangat terpana. Evanya tumbuh dengan sangat cantik. Hingga jemari Adam berhenti pada satu titik. Mengelusnya perlahan dan menyadari sesuatu.

"Kemana? " tanya Adam ambigu.

Eva binggung, apa yang Adam maksud?

"Bekas luka disini.. Kemana..? "ucap Adam seakaan mampu menebak isi hati Eva.

Tatapan Adam masih tepat pada kedua bola mata Eva yang memikat. Eva sebenarnya sedikit tak enak ditatap selekat ini oleh Adam. Ya.. Mereka bukan anak kecil lagi.. Eva sedikit malu saat ini.

Eva mundur.. Dua langkah, sedikit memberi jarak antara dirinya dan Adam. Dan kalian tahu? Sungguh.. Adam tak suka saat Eva menjauh.. Walau hanya dua langkah.

"Ini.. Mama menghapusnya Adam.. Mama membawaku melakukan oprasi sehingga luka disini hilang.. " tunjuk Eva pada mata kirinya seraya terseyum bahagia.

Ya.. Sebelum Ibunya meninggal dulu, saat luka itu hilang dari wajah manis Eva, kini tak ada lagi umpatan benci ataupun tatapan jijik. Mereka semua menyukai Eva dengan wajah cantiknya.

Adam tak suka itu, Adam mendekat dan mendekat hingga pucuk hidung Eva menyentuh dada bidang Adam.

"Eva.. Kenapa kau menghapusnya? "tanya Adam lembut namun terkesan tak suka.

"Aku.. Adam kau tahu semenjak luka ini pergi.. Mereka semua tak lagi membenciku.. Aku punya teman.. Mereka tak menghinaku lagi.. " ucap Eva seraya memandang Adam yang kini justru menatapnya datar.

"Sudah berapa lama.. ?" sungguh pertanyaan Adam sangat ambigu.

"Aku tak paham Adam.. Apa maksudnya? "

"Luka ini.. Sudah berapa lama semenjak kita berpisah.. " lagi lagi Adam menyentuh tempat dimana dulunya terpampang luka memanjang di mata kiri Eva.

Hei! Eva tak mengharapkan seperti ini, kenapa Adam justru mempersalahkan lukanya. Harusnya ia juga senang saat luka mengganggu di wajah Eva hilang.

"Adam.. Ini.. Sudah lama aku bahkan tak ingat.. " jujur Eva.

Adam tertawa tak percaya. Sungguh ia antara tampan dan menyeramkan. Eva semakin dibuat tak mngerti. Apa yang lucu?

"Kenapa kau pergi?! " tiba tiba Adam meninggikan ucapan nya, jujur Eva sampai dibuat kaget. Ia memundurkan kakinya.

"Adam.. " lirih Eva tak percaya.

"Eva.. Kau tahu? Sejak kau pergi meninggalkanku tiga belas tahun lalu.. Sejak saat itu aku tak benar benar hidup.. " mata Adam meredup.

"Adam.. Aku tak meninggalkanmu.. "ucap Eva.

"Cih! Lalu? Kau.. Apa kau bersembunyi dariku..? " tanya Adam penuh teka teki.

"Tentu tidak.. Apa maksudmu.. "

"Eva.. Tapi kini kau lihat.. Bahkan takdir mempertemukan kita.. Disini.. Di padang lavender ini.. Dan kau.. Kau tak akan pergi lagi.. My Eva.. " ucap Adam sedikit menakutkan.

"Oh ya.. Kau punya teman itu katamu tadi.. Apa aku benar..? Tanya Adam mendekati Eva yang mundur.

Entah mengapa Eva menjadi sedikit takut pada Adam. Orang dihadapanya seperti bukanlah Adam teman kecilnya dulu.

"Eva.. Kenapa kau mundur...? "

"Eva.. My Eva.. " Adam meraih pundak Eva.

Eva membeku. Adam menatapnya dalam sekali, sangat dalam.

"Kau tahu Eva... Aku mencintaimu.. " ucap Adam langsung mengecup halus bibir ranum Eva.

'Deg'

'Deg'

"Kau.. Adam.. Kau menyatakan cinta padaku..? " tanya Eva tak percaya. Sungguhkah itu?!

"Aku mencintainu Eva.. Bahkan setiap jengkal tubuhmu.. Aku.. Sangat mencintaimu.. Sangat sangat mencintaimu.. " lagi dan lagi Adam mengulang dan mengulang perkataanya.

"Adam.. Aku--" Eva tak mengerti kenapa Adam begitu cepat menyatakan cinta padanya?

"Ya Eva.. Aku mendengarmu.. Lanjutkan.. " lembut Adam membelai pipi putih Eva yang penuh rona.

"Tidak.. " seketika Eva melepas jari-jemari Adam yang membelai wajahnya, Eva semakin memundurkan langkahnya.

Adam menatap Eva yang menjauh. Oh tidak.. Ini tak baik Eva.. Kau tahu kau membangunkan sisi lain Adam jika kau bertindak sedemikian.

"Eva.. " panggil Adam rendah.

"Aku tak bisa Adam.. Tidak bisa.. "

"Apa kau tak mencintaiku? " tanya Adam langsung dengan langkah semakin mendekati Eva yang terus saja mundur.

Eva binggung harus menjawab apa. sebelumnya ia sungguh tak menyangka akan bertemu lagi dengan Adam--teman sekaligus pahlawnya sewaktu kecil.. Tapi, sungguh.. Eva bukannya tak mencintai Adam.. Eva.. Tak tahu.. Terlalu rumit untuk dijelaskan.

"Jawab aku.. Eva.. " lirih Adam sarat akan penuntutan pada Eva.

Eva semakin mundur, entah mengapa rasa-rasanya ini tak akan baik.

"Adam.. Aku.. Aku.. " ucap Eva terbata bata ia ragu untuk mengungkapnya pada Adam.

"Katakan.. Katakan padaku.. Eva.. " Adam terus maju mengabaikan Eva yang terus mundur.

"Aku sudah bertunangan.. " lirih Eva.

'Deg'

'Deg'

'Deg'

Adam menghentikan langkahnya. Ia menatap Eva dengan senyuman namun terkesan sarat akan emosi kemarahan.

"Eva.. Katakan jika aku salah dengar.. Katakan jika ada iblis yang baru saja membisikimu.. Katakan jika itu bohong.. Katakan! Katakan eva!! " Adam meninggikan kalimatnya diakhir. Eva semakin bergetar, Adam menyeramkan. Dan ia bukanlah Adam yang Eva kenal dulu.

Eva menggeleng, 'Adam.. ' lirih Eva semakin mundur hingga...

'Bruk'

'Argh'

Eva tersandung batu besar di belakngnya dan jatuh terduduk. Tanganya berdarah.

Kini Adam berjongkok tepat di depan Eva yang bergetar ketakutan.

Pandangan Adam beralih pada tangan Eva yang mengeluarkan cairan merah. Jujur merah adalah warna kesukaan Adam, tapi lain rasanya jika merah dari darah itu keluar dari tubuh gadis yang sangat amat ia cintai. Rasanya Adam tak rela Eva tergores walau hanya seinchi.

"Eva.. Kau melukai tanganmu.. " Adam menyentuh lembut darah pada tangan kanan Eva.

"Hmm.. Manis.. " Adam sedikit mencicipi darah Eva membuat Eva semakin ingin lari secepatnya.

"Tapi aku benci melihatmu berdarah.. Eva.. "lalu Adam mengecup tangan berdarah Eva dengan bibirnya, sehingga kini di bibir Adam pun tertempel sedikit darah milik Eva.

Eva bergidik ngeri. Ia lalu menarik paksa tanganya dari Adam. Ia bangkit dan memandang Adam dengan rasa takut dan juga bersalah.

"Adam.. Aku.. Aku sudah bertunangan jangan seperti ini.. Lagipula kita itu sahabat kan. "

Adam bagkit lalu memasukan tanganya ke dalam sakunya, lagi- lagi mendekati Eva yang selalu mundur.

"Sahabat? Kau miliku Eva.. Eva.. Eva hanya untuk Adam.. "

"Tidak.. Adam apa yang kau ucapkan, berhentilah... Kau menakutiku.. " Eva semakin mundur. Adam memandangnya dengan senyuman licik.

Tap

Tap

Tap

Adam terus mendekati Eva yang mundur ketakutan.

"Eva.. Kau miliku dulu sampai sekarang.. Eva.. Kau tak bisa pergi lagi.. Kau telah kembali dan ya.. Aku tak akan membiarkanmu menghilang lagi.. " ucap adam seduktif .

"Tidak.. " lirih Eva yang masih mundur Adam dihadapanya begitu menakutkan.

"My Eva.. Where you wanna go.. "

"My Eva come here.. Come closer.. "

Adam terus maju bahkan kini Eva telah menangis saking ketakutanya.

'Brug'

Lagi-lagi Eva terjatuh, namun ia tetap bagkit dengan kakinya yang kini sedikit lecet mencoba menjauhi Adam yang kian mendekat.

"Eva.. Hap! Dapat juga.. " Adam langsung menarik Eva dalam pelukannya dan memeluknya erat.

Eva syok dadanya berdetak keras nafasnya memburu tak beraturan.

"I said.. You're mine Eva.. My Eva just belong to Adam.. Now.. And forever.. Just two of us.. Together.. "

"Hiks.. Hiks.. " isak tangis Eva terdengar ia mencoba lepas dari dekapan Adam namun sulit.

"My Eva.. I love you.. More and more.. Your my universe and i never let you go.. "

'Cup'

Adam mengecup bibir ranum Eva sekali lagi dengan dalam dan lembut hingga Eva mengikuti ciuman panjang itu, disertai tangisan.

"You're mine.. "

"My Eva.. "

*=*=*=*=*=

Vote+Comment=Next

Tbc.

See yaa!!

♡♡♡♡♡

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status