Share

8 - Who's My Love?

"Eva!! " panggil seseorang dari belakang Adam dan Eva.

"Siapa? " ucap Eva lirih sambil menatap wajah orang itu.

"Aku Rean.. Tunanganmu.. "

'Deg'

"Rean? " beo Eva binggung, lantas bangkit dan mengamati Rean.

Adam mengepalkan jarinya, ini di luar perkiraan. Ia tak menyangka akan ada orang yang mengenal bahkan mengatakan jika dia adalah tunangan Eva?! Hell no!! Eva akan selalu menjadi milik Adam.

"Eva.. Kau kemana saja? Aku mencarimu semenjak tiga hari yang lalu.. Eva.. " Rean mendekati Eva yang menatapnya penuh tanya.

'Grep'

Rean memeluk Eva secara reflek, baru satu detik Adam sudah menendang keras tulang kering  Rean hingga membuat Rean jatuh ke tanah dan meringis kesakitan.

"Akkhsss"

"Rean" Amrita mendekati Rean dan membantu temanya itu.

Amrita memandang Eva dengan amarah, ia tak menyangka jika Eva akan menghianati Rean dan pergi bersama pria lain. Tapi faktanya Amrita tak tahu apapun yang sedang terjadi saat ini.

Eva yang binggung dengan keadaan ini hanya mampu menatap Adam penuh tanda tanya.

"Ada apa? Adam kau terlalu kasar.. " saat Eva akan berjongkok dan melihat kondisi Rean, Adam sudah lebih dulu membawa Eva dalam gendongan bridal.

"Adam" pekik Eva kaget karena diangkat tiba -tiba.

Adam diam. Wajahnya mengeras dan datar, jika sudah seperti ini Adam terlihat sangat mengerikan, pikir Eva.

"Eva.. " lirih Adam tanpa menatap Eva.

"Adam mereka siapa? Kenapa kau seperti ini? " tanya Eva yang Mencoba turun dari gendongan Adam, namun nihil.

"Kita pulang, aku ada urusan" ucap Adam datar.

"Hei! Tunggu kau mau membawa Eva kemana ?!" dengan susah payah Rean berdiri dan berjalan mendekati Adam dengan terseok-seok.

"Rean.. Hati-hati" Amrita tetap memegangi lengan Rean, memastikan agar lelaki berkacamata itu tak terjatuh.

"Dia calon istriku! Kami akan menikah tiga hari dari sekarang!" ucap Adam sengit.

Eva kaget, menikah? Ada yang aneh disini. Eva meronta dan mau tak mau Adam menurunkan Eva dari gendonganya.

"Menikah?" tanya Eva menatap Adam.

"Iya, tiga hari dari sekarang kau resmi menjadi nyonya Giorgio... Evalina Giorgio.." ucap Adam dengan senyuman yang selalu tertuju pada Eva.

"Tapi--"

"Tidak, semuanya sudah aku siapkan, kau tenang saja, kita akan bahagia setelahnya" Adam memotong kalimat Eva dan meyakinkan jika semuanya memang akan baik-baik saja.

Eva terdiam, hatinya ragu, seperti ada yang salah disini. Ia tak tahu mengapa ia seolah sedang melupakan sesuatu yang begitu penting.

"Apa katamu!? Eva akan menikah denganku! Aku tunanganya dan bukan kau!" ucap Rean tak terima. Jarang sekali melihat seorang pria kalem dan ramah seperti Rean meluapkan emosinya.

"Eva, aku Rean.. Bagaimana kau bisa melupakanku? Bagaimana kau akan  menikahi orang lain dan bukan aku, tunanganmu?!" Rean menatap Eva dalam-dalam. Ia tak tahu mengapa dalam semalam Eva berubah.

"Aku--" Eva memijit kepalnya yang terasa sakit, saat Rean mencoba mengatakan hal barusan entah mengapa ada sederet memori yang terputar di ingatannya.

"Aah.." Eva meringis kecil sambil memegangi kepalanya.

"Eva.." dengan panik Adam langsung membawa Eva kembali ke gendonganya.

"Sakit" lirih Eva yang masih memegangi kepalanya itu.

"Shutt.. Tak apa.. Tidurlah.." bak sebuah hipnotis, Eva perlahan menutup matanya dan tertidur. Entahlah karena Eva memang terlalu pusing atau karena dosis obat yang sebelumnya telah Adam berikan di sarapan Eva. Ya.. Tak ada yang tahu kan.

"Eva!" saat Rean hendak mendekati Eva, lagi dan lagi tanpa belas kasihan Adam menendang tulang kering Rean untuk yang kedua kalinya.

"Rean!" pekik Amrita. Lalu gadis seksi itu menatap sengit kearah Adam.

"Kau ini apa-apaan?! Beraninya kau menyakiti Rean?! Hah?!" dengan beraninya Amrita berteriak di hadapan Adam.

Namun Adam hanya abai, seolah bentakan tadi adalah angin lalu.

"Kau mencintainya kan?" ucap Adam tiba-tiba.

"Kau?! Apa maksudmu?" Amrita tiba-tiba menjadi salah tingkah. Rean yang mendengar itupun ikut binggung.

"Apa yang kau katakan? Aku dan Amrita adalah sahabat.. Aku hanya mencintai Eva!!" ucap Rean yang mencoba untuk bangkit namun kedua kakinya sungguh terasa sakit. Tendangan Adam tak main-main rupanya.

Adam tersenyum remeh, ia hendak pergi dari sana, 'aku tau kau mencintainya. Bitch!' ucap Adam lirih di dekat telinga Amrita, lalu berlalu dan oergi meninggalkan Rean yang masih mencoba bangkit dan terus menerus memanggil Eva.

"Eva!! Eva!" Rean mencoba berdiri namun tetap gagal. Kakinya terlalu sakit akibat ditendang dua kali oleh Adam.

Amrita yang melihat itu terdiam, ia lalu memandang punggung Adam yang semakin menjauh, meninggalkan area pemakaman itu.

"Rit, bantu aku!" Rean menoleh pada Amrita yang ternyata sedari tadi hanya terdiam.

"Hah? Oh.. Ayo kubantu" Amrita memapah Rean.

"Bantu aku, Eva.. Dia bersama orang asing, dan bagaimana dia bisa melupakanku?!" Rean sepertinya terlihat sangat amat frustasi.

"Rit, kau dengar aku tidak?" tanya Rean dengan sedikit emosi. Harinya sedang hancur saat ini.

"Kita harus mengobati lukamu dahulu Re, aku yakin itu pasti sangat sakit kan?" tanya Amrita mengalihkan pembicaraan.

"Ya, baiklah.. Tapi setelahnya bantu aku.. Eva.. Aku harus mengeluarkan Eva dari jeratan si lelaki sinting tadi"

"Iya, sekarang ayo obati lukamu"

=*=*=*=

"Eugh.." Eva mengerjabkan matanya. Ia tersadar dan mendapati dirinya berada di kamarnya.

"Ah.. Kepalaku pusing sekali rasanya.." Eva memijit kepalanya yang masih berdenyut.

"Nona.. Permisi.." seorang pelayan masuk dan nembawakan segelas jus ceri.

"Ini saya bawakan jus anda.." ucap pelayan itu ramah lalu meletakan gelas berisi jus tersebut di atas nakas.

Eva tersenyum kecil dan mengambilnya, 'akan aku minum, terimakasih..' ucap Eva dengan senyumanya.

Si pelayan memandang sedih pada Eva, ia mengasihani nasib gadis muda nan baik seperti Eva yang harus berada dan bersanding dengan monster seperti tuanya, Adam.

Ya.. Si pelayan itu adalah, Helen. Dia merasa bersalah, jika saja ia tak membawa Eva sore itu ke mansion, pasti saat ini Eva akan baik-baik saja dalam kehidupanya.

"Bi..?" Eva memanggil Helen yang ternyata sedari tadi melamun dan menatap ke arah Eva.

"Ah? Ya.. Ada yang nyonya perlukan lagi?" tanya Helen sopan.

Eva menggeleng dan tersenyum, ' bi siapa namamu? Aku melupakan semua orang sepertinya dan yang aku ingat hanyalah Adam... Hehehe' kekeh Eva.

Helen tersenyum canggung, faktanya Adam memang telah membuat Eva lupa akan segala hal dan hanya mengingat Adam seorang.

"Saya Helen nona... Saya akan menjadi pelayan pribadi anda mulai hari ini.." ucap Helen dengan senyuman khas seorang ibu.

"Bibi.. Kumohon, berjanjilah untuk menuruti keinginanku.." ucap Eva dengan wajah penuh harap miliknya yang justru membuat Helen kebingungan.

"Saya akan melakukan apapun untuk Nona, saya pelayan nona.."

"Maka turuti aku.. Jangan memanggilku nona, panggil saja aku Eva.." pinta Eva seraya menggengam tangan Helen.

"Tapi--"

"Kau sudah berjanji bi.. Kau mau mengingkari janjimu?" tanya Eva sedih.

"Ah.. Maaf nona, maksud saya Eva.." Helen tersenyum kecil.

"Nah.. Begitu dong" ucap Eva seraya tersenyum.

Tapi sepertinya Helen paham mengapa tuan mudanya begitu jatuh cinta bahkan tergila gila dengan Eva. Eva memang polos, baik dan memiliki daya tariknya tersendiri. Semua orang akan selalu jatuh cinta pada Eva.

"Bi.. Adam dimana?" tanya Eva memecah keheningan.

"Tuan Adam sedang ada urusan.. Dia akan pulang saat makan malam nanti" jelas Helen.

Eva mengangguk-anggukan kepalanya. Ia sedang memikirkan sesuatu, tapi rasanya ia selalu melupakan segalanya.

"Bi, apa aku akan menikah dengan Adam tiga hari lagi? Mengapa aku melupakan segalanya ya?" ucap Eva binggung akan keadaanya sendiri.

"Emm? Iya.. Kalian akan menikah tiga hari lagi.." ucap Helen dengan setengah hati. Jujur ia tak mampu melihat Eva yang akan hidup selamnya dengan orang bak monster seperti Adam.

"Oo.. Begitu.." Eva menghela nafasnya dan tiba-tiba meminta Helen untuk duduk disampingnya.

"Bi, duduklah dan bicara padaku, kau pasti lelah berdiri sedari tadi"

Segera setelah Helen duduk tepat disamping Eva mereka mulai mengobrol tentang banyak hal. Ya.. Tugas Helen adalah menemani Eva selagi Adam tak disini, itu kata Adam.

"Bi.."

"Ya?"

"Rean itu siapa?"

"Aku akan menikah dengan Adam, lalu mengapa seseorang bernama Rean berkata jika aku tunanganya?" tanya Eva tiba-tiba.

Helen terdiam ia tak tahu apa yang harus ia katakan untuk menjawab pertanyaan Eva barusan.

"Sebenarnya aku ini kekasih Rean atau Adam bi?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status