Share

Kebodohan Bagas.

Ada sedikit kebimbangan dalam benak Bagas saat ini.

Namun, perkataan sang ayah memang benar adanya.

Bagaimana mungkin, ada orang lain yang berada di ruangan itu, yang bahkan leluasa mengambil gambar kejadian di malam tersebut.

Bagas kembali mengingat rekaman gambar Vidio, di telepon genggam Angel. Ia memikirkan dari sudut mana pose Vidio dirinya dan Vanesa di ambil.

Dan dalam sekejap saja wajah Bagas menghitam, dadanya bergemuruh hebat.

"Sial...sial...ternyata ini benar ulahnya. Sial...sial.."

Rahang Bagas mengeras, telapak tangan itu rapat mengepal menahan kemarahan yang besar atas kebenaran yang baru ia sadari.

Dengan cepat, ia meraih ponselnya di dalam saku celana, menempelkan sidik jari jempol kanan miliknya pada layar ponsel.

Ia membuka deretan kontak disana, setelah menemukan apa yang di cari, jarinya bergerak membuka kembali pemblokiran pada sebuah nama kontak yang tertera di layar.

"Tut...Tut...Tut..."

Nada ponsel menyambungkan ke suatu alamat IP seseorang.

"Ceklek...Hallo..ap..."

Sebuah suara renyah terdengar dari dalam ponsel.

Namun, seolah suara itu tidak pernah berpengaruh apapun, langsung terjeda dengan suara dari Bagas.

"Satu jam lagi temui aku di restoran Palma, jangan terlambat. Tut...Tut...Tut..."

Bagas bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati ruang, di mana sang ibu membawa Angel masuk kedalamnya.

Langkah Bagas sedikit tertahan, ketika melihat Hartono ayahnya hanya berdiri mematung di depan pintu ruangan yang tertutup.

Melihat kedatangan dirinya, Hartono menunjukan kemarahan yang jauh lebih besar dari sebelumnya, ia bingung. "Ada apa lagi ini?, bukankah ia telah menerima banyak kemarahan sejak kemarin, apa yang membuat kemarahan sang ayah kembali berkobar?."

Bagas tak dapat mengetahui alasan di balik semua itu. Begitu langkah kakinya mendekat ke arah di mana Hartono berdiri, sang ayah segera pergi dari sana, dengan tatapan yang buruk kepadanya.

Bagas mendesah pelan, kini yang tertinggal hanyalah sosok dirinya sendirian. Pria itu berdiri di depan pintu ruangan, di mana istri dan sang ibu berada di baliknya.

Ia hendak mengetuk dan masuk ke dalam, menemui kedua wanita dalam hidupnya tersebut.

Namun, belum sempat ia nyentuh pintu ruang, sebuah suara lirih dengan Isak tangis di dengarnya dari dalam.

Dan Bagas tahu suara itu milik siapa.

"Apa ibu akan memaafkan, jika ayah melakukan hal yang sama?." Angel.

"Tidak!." Jawab Hanum tegas.

"Dan ayahmu tak akan melakukan kesalahan itu, Bagas yang bodoh." Tambah Hanum.

"Lalu mengapa ibu berharap aku memaafkannya?, aku juga wanita seperti ibu." Suara Angel masih dengan isak tangis.

"Karena kau bisa, kau hebat sayang. Mungkin karena ini Tuhan menjadikan kalian satu, lihatlah bahkan kebodohannya telah pada batas yang sulit di mengerti. Jelas-jelas di bodohi, tapi masih berpikir dia satu-satunya yang bersalah."

Hanum berusaha menjelaskan, meski ia harus merendahkan sang putra sebagai sosok yang bodoh, Hanum tidak ambil pusing.

Yang terpenting, Angel tidak memiliki ide untuk membuang putranya, yang memang sedang di anggapnya bodoh saat ini.

"Sayang...menurutmu apakah wanita itu polos?."

"Atau begini saja, anggap si kucing(Vanesa) itu polos dan tidak bersalah, semuanya adalah kesalahan suamimu. Tapi apa kau pernah berpikir, bagaimana Vidio itu sampai di tanganmu?, dan bagaimana bisa ada tayangan yang begitu detil, jika yang merekam itu orang lain?"

Suara dari dalam kamar terjeda sejenak, sementara di luar ruangan sesosok tubuh semakin intens memasang pendengaran.

"Bagas memang bodoh, tapi apa kau pikir dia sebodoh itu, sampai harus mengambil bukti untuk kesalahan sendiri?."

Hanum masih berusaha menjelaskan apapun tentang titik fokus permasalahan keduanya, dan dengan kemampuan Hanum, serta pemahaman wanita itu tentang kepribadian Angel menantunya, yang akan melemah di depan orang yang lebih tua. Hanum harus bertindak semaksimal mungkin, untuk masa depan putra dan menantunya itu.

Meskipun harus memandikan sang putra dengan air comberan, ia tidak peduli.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status