Home / Romansa / Oh My Brothers / Dunia Baru Arumi

Share

Dunia Baru Arumi

Author: ayurinp
last update Last Updated: 2021-07-05 19:17:48

"Dapet telefon, katanya Papa sama Mama nyuruh kita pulang." seorang lelaki bertubuh tinggi tegap melempar ponselnya dengan asal ke arah lelaki bertubuh agak mungil yang berdiri tidak jauh dari dirinya. 

Ajaibnya, lelaki bertubuh mungil itu dapat menangkap lemparan ponsel itu dalam sekali tangkap dengan sigap. 

"Tapi, kerjaan kita belum selesai." seorang lelaki dengan kulit kecokelatan berbalik dalam hitungan detik, menjawab ucapan lelaki barusan. 

"Santai, brothers. Udah gue beresin semuanya." 

Ketiga lelaki itu sontak secara bersamaan berbalik, menatap ke arah lelaki yang membuka suara tadi dan melihat sendiri bagaimana lelaki tersebut berhasil mengalahkan tiga orang preman bertubuh besar secara bersamaan yang mencoba menghalau mereka hanya dalam sekali tendangan. 

Jalanan gang yang terlihat sepi saat itu ternyata penuh dengan pemandangan berbagai manusia yang tepar mencium tanah. Mereka semua nampak luka memar dan beberapa di antaranya bahkan ada yang pingsan. 

Hanya ada empat lelaki yang masih bertahan berdiri di sana. 

Mereka semua nampak masih muda, dan terlihat tidak peduli sedikitpun dengan berbagai suara rintihan orang-orang yang sudah mereka kalahkan di bawah sana. 

"Baguslah kalau begitu. Hari ini kita bisa pulang lebih cepat." ujar lelaki yang paling tinggi itu dengan serta merta memberikan kode kepada saudaranya yang lain agar segera pergi meninggalkan tempat ini sebelum polisi datang. 

"Tapi emangnya ada apaan sih? Tumben banget Papa sama Mama nyuruh kita pulang cepet daripada sebelumnya." celetuk lelaki yang baru saja sukses mengalahkan tiga orang preman tadi, terlihat penasaran. 

"Apalagi, sudah pasti kedatangan anak itu kan." jawab lelaki bertubuh agak pendek itu santai sambil membenarkan posisi kerah bajunya yang berantakan karena habis berkelahi barusan. 

"Oh, anak adopsi Papa dan Mama itu bakalan dateng hari ini, ya?  Kalian nggak penasaran gitu sama dia?" tanya lelaki bertubuh kecokelatan menatap ketiga saudaranya yang lain dengan tatapan penasaran. 

"Asal dia nggak merepotkan." ujar lelaki yang bertubuh paling tinggi dan tegap di antara semuanya. 

Ketiga lelaki yang berjalan di belakangnya hanya mengangguk perlahan.

Seperti biasa, Kakak pertama mereka ini memang selalu acuh dan langsung pada intinya.

"Bersihkan pakaian kalian. Jangan sampai Papa dan Mama curiga lagi pada kita seperti kali terakhir." lanjut lelaki yang berjalan paling depan itu, memberikan arahan kepada para saudaranya yang berjalan di belakang agar mereka semua segera membersihkan luka dan pakaian mereka sebelum masuk ke dalam mobil yang terparkir di sana. 

Sudah cukup bermainnya. Sekarang waktunya pulang dan kembali ke rumah. 

***

Arumi masih berkutat dengan pikirannya, memikirkan ucapan Nyonya Chandrawinata barusan, ibu barunya itu di sepanjang perjalanan. 

Mempunyai saudara? 4 anak laki-laki? 

Arumi tercekat sendiri jika memikirkannya. 

Memang , Arumi dari dulu sangat menginginkan mempunyai sebuah saudara dalam kehidupannya. Seharusnya kan ia senang bisa mempunyai saudara, tapi entahlah Arumi tidak mengerti dengan perasaannya saat ini.

Cukup terkejut, mungkin. Arumi hanya bisa terus berjibaku dengan pikirannya sendiri sepanjang perjalanan, gadis berkulit putih itu sesekali merasa gelisah dan memutar ujung swater yang sedang ia kenakan. 

Tanpa dirasa, mobil sedan berwarna mengkilap kehitaman itu sudah memasuki kawasan perumahan elit, Arumi bisa melihat deretan pohon pinus di sepanjang jalan dan kemudian mobil yang dikemudikan supir pribadi keluarga Chandrawinata itu sudah melesat memasuki pintu gerbang sebuah rumah besar berwarna putih.

Sekali lihat Arumi sudah dapat merasakan betapa megahnya rumah ini. 

“Kita sudah sampai. Arumi sayang, selamat datang di rumah!” Nyonya Gita menepuk tangannya sumringah menatap Arumi ketika mobil sudah berhenti di depan sebuah pekarangan rumah dengan cat putih yang sangat indah dan menyilaukan. 

Arumi melangkahkan kakinya keluar dari dalam mobil dan tidak bisa berhenti mengedarkan pandangannya ke arah sekeliling dimana menampakkan sebuah rumah yang sangat besar yang terdiri dari 3 lantai dengan taman yang begitu menakjubkan seakan Arumi sedang berada di lokasi syuting Secret Garden, drama favoritnya. 

Takjub. Ya, Arumi takjub dengan semua ini. 

Apakah ini tempat dimana ia akan tinggal dan memulai hidup selanjutnya? 

"Arumi sayang." suara Nyonya Chandrawinata yang memanggil namanya membuyarkan lamunan Arumi yang seperti enggan untuk melangkah masuk ke sana. 

Wajar. Semua ini masih terlalu tiba-tiba untuk dirinya. Gadis yang biasanya hidup dan menghabiskan hari di panti asuhan tua itu akan menjalani hidup di rumah mewah bagaikan rumah di dalam drama-drama yang sering ia ikuti di televisi usang milik Ibu Kepala. 

"Mulai hari ini, dunia baru untukmu akan tercipta. Papa dan Mama akan membantumu untuk mewujudkannya. Tidak ada lagi kesedihan, kesulitan karena sekarang, kau punya kami... keluarga yang akan terus ada untukmu." Tuan Chandrawinata menggenggam tangan putri sambungnya itu, seakan memberi keyakinan kepada gadis yang sedang bimbang itu dan ya, itu berhasil. 

Arumi menganggukan kepalanya dan membalas sentuhan Ayah angkatnya itu sambil tersenyum dan melangkah masuk ke dalam. 

Ya, benar. Hidup baru ini, dunia baru ini bagaimanapun juga harus ia lalui bukan?  

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Oh My Brothers   Kencan Pertama

    “ALENA TANUBRATA???” kelima manusia itu secara kompak berteriak, sementara Alena juga tidak kalah kagetnya mengetahui keberadaan C4 dan Sally yang berada di sini.“Alena? Kenapa jadi kau? Dan…. Kenapa kau memakai pakaian Arumi kami?” tanya Sally terkejut, tentu karena ia tahu persis bahwa baju yang sedang di pakai Alena sekarang adalah baju yang sama dengan baju yang di pakai Arumi saat meninggalkan rumah tadi.Alena tidak menjawab, bukan karena ia tidak ingin, tapi lebih kepada suhu tubuhnya yang mendadak menjadi panas dan membuat dirinya kembali tidak bisa di kontrol begitu melihat C4 secara tiba-tiba dan mendadak menghampirinya secara serempak bersamaan seperti ini.Kenapa mereka bisa berada di sini bersama-sama?“Hihihihihihihihihihihihi…..aku bertemu kalian di sini. Kebetulan sekali. Hihihihihihihhihihihihihi~ lalalalalalalala~” C4 dan Sally ternganga bersama-sama melihat Alena cekikikan

  • Oh My Brothers   Memburu Kencan Arumi

    Alena sedang melamun di sebuah ruangan yang merupakan salon sambil menatap pantulan dirinya di depan cermin rias, lebih tepatnya gadis itu kembali teringat terhadap apa yang sudah dilakukan ayahnya kepada dirinya semalam.Alena menyentuh pipinya, masih terasa sakit.Untuk pertama kalinya ia di tampar oleh Ayahnya sendiri. Namun lebih daripada pipinya yang memerah, hatinya lebih sakit melebihi apapun.Bahkan… Ayahnya sendiri pun sudah menganggapnya gila.“E …hem…” sebuah suara deheman terdengar, membuyarkan lamunan gadis itu sehingga Alena refleks menatap lelaki yang tengah berdiri di sampingnya.“Ba… bagaimana?” tanya lelaki itu menatap Alena sambil menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tidak gatal.“Ya! Mark Prakarsa?” Alena segera bangkit dari kursinya , menatap lelaki di depannya ini dari atas rambut hingga ujung kaki.“Kau benar Mark Prakarsa kan?&r

  • Oh My Brothers   Luka Gores

    Sebuah suara sirine ambulans terdengar, mobil ambulans itu melesat pergi meninggalkan sebuah bangunan tua yang sudah di kerubungi beberapa orang dan di pasangi garis pembatas polisi.Yifan berlari tertatih-tatih menghampiri sebuah kerubungan manusia, tidak memperdulikan peringatan polisi yang menyuruhnya untuk berhenti, Yifan tetap berlari menembus kerubungan itu demi untuk mencari sesuatu.Mencari keberadaan Na Bi yang ia tinggalkan begitu saja di bangunan tua itu demi mencari pertolongan.“Kasihan sekali gadis kecil itu….”“Dia sepertinya kehilangan banyak darah….”“Lukanya sepertinya parah.”“Aku benar-benar mau muntah.” terdengar beberapa orang berbisik-bisik tidak jelas.Yifan berusaha meyakinkan dirinya, meyakinkan bahwa orang-orang ini tidak sedang membicarakan Na Bi. Mata anak lelaki itu tetap berusaha mencari keberadaan Na Bi, siapa tahu Na Bi berada diantara banya

  • Oh My Brothers   Na Bi Gadis Kecil

    "Permisi, maaf menganggu." seorang pria berjas hitam mendadak muncul dan menghampiri Ayah Alena dan membisikkan sesuatu, sesuatu yang membuat pria paruh baya itu terkejut hingga matanya membulat tak percaya."Apa?! Anak buah kita patah tulang semua?! Bagaimana bisa?!"Lelaki paruh baya itu terkejut bukan main begitu mendengarkan laporan terbaru anak buahnya.Lelaki berjas itu lantas membuka i-padnya, menunjukkan foto markas yang hancur porak poranda di sana. Banyak orang yang terkapar dan tidak di sadarkan diri di gambar sana.Lelaki paruh baya itu men-zoom salah satu foto yang terpampang di sana. Nampak banyak serpihan tumbuhan hijau yang menjalar memenuhi lantai terlihat. Tumbuhan hijau itu bukankah jenis Cedrus?Tumbuhan asli dari pegunungan Himalaya dan Mediterania yang terkenal langka, juga merupakan simbol dari geng mafia terkenal di kota... Cedrus4?***Kris menempelkan satu plester luka tepat di pipi Gerald yang memar, membuat

  • Oh My Brothers   Tamparan Menyakitkan

    - Flashback -“Oppa…. Oppa….!!” Alena , gadis itu berteriak tidak karuan berusaha memberontak agar 2 orang bertubuh besar dengan pakaian gelap yang memegangi tubuhnya itu melepaskannya, namun sekuat tenaga gadis itu berusaha bergerak,menendang dan berteriak, ia tetap tidak mampu melepaskan diri dari cengkraman dua orang yang memegangi lengannya.“Oppa…. oppa….” sekali lagi Alena berteriak dengan wajah yang sudah basah penuh genangan air mata menyaksikan seorang lelaki yang sedang di pukuli habis-habisan oleh beberapa lelaki bertubuh besar dan menyeramkan di depan matanya sendiri.Lelaki itu, Yonghwa Lee…“Lena…” lelaki itu membuka suaranya dengan suara tertahan saat tubuhnya tersungkur begitu saja dengan hiasan penuh luka diwajahnya.Dia adalah lelaki yang kuat, tapi dia hanya seorang diri sementara tubuhnya dipukuli oleh sekitar 5 orang atau lebih, sekuat apapun

  • Oh My Brothers   Kebiasaan Alena

    Ddrttt… drrrttt…Suara bunyi getar pesan masuk di ponsel Alena membangunkan gadis yang sedari tadi tertidur dalam posisi meringkuk di bawah ranjang kamarnya itu.Gadis itu menggosok kedua matanya perlahan, kemudian menjulurkan kepalanya keluar dari bawah tempat tidur lalu dengan gerakan cepat meraba seprei tempat tidur dengan tangan kirinya untuk mencari sebuah ponsel yang dari tadi terus mengeluarkan suara.Dapat!Alena mengerjapkan matanya begitu sudah berhasil menemukan benda segiempat itu ke dalam telapak tangannya, kemudian gadis itu mendekatkan ponsel berwarna putih itu ke depan wajahnya.Sebuah Pesan masuk terpampang di layar ponsel gadis itu membuat Alena segera membuka isi pesan seluler yang baru saja masuk di ponselnya.“From : ArumiAlena!! Bagaimana ini, aku tidak bisa tidur! Apa aku benar-benar harus pergi bersama Mark besok? Lena, bagaimana ini? Aku tidak yakin.”Alena menge

  • Oh My Brothers   Siena Dan Takhayul

    “Kau datang?” seorang wanita dengan tudung kepala dan pakaian serba berwarna hitam ala pakaian kaum gypsi dan mata terbalut eyeliner tajam itu mengarahkan pandangannya ke arah seorang gadis muda yang baru datang memasuki ruangannya.Gadis itu, Sienna yang hanya memakai dress terusan selutut berwarna putih dengan motif bunga khas dirinya dengan cepat membungkukkan badannya dengan sopan, kemudian menghampiri wanita paruh baya yang sudah duduk manis di depan meja dengan hiasan bola kristal diatasnya.“Apa kabar, Nyonya Go. Lama tidak bertemu.” ujar Sienna lembut dan pelan begitu ia sekarang sudah duduk di hadapan wanita itu.Wanita bernama Nyonya Go itu hanya tertawa sebentar, kemudian menatap Sienna dengan pandangan sulit diartikan. Menebak apa yang membawa gadis ini datang ke tempat kerjanya setelah sekian lama.“Apa yang membawamu datang kemari? Apakah sesuatu sudah terjadi?” tanya peramal Go dengan tatapan menyel

  • Oh My Brothers   Meminta Izin

    Rion melemparkan sebuah map dokumen coklat ke arah Kris yang sedang tertidur terlentang di rooftop rumah mereka. Kris yang masih dalam kondisi setengah tertidur dengan cepat menangkapnya. Lelaki itu mengamati map dokumen coklat di tangannya, apa ini?"Pemilik bar Alcoholic yang kita datangi beberapa hari yang lalu menepati janjinya. Ia mengutus suruhannya hari ini, memberikan bukti yang sepertinya berguna." jelas Rion sebelum saudara pertamanya itu mengeluarkan suara untuk bertanya.Kris mengerti dengan maksud ucapan Rion, lalu dengan cepat membuka map cokelat di tangannya itu dengan tidak sabaran. Beberapa lembar foto terlihat saat lelaki itu membukanya, dan nampaknya memang hanya lembaran foto-foto itu saja yang menjadi isinya.Rion mendekatkan dirinya pada Kris, ikut mengecek foto-foto di map dokumen cokelat tersebut dengan seksama."Apa ini orang yang kita cari selama ini?" Rion menunjuk ke arah sebuah foto yang memperlihatkan lelaki bertubuh tinggi b

  • Oh My Brothers   Siena dan Alena

    “Setelah apa yang kita lalui selama ini, kau masih memperlakukan ku seperti ini Sienna.” ujar Kai membuka suaranya, seperti ia sama sekali tidak tertarik dengan kotak bekal yang di sodorkan Sienna.Sienna mengangkat kepala dan memiringkannya."Apa maksudmu?" tanya Sienna seakan tidak mengerti.Kai bangkit dari duduknya dan menatap sang dewi kampus itu dengan sinis."Insiden valentine berdarah. Kau mau berpura-pura lupa atas apa yang terjadi hari itu?" tanya Kai dengan tatapan sinisnya lalu melangkah pergi meninggalkan Sienna.Sienna menggemertakkan giginya sendiri saat mendengar ucapan Kai barusan.Bekal buatannya sama sekali belum tersentuh dan Kai masih membahas soal kejadian malam itu?"Insiden itu...bukankah kita sudah sepakat untuk melupakannya?" gumam Sienna dengan wajah kesalnya."Tunggu...!" entah apa yang membawa Sienna, gadis itu menutup bekalnya dan berlari menghampiri Kai yang sudah berjalan agak jauh da

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status