Home / Romansa / Oh, My Prince / Kembalinya Sang Pangeran

Share

Kembalinya Sang Pangeran

Author: Miss M
last update Last Updated: 2021-05-01 12:23:07

Alex sudah tiba kembali di istana dengan pasukan pengaman kerajaan yang minim jumlahnya. Ini tentunya menunjukkan bahwa dirinya bukan merupakan anggota kerajaan yang penting. Sebab perdana menteri mereka saja mendapatkan pengamanan yang lebih ketat daripada Alex.  

Ia menghela nafas dan menatap bangunan megah yang didominasi dengan warna putih itu. Tempat yang telah menjadi rumahnya selama dua belas tahun sebelum ia diasingkan ke Inggris.

Ia tidak suka kembali ke tempat kenangan yang menyakitkan ini. Terlebih ia sebetulnya sangat tidak ingin bertemu dengan Kiehl, sang kakak.

Tapi, justru di sinilah ia berada. Ia melangkah memasuki pintu utama istana.

 Beberapa staff istana dan beberapa pelayan istana menyambut kedatangannya dengan sikap resmi. Mereka berdiri berbaris dengan rapi. Hanya itu saja. Bukan sambutan meriah seperti yang seharusnya.

Alex berjalan melewati mereka sambil memantau wajah para pelayan satu per satu. Ia mencari Shaunia. Namun ia tak dapat menemukan sosok wanita bertubuh gempal, berkacamata dan mengenakan kawat gigi.

'Apakah si karat masih berada di istana?' Pikir  Alex masih memanggil Shaunia dengan julukan yang diberikannya.

'Bagaimana keadaannya sekarang?' 

'Astaga! Mengapa yang kupikirkan malah si anak karat itu?'

Alex akhirnya sampai di ruang balairung utama istana, tempat biasa ayah dan ibunya menerima tamu. 

'Jadi begini ternyata. Mereka menyambut anak kandung mereka sendiri di tempat yang resmi,' lagi-lagi Alex membatin dengan tak senang.

'Bukan di sayap istana bagian Barat khusus untuk keluarga,' pikir Alex dengan sinis.

Sesuai dugaan, ayah dan ibunya telah menunggu di balairung. Mereka duduk di atas singgasana resmi kerajaan.

"Ayah, Ibu !" Sapa Alex tersenyum dengan sinis.

"Aku sudah pulang sesuai dengan keinginan kalian," kata Alex lagi.

"Ada apa? Apa kalian ingin membagikan warisan atau apa?" Tanya Alex dengan malas-malasan.

"Tutup mulut lancangmu, Alexander!" Bentak Raja Roland.

"Beraninya kau kembali ke sini hanya dengan memakai pakaian seperti itu?" Raja Roland berkata dengan murka.

Alex melirik pakaiannya yang hanya berupa kemeja abu-abu muda bergaris berlengan pendek yang hanya dikancingkan seadanya, dengan celana selutut berwarna gading dan sepatu kets berwarna putihnya. Dibahunya tersampir jaket berwarna cokelat susu. Dan ia mengenakan kacamata hitam.

Jujur, Alex saat ini lebih terlihat seperti turis daripada seorang keluarga kerajaan.

"Ini?" Tanya Alex sambil menunjuk pakaiannya sendiri.

"Apa ada yang salah dengan pakaianku?" Tanya Alex tanpa merasa bersalah. Padahal ia memang sengaja ingin membuat ayahnya murka.

"Apa kau tidak tahu aturan dalam bertemu di istana?" Suara Raja Roland menggema di dalam balairung.

"Yang aku tahu adalah aku pulang untuk bertemu dengan ayahku," sahut Alex masih dengan nada malas-malasan.

"Aku tak tahu bahwa ternyata aku diharuskan untuk bertemu dengan seorang 'RAJA'!" Alex tiba-tiba mengubah suaranya menjadi sinis dan menekankan kata 'raja'.

"Alex, jangan sembarangan berbicara di depan ayahmu," tegur Ratu Sophie, sang ibu.

"Baiklah, Bu! Kalau begitu, apakah yang Ayahanda ingin katakan kepadaku?" Alex mengulang pertanyaannya tapi kali ini dalam bahasa resmi istana.

Belum sempat Raja Roland menjawab, Kiehl sudah berjalan memasuki balairung dengan diikuti oleh Shaunia dari belakang.

Shaunia sedikit bergetar perasaannya memikirkan pria yang dibencinya itu telah kembali.

Dan ia lebih tidak suka lagi dengan keputusan yang telah diambil oleh Raja Roland, sehingga menyebabkan Alex ditarik pulang.

Sementara itu, Alex memandang kakak yang sudah empat belas tahun tak dijumpainya itu dengan tatapan datar. 

Kiehl telah berubah menjadi pria dewasa dengan wajah tampan namun lembut. Segala sesuatu tentang Kiehl terlihat sangat sempurna. Ia bahkan sudah pantas terlihat seperti seorang raja muda.

"Alex! Kau sudah pulang," sambut Kiehl datar.

Ia tak bisa memutuskan bagaimana ia harus menyambut adik semata wayangnya itu. Antara benci dan sayang berkecamuk dalam diri Kiehl ketika melihat adiknya berdiri dihadapannya.

"Kiehl!" Balas Alex singkat. Ia juga tidak menyukai Kiehl sama sekali.

Berlindung di balik punggung Kiehl, Shaunia mencoba mencuri pandang untuk melihat seperti apa wajah Alex sekarang.

Shaunia melihat sesosok pria nan tinggi dan kekar. 

'Itukah Alex? Seorang pangeran kecil yang dulu selalu membully diriku?' Kata Shaunia dalam hati.

Dadanya yang bidang terlihat mengintip dari balik kancing kemeja yang dikancingkan secara asal.

Wajah Alex seperti menunjukkan bahwa semua orang dimatanya hanyalah serangga tak berarti. Sorot matanya yang tajam dan dingin dan wajah tampannya yang keras dan terkesan galak membuat kedua kakak beradik itu terlihat sangat berlawanan.

Mata Alex yang tajam tak luput dari sesosok wanita yang berdiri dibelakang Kiehl. Kecantikan wanita itu langsung menarik minat Alex.

Seragam terusan merah hitamnya menujukkan bahwa wanita itu adalah seorang pelayan resmi istana. Namun sebuah pin berwarna emas dan berukir lambang negara mereka merupakan bukti bahwa wanita cantik itu adalah seorang pelayan khusus yang biasanya harus selalu berada di samping majikannya hampir dua puluh empat jam.

'Hmm! Boleh juga wanita itu!' Batin Alex.

'Aku harus mendapatkan seorang pelayan khusus yang cantik dan sexy juga untuk diriku sendiri juga.'

"Kau sudah datang, Kiehl!" Sambut ayah mereka dengan hangat. Berbeda sekali nada yang digunakan sang raja ketika berbicara dengan Alex.

"Ya, Ayah!" Jawab Kiehl dengan sopan. 

"Baiklah, karena kalian semua sudah hadir maka kurasa aku akan lang ...." Perkataan Raja Roland terputus.

"Tunggu dulu! Apakah si Karat masih berada di sini?" Alex bertanya dengan memotong pembicaraan Raja Roland. Ia sungguh penasaran sekali. Kepalanya menoleh kesana kemari mencari kehadiran Shaunia.

"Alexander!" Sentak Raja Roland.

Shaunia yang mendengar bahwa Alex masih mencarinya kini semakin menciut berusaha bersembunyi di belakang Kiehl.

"Ayah sedang berbicara, mengapa kau memotong perkataannya dengan tidak sopan!" Tegur Kiehl.

"Lagipula untuk apa lagi kau menanyakan Shaunia. Berhentilah memanggilnya seperti itu!" 

AHA! Hanya dari jawaban Kiehl saja, Alex dapat mengetahui bahwa Shaunia masih berada di istana.

"Kenapa? Memang ia cocok dipanggil 'si gendut Karat' kok!" Alex masih saja bersikeras. Ia sama sekali tidak tahu bahwa Shaunia adalah wanita yang berada di belakang Kiehl.

"Apakah ia masih pantas kau panggil dengan sebutan itu sekarang?" Tanya Kiehl dengan nada tersinggung sambil menarik Shaunia keluar dari perlindungannya.

Shaunia yang ditarik ke depan seketika menjadi jengah karena sekarang dirinya menjadi pusat perhatian di depan Raja Roland dan Ratu Sophie juga.

Alex melotot sampai matanya hampir melompat keluar dari tempatnya. 

"Apa? Kau adalah si Karat?" Teriak Alex tak percaya.

"Ta ... ta ... tapi ... bagaimana mungkin ...." Alex tergagap sekali itu dan kehilangan kata-kata.

"Kalian berniat mengerjai diriku bukan?" Tanya Alex tertawa terbahak-bahak, namun tak ada yang ikut tertawa bersamanya sehingga akhirnya Alex terpaksa menghentikan tawanya.

"Katakan padaku dengan jujur! Apakah kau adalah si Karat?" Alex berkata kepada Shaunia.

Alex memperhatikan wajah cantik dan tubuh sexy nan mempesona milik wanita di hadapannya itu.

'Tak mungkin wanita di hadapanku ini adalah si Karat!' Batin Alex.

'Kemana perginya kacamata besar, behel, dan tubuh montok itu?'

'Mengapa si Karat bisa berubah menjadi secantik ini?'

"Hei, apa kau tuli?" Bentak Alex.


Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Oh, My Prince   22. Jodoh Untuk Alex

    Maaf, Yang Mulia … maksud Anda …." Shaunia membiarkan kalimatnya menggantung sambil menatap ke arah Alex dengan bingung."Aku baru tahu bahwa Kiehl ditunangkan secara paksa dengan Chelsea oleh ayah dan ibu," Alex menatap Shaunia lurus-lurus."Apakah kau tahu akan hal tersebut?" Tanya Alex dengan pandangan menuduh.Bukannya tahu lagi, Shaunia malah sangat tahu penyebab Kiehl ditunangkan secara paksa dengan Chelsea. Ayah Kiehl ingin menghentikan hubungan asmara Shaunia dengan Kiehl, namun Alex yang selama ini berada di Inggris sama sekali tidak mengetahuinya."Ya, Yang Mulia saya tahu," jawab Shaunia memutuskan untuk mengaku dengan jujur hanya sebatas pertanyaan Alex."Bukankah mereka saling mencintai?" Tanya Alex lagi seperti berusaha ingin tahu. Ia benar-benar tidak habis pikir. Bukankah dulu Kiehl begitu tergila-gila dengan Chelsea dan begitu pula sebaliknya?Semua orang selalu menggaungkan keserasian pasan

  • Oh, My Prince   21. Keputusan

    Oh, My PrinceBy : Miss MShaunia merasakan bahwa mulutnya ternganga membuka ketika mendengar pernyataan Alex yang sangat tidak disangka olehnya tersebut.Bagian manakah yang Alex katakan bahwa ia tidak menyesali perbuatannya kemarin? Apakah bagian ketika ia menyakiti Kiehl? Ataukah bagian ketika ia mencium bibir Shaunia?Akhirnya dengan terpaksa, Shaunia berlari kecil untuk menyusul Alex yang sudah berada jauh di depannya.Setelah berada dalam jarak yang cukup dekat barulah Shaunia bisa sedikit bernafas lebih teratur. Ia berjalan dibelakang Alex sesuai dengan peraturan negara bahwa seorang pelayan ataupun asisten pribadi tidak diperkenankan untuk berjalan beriringan atau berdampingan dengan anggota keluarga kerajaan yang lain.Ternyata Alex berjalan kembali menuju ke ruang tempat Kiehl. Beberapa orang pekerja terlihat masih berusaha merapihkan

  • Oh, My Prince   20. Aku Tak Menyesal

    Karena kelelahan, akhirnya Shaunia pun akhirnya terkulai dan ikut tertidur dalam posisi duduk di sofa empuk tersebut.Keesokan pagi harinya, Shaunia terbangun dengan terkejut. Ia sudah berada di sofa dalam posisi berbaring. Kepalanya bersandar pada sebuah bantal sofa kecil. Tubuhnya pun telah terbungkus dengan selimut hangat berwarna biru.Shaunia segera mengubah posisinya dari tidur menjadi duduk.Ia menolehkan kepalanya kesana kemari untuk mencari Kiehl. Dan pada akhirnya ia menemukan pria tersebut sedang membawa sebuah cangkir berisi teh apel, yang merupakan minuman khas negara Androva. Wangi segar khas apel hijau yang bercampur dengan teh tercium sangat menggoda dan harum."Kau sudah bangun?" T

  • Oh, My Prince   Hati Yang Luka

    "Ayah! Ibu! Aku mengerti jika kalian lebih menyayangi Kiehl daripada diriku," Alex berkata dengan nada pahit. "Aku sadar kalian memanggilku pulang hanya karena terpaksa menjadikanku sebagai pengganti Kiehl." "Tapi aku ingatkan pada kalian semua. Aku bukan Kiehl!" "Aku tak akan mengikuti keinginan kalian semua begitu saja dan menjadi boneka kalian." "Jika kalian ingin aku menggantikan Kiehl, maka aku akan melakukannya dengan caraku sendiri!" Kata Alex dengan tegas. Kemudian ia berbalik dan meninggalkan ruangan itu tanpa memperdulikan teriakan Raja Roland yang menyuruhnya untuk berhenti.

  • Oh, My Prince   Raja Roland Murka

    "Ada apa?" Tanya salah seorang penjaga yang berpakaian seragam berwarna biru tua. "Saya harus menghadap Yang Mulia Raja Roland dan Ratu Sophia!" Jawab Shaunia dengan tergesa. "Kode biru!" Jawab Shaunia untuk menandakan bahwa ia sedang akan melaporkan suatu hal yang penting dan rahasia. Penjaga itu mengerti dan memberikan ijin masuk bagi Shaunia. Shaunia langsung masuk ke dalam sebuah ruangan bernuansa mewah berbentuk oval yang didominasi dengan warna biru dan silver. Shaunia kemudian berjalan menuju ke ruangan istirahat raja dan ratu, kemudian ia mengetuk pintu yang terbuat dari ukiran kayu yang sama mewahnya dengan interior ruangan itu.

  • Oh, My Prince   Kembali Bertengkar

    Alex mencium Shaunia dengan dalam dan penuh gairah. Ia tadinya hanya ingin mengejek sang kakak sekaligus mengusili Shaunia.Tapi nyatanya ia tidak dapat berhenti ketika sudah merasakan manisnya bibirnya Shaunia yang lembut dan hangat bagaikan minuman Baileys.Akal sehatnya tergerus tergantikan oleh naluri alam bawah sadarnya sebagai laki-laki yang berhasrat ingin menikmati wanita yang sedang berada dalam pelukannya ini. Alex teringat ketika ia menangkupkan tangannya dibalik pakaian Shaunia ketika gadis itu tertidur.Sebaliknya, Shaunia merasakan bibir Alex memagut bibirnya sendiri dengan panas. Ia begitu syok tak menyangka bahwa Alex akan mela

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status