“Astaga,” gumam Olevey sebelum kembali berlari menuju kamar mandi dan menguras isi perutnya yang sebenarnya sudah tidak ada lagi. Karena sudah muntah berulang kali, Olevey kini hanya muntah cairan asam lambung yang membuatnya semakin tersiksa lagi.
Slevi dan pelayan lain yang bertugas untuk melayani Olevey tentu saja merasa iba atas apa yang dialami oleh Olevey ini. Semula, semua orang menyambut gembira kabar bahwa sang raja sudah menanam benihnya pada permaisuri tercinta. Namun, kabar bahagia tersebut berubah menjadi kabar yang agak membuat cemas. Hal itu terjadi karena Olevey mengalami muntah parah s
“Ah, memang benar, Olevey adalah putri kalian. Dia dilahirkan dilahirkan dari Nyonya Duchess,” potong Leopold cepat.“Namun, kalian sama sekali tidak mengenal putri kalian. Bahkan, aku yakin jika kalian tidak tahu fakta bahwa, kehadiran Olevey dalam kehidupan kalian adalah andil dari mendiang Duke terdahulu,” lanjut Leopold. Kemarahan atas sikap yang diambil oleh kedua orang tua Olevey ini, membuat Leopold tidak bisa tinggal diam. Mereka terlalu
“Aku tidak mau,” ucap Olevey sembari mendorong piring yang sudah disajikan oleh Slevi.Ini sudah piring ketiga yang Slevi sajikan untuk Olevey sebagai sarapannya. Tentu saja, setiap piring sudah terisi dengan menu yang berbeda. Namun, tidak ada satu pun menu yang bisa membuat Olevey tergugah dan mau menyantap sarapannya. Slevi yang menyadari jika Olevey tengah kehilangan nafsu makannya. Hal ini biasana jarang terjadi pada iblis betina yang tengah mengandung. Karena pada dasarnya, ketika mereka mengandung, mereka akan merasakan nafsu makan dan nafsu birahi yang meningkat tajam.
Pasukan penyihir dan pasukan berbaju zirah tampak berderap menyeberangi portal yang memang sudah berhasil dibuka paksa oleh para penyihir. Mereka semua dipimpin oleh seorang pria yang menggunakan zirah emas berkilau. Mereka menyeberang tepat pada fajar menyingsing. Mereka tampak bersiap untuk melakukan penyerangan. Para iblis yang tertarik dengan kebisingan dan kehadiran kaum manusia di dunia iblis, segera bermunculan.Namun, iblis yang muncul adalah iblis kelas rendah yang rupanya bisa dengan mudah disingkirkan oleh para penyihir yang memang menjadi tameng dan berdiri di barisan terdepan. Mereka berbagi tugas. Ada yang memang bertugas untuk menyerang, dan ada pula yang bertugas untuk memasan
Olevey duduk dengan tenang pada kursinya dan menatap sesuatu yang terlihat seperti selaput berwarna merah pudar yang melingkupi kastel. “Slevi, sebenarnya benda apa itu?” tanya Olevey sembari menunjuk benda berupa selaput pelingkup kastil.“Ah, itu adalah barrier yang dibuat oleh Yang Mulia Raja. Seperti namanya, itu adalah pelindung yang dibuat untuk melindungi kastel. Atau lebih tepatnya untuk melindungi Yang Mulia Permaisuri dan calon penerus kerajaan,” jawab Slevi.“Apa mungkin, Derich membuat pelindung ini
Olevey tiba-tiba merasakan firasat buruk. Lalu sedetik kemudian, Olevey tiba-tiba merasakan dadanya tertusuk sesuatu yang tak kasat mata. Olevey meringis dan merintih sembari meremas sumber rasa sakit yang menyiksanya. “Sa-sakit. Slevi! Slevi!” panggil Olevey, berharap jika Slevi mendengar panggilannya dan datang untuk membantunya yang tiba-tiba merasakan sakit yang sebenarnya tidak jelas penyebabnya ini.Namun, Slevi tidak muncul. Firasat buruk yang Olevey rasakan semakin menjadi saja. Masih dengan merasakan sakit pada dadanya, Olevey pun bangkit dari kursi dan menyenggol cangkir tehnya yang berada di atas meja. Olevey mengernyit saat melihat pecahan cangkir di atas lantai. Oleve
Diederich mengepalkan kedua tangannya dan merasa begitu marah dengan apa yang terjadi di hadapannya ini. “Lepaskan istriku,” ucap Diederich penuh peringatan.“Maafkan saya Yang Mulia, tapi saya tidak akan melakukan apa yang sudah Anda perintahkan,” ucap sosok iblis betina yang tampak anggun itu seakan-akan tengah mengolok-olok Diederich.Tentu saja, Diederich semakin marah saja. Apalagi, saat melihat jika Olevey tidak bisa menghentikan tangisannya. “Aku bilang, lepaskan istriku, Hermosa!”
Peperangan yang masih berlangsung beberapa detik yang lalu, seakan-akan tidak pernah terjadi. Semuanya kembali seperti semula, atas belas kasih Dewi Kesuburan yang turun tangan menyelesaikan kekacauan yang terjadi. Dewi Kesuburan berdiri di tengah-tengah medan perang yang tidak lagi terlihat mengerikan. Saat ini, medan perang tersebut malah tampak indah dengan rumput hijan dan bunga-bunga yang bermekaran.Ia masih berdiri di dekat tubuh Olevey yang melayang dan tak sadarkan diri. Sosok cantik yang agung itu melambaikan tangannya dan membuat sebuah tempat tidur dari jalinan bunga dan tumbuhan yang bisa digunakan untuk menopang tubuh Olevey. Setelah memastikan jika Olevey berada dalam posisi ya
Dewi Kesuburuan pun melangkah menuju Olevey dan menatap Olevey dengan penuh kasih. Tatapannya hangat, seakan-akan tengah menatap putrinya sendiri. “Aku akan menceritakan, kisah yang menjadi asal muasal Olevey terlahir ke dunia, dan berakhir menjadi pasangan hidupmu.”Diederich mengernyitkan keningnya. “Awalnya,