Home / Romansa / Om Duda! / Chapter 3: Restu Nikah Sama Duda

Share

Chapter 3: Restu Nikah Sama Duda

Author: Anaa
last update Last Updated: 2021-06-17 13:56:23

'Pak Devan mungkin kenalan rektor atau dekan di kampus.'

'Ah... tapi bisa jadi Pak Devan dosen baru yang bakalan ngajar di kampus.'

Disya sedang duduk di depan meja belajarnya sambil menopang dagu, tangan satunya memainkan bolpoint berwarna biru muda. Dirinya terus memikirkan kenapa Devan bisa ada di kampusnya tadi.

Seketika bibirnya ditarik menampilkan sebuah senyuman.

"Atau Pak Devan sengaja cari tahu tentang aku, makannya dia ke kampus buat nemuin aku?" ucap Disya bermonolog—untuk pemikirannya kali ini. Disya benar-benar sangat percaya diri sekali, sih. Mana mungkin Devan ke kampus hanya untuk mencari tahu tentang dirinya ataupun menemuinya?

"Ah... Pak Devan so sweet banget!" 

Disya menangkup kedua pipinya yang memerah, dia benar-benar seperti orang tidak waras berbicara sendiri, dan senyum-senyum sendiri karena pemikirannya yang berlebihan itu!

"Disya!"

"Eh!" Disya terperanjat kaget, kala seseorang sudah menepuk pundaknya.

"Bunda."

"Bunda sudah panggil kamu dari tadi lho Sya, kamu kok ngelamun terus? Ngelamunin apa si, hm?"

Disya menampilkan deretan giginya, lalu dia buru-buru menutup buku diary berwarna putih miliknya. Dina—Bunda Disya menatap putri semata wayangnya dengan tatapan curiga.

"Lagi nulis apa sih?" tanya Dina.

"Hehehe rahasia Bunda," ujar Disya lalu berdiri dari duduknya, dan langsung merangkul lengan Dina.

"Yasudah ayo makan!" ajak Dina.

Mereka berdua berjalan menuruni tangga untuk ke ruang makan. Baru saja keduanya menginjakkan kakinya ke lantai dasar, Disya sudah melebarkan senyumnya kala melihat Doni—Ayah Disya sedang berdiri dengan jarak kisaran lima meter dari tempatnya berdiri sekarang.

"Ayah!" Disya langsung berlari memeluk Ayahnya erat. Doni juga membalas pelukan putrinya, keduanya menampilkan senyum di wajah masing-masing.

"My Queen!" ucap Doni menciumi rambut Disya sayang.

"Ayah kapan pulang?"

"Emm... sekitar satu jam yang lalu," jawab Doni yang sudah melepaskan pelukannya.

"Kok gak langsung nemuin Disya sih?" tanya Disya yang sudah memanyunkan bibirnya.

"Sebelum nemuin kamu, Ayah harus nemuin Bunda dulu dong, ya 'kan Bun?" kata Doni menaik turunkan alisnya menatap Dina dengan tatapan menggoda. Dina hanya mengangguk pelan, bibirnya ditarik tersenyum.

"Ck! Udah tua juga Ayah masih genit sama Bunda," cibir Disya.

Ketiganya langsung tertawa. Lahir menjadi anak semata wayang kedua orang tuanya membuat Disya menjadi anak paling dimanja. Semua yang Disya inginkan, pasti kedua orang tuanya selalu berhasil mengabulkan itu.

"Nanti besok malam ada acara arisan di rumah Oma, nanti kita ke sana ya!"

Disya menghela napasnya. "Disya gak ikut ya Ayah," lirihnya.

Keluarga kecil itu sudah duduk di kursi meja makan untuk makan malam.

"Kenapa?"

Disya menggeleng. Selama Disya hidup, dia tidak terlalu dekat dengan keluarga Ayahnya. Lebih tepatnya mereka yang seperti menjaga jarak dengan Disya. Terlebih Oma Nia—Ibu dari Doni selalu menampilkan wajah tidak bersahabat jika Disya dan Dina menghadiri acara keluarga. Entah karena apa, bahkan Disya selalu dibedakan dengan cucunya yang lain.

Di mata Omanya Disya dan Dina selalu salah, hal baik apapun yang Disya dan Dina lakukan tetap saja tidak pernah merubah sudut pandang Oma Nia kepada mereka.

"Oma sayang sama kamu Queen, hanya saja Oma memang seperti itu."

"Iya... Disya ikut." Percuma juga Disya menolak, Ayahnya akan terus membujuknya sampai Disya ikut.

Doni menarik sudut bibirnya, lalu tersenyum, mengusap rambut Disya sayang, yang dibalas senyuman manis juga oleh gadis itu.

"Emm... gimana tanggapan Bunda sama Ayah kalo suami Disya nanti duda dan punya anak satu."

Dina langsung membelalakan matanya, sendok yang sedang dipegangnya sampai terjatuh lagi di atas piring. Tua, beruban, perut buncit, sangat mesum. Mungkin itu pemikiran 'duda' yang di pikirkan Dina, sampai ia bergidik ngeri dan menggeleng-gelengkan kepalanya membayangkan hal itu. Bagaimana mungkin anaknya akan menikah dengan laki-laki seperti itu?!

"Ngga, suaminya harus masih lajang!"

"Ih Bunda, dudanya juga ganteng kok!"

"Tapi 'kan tetep aja duda, Sya. Dan apa tadi kamu bilang? Sudah punya anak satu? Pasti dia udah tua 'kan, sudah punya buntut satu!"

"Anaknya juga masih kecil, ngga kalah ganteng sama dadynya, Bunda."

"Ya masa kamu mau nikah sama duda sih Sya, memang laki-laki yang masih lajang sudah habis di dunia ini?"

"Nanti Disya kenalin Bunda sama dia, pasti Bunda bakalan tercengang melihat ketampanan dia."

"Kamu sudah pacaran sama dia?!"

Mana ada pacaran? Ketemu saja baru dua kali. Nomor handphone, rumahnya di mana juga belum tahu. Memang Disya sih yang terlalu berlebihan, bisa-bisanya langsung meminta ijin kepada kedua orang tuanya untuk menikah dengan duda. Padahal Devan belum tentu mau menikah dengannya.

"Belum sih, ketemu saja baru dua kali."

Dina memutar bola matanya jengah. "Dikira Bunda kamu sudah menjalin hubungan sama duda itu!"

"Ya... do'ain aja ya Bun," ucap Disya.

"Ngga!" Dina melotot menatap Disya.

Doni hanya terkekeh, melihat perdebatan anak dan istrinya.

"Yasudah Ayah aja yang do'ain Disya ya!" Kali ini Disya menatap Doni dengan senyum merekah di bibirnya.

Doni menarik bibirnya tersenyum. Tangannya terulur mengusap pucuk kepala Disya. "Ayah selalu do'ain yang terbaik buat kamu. Tidak masalah laki-laki itu duda ataupun lajang. Yang penting kamu cinta sama dia, dan dia juga mencintai kamu dengan tulus, menyayangi kamu, dan yang akan menjaga kamu, juga selalu membuat kamu bahagia setiap saat."

Disya bangun dari duduknya lalu memeluk tubuh Doni erat. "Disya akan cari suami yang seperti Ayah," tutur Disya.

"Tidak, kamu harus mencari suami yang lebih dari Ayah!"

"Kenapa? Ayah laki-laki terbaik bagi Disya!"

"Malam ini kita tidur bertiga, oke!" usul Disya.

"Oke!"

Seorang ayah akan menjadi sosok laki-laki yang pertama kali dicintai oleh putrinya. Tak jarang, kaum wanita memiliki kriteria cowok idaman untuk pasangan, seperti ayahnya sendiri bukan?

~✧✧✧~

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Junidah Sujak
eh gatalnya anak dara zaman now, memalukan sebagai gadis timur peluk2 jantan
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Om Duda!   Cuap-cuap:)

    Hai teman-teman pembaca novel Om Duda! Waw! Akhirnya aku bisa menyelesaikan novel ini. Makasih buat teman-teman yang udah selalu baca novel ini dari chapter awal sampe akhir, aku juga selalu buat kalian nunggu beberapa hari untuk update. Maaf ya, aku belum bisa konsisten buat nulis. Terutama permintaan maaf dan makasih buat teman-teman yang udah ngikutin novel ini dari awal, novel yang pertama kali aku update di bulan Juni, dan selesai di bulan Maret—8 bulan, waktu yang cukup lama. Makasih loh kalian udah setia dan enggak kabur karena aku jarang update, hehehe .... Lagi-lagi ucapan makasih buat teman-teman yang udah ngasih review, trus komentar di setiap babnya, dan makasih sudah ngasih vote yaa ... walaupun aku jarang balas komentar kalian, tapi aku tetep baca kok, baca komentar kalian itu seruu! Kalau suka sama novel ini, ayo bantu kasih review-nya. Dari chapter satu sampai chapter akhir, kalian lebih suka chapter berapa? Kalian boleh kasih pendapat tentang

  • Om Duda!   Epilog

    Katanya tidak perlu khawatir tentang jodoh. Sejauh apapun ia berada, pasti akan mencari jalannya sendiri untuk bertemu.Walaupun awalnya memang Devan tidak baik-baik saja karena perceraiannya dengan Disya, tapi Mamahnya selalu menasihatinya."Biarkan Disya pergi dulu, ia perlu menyembuhkan lukanya. Kalaupun kalian memang ditakdirkan berjodoh, Disya akan kembali, Tuhan akan mempersatukan kalian kembali."Devan seperti menemukan kembali harapannya.Terkadang memang ada kisah yang harus usai, meski rasa belum juga selesai. Devan sudah melukai hati Disya, lelaki itu akan membiarkan Disya pergi untuk menyembuhkan lukanya, jika memang Tuhan mentakdirkan mereka berjodoh, Devan yakin Disya akan kembali, sesuai apa yang dikatakan oleh Mamahnya.Dear Queen ....Saat saya pertama melihat kamu, saya cukup terkejut melihat wajah kamu seperti Ibu kandung Kai, netra berwarna coklat, bibir juga hidung mungil, serta kulit putih—semua bagian wajahnya te

  • Om Duda!   Chapter 53: Ending Story

    "Gimana hotel di Lombok?" tanya Devan mencoba bangun dari baringannya dengan susah payah."Oke, tidak ada problem," jawab Diky membantu Devan untuk duduk bersender di kasurnya.Devan mengangguk pelan, terdengar hembusan napas dari lelaki itu, kedua matanya sengaja dia pejamkan, menahan sakit di semua bagian tubuhnya."Ayo, saya antar ke rumah sakit," kata Diky untuk yang kesekian kalinya mengajak Devan untuk pergi ke rumah sakit."Tidak perlu, ini hanya sakit biasa.""Saya akan panggilkan dokter kalau begitu.""Tidak usah! Ini saya kurang istirahat saja," kata Devan. "Kai, ada?" tanya Devan. Sudah tiga hari ini, Devan tidak bertemu dengan putranya."Masih di rumah Disya, katanya hari ini akan di antar pulang ke sini."Devan mengangguk sekilas. Lalu kembali memejamkan matanya dengan kepala yang bersandar di kepala ranjang.Diky menatap wajah Devan dengan seksama. Wajahnya pucat pasi, tubuhnya lemas. Sudah tiga hari ini De

  • Om Duda!   Chapter 52: Tsundere

    Disya menghela napasnya pelan, ia sudah berada di depan pintu ruang HCU. Naisya yang berada di samping Disya mengulurkan tangannya kepada Disya. Disya menatap tangan Naisya lalu menatap wajah perempuan itu."Ayo!" kata Naisya tersenyum.Disya tersenyum kecil lalu membalas uluran tangan Naisya. Keduanya melangkah memasuki ruangan HCU.Samudra yang ada di dalam ruangan langsung menatap ke arah keduanya. Semulanya wajahnya terkejut melihat kedatangan mereka. Namun, saat matanya melirik tangan keduanya yang saling bergandengan membuat senyum merekah di bibir Samudra."Kalian?"Disya menatap Samudra lalu mengulas senyum kecil di bibirnya, begitu juga dengan Naisya."Pah, lihat siapa yang datang," kata Samudra excited."Queen ...," sapa Doni dengan suara lirihnya.Naisya menatap Disya, lalu mengangguk pelan, menyuruh Disya untuk menemui Doni.Tautan tangan Disya dan Naisya terlepas. Kaki Disya melangkah perlahan menghampiri br

  • Om Duda!   Chapter 51: Penyesalan

    Disya menatap lekat-lekat wajah Devan. Tangannya terulur untuk mengelus pipi suaminya lembut. Memang benar apa kata Bundanya, penampilan Devan berubah, tubuhnya kurusan, rambutnya gondrong, tumbuh berewok di sekitaran dagunya."Pak Devan enggak pernah cukuran ya?" tanya Disya lirih.Devan masih tertidur pulas, itu kenapa Disya berani menyentuh wajah Devan. Bohong jika Disya mengatakan ia tidak merindukan Devan—Disya sangat merindukan suaminya."Pak Devan kelihatan aneh kalau berewokan. Kalau Pak Devan brewokan kelihatan kaya om-om beneran," kata Disya masih tetap menyentuh pipi Devan. "Disya lebih suka Pak Devan yang klimis, ganteng banget tahu ...."Disya kembali memperhatikan wajah Devan, hidung bangirnya, alis tebal, juga bulu matanya yang panjang—Disya merindukannya."Pak Devan kok kurusan? Memang di rumah kekurangan makanan, huh?""Penampilan Pak Devan benar-benar beda dari biasanya. Aneh, waktu Disya pertama kali lihat Pak

  • Om Duda!   Chapter 50: Pembalasan

    Disya sedang bergelung dipelukan Bundanya. Gadis itu sudah menceritakan semuanya tentang kejadian tadi siang.Devan, lelaki itu sedang mengobrol dengan Kakek dan Nenek Disya di teras. Satu jam yang lalu mereka baru saja selesai makan malam bersama.Kakek, Nenek, dan Dina menyambut hangat kedatangan Devan. Bersikap seolah tidak terjadi apapun. Bukan tidak marah kepada Devan, tapi mereka sudah memaafkan lelaki itu. Nasi sudah menjadi bubur, masa lalu tidak bisa diubah. Mereka menyerahkan semuanya kepada Disya. Walaupun nanti akhirnya mereka berpisah, tapi silaturahmi tetap harus dijaga bukan?"Disya harus gimana Bunda?" tanya Disya lirih."Kamu masih mencintai Devan?" tanya Dina mengelus sayang rambut putrinya. Disya memanyunkan bibirnya, sepertinya pertanyaan itu tidak perlu Disya jawab pun, Bundanya sudah mengetahui kalau Disya masih mencintai Devan."Bunda tidak perlu mendikte apa yang harus kamu lakukan, kamu sudah dewasa sekarang, kamu bisa meni

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status