Share

You!!

Author: UmiLovi
last update Huling Na-update: 2023-10-24 21:34:21

Matahari sudah hampir tinggi. Brisya sedang membereskan sisa piring makan anak-anak Panti yang berantakan, saat tiba-tiba ponselnya berbunyi.

Siapa lagi yang menelfonnya kalo bukan Aji. Hanya nomor dia yang ada di ponsel Brisya.

"Halo?" sapa Brisya cepat.

"Halo, Briy, hari ini ke mana?"

Brisya meletakkan piring yang ia tenteng di meja karena kerepotan membawanya dengan satu tangan. "Hari ini aku bersih bersih Panti. Ada apa, Ji?" tanya Brisya penasaran.

"Hmm gapapa, sih. Aku pengin ngajak kamu jalan sebenernya, aku mau cari oleh-oleh buat oma. Hari Senin besok aku berangkat."

"Yahhh, besok aja gimana?"

"Besok aku mulai packing, Briy," sahut Aji kecewa. "Aku pengin puas-puasin bareng kamu hari ini, besok aku udah sibuk," lanjutnya tak bersemangat.

Brisya mendesah sedih. "Yaudah, 2 jam lagi jemput aku, ya? Aku mau lanjutin bersih-bersih Panti dulu dan nyelesain ini secepatnya."

"Asyikkk, okey! Aku jemput kamu jam 10, ya!!"

Brisya tersenyum lega mendengar suara itu ceria lagi. "Okey, bye!"

Usai memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku celemek, Brisya buru-buru membawa piring-piring kotor tadi ke dapur untuk dicuci. Begitu selesai mencuci, ia segera mengambil sapu dan membersihkan semua area Panti.

Tak sampai 2 jam semua pekerjaan Brisya telah selesai. Lekas ia masuk ke kamar mandi dan mengguyur badannya yang basah oleh keringat.

Jam 10 kurang 5 menit, Brisya sudah siap dan berpamitan pada Bu Shila.

"Ibu, mau nitip nitip sesuatu, kah? Biar Briy beliin di luar sekalian."

"Nggak usah, kamu jalan-jalan saja sama Aji!" perintah Bu Shila sambil mengantar Brisya ke depan.

"Yauda, Briy berangkat dulu ya, Buk," pamit Brisya seraya mencium tangan Bu Shila dan bergegas pergi.

Di depan Panti sudah ada mobil Aji yang terparkir. Brisya tersenyum dan melambaikan tangan saat Aji menyapanya dari balik kaca. Aji terihat sedang menelefon seseorang. Telepon, di mana ponselnya?

Brisya sontak merogoh isi tasnya dan mencari ponselnya di sana, lipstik, bedak, cermin, notebook, ponsel, aha, ketemu! Brisya mengeluarkan ponsel itu cepat dan

Brukkk.

Prakk.

Brisya membentur sesuatu yang empuk dan wangi, ponselnya spontan terjatuh dari tangannya. Kepala Brisya pening seketika, gelap.

"Kamu gapapa?" tanya sebuah suara asing yang terlihat khawatir.

Perlahan, Brisya membuka mata dan menemukan seorang laki-laki memungut ponselnya yang terjatuh tadi, lalu menyerahkannya pada Brisya.

"Gapapa, makasih! Maaf tadi saya nggak ngeliat, Om," ucap Brisya tak enak hati, ia yang menabrak malah ia yang merepotkan orang lain.

Laki-laki itu urung tersenyum, Brisya buru-buru menunduk dengan sopan dan lekas beranjak. Wajahnya pasti memerah karena malu. Bagaimana bisa ia tidak melihat tubuh besar jangkung dan ganteng itu berdiri di sana?

Saat sudah berada di dalam mobil, sekilas Brisya melihat laki-laki tadi mengawasinya. Aji masih sibuk bertelepon, untunglah jadi dia tidak perlu melihat kejadian memalukan tadi dan cemburu nggak jelas lagi. Dan mobil Aji perlahan melaju.

Sambil memperhatikan jalanan, pikiran Brisya berkelana pada kejadian beberapa menit yang lalu. Ia seperti familiar pada wajah itu, tapi di mana, ya?? Brisya lupa.

Wajah dewasa yang teduh. Brewok tipisnya seksi, badannya tinggi besar dan atletis. Pasti dia artis! Ya, benar, pasti dia artis dan mau donasi ke Panti.

Kepala Brisya pun menunduk dan mengamati ponselnya yang tadi sempat terjatuh.

'Untung nggak rusak' batinnya lega.

"Briy."

Brisya tersentak, ia reflek menolehi Aji.

"Kenapa, sih! kaya liat hantu begitu!" tawa Aji heran melihat Brisya sangat terkejut ketika mendengar panggilannya.

"Gapapa, aku pikir kamu masih teleponan," sahut Brisya cepat. Ia khawatir Aji tahu kalo tadi ponsel mahalnya sempat terjatuh.

" Jadi kita beliin oma apa ya, Briy? Aku bingung, nih!" tanya Aji serius.

"Nenek kamu suka apa?"

"Nggak tahu."

"Lah, gimana sih! Cucunya malah nggak tahu kesukaan neneknya," tawa Brisya gemas.

"Oma meski udah berumur tapi fashionable dan perfeksionis banget orangnya, makanya aku bingung, mau beliin takutnya nggak cocok."

"Beliin aja dulu, kalo kamu tulus pasti nenek suka," potong Brisya menasehati.

"Beliin baju batik saja, gimana? Di Sidney pasti nggak ada batik, kan. Belikan sesuatu yang sekiranya di Sidney tuh nggak ada barang kek begitu," cetus Brisya tiba-tiba.

Aji menolehi Brisya senang. "Thats good idea!!"

Tak lama,Aji dan Brisya sampai di mall 2 jam kemudian. Aji langsung menuju butik desainer kenamaan dan mencarikan baju batik untuk omanya. Brisya terbelalak melihat harganya yang jutaan hanya untuk sepotong baju. Bahkan ia tidak pernah memegang uang sebanyak itu. Dan Aji menghamburkannya tanpa berpikir panjang.

Usai mendapatkan oleh-oleh untuk oma, Aji mengajak Brisya makan siang di Restoran Jepang. Seperti biasa Brisya mencari nasi goreng, namun ia mendesah kecewa saat tak menemukan menu favoritnya di sana. Aji terkekeh dan meminta Brisya untuk pesan sushi. Saat pesanan mereka datang, Brisya terbelalak kaget melihat nasi gulung seukuran kue lemper yang dipotong menjadi beberapa bagian dengan isian yang beraneka ragam.

"Sudah, makan saja!" goda Aji saat Brisya hanya terpaku menatap piringnya.

Brisya merengut, ia meraih sumpit yang di sediakan di sebelah piringnya. Sedikit kerepotan Brisya mencoba makan menggunakan sumpit itu, karena kesal tak kunjung bisa, akhirnya Brisya memakan sushi langsung menggunakan tangannya. Ia tak berbakat menjadi orang kota!

Begitu selesai makan, Aji mengajak Brisya nonton di bioskop. Hari ini Aji ingin menghabiskan waktu berdua dengan Brisya selama mungkin.

Jam 10 malam, Aji mengantar Brisya pulang. Sebelum turun dari mobil, Aji mencium Brisya lagi sebagai salam perpisahan, sebelum lusa ia berangkat. Setelah ini ia akan berpisah dalam waktu yang lama. Dalam hening dan gelapnya malam, Brisya menikmati bibir hangat Aji melumatnya dengan lembut.

Saat Brisya turun dari mobil, ia menyadari seseorang berdiri di depan pintu Panti. Brisya tidak bisa melihatnya dengan jelas karena sinar lampu Panti yang temaram. Usai melambaikan tangan pada Aji, lekas ia berbalik dan melangkah masuk.

Semakin Brisya mendekat, semakin jantungnya berdegup aneh. Seseorang yang berdiri di pintu itu laki-laki, mengawasi Brisya di kejauhan.

Brisya memicingkan mata, mencoba melihat dengan jelas siapa laki-laki itu. Dan jantungnya seakan mau lepas saat laki-laki yang sekarang berdiri memperhatikannya, ternyata ialah laki-laki yang sama yang ia tabrak tadi siang.

'Kenapa dia masih ada di Panti?' batin Brisya heran.

Perlahan, tangan Brisya terulur untuk membuka pintu. Tanpa mengalihkan tatapannya dari Brisya, laki-laki itu menggeser badannya.

"Permisi, Om," sapa Brisya tak enak hati.

Brisya seperti ditelanjangi dengan tatapan tajam seperti itu. Jangan-jangan tadi om ini juga melihat ia berciuman dengan Aji!

'Oh, my god!!' desis Brisya dalam hati.

Di luar dugaan, laki-laki itu malah ikut masuk ke dalam Panti dan membuntutinya. Semakin membuat Brisya bertanya-tanya, siapa dia?

Saat melihat Bu Shila dikejauhan, Brisya buru-buru berlari dan menarik tangannya. Ia menoleh takut dan benar saja, laki-laki itu masih mengikutinya.

"Ibuk, dia siapa?" Brisya berbisik cemas.

Namun, Bu Shila dan laki-laki hanya tersenyum, membuat Brisya semakin bingung.

"Anak nakal, ya! Jam segini baru pulang!" ucap laki-laki itu hangat, suara beratnya entah mengapa terdengar begitu merdu di telinga Brisya.

"Kamu nggak inget, dia siapa??" tanya Bu Shila heran.

Brisya menggeleng. Ia mengawasi laki-laki di depannya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dan ia masih tidak bisa mengingat apapun.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Om, I Love You!!   Season II : That Day!

    Sejak satu jam yang lalu, Aji berdiri dengan gelisah di pintu menuju altar yang akan menjadi tempatnya mengucapkan sumpah pada Tuhan. Pernikahan yang tak terencana dan dipersiapkan dalam tempo waktu singkat membuat acara itu tak semewah seharusnya. Tak apa, Aji tak lagi menginginkan pernikahan mewah namun berakhir di tengah jalan seperti pernikahannya yang terdahulu. Stevany pun demikian, ia bukan tipe wanita ribet yang terlalu mementingkan detail. Baginya, inti dari pernikahan adalah janji yang diucapkan pada Tuhan, bukan gaun, dekorasi, catering dan lain-lain. Ia hanya membeli gaun seadanya di desainer langganan Mama Aji, bukan gaun custom seperti milik Brisya dulu. Semua keluarga di Sydney dan Melbourne datang untuk menyaksikan pernikahan sederhana itu. Pun Bu Shila dan orang tua Brisya tak luput dari undangan Aji. Ia ingin momen indahnya kali ini disaksikan oleh semua orang yang berharga dihidupnya. Lantunan musik terdengar saat Stevany datang digandeng oleh Thomas. Aji yang men

  • Om, I Love You!!   Season II : Will You Be Mine?

    "Kamu mencintaiku?" tanya Aji lirih di telinga Stevany yang sedang terpejam di ranjangnya. Semalam, mereka berdua melampiaskan kerinduan yang selama ini tertahan. Aji tak membiarkan Stevany beristirahat barang sedetikpun, seolah tubuhnya yang tak sempat beristirahat seharian kemarin tak pernah lelah menjelajahi tiap jengkal tubuh gadisnya. Aji seperti kesetanan, memiliki Stevany yang merupakan perempuan pertama yang ia tiduri dalam keadaan perawan seolah anugerah yang tak akan pernah ia sia-siakan lagi. Stevany menggeliat di balik selimut tebal yang menutupi tubuh mereka berdua. Tanpa sadar sesuatu yang sedang tegang di bawah sana tersenggol hingga membuat Stevany terbelalak. Ia menoleh cepat pada Aji yang sedang tersenyum nakal menatapnya. "Aku menginginkannya lagi, Stev. Tolong aku," rengek Aji seraya merapatkan tubuhnya pada Stevany hingga junior yang mulai aktif itu menggesek di antara pahanya.Stevany memejamkan matanya gugup. Padahal semalam ia sudah seperti wanita binal, tap

  • Om, I Love You!!   Season II : Mine!

    Aji mendapatkan penerbangan pagi di keesokan harinya. Ia benar-benar lupa bila hari ini adalah hari besar Zunita. Beruntung Mamanya menelefon semalam, bila tidak, mungkin Aji akan kembali sibuk membantu Freya di kantor Ekspedisi. Jam 4 sore, pesawat yang ditumpangi Aji baru saja landing. Ia lebih dulu pulang ke apartemen untuk mandi dan berganti pakaian. Saat akan berangkat, ia lupa bila mobilnya ada di rumah papa dan mamanya. Alhasil, Aji datang ke acara Zunita dengan mengendarai taksi. Sepanjang perjalanan, suasana hatinya yang sempat memburuk selama di Sydney jadi semakin kacau balau. Ia pasti akan bertemu Brisya dan Haris di acara resepsi itu. Sudah lama sekali sejak ia bertemu mereka terakhir kali, entahlah apakah Aji akan sanggup melihat wanita yang pernah sangat ia cintai itu lagi. "Stop, Pak. Terima kasih!" Aji menyodorkan selembar uang seratus ribuan pada supir taksi dan bergegas membuka pintu. Ia keluar dan merapikan jasnya tanpa memperhatikan sosok yang berdiri mematung

  • Om, I Love You!!   Season II : Here in Sydney

    Usai menulis surat untuk Stevany, Aji bergegas turun dan bersiap untuk pergi. Tak lupa ia mengirimkan pesan pada gadis itu untuk berpamitan dan langsung memblokir nomornya dari daftar kontak. Setidaknya hanya hal ini yang nantinya akan menjadi kenangan terakhir untuk Stevany, gadis itu harus melupakannya agar bisa kembali bangkit. Harus. Dengan hati hancur, Aji menarik kopernya keluar dari rumah Nenek Chloe. Ia tak memiliki tujuan, kembali ke Sydney mungkin adalah satu-satunya pilihan. Saat sedang berjalan sambil merenung, ponsel di saku celananya bergetar. Dengan lemas, Aji merogohnya dan membaca nama yang tertera di layar. Freya is calling ..."Halo," sapa Aji suntuk."Aji, aku sedang dalam perjalanan menuju bandara. Aku akan pulang duluan ke Sydney, apa kamu masih lama berada di Melbourne?" cerocos Freya tanpa jeda.Aji tersenyum lega. "Aku juga sedang perjalanan menuju bandara, Frey. Baiklah, sampai jumpa di rumah Nenek!" janjinya."Oke, baiklah. Sampai jumpa!"Tit. Aji memasuk

  • Om, I Love You!!   Season II : Zunita & Hendri Wedding

    Hari minggu pun tiba, semalam Stevany mendapat surat undangan yang dikirim melalui chat oleh Brisya. Acara pernikahan Hendri dan Zunita, diadakan di hotel berbintang di Jakarta. Sejak pagi, Stevany sudah berada di Jakarta. Ia berencana membeli gaun terlebih dahulu lantas ke salon untuk dirias. Acaranya jam 3 sore, jadi masih ada banyak waktu untuk bersiap-siap. Stevany bahkan lupa bila ia pernah trauma untuk datang ke acara pernikahan, namun kini ia malah sangat antusias. Ia ingin tampil secantik mungkin di acara itu. Brisya memberi tahunya bila Aji pasti muncul karena pernikahan ini adalah acara spesial asisten pribadi Mamanya yang sudah dianggap keluarga sendiri oleh mereka. Diam-diam Stevany menjadi sangat penasaran seperti apa keluarga Aji, apakah nanti mereka akan memperlakukan Stevany dengan baik bila mengenalnya?? Stevany sudah kenal dengan Oma Donita yang sangat ramah dan gaul seperti Nenek Chloe. Semoga saja keluarga di Jakarta juga sebaik keluarga di Sydney, Stevany memba

  • Om, I Love You!!   Season II : Meet My Family

    Di dalam pesawat menuju Jogja, Stevany sedang berpikir keras. Perkataan Brisya kemarin selalu saja terngiang-ngiang di telinganya. "Kalo kamu mau ketemu Aji, datanglah hari minggu esok lusa. Aku akan memberimu alamatnya. Berdandanlah yang cantik. Aku yakin Aji akan datang di hari itu!" Ia memang akan berada di Indonesia selama seminggu kedepan. Bahkan mungkin bisa saja lebih lama bila ia tak kunjung bertemu dengan Aji. Kemarin Brisya memberi alamat dan nomor ponsel Mama Aji pada Stevany. Hanya untuk berjaga-jaga semisal nantinya Aji tak muncul di hari minggu esok lusa. Pesawat pun akhirnya landing di Bandara Udara Adisutjipto dengan selamat. Stevany lekas mengambil kopernya begitu melihatnya keluar dari bagasi. Sedikit terburu-buru karena ia sudah sangat tak sabar untuk bertemu Papa dan Maminya hari ini. Stevany sudah sangat rindu pada keduanya. Dari Bandara, ia bertolak ke kediaman kedua orang tuanya dengan menaiki taksi. Sepanjang jalan, Stevany tak hentinya tersenyum menyaksika

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status