Share

4. Au Revoir!

Michael mengetuk jari jemari di atas meja kerja. Pikirannya sibuk mengatur rencana hidup Bianca dan Belevia selama berada di bawah pengawasannya.

Sementara informasi Damien begitu mengejutkan, pengawal itu menemukan pelaku pembunuhan terhadap Michelle Delano Carleone dan Nicholas Dupuis.

"Kau yakin orang itu pelaku yang sama telah menghabisi papa dan mammaku juga?"

Sang mafia muda makin tak sabar memburunya secepat mungkin.

Damien mengiyakan.

"Memang orang yang sama, namun belum aku ketahui keparat itu bekerja untuk mafia yang mana, musuh Tuan Delano Carleone begitu banyak sejak berhasil mengubah bisnis haram menjadi legal di perusahaan yang kau pimpin sekarang."

Kursi besar diputar Michael menghadap ke kaca jendela, seraya berguman.

"Musuh memang membenci Papa Delano ketika berubah drastis tak mau lagi menjalani bisnis kotor mereka dan menganggapnya sebagai pengkhianat."

Pengawal senior Damien mengangguk.

Itulah alasan sebenarnya Tuan dan Nyonya Delano Carleone terbunuh di hari yang naas. Mobil ditumpangi mereka melaju kencang saat pulang berlibur tidak bisa dikendalikan di jalan menurun tajam langsung masuk ke jurang.

Kerusakan parah bagian belakang kendaraan menjadi pusat penyelidikan Damien. Mobil musuh menabraknya berkali-kali. Supir Tuan Delano Carleone tidak mampu menarik tuas rem yang telah dirusak, terus terdorong hingga kematian menjemput mereka.

Michael dan Damien dipanggil pulang saat dalam perjalanan bisnis ke luar negeri.

Betapa hancur putra Delano Carleone ketika memberikan kalimat penghormatan terakhir ketika pemakaman orang tuanya, dan kakaknya Michelle tak mau banyak bicara sejak itu.

Benigno, putra kolega mafia memaksa Michelle melangsungkan pernikahan tanpa peduli mental dan psikis yang sedang berduka kehilangan Papa dan Mamma. Kakaknya langsung menghilang dari Puri Lombardy lalu menetap bersama Nicholas Dupuis yang menjadi tambatan hati di sebuah kota kecil di Perancis Selatan.

Sayangnya Michelle dan Nicholas pun meregang nyawa dalam kecelakaan mobil ketika menjemput putrinya di kediaman Belevia.

Michael hancur kedua kali kehilangan semua keluarga.

"Damien, kita berangkat sekarang, bawa Milano dan Leo ikut serta! Kejar bedebah itu sampai ketemu, habisi dan jangan sampai ada yang tersisa!" Perintahnya tegas, menyambar jasnya lalu keluar dari ruang kerja.

Belevia dan Bianca sudah aman di kediamannya tidak perlu mengkhawatirkan mereka disakiti oleh musuh. Banyak penjaga melindungi dan pelayan memenuhi kebutuhan mereka berdua.

Sebuah mobil melaju kencang keluar gerbang Puri Lombardy.

Michael tak mengira kepergiannya membawa bencana lain. Adik perempuan Nicholas Dupuis berbuat ulah di luar sepengetahuannya.

***

Dari balik kaca jendela.

Belevia memandangi sang mafia muda bergegas keluar bersama tiga pengawal setia, entah kemana.

Tiada ada pesan ditinggalkan untuknya, dan dia bebas melakukan apa yang diinginkan tanpa harus mematuhi perintahnya lagi.

Waktunya telah tiba, Belevia! Hatinya terus mendorong untuk pergi dari Milan Utara.

Buru-buru mengemas pakaiannya dan milik Bianca Elenora dalam satu tas tanpa membuat dirinya dicurigai siapapun, kemudian bergerak keluar menuju ke kamar ponakan.

"Gina, kita keluar sebentar untuk berbelanja kebutuhan balita," ajak Belevia ke pengasuh baru yang disewa sang mafia demi merawat putri kakaknya.

Rauh wajah pengasuh Gina sedikit ketakutan. Sang mafia Michael Delano Carleone telah memerintahkan tak boleh pergi kemanapun tanpa sepengetahuan dirinya.

"Tapi Nona Belevia, kita tidak diperkenankan keluar dari sini tanpa ijin Tuan Muda Michael, biar aku saja yang pergi membeli keperluan Bianca."

Senyum adik Nicholas Dupuis berpura-pura tidak akan ada masalah jika membawa satu pengawal menemani mereka ke pusat perbelanjaan.

"Aku harus membeli sendiri obat yang dibutuhkan ponakanku karena harus menggunakan resep dokter, dan aku seorang dokter anak bagi Bianca. Ajaklah salah satu pengawal supaya aman dalam perjalanan dan kita kembali ke sini secepatnya."

Betapa pandai dirinya berbohong demi melarikan dari cengkraman adik Michelle.

Mafia brengsek itu terlalu sombong menganggap Belevia tak mampu merawat dan membesarkan putri kakak mereka sendirian. Dia tak perlu bantuannya, apalagi sampai harus hidup terpenjara di Milan Utara.

Masa depannya masih teramat panjang, karirnya pun gemilang.

Tidak ada yang bisa memisahkan dia dari Bianca Elenora. Sebuah janji terpatri demi membahagiakan Michelle dan Nicholas, dia rela untuk bekerja keras memenuhi kehidupan Bianca sampai dewasa.

Akhirnya pengasuh Gina mau menuruti keinginan Nona Muda Belevia, bergegas memasangkan sepatu Bianca dan menggendong keluar kamar.

Secara diam-diam dokter cantik itu telah memesan tiket pulang ke Marseille kemudian melanjutkan melalui jalan darat menuju ke kota kecil tempat tinggalnya.

Semalaman Belevia tidur gelisah berencana pergi tanpa diketahui adik Michelle. Sikap kasar menjengkelkan yang terjadi di kamar pribadi Michael membuat hatinya resah.

Mafia itu mampu melakukan apa saja di kediamannya tanpa ada siapapun mencegah. Dasar bedebah angkuh, kami tak butuh bantuan apapun darimu lagi! Umpat Belevia sekali lagi.

Kakinya siap melangkah menuruni anak tangga, sepintas menatap Puri Lombardy megah dan mewah namun bukan diperuntukkan bagi mereka berdua. 

Selamat tinggal Michelle dan Nicholas, maafkan kami tidak pernah kembali lagi ke sini karena aku dan Bianca memiliki kehidupan sendiri! Batinnya mengucapkan salam perpisahan.

Terasa hatinya sedih, terluka dan berusaha menarik nafas dalam-dalam. Prosesi pemakaman usai sudah, kini tinggal melanjutkan rencana masa depan.

Pekerjaan sebagai dokter anak tak bisa dilepaskan begitu saja. Nicholas akan kecewa setelah susah payah membiayai semua. Adiknya hanya mampu membalas budi kebaikan kakak dengan merawat Bianca Elenora sebaik-baiknya.

"Nona Belevia mau kemana?" cegah seorang pengawal membuyarkan lamunan.

"Oh, aku ingin membeli obat dan beberapa kebutuhan bayi, bisakah kau mengantar kami berbelanja keluar sebentar?" desak Belevia penuh percaya diri.

Pengawal Benvolio menggaruk kepalanya yang tidak gatal, terlihat ragu mengantar. "Maaf Nona, kami harus memberi tahu Tuan Muda Michael lebih dulu jika kau ingin pergi keluar dari Puri Lombardy."

Raut wajah Nona Muda berubah masam.

Terlalu banyak peraturan menghalangi tujuan, lalu mengambil gawai di dalam tas. Menekan nomor panggilan seolah-olah dia sedang menghubungi seseorang.

"Michael --," ucapnya begitu menyakinkan. "Ponakanmu membutuhkan obat untuk radang tenggorokan, aku keluar sebentar saja ditemani pengawal Benvolio, supir pribadimu dan pengasuh Gina."

Detik-detik menegangkan.

Upaya Belevia harus berhasil mengelabui pengawal. Bila tidak, maka kepulangan ke Perancis akan sia-sia. Dari sudut mata melirik Benvolio yang terus mengawasi dirinya.

"Iya aku janji cepat kembali, dasar bawel!" 

Kembali Belevia berpura-pura merajuk, sehingga pengawal ikut tersenyum melihat aksinya dan mengiringi langkah Nona Muda itu menuju ke mobil.

Bianca Elenora duduk di atas pangkuan pengasuh Gina, memandangi bibinya sudah datang.

"Ayo, kita pulang Tante Belevia-a, aku mau bertemu papa dan mamma!" teriaknya senang sambil bertepuk tangan memecah ketegangan.

Ya, sayang, kita pulang ke rumah kita sendiri! Tutur Belevia dalam hati. Langkahnya mantap meninggalkan Puri Lombardy selama-lamanya.

Au revoir, Michael! Selamat tinggal Milan!

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status