Share

3. Kepergok Damien

Siang hari usai pemakaman kedua kakak mereka. Michael dan Belevia masih berdiam diri ketika kembali ke Puri Lombardy. Balita lucu Bianca Elenora bergantian digendong, namun paman mafia selalu mendominasi mencoba merebut perhatiannya.

Belevia dan Bianca ditempatkan berdekatan kamar Michael. Asisten Natasha telah diperintahkan menyiapkan seluruh keperluan adik perempuan Nicholas Dupuis dan keponakan.

Sebuah kamar khusus bayi berinterior cantik dipenuhi banyak mainan mahal di sudut kamar. Boneka kecil dan besar, ayunan kuda poni, buku-buku dongeng, peralatan menggambar dan menulis, blok alphabet dari kayu, hingga miniatur istana boneka.

"Bianca, hati-hati nanti kamu terjatuh," seru Belevia melarang.

Lagi lagi protesnya keras terdengar sesaat memasuki kamar disediakan sang paman untuk keponakan. Sangat berbeda reaksi bocah perempuan lucu berlarian senang meraih sebuah boneka lebih besar darinya memeluk erat sambil tertawa riang gembira.

Raut kesal terlukis di wajah adik Nicholas tak terbendung, dan berkata, "Kau sungguh keterlaluan, Michael! Sengaja memanjakan Bianca padahal kami tak mau berlama-lama tinggal di sini!"

Kamar balita berisi ranjang kecil, sofa dan meja minimalis seukuran anak-anak serta lemari memuat pakaian baru dan kotak mainan besar. Terlalu mewah bagi bocah mungil tak sepadan pernah diberikan oleh ayah dan ibunya sendiri.

"Biarkan saja ponakanku bermain di sini, lantainya sudah dilapisi karpet tebal membuatnya aman bila terjatuh, dan radio monitor memantau aktivitasnya saat terbangun di malam hari." Michael menjelaskan agar Belevia tak terlalu khawatir.

Pengasuh Gina mulai dipekerjakan dan dibantu para pelayan di Puri Lombardy. Pengawalnya sepanjang waktu mengawasi di halaman dan teras belakang. Sang pewaris ingin putri Michelle Delano Carleone dan Nicholas Dupuis hidup bahagia, aman dan nyaman berkecukupan saat tinggal di kediamannya.

"Sore ini kami kembali ke Perancis, Bianca tinggal bersamaku bukan di rumah ini." Belevia menolak kebaikan adik Michelle yang penuh propaganda. Mafia kejam dan kasar belum menikah tak pantas mengasuh seorang bayi sendirian.

Puri Lombardy bukan tempat layak membesarkan Bianca Elenora. Pamannya lebih sering pergi berbisnis ke luar kota maupun luar negeri daripada di rumah untuk merawatnya.

Seketika itu juga lengan Belevia ditarik seenaknya saja oleh Michael, diseret keluar dari kamar Bianca sedang asyik bermain aneka ragam mainan baru di atas karpet ditemani pengasuh Gina.

"Kita berbicara di kamarku saja," ajak Michael menuju kamar utama. "Selama ini aku bosan mendengarkan keluhan dan rengekanmu. Baru sehari kau di sini, kepalaku makin pening dibuatnya!"

Belevia menolak ajakannya apalagi berduaan berada di kamar pribadi sang mafia. Semakin dia meronta makin kencang cengkraman pria brengsek. "Grr Michael, lepaskan tanganku, aku mau pulang sekarang," tampiknya marah. "Urusan kita sudah selesai saat pemakaman kakakku tadi!"

Adik Michelle bukanlah pria baik hati. Perlakuan terhadap dokter anak itu sungguh kelewatan. Pintu kamarnya ditutup rapat-rapat, perdebatan mereka tak didengar oleh siapapun termasuk ponakan.

Dibalik pintu berdiri tegak sambil berkacak pinggang dan mulai memaki kesal. "Dengarkan baik-baik, dasar gadis manja dan bodoh, kau tak tahu arti bahaya mengancam di sekelilingmu huh?!"

"Apa maksud perkataanmu itu?"

Belevia membalas tidak terima sikap yang kasar beradu pandangan tajam. Michael selalu menjadi pemenang karena dia akhirnya sering memalingkan wajah sedikit malu terpesona ketampanannya.

"Michelle dan Nicholas bukan tewas karena kecelakaan tunggal tapi sabotase, mereka dikejar musuh keluarga sejak dulu!" ungkap Michael berterus terang. "Kaulah sasaran berikut setelah keluar dari rumah sakit menuju kediamanmu menjemput keponakanku, Bianca!"

Aa-apa! Bola mata Belevia melebar tak percaya. "Kau berdusta, sungguh tak yakin semua ucapanmu, memang kau sengaja menahan kami berdua supaya tetap tinggal di Milan."

"Terserah apa katamu," sungut Michael emosi. "Sekarang kalian berdua tanggung jawabku. Michelle pasti tak bahagia di alam sana jika tahu aku menyia-nyiakan putrinya dan adik ipar yang menyebalkan!"

Hah! Belevia semakin berang dikatakan seperti itu. "Aku dan Bianca dapat mengurus diri sendiri tanpa campur tangan darimu, toh selama ini kau pun tidak pernah tahu keberadaan kami!"

Senyum Michael malah mengejek dokter anak cantik berani melawan semua kehendaknya, dan membiarkan gadis itu mempertahankan pendapat yang salah. Kemudian duduk di atas ranjang empuk mengamati seluruh keindahan tubuh adik Nicholas di depan mata.

"Michelle tak pernah tahu jika selama beberapa bulan ini dalam pantauanku. Leo selalu mengawasi dari jauh kemanapun dia dan suaminya pergi, namun jejak putrinya tidak diketahui sebelumnya karena selalu dititipkan di rumahmu!" cecar Michael geram.

Andai dia tahu kakaknya memiliki seorang anak tak segan Michael meminta kembali ke Puri Lombardy walau harus bersama suami yang tak disukai. Nicholas berhasil merebut cinta Michelle dan meninggalkan seluruh kenangan keluarga demi hidup bersama pria dari kalangan biasa bukan keluarga mafia kaya raya.

"Kau seperti membenci kakakku dan Michelle sejak mereka menikah?" selidik Belevia.

"Hmm ... kau memang benar!" Michael menjawab jujur, "Michelle dijodohkan Benigno, putra keluarga mafia, tapi dia kabur tak menyukai pilihan orang tuaku setelah mereka juga tewas kecelakaan."

Oh, apa yang sesungguhnya terjadi pada keluarga pria ini?! Belevia makin bertanya-tanya.

Puri Lombardy begitu luas sejauh mata memandang. Halaman depan dipenuhi taman di desain begitu apik. Bangunan puri klasik dibangun berabad-abad lalu. Pemandangan danau Como indah walau Belevia sempat melihat dari balik kaca ketika melintasi tadi pagi berangkat dan pulang dari pemakaman kakak mereka.

Belevia belum pernah menjejakkan kaki di sana namun keinginan besarnya kembali ke rumah kecil di Perancis Selatan, bukan di Milan Utara di mana berada sekarang. Lalu mencoba meluluhkan hati sang pewaris yang tak beranjak ketika menghampiri sedang berpangku tangan.

"Itukah alasan membenci kakakmu sendiri tanpa mempedulikan kebahagiaan bersama pria yang dicintainya?" desak Belevia ingin tahu. "Karena kakakku Nicholas tak layak mendampingi Michelle, bukan orang kaya atau penguasa di negeri ini?"

Betapa hinanya Nicholas di mata Michael bila alasan utama tak menyukainya karena harta. Kakaknya pekerja keras, selalu membantu meneruskan pendidikan menjadi seorang dokter yang dicita-citakan sejak kecil.

Belevia kian membenci, terlebih sang pewaris terdiam tak mau menjawab pertanyaan semakin membenarkan keberadaannya dan Bianca akan menjadi beban berikutnya.

"Sebaiknya kami pulang sore ini ke Perancis, kau bebas menjadi dirimu sendiri tanpa mencampuri kehidupan ponakanmu, anggaplah Bianca tak pernah ada sebelumnya!" Keputusannya sudah bulat. Pekerjaan di rumah sakit sudah menunggu tak bisa mengambil cuti lama, dan harus membesarkan Bianca di tangan sendiri.

Baru saja hendak beranjak berdiri sontak lengan Belevia ditahan Michael yang menatap penuh ancaman. "Kau tak dapat pergi kemana-mana lagi, tempat kalian di Puri Lombardy! Aku harus menjamin keamanan kalian untuk selanjutnya!" Dia tak mau main-main dalam hidupnya, kehilangan Michelle sudah cukup baginya.

"Hey, aku manusia bebas, kau tak berhak menentukan hidupku!" Belevia menepis genggaman erat pria kasar dan brengsek seolah-olah berkuasa atas dirinya.

Brukk! Secara sengaja Michael menarik kencang menjatuhkan dokter anak di atas ranjang, menahan dengan kedua tangan mengunci Belevia di bawah tubuh yang kekar. "Aku peringatkan terakhir kali, kulakukan semua sekarang ini demi keselamatan hidup kalian. Musuh Delano Carleone mengincar kau dan ponakanku!"

Belevia memalingkan wajah darinya namun Michael mendesak mendengarkan ucapannya lagi. "Mereka tak pernah menyisakan satu anggota keluarga demi mewarisi tahta kekuasaan dan kekayaan kecuali merebutnya, walaupun harus saling menumpahkan darah, kau paham itu?!"

Dokter anak itu memberontak kuat dari rengkuhan Michael. Namun sang mafia bersikukuh tak mau melepas. Nafas menderu di antara mereka berdua. Kedekatan terjadi lebih membahayakan daripada ancaman musuh.

Sungguh Michael Delano Carleone lebih berbahaya bagi Belevia Avryl. Mereka hanya Om dan Tante Bianca Elenora putri Michelle dan Nicholas yang tak pernah memiliki hubungan apapun sebelum pertemuan kemarin di rumah sakit.

Tiada lagi keinginan mengetahui lebih jauh tentang sang pewaris dan keluarganya kembali. Bugh! Kepalan tangan Belevia memukul dada berotot. "Arghh, menyingkirlah dariku, kau itu berat, tubuhmu membuat sesak nafas!" jeritnya kencang.

Pria itu malah menatap lekat terpaku menelusuri hingga ke bibir tipis Belevia Avryl. Suasana yang luar biasa mencekam jika mereka tak mampu menghentikan semua ini maka sulit bagi adik Nicholas Dupuis keluar dari Puri Lombardy.

Michael!

Pintu kamar terbuka lebar. Damien berteriak memanggil putra Delano Carleone, melongok terkejut melihat pemandangan dua orang dewasa sedang berada di atas ranjang. "Oh sorry, ku pikir kau sendirian di kamar."

"Brengsek, ada apa kau mencariku?" Michael menoleh tajam tanpa sekalipun ingin melepaskan pelukan ke Belevia yang gelisah ditatap pengawal setia keluarga. Suasana intim berubah kaku gara-gara kedatangannya.

Kesempatan bagi dokter anak berontak lebih keras di saat sang mafia lengah. Huff! Sekuat tenaga menyingkir dari tubuh berat di atasnya lalu beranjak berdiri merapikan diri bergegas keluar kamar tanpa melihat mereka sedang tersenyum simpul padanya.

Sialan kau Michael! Umpat Belevia pelan.

Sikap adik Michelle membuatnya malu di depan pengawal Damien. Mereka berdua kepergok di atas ranjang, dan kejadian tadi menyakiti perasaan. Rencananya semakin kuat diam-diam Belevia dan Bianca meninggalkan Milan Utara tanpa diketahui sang mafia. Dan hanya tinggal menunggu waktu yang tepat.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status