Home / Young Adult / Om Tajir Milik Si Kutu Buku / Bab 7 | Si Nerd Tukang Nyolong

Share

Bab 7 | Si Nerd Tukang Nyolong

Author: Romero Un
last update Last Updated: 2025-11-02 15:14:59

“Oi, Nerd! Cariin tanda tangan kakak tingkat di BEM dong!”

“Sekalian gue!”

Semester pertama dimulai dengan kegiatan pengenalan kampus dan atributnya. 

Universitas Arkamaya menyelenggarakan masa orientasi hanya dalam 1 hari. Tugasnya pun hanya mengumpulkan 30 tanda tangan kakak tingkat mereka. Tidak harus yang berada dalam organisasi.

Ivy menatap beberapa teman kuliahnya yang sudah mulai menumpuk buku mereka. Entah apa mereka ini masih bisa disebut teman. 

“5 aja. Kalau kebanyakan, kalian kena sendiri!” Ivy memperingatkan, demi kebaikan mereka. 

Yang lain langsung berdecak kesal. “Ck! Bener juga lu, Nerd!”

Tanpa menunggu lagi, Ivy segera membawa 4 buku mereka. 5 termasuk miliknya. Ivy sibuk mencari kakak tingkat ke segala penjuru. Tentu saja, ia meminta 5 kali tanda tangan pada setiap orang. 

“Kamu bawa 5 buku?” tanya seorang kakak tingkat. 

Di lihat dari badge yang ada di dada kirinya, kakak tingkat adalah salah satu anggota eksekutif organisasi kemahasiswaan. Namanya Henoch F.T.

Entah kenapa, Ivy merasa familiar dengan rupa wajahnya. Tampan dan berwibawa. Namun, diingat bagaimanapun, ia memang tidak pernah bertemu.

“Iya, Kak. Kami bagi tugas,” ujar Ivy beralasan. 

“Oh! Bagus juga idenya!” Henoch segera menandatangani 5 buku itu dan menepuk kepala Ivy sebelum pergi. 

‘Rasanya jadi semangat, ditepuk begitu sama orang ganteng ya!’ batin Ivy puas. 

Tidak menyesal juga ia membiarkan teman-temannya menyuruh mencari tanda tangan. Dengan begini, ia bebas dari kejahilan mereka dan bisa cuci mata.

Walau setiap kali meminta tanda tangan, Ivy pasti ditanya hal yang sama. 

Kenapa dia membawa 5 buku? 

Ke mana teman kamu? 

Dan sejenisnya.

Ivy jadi merasa bersalah. Kuliah belum juga dimulai, tapi ia sudah berbohong pada kakak tingkatnya. 

Sibuk mencarikan tanda tangan, Ivy beberapa kali menangkap perasaan seolah ia diikuti oleh seseorang. Namun, setiap kali ia mencoba mencari, keberadaannya hilang begitu saja. 

‘Ish! Apa gue diikutin hantu?’ batin Ivy sedikit panik. ‘Atau anak-anak itu ya? Yang isengin gue?!’

Berusaha mengabaikan perasaan diamati dari jauh, Ivy melanjutkan misinya. Mencuci mata. 

Sore pukul 3, Ivy kembali dengan 5 buku. Masing-masing berisi 30 tanda tangan. Ia mengembalikan semua dan segera memakan bekalnya. 

Tiba-tiba pengeras suara memerintahkan semua mahasiswa baru untuk menuju auditorium. Sesuai jadwal, orientasi akan diakhiri dengan seminar.

Auditorium Universitas Arkamaya merupakan gedung pertemuan terbesar di Jayakara. Karena setiap awal tahun pembelajaran, mereka mengumpulkan seluruh mahasiswa dari seluruh jurusan untuk mengikuti seminar. 

Ivy pun segera menelan makanannya dan bergegas menuju ke sana. Jika benar sesuai jadwal, maka Ivy punya waktu setengah jam. 

Jadi, Ivy memutuskan untuk mampir ke toilet, memperbaiki rambut sekalian buang air kecil. Seminar pasti akan lama. Ia tidak suka harus keluar di tengah acara. 

Namun, ia menyesal dengan cepat. Di dalam toilet yang dekat dengan auditorium, Jesslyn tengah mematut diri di cermin. Bersama 2 orang sahabat dekatnya. 

Terlanjur ketahuan, Ivy tak punya pilihan selain melangkah masuk. 

“Ih! Ada si Nerd!” ledek salah satu dari mereka. Ivy yakin, namanya adalah Greta. 

Jesslyn bersedekap, menatap Ivy dengan pandangan merendahkan. 

Ivy pun segera masuk ke salah satu bilik untuk menyelesaikan misi pribadinya. Dari dalam, ia jelas mendengar mereka berbincang. 

Sepertinya, mereka memang sengaja bicara keras-keras agar Ivy mendengarnya.

“Heran gue!” Yang lain mulai berkomentar. Ivy tahu namanya Maggie. 

“Dia kan udah nggak punya orang tua, gimana dia masih bisa kuliah di sini sih, Jess? Keluarga lu yang bayarin dia?”

Terdengar suara Jesslyn memberi jawaban ambigu. “Yah, gitu deh!”

Ivy memutar bola matanya. Pikirnya, ‘Enak aja! Papi Mami udah bayar sampai gue lulus! Lagian gue sendiri juga mampu bayar!’

“Keluarga lu sih! Terlalu baik!” tukas Maggie. “Jadinya kita ngehirup udara yang sama, sama si Nerd itu!”

Jesslyn mengangkat kedua bahunya. “Mau gimana lagi?”

Tiba-tiba suasana hening. Kemudian terdengar bisikan, “Eh, mau siram dia nggak dari atas?”

Netra Ivy membulat. Buru-buru ia menyelesaikan urusannya dan keluar begitu saja. Ketika sudah dekat pintu kamar mandi, Ivy mendengar suara tawa mereka. 

“Hahaha! Lu liat nggak tadi mukanya?! Ketakutan gitu!”

“Iya, iya! Jelek banget! Sumpah!”

Ivy meringis pahit. Ia baru sadar, mereka hanya iseng menakut-nakutinya. 

‘Astaga! Capek banget ngadepin beginian!’ keluh Ivy tanpa suara. 

Dengan langkah pendek dan cepat, Ivy segera masuk ke dalam auditorium. Ia memilih tempat paling pinggir dan paling belakang. Agar tidak ada yang mengganggunya. 

Duduk, Ivy langsung menghembuskan napas lega. ‘Sampai dengan selamat!’

Sementara menunggu, Ivy membereskan isi tasnya dan kaget melihat kartu nama Lexton ternyata ada di dalam tas itu. 

“Pasti kerjaan Jesslyn!” gumam Ivy pelan. “Untung aja dia nggak ambil ini!”

Setelah mengamati sebentar, Ivy memutuskan untuk memasukkannya ke dalam kantong baju. Takut kalau-kalau ia lupa dan Jesslyn mengambil kartu nama Lexton yang sudah ia anggap sebagai benda berharga.

Namun, tanpa ia sadari, seseorang sudah mengamatinya dari belakang dan langsung merebut kartu nama itu dari tangan Ivy. Spontan Ivy berbalik dan meminta, “Tolong balikin!”

“Wah, gila! Kartu nama Lexton Tan!” seru si perebut tadi. “Ivy! Lu nyolong kartu nama ya?!”

"Balikin!" sentak Ivy kesal.

“Astaga! Samantha! Ini kan keluarga lu! Lexton Tan!” seru yang lain. “Si Nerd nyolong dari lu mungkin!”

Ivy ingat Lexton pernah bilang kalau ada keponakannya di sini. Buru-buru Ivy membantah, “Gue nggak nyolong! Gue di kasih!”

Tiba-tiba, Samantha mendatangi mereka dan meminta kartu nama Lexton. Kemudian ia menatap Ivy dengan pandangan judesnya. 

“Jadi, lu yang namanya Ivy?!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 10 | Jangan Asal Minum, Iv!

    “Wow!”Semua mata memandangi gaun Ivy yang memang luar biasa cantik. Mendiang ibunda Ivy—Adelle Whitmore, adalah model yang cukup terkenal di luar negeri. Terutama di negara Nexare. Namun, ia melepas semua itu demi mengikuti ayah Ivy—Vincent Adinata kembali ke tanah air Sundhara.“Ew! Please lah!” Mereka langsung kecewa begitu melihat Ivy.“Seenggaknya lu tuh pake bedak, Nerd!” tukas yang lain. “Lepas kacamata juga!”Kekehan geli mengelilingi Ivy. “Baju udah bagus banget, mukanya yang nggak dipermak!”Jesslyn sedikit iri dengan gaun itu. Ia tidak tahu kalau Ivy punya gaun secantik itu. ‘Kalau gue yang pakai, pasti lebih bagus!’Ivy tak peduli dengan omongan mereka. Yang penting ia datang sesuai aturan. Baginya itu cukup. Ia duduk di meja yang sudah diatur sesuai dengan nama. Menyebalkannya Ivy duduk di samping lelaki bernama Carlo. Karena nama lengkapnya Herace Carlo Omar, ia jadi berdampingan dengan Ivy.Ivy tahu, Carlo adalah kekasih dari Jemima Andhara, anak donatur kedua, yang

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 9 | 19 Tahun

    “Happy belated birthday, Iv!”6 hari lalu, tepatnya tanggal 9 September, Ivy Adinata resmi berusia 19 tahun. Air mata Ivy semakin tumpah tak keruan, karena ulah Lexton. “Atas dasar apa coba, kakak ngerayain ulang tahunku?”Lexton terkekeh. ‘Sambil nangis aja masih bisa komentar. Lucu amat botol yakult ini!’“Memang harus ada alasannya?” tanya Lexton sambil mencubit pipi gadis itu. “Aku tahu ulang tahunmu, ya kurayakan. Simple.”“Tapi kita kan baru kenal!”Ucapan Ivy seolah menarik Lexton pada kenyataan. Ia sendiri tidak paham kenapa saat mendengar kabar dari Samantha, tanpa pikir panjang langsung pergi ke rumah Ivy. Lexton mengesampingkan ketidaktahuannya. Ia mengangkat bahu sambil berkata, “Well, kalau memang butuh alasan, mungkin karena aku merasa bersalah.” “Bersalah? Karena?” tanya Ivy bingung. “Karena kartu namaku, kamu jadi mengalami hari yang buruk.”Ivy langsung menyeka air matanya. Membuat Lexton merasa bersalah, Ivy tidak suka itu. Dengan tegas ia berkata, “Nggak! Itu s

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 8 | Jadi Cengeng

    “Nah loh!”Beberapa mahasiswa mulai tertarik untuk melihat kelanjutan nasib Ivy—si ‘nerd’. Mereka tak lagi berbisik, menyuarakan pikiran.“Samantha pasti ngamuk nih!”“Mati lu, Nerd! Bisa dipenjara nyolong kartu nama Lexton Tan dari Samantha!”Ivy yang mendengar itu pun mulai panik. Ia tak menyangka kalau keponakan yang dia maksud adalah Samantha.Dari banyak omongan orang, Ivy tahu kalau Samantha bukan anak yang mudah didekati. Tentu saja, bukan karena Samantha gadis aneh seperti Ivy, tetapi karena dia tidak mau berteman dengan siapapun. Namun, Ivy tidak merasa ia perlu takut pada Samantha. Ia tidak berbuat kesalahan. “Gue nggak nyolong kartu nama itu, Samantha!” tegas Ivy sekali lagi. Kali ini ia menatap dalam-dalam ke arah Samantha. “Gue berani sumpah!”Sementara itu, Samantha sendiri merasa geram. Wajahnya yang sudah jutek karena selalu diam dan berkutat dengan pikirannya sendiri, semakin terlihat menyeramkan.Tidak ada yang tahu kalau dalam hati, Samantha sedang merutuki Lexton

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 7 | Si Nerd Tukang Nyolong

    “Oi, Nerd! Cariin tanda tangan kakak tingkat di BEM dong!”“Sekalian gue!”Semester pertama dimulai dengan kegiatan pengenalan kampus dan atributnya. Universitas Arkamaya menyelenggarakan masa orientasi hanya dalam 1 hari. Tugasnya pun hanya mengumpulkan 30 tanda tangan kakak tingkat mereka. Tidak harus yang berada dalam organisasi.Ivy menatap beberapa teman kuliahnya yang sudah mulai menumpuk buku mereka. Entah apa mereka ini masih bisa disebut teman. “5 aja. Kalau kebanyakan, kalian kena sendiri!” Ivy memperingatkan, demi kebaikan mereka. Yang lain langsung berdecak kesal. “Ck! Bener juga lu, Nerd!”Tanpa menunggu lagi, Ivy segera membawa 4 buku mereka. 5 termasuk miliknya. Ivy sibuk mencari kakak tingkat ke segala penjuru. Tentu saja, ia meminta 5 kali tanda tangan pada setiap orang. “Kamu bawa 5 buku?” tanya seorang kakak tingkat. Di lihat dari badge yang ada di dada kirinya, kakak tingkat adalah salah satu anggota eksekutif organisasi kemahasiswaan. Namanya Henoch F.T.Enta

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 6 | Cem-ceman Kampus

    “20 tahun?!”Ivy terkesiap ketika selesai menghitung jarak usia yang membentang jauh. Lexton hampir tersedak karena tak menyangka Ivy akan sekaget itu. Namun, percakapan mereka terhenti karena ponsel Lexton yang berdering lembut. Lexton mengangkat tangan ke arah Ivy, meminta waktu sesaat untuk menerima panggilan itu. Sementara menunggu, Ivy masih dalam mode tercengang. Ia tak menyangka, lelaki berusia 38 tahun itu memiliki wajah yang tidak sesuai dengan umurnya. Ketika kenyataan itu akhirnya Ivy terima, ia pun hanya bisa menghembuskan napas pasrah. Bahunya terlihat turun, seolah menunjukkan level semangat yang ia miliki.Ia memutuskan untuk pergi. ‘Ah! Mending aku balik ke antrian. Kalau di sini aku—’Pikiran Ivy terhenti ketika tubuhnya tiba-tiba oleng. Seseorang sengaja menabraknya. “Uwah!” Karena sedang linglung, Ivy tak bisa menjaga keseimbangan. Buk!Ivy mendarat sempurna di dada Lexton. Untung saja, Lexton mendengar jeritan kecil Ivy dan segera berbalik untuk menjadi banta

  • Om Tajir Milik Si Kutu Buku   Bab 5 | 38-18=20

    “Ya elah! Dia lagi, dia lagi!”“Buset! Kirain udah mati Si Nerd!”Suara sumbang dan cekikikan itu ditujukan pada Ivy.Libur panjang masih tersisa 1 minggu lagi, sebelum perkuliahan dimulai. Namun, ia harus ke kampus hari ini, gara-gara ulah Jesslyn. Sepupunya itu mencabut aliran listrik dari jaringan internet di rumah saat Ivy tengah sibuk memilih jadwal kelas. Akhirnya, Ivy malah tidak mendapatkan kelas yang paling penting untuk semester 1 nanti. “Oi, Nerd!” teriak salah satu teman SMA Ivy. “Ambil kuliah apa lu?!”Mereka pasti melanjutkan jenjang ke Universitas Arkamaya. Sekitar 98% murid dari SMA Ivy memang tidak berniat melanjutkan pendidikan di luar instansi milik Yayasan Arkamaya Foundation.Universitas Arkamaya merupakan bagian dari yayasan Arkamaya Foundation yang menaungi seluruh jenjang sekolah mulai dari penitipan anak sampai universitas. Yayasan mereka bahkan selalu mengutamakan lulusan Arkamaya untuk bekerja di sana. Oleh karena itu, kebanyakan para murid sudah saling k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status