At Resturant Sushi, Plaza Indah Mall.
"Kau mau menerimaku dan kita pacaran." Ujar Aeron .
Katya tersenyum mencemooh.
"Kalau aku tidak mau, kakak mau bagaimana?" Tantang Katya.
"Aku akan menunggu sampai kau mau menerimaku." Balas Aeron tanpa beban.
"In your dream! Tidak akan pernah! Setahu aku, banyak yang mau jadi pacar kakak, kenapa kakaa ngejar aku terus sih ?" Dumel Katya.
Sebelum menjawab pertanyaan Katya tidak lama Hana kembali dari toilet dan duduk kembali di depan Katya dan Aeron.
"Apa yang kalian bicarakan?" Dengan polosnya Hana bertanya.
Aeron yang masih menatap Katya tidak bereksi sama sekali dengan kedatangan Hana. Berbeda dengan katya menjawab Hana dengan senyuman kaku untuk menyembunyikan kegugupannya.
"Ah tidak, oiya kau masih mau makan Han? Aku sudah selesai nih."
"Kenapa?"
"Ayo kita pulang." Ajak Katya mengindahkan Aeron di sampingnya.
Hana mengerutkan dahinya tanda tidak setuju, kemudian menggelengkan kepala.
"Aku masih mau di sini lebih lama bersama kak Aeron!" Ujar Hana merajuk yang terdengar oleh Aeron.
Aeron menerbitkan senyum indahnya." Kalau begitu biar aku yang mengantar kalian pulang bagaimana?" Saran Aeron pada keduanya.
"Boleh!!"
"Tidak!!"Jawab Hana dan Katya berbarengan.
Katya melotot pada Hana memberi isyarat kalau ia tidak ingin t Aeron mengantar mereka.
Tapi berbeda dengan Hana yang menampilkan wajah memohon pada Katya agar bisa pulang dengan laki laki incarannya itu.
Katya jelas menggeleng tidak setuju.
"Baiklah kak, kalau tidak keberatan bisa antar kami pulang." Balas Hana sedikit memaksa.
Katya mendengus kesal pada Hana. Kebiasaan dia seenaknya saja.
***
"Rumah kalian dimana?" Tanya Aeron saat ia melajukan mobilnya keluar dari parkiran Mall.
"Rumahku lebih dekat dari sini." Jawab Hana sambil menunjukan arah rumahnya dan menyebutkan alamatnya.
Hana yang duduk di kursi belakang bergumam senang, senior yang disukainya mengantarkan dia pulang. Dan tidak lama setelah itu Hana beberapa kali melontarkan pertanyaan pada Aeron.
Selang setengah jam kemudian Hana sampai dirumahnya. Ia turun dari mobil dan berjalan mendekati Aeron di kursi pengemudi.
"Makasih kak!" Ujar Hana sambil melambaikan tangan.
"Oiya, tolong antarkan teman saya dengan selamat sampai rumah ya kak." Ujarnya dengan nada jahil.
Katya yang duduk disebelah Aeron memajukan bibirnya menggumamkan sumpah serapah untuk Hana karena dia telah membuat dirinya berada dalam satu mobil dengan orang yang paling ia hindari untuk saat ini.
Aeron pun tersenyum sebagai tanpa pamit dan melajukan mobilnya kembali.
Aeron mengambil kacamata hitam dan memakainya, sekilas Aeron cukup terlihat dewasa untukw ukuran remaja sepetinya.
"Dimana rumahmu?" Suara berat Aeron menyadarkan Katya dari lamunannya.
Kenapa juga ia harus memikirkan wajah Aeron yang tampan. Ah, kenapa aku menyebutnya tampan. Dasar wajah tampan sialan! Batin Katya.
Katya tiba tiba berdeham menetralkan degub jantungnya yang berdetak kencang.
"Setelah dua lampu merah belok kanan, perumahan pondok indah." Jawabnya singkat padat dan jelas.
Aeron kemudian mengangguk tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan raya dan membuka kacamata hitamnya.
Kalau mau dibuka ngapain dipake sih. Batin Katya. Entah kenapa yang dilakukan Aeron selalu mengganggu pikirannya.
"Bagaimana sekolahmu?"
Katya menoleh kearah Aeron dengan tatapan bingung diwajahnya. Terutama dengan pertanyaan yang laki laki itu lontarkan.
"Tidak usah berwajah seperti itu, aku hanya ingin mencairkan suasana." Imbuhnya lagi.
"Aku kira tadi Ayah atau kakakku yang bertanya hal seperti itu." Gumam Katya.
Aeron tertawa. Tawa yang lebar menambah ketampanan wajahnya.
Ah sialan, sepertinya aku harus pergi kedokter memeriksakan mataku. Batin Katya.
Katya mengalihkan pandangannya ke jendela dan menghembuskan nafas sekali lagi.
"Apa tidak ada yang ingin kau tanyakan padaku Katya? Seperti katamu waktu itu, kau tidak mengenalku kan?"
"Hmm.." katya bergumam tidak jelas.
"Aku akan menjawab semua pertanyaanmu tentang diriku." Lanjut Aeron ramah.
Katya melirik malas pada Aeron, dan kembali melihat jendela karena tidak tertarik.
"Kalau kau tidak mau bertanya, biar aku saja yang akan memberitamu tentang diriku sendiri." Terang Aeron.
"Namaku Aeron Danadyaksa.." ujar Aeron sebagai pembuka.
"Anak tunggal Asher Danadyaksa, pemilik salah satu maskapai penerbangan di Indonesia, umur 18 tahun keturunan Amerika-Indonesia." Potong Katya melanjutkan penjelasan Aeron
Bibir Aeron tertarik lebar.
"Kau sudah tahu?"
"Hana yang memberitahuku." Jawab Katya dengan nada tidak tertarik sama sekalu.
"Kalau begitu sekarang giliranmu."
Katya menaikan alisnya melihat Aeron seraya bertanya maksudnya.
"Apa?"
"Memperkenalkan dirimu." Lanjut Aeron antusias.
"Tidak mau, aku tidak perlu memperkenalkan diriku padamu kan. Kita hanya dua orang asing yang tidak sengaja berada dalam satu mobil karena temanku yang maniak cowok tampan ingin diantarkan kerumahnya. Dan aku malah terjebak disini denganmu." Sungut Katya.
"Dan benar kau termasuk kedalam daftar cowok tampan versi Hana temanku." Katya mengerutu panjang lebar.
"Hahahahaha.. jadi menurut temanmu aku ini tampan?" Tanya Aeron.
Katya mencibir, bisa-bisanya dia tertawa disaat dirinya sedang kesal.
"Mungkin, aku tidak tahu." Ujar Katya sebarih menaikan bahunya.
Aeron menghentikan tawanya dan menatap Katya dengan tatapan tajam walaupun hanya sekejap. Setelah itu ia kembali mengalihkan pandangannya kearah jalan.
"Kalau menurutmu, aku tampan atau tidak?" Tanya Aeron tiba tiba.
"Hahaha, kau bertanya padaku?" Katya tertawa dipaksakan.
Aeron mengangguk pelan, sedikit meremas setir mobilnya, karena penasaran dengan jawaban Katya.
Suasana tiba tiba hening.
Katya tidak ingin menjawab jadi ia memilih untuk diam.
"Kenapa diam?"
"Ah kak, rumahku yang itu." Timpal Katya mengalihkan pembicaraan sambil menunjukan rumahnya yang besar dan megah.
Aeron terpaksa mengalihkan fokusnya pada jalan dan Katya bersukur untuk hal itu karena ia bisa terbebas dari pertanyaan menjebak Aeron.
Tidak berapa lama mobil Aeron berhenti di sebuah gerbang tinggi nan mewah.
Seorang pria paruh baya memakai baju satpam mendatangi mobil Aeron di depan pintu gerbang. Saat itu juga Katya membuka kaca mobilnya agar pria itu mengenali wajahnya dan kemudian di ijinkan masuk setelah mengetahui putri pemilik rumah yang berada di dalam mobil itu.
"Rumahmu besar sekali." Aeron melajukan mobilnya masuk kedalam pekarangan rumah Katya.
"Rumah keluarga Danadyaksa tidak jauh beda dengan rumah ini." Balas Katya santai.
Aeron menoleh pada Katya.
"Kau tahu rumahku?"
Katya menggeleng. "Aku hanya menebak." Ujarnya.
Aeron hanya mengulum bibirnya dan terkekeh pelan.
Mobil mereka sudah berhenti tepat di depan pintu utama, Katya pun melepaskan seatbeltnya sambil mengucapkan terimakasih pada Aeron.
"Terimakasih kak." Ucapnya sebarih membuka pintu mobil.
"Tunggu!" Aeron memegang sebelah tangan Katya, berusaha mencegahnya keluar.
Katya menaikan sebelah alisnya sambil menatap Aeron. "Kenapa kak?"
"Apa kau tidak akan mempersilahkan aku masuk ke rumah?" Tanya Aeron.
"Hah? Bukankah kakak hanya mengantarku pulang. Kenapa juga aku harus mengajak kakak masuk ke rumah. Kakak tidak akan bertamu di rumahku kan?" Tanya Katya kaget.
"Kalau kau memaksa aku akan masuk." Aeron nyengir kemudian melepaskan tangan Katya dan keluar dari mobil terlebih dahulu menuju undakan dan berdiri tepat di depan pintu utama.
Katya pun melongo, ada apa dengan seniornya yang satu ini!
Gawat kakaknya ada dirumah. Pikir Katya.
Katya keluar dari mobil kemudian berlari mendekati Aeron di depan pintu.
"Kak, sebaiknya kakak pulang sekarang deh!"
"Kenapa, bukahkah kau mengundangku masuk?" Aeron berucap santai sambil mengetuk pintu.
"Apa?! Sejak kapan?! Cepat kakak pergi dari sini sebelum kakakku..."
Ceklekkk... Pintu pun terbuka lebar dihadapan mereka.
"Katya kau sudah pulang?"tanya Kyle yang muncul dari balik pintu itu.
Arghh... kenapa disaat seperti ini harus kakak yang membuka pintu. Batin Katya cemas.
Aeron untuk sejenak terdiam menatap pria yang sedikit lebih dewasa darinya itu.
Sepertinya Kyle habis mandi karena terlihat dari wajahnya yang segar dan rambutnya yang sedikit basah serta aroma mint yang segar. Kyle yang merasa curiga balik menatap Aeron sambil memincingkan matanya kemudian melihat Katya secara bergantian.
"Katya, kau pulang dengan siapa?"
Kyle bertanya pelan namun terkesan mengintrogasi."Ta-tadi aku tidak sengaja bertemu senior di sekolahku, dan dia tidak keberatan mengantarkan aku dan Hana pulang kak." Jawab Katya gagap.
Katya kemudian melihat pada Aeron.
"Kak, terimakasih sudah mengantarkanku sampai ke rumah. Sebaiknya. Kakak. Pulang. Sekarang!" Katya menekankan setiap ucapannya sambil melotot pada Aeron memberi isyarat jelas.
Aeron seakan tidak mendengar ucapan Katya karena ia masih menatap Kyle, begitupun sebaliknya.
Tidak disangka Aeron dengan berani menyodorkan tanyannya kehadapan Kyle. Ia ingin memperkenalkan diri seperti seorang pria dewasa.
Jantung Katya saat itu juga mulai berdebar tidak karuan karena takut Aeron membuat masalah.
Kyle pun menyambut tangan Aeron, dan berkata penuh intimidasi. "Aku kakak Katya, Kyle Collen Martin."
Aeron tersenyum." Saya calon pacar Katya, Aeron Danadyaksa." Ucapnya santai tidak terpengaruh intimidasi kyle.
Katya menganga, matanya membola sempurna setelah mendengar ucapan Aeron barusan dihadapan kakaknya.
Ya Tuhan, Ingin rasanya ia menyumpal mulut senior tidak tahu diri ini!
Martin's Family MansionKatya menutup mata sambil menghembuskan nafas tercekat dengan jantung berdebar karena rasa marah merambat naik keatas kepalanya setelah apa yang Aeron ucapkan di depan kakaknya.Katya mengepalkan tangan kuat ingin rasanya tangan terkepal ini mengeplak kepala Aeron agar bisa berjalan normal dan semestinya, tidak melenceng seperti saat ini.Kyle tertegun sejenak dan menatap Katya, "bisa kau jelaskan apa maksud dari temanmu ini Katya?" tanya Kyle menuntut jawaban pada adiknya.
International Hospital, Jakarta.Kyle kembali ke kamar perawatan setelah dari ruangan dokter yang memerikasa ayahnya. Dokter mendiagnosa Ayahnya mengalami kelelahan, stres, dan Hipoksia.Hipoksia adalah gejala dimana pasokan oksigen dalam tubuh sangat minin atau kekurangan oksigen dalam darah yang akan dialirkan ke otak, mengakibatkan otak tidak bekerja semestinya dan berefek orang tersebut menjadi linglung, dan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba.Ayahnya memang sudah tidak muda lagi, tapi tidak tua juga. Keadaan tubuhnya terlihat bugar walaupun organ tubuhnya tidak sesehat dulu. Kyle sebagai anak sulung harus mulai belajar mengurus perusahaan agar tidak terlalu membebani Ayahnya untuk masalah pekerjaan.Kyle membuka pintu kamar dan melihat Ayah sedang bercengkrama bersama putri bungsunya. Waktu kebersamaan mereka seperti sekarang dipakai Katya untuk bermanja-manja dengan Ayahnya karena sudah hampir sepuluh hari mereka tidak berte
International Senior HighSchool, Jakarta. "Ayo pergi, aku akan mengantarmu pulang." Ajak Aeron. Suasanapun terasa canggung setelah ajakan Aeron pada Katya di depan teman temannya. Apa dia sudah gila?! batin Katya. "Maaf kak, kenapa kakak mengajak saya pulang? Saya bisa pulang sendiri kok." cicit Katya sambil melepas pegangan Aeron pada tangannya. Mulai terdengar bisik bisik disekitar Katya. "...apa mereka pacaran?" "Bukannya kak Aeron sedang dekat dengan kak Dini senior kita." "... Katya gak cantik-cantik amat, cantikan gue..." itu beberapa bisikan yang sempat Katya dengar Hana yang ikut melongo menyenggol lengan Katya, "katanya tidak terjadi apa-apa antara kalian berdua. Tapi kenapa kak Aeron datang ke sini mengajakmu pulang bersama Katya Cessa Martin?!" Hana mengeram tertahan sambil menatap Katya. "Tidak terjadi apa-apa!! Sumpah!" Katya
Martin Building Tower.Katya berdiri sendiri di lobby kantor ayahnya, sudah hampir setengah jam ia menunggu kedatangan Aeron. Setelah itu tidak lama sebuah sedan putih milik Aeron terlihat masuk dan berhenti di depan lobby dan menurunkan kaca jendelanya."Masuk." perintah Aeron pada Katya.Katya membuka pintu mobil dan langsung masuk kemudian mengenakankan seatbeltnya."Maaf, Aku tiba tiba menelpon kakak."Laki laki itu tidak membalas dan hanya fokus melajukan kendaraannya.Katya merasa kalau Aeron marah padanya, terlihat dari sikapnya yang tidak ramah seperti biasa."Kak, maaf untuk perkataanku yang tadi. Aku tidak bermaksud apa-apa hanya saja kesehatan ayah menjadi prioritasku sekarang jadi..." Katya coba menjelaskan dengan canggung.Aeron melirik Katya lewat sudut matanya."Kau tidak bisa masuk ke sana masih mengenakan seragam sekolah." Aeron melirik Katya dari atas sampai bawah. "Ada urus
Martin's Family Mansion. Aeron merasakan panas menjalar ditubuhnya. Katya mulai mendekatkan wajahnya dan menyentuhkan bibirnya pada bibir Aeron kemudian memagutnya pelan. Aeron membolakan matanya kaget karena Katya melakukan hal di luar dugaan. Katya memang belum berpengalaman, bibirnya hanya bergerak dan menyesap bibir Aeron pelan. Aeron pun menggeram. "Hentikan Katya! Apa yang kau lakukan?" Cegah Aeron menarik bibirnya. Katya menunjukan wajah sedih dengan bibir mengerucut karena kegiatannya terhenti. "Mencium mu, bukankah kau menyukaiku kak?" cengir Katya dengan wajah merah, ia kembali menarik Aeron dan mencium bibir laki laki itu. Aeron bisa merasakan bau alkohol yang menguar dari mulut katya. Aeron mulai panas karena Katya sedikit demi sedikit hampir meruntuhkan pertahanannnya. "Aku memang menyukaimu, tapi tidak begini caranya!" Aeron kembali memundur
Martin's Family Mansion. Kyle pulang kerumah dini hari dengan wajah kusut, ia berkali-kali ditelpon Ayahnya menanyakan kabar Katya, sedangkan Katya sendiri tidak mengangkat telponnya sama sekali. Dengan berjalan tergesa-gesa kedalam rumah, Kyle menanyakan kepada pembantunya yang saat itu sudah bangun karena ini baru jam lima pagi. "Katya mana bik?" Tanya Kyle. "Katya dikamar den, tapi..." pembantunya terlihat bingung. "Saya lihat mobil temannya masih disini, apa dia menginap disini?" "Itu masalahnya den, teman non Katya masih di dalam kamarnya non Katya dan belum keluar dari semalam. Bibi tidak berani masuk ke dalam, karena pintunya di tutup." gumam pembantunya. Wajah Kyle langsung pias, tanpa menunggu ia berlari menaiki tangga menuju lantai dua rumahnya, seluruh badan Kyle bergetar karena perasaannya tidak enak. Tanpa mengetuk Kyle membanting pintu kamar Katya dengan suara keras dan berjalan ke
Danadyaksa's Family MansionHampir satu jam Aeron termenung di dalam mobilnya yang terparkir di halaman rumah Danadyaksa. Dengan tatapan kosong Ia menyandarkan kepalanya pada setir mobil tanpa melakukan apa-apa.Tok! Seseorang mengetuk pelan kaca mobil Aeron dari luar."Den tidak apa-apa?" Tanya satpam.Aeron bangun kemudian menurunkan kaca mobil. "Tidak pak, saya keluar sebentar lagi." Jawabnya.Setelah menaikan kaca mobilnya lagi, Aeron mematikan mesin dan keluar dari mobil. Dengan langkah berat berjalan ke rumah."Dari mana saja semalam sampai tidak pulang Aeron?" Suara berat masuk ke indera pendengaran Aeron, langkah kakinya berhenti tepat di depan tangga.Aeron tidak menjawab, ia mulai membalikkan tubuhnya melihat kearah Asher, Ayahnya."Kau tidak pulang karena berkelahi lagi?" Tanya Asher Danadyaksa sambil tersenyum mencemooh karena melihat anaknya yang pulang pagi dengan babak belur.
Martin's Family MansionRobert Martin sudah diperbolehkan pulang ke rumah setelah keadaannya tubuhnya membaik. Dokter menyarankan dalam beberapa hari ke depan tidak diperbolehkan untuk bekerja terlalu berat.Robert yang sedang terbaring di ranjangnya tersenyum saat Katya masuk untuk menemuinya."Bagaimana keadaan Ayah sekarang?" tanya anak perempuannya.Robert menepuk sisi ranjangnya, memanggil Katya untuk duduk di sebelahnya."Ayah baik-baik saja, Kakakmu sepertinya terlalu berlebihan kali ini Katya masa Ayah tidak boleh ke kantor selama seminggu kedepan. Padahal ada rapat penting yang harus ayah hadiri."Katya tersenyum, " kakak benar, ayah harus banyak istirahat aku tidak ingin ayah sakit lagi." Katya mendekat dan memeluk Ayahnya."Sudah biarkan Ayah istirahat." Kyle masuk ke kamar Ayahnya dan melihat keduanya sedang berpelukan."kakak mau apa kesini dengan map ditangan itu, mau mengganggu ayah