Home / Romansa / One Night Stand With A Billionaire / Bab 4. Keputusan Besar yang Diambil Amber

Share

Bab 4. Keputusan Besar yang Diambil Amber

last update Last Updated: 2025-02-10 13:24:43

“A-apa?” Lidah Amber tiba-tiba saja kelu mendengar apa saran dari Jessie. Saran yang hampir sama dia dengar tadi dari Merry. Tangan Amber sampai bergetar di kala menerima pil penggugur kandungan yang diberikan Jessie. 

“Amber, jika kau hamil seperti Merry, kau akan dipecat. Kau tahu betapa sulitnya mencari pekerjaan saat ini, kan?” Jessie menatap Amber dengan tegas. “Telan pil ini dan besok pagi kau akan jadi Amber yang baru.” 

“J-jesie, k-kenapa kau memiliki pil ini?” tanya Amber bingung, di kala sahabatnya itu memiliki pil penggugur kandungan. 

Jessie mengehela napas dalam. “Ada temanku yang memberikan padaku untuk berjaga-jaga. Padahal aku tidak memiliki pasangan. Tapi aku tetap menyimpan, karena aku pikir mungkin sewaktu-waktu aku membutuhkan pil itu. See? Ternyata kau yang membutuhkan pil itu. 

Amber memandang pil yang dipegangnya dengan mata penuh kemarahan. Pikirannya berkecamuk antara amarah yang membara dan rasa putus asa yang menghimpit dadanya. Jessie,yang seharusnya memberikan dukungan, malah memberinya ultimatum yang menyiksa.

“Kau gila, Jessie!” Amber memekik tertahan, suaranya penuh dengan ketidakpercayaan. “Anak ini … adalah darah dagingku.”

“Ck! Amber, aku tahu ini sulit, tapi kau harus menghadapi kenyataan. Jika kau tidak bertindak secara bijak, konsekuensinya akan lebih berat. Kau bisa kehilangan semuanya. Kuliah, pekerjaan, masa depanmu. Kau mau itu sampai terjadi?” Jessie memaparkan segala fakta yang kemungkinan terjadi. 

“Tapi—”  

“Come on, Amber. Kau siap menghadapi semua ini? Bayi itu akan merenggut seluruh hidupmu, dan kau tidak akan punya waktu untuk mencapai cita-citamu.” Jessie bersedekap menatap jengkel sahabat baiknya itu. “Buatlah pilihan. Sebagai temanmu, aku hanya bisa mendukungmu dengan cara ini. Kau tahu, ketika bayi itu lahir, dan kau tidak bisa bertanggung jawab atasnya, maka kau akan jadi ibu yang kejam bagi anakmu. Lebih baik jika mereka tidak lahir ke dunia.” Lanjutnya lagi menegaskan. 

Air mata Amber menetes jatuh membasahi pipinya. Tangisnya dipenuhi dengan rasa putus asa dan kebingungan. Semua yang dia rencanakan dan impikan sekarang terancam sirna karena kehamilannya yang tak terduga.

“Maksudmu aku harus ... menggugurkannya?” ucap Amber dengan suara tercekat.

Jessie menyodorkan pil itu lagi pada Amber. “Ambil ini, Amber. Tekadkan hatimu. Kau bisa melewati ini. Aku akan ada di sini untukmu.”

Amber menatap Jessie dengan mata berkaca-kaca. Dia merasa terjepit di antara pilihan yang sulit. Di satu sisi, dia ingin mempertahankan impian dan rencananya. Namun, di sisi lain, dia merasa tidak siap untuk menghadapi konsekuensi membesarkan anak sendirian.

Dalam keadaan hati yang hancur, Amber merasakan keputusasaan yang menyelimutinya, tetapi di dalam hatinya, terdapat api keberanian yang menggelora. Dia harus melakukan apa yang terbaik untuk dirinya sendiri dan juga untuk bayi yang belum lahir.

Amber menggenggam erat pil itu dengan gemetar. Dia menutup mata sejenak, mencoba menenangkan dirinya sendiri. Amber merasa seperti melangkah ke dalam jurang yang gelap, tetapi dia memilih untuk tetap maju, kendati langkahnya terasa berat.

“Aku tidak bisa melakukannya, Jessie,” bisik Amber, suaranya hampir tercekat oleh emosi.

“Kau bisa melakukannya, Amber. Aku yakin kau akan menemukan kekuatanmu,” jawab Jessie merasa sedikit bersalah. 

Amber mengangguk, mencoba memperkuat hatinya. 

“Lakukan ini demi masa depanmu,” tambah Jessie. 

Amber tidak menjawab, mereka kembali bekerja seperti biasa. Dia menyimpan pil itu. Selama sisa shift-nya, Amber terus merenungkan saran dari Jessie. Dia memikirkan konsekuensi dari keputusan apa pun yang dia ambil. 

Sepulangnya ke apartemen, Amber duduk di tepi tempat tidurnya dengan foto hasil tes kehamilannya di tangannya. Dia menatap gambar kecil itu, bertanya-tanya tentang apa yang sebaiknya dia lakukan.

“Apa yang harus aku lakukan?” bisik Amber pada dirinya sendiri. Pikirannya terus berputar, dan dia tak bisa tidur.

Amber menatap pil yang diberikan Jessie padanya. Dia menggenggamnya erat-erat, tapi masih sangat ragu. Keputusan besar harus diambilnya, dan dia tahu waktu terus berjalan. Amber merasa seperti dunia runtuh di atasnya. 

Di dalam kamarnya yang redup, dia duduk di tepi tempat tidur dengan tatapan kosong, tangan gemetar memegang foto hasil tes kehamilannya. Semua keputusan yang harus diambil terasa begitu berat dan tak terlalu jelas.

Dalam keputusasaan yang melanda, Amber merasa amarah meluap-luap di dalam dirinya. Amarah pada ibu tirinya yang telah merusak hidupnya dengan ambisi dan keangkuhannya. Amarah pada pria yang merenggut kesuciannya dan membiarkannya terjerumus ke dalam masalah yang begitu besar.

Tiba-tiba, tanpa pikir panjang lagi, Amber bangkit dari tempat tidurnya dan berlari keluar dari apartemennya. Langkahnya cepat memecah hening malam. Dia berjalan tanpa arah, hanya ingin melepaskan amarah dan kebingungannya. 

Di jalanan yang ramai, Amber merasakan emosi yang memenuhi dadanya. Rasa frustrasi, keputusasaan, dan kemarahan menciptakan dorongan yang tak terbendung. Amber berhenti di tengah jalan, menatap langit malam yang gelap.

Amber melepaskan teriakan keras. Suaranya memenuhi ruang kosong, menggema di antara bangunan-bangunan tinggi. Orang-orang yang lewat menoleh ke arahnya, heran dengan pemandangan seorang wanita muda yang tampak putus asa.

Tatapan orang-orang di sekitarnya membuat Amber semakin marah. Dia merasa terkekang oleh pandangan mereka, tetapi pada saat yang sama, dia juga merasa lega bisa melepaskan semua yang ada di dalam hatinya.

Amber berjalan kembali ke apartemennya dengan langkah yang lambat. Dia masih merasa putus asa, tapi ada sedikit kelegaan di dalam hatinya. Kepalanya terasa berat, tapi dia tahu bahwa suatu saat nanti, dia harus menemukan jalan keluar dari keadaan yang rumit ini.

Dalam kegelapan kamar yang redup, Amber duduk di tepi ranjang dan menatap foto tes kehamilannya sekali lagi. Dia merenung dalam-dalam, mencari kekuatan dan keberanian untuk menghadapi masa depan yang penuh dengan ketidakpastian. Di dalam saku jaketnya, dia meraba pil yang diberikan Jessie padanya. Pil yang mengandung rencana untuk mengakhiri kehidupan yang baru saja ditemukan di dalam rahimnya.

Saat Amber duduk di apartemennya, dia menatap pil tersebut dengan tajam. Kepalanya penuh dengan suara-suara ragu dan perdebatan dalam diri. Dia tahu konsekuensi dari keputusannya, dan betapa sulitnya membawa calon anaknya yang tak bersalah. Namun, kenyataannya Amber tidak tega untuk mengakhiri kehidupan yang ada di dalam rahimnya.

Amber tak henti menatap foto hasil ultrasonografi yang baru saja dia terima dari dokter. Bayi kecil itu memberi kekuatan baru pada hatinya. Dia tahu bahwa semua ini adalah konsekuensi dari pilihannya, dan sekarang dia harus bertanggung jawab atas anak yang ada di dalam rahimnya. 

Malam itu, Amber tidak bisa tidur. Pikirannya berputar dan mengulang momen di klinik tadi. Dia akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa dia bertekad untuk membesarkan anaknya. Meskipun rintangan dan kesulitan akan ada di depannya, Amber siap untuk menghadapinya.

Pagi menjelang, Amber menyimpan pil itu kembali ke dalam botol. Dia menyadari bahwa keputusan ini akan mengubah seluruh hidupnya, tetapi dia siap untuk melangkah maju dengan penuh keyakinan. Amber memeluk dirinya sendiri dengan mantap, menutup mata sejenak untuk memberikan doa pada anak yang akan tumbuh di dalam rahimnya.

“Aku sudah memutuskan. Aku akan merawat dan membesarkan anakku dengan caraku.” 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 85. Ending Scene (TAMAT)

    Tiga Tahun Kemudian … “Ah, Sayang. Kau tidak mau pelan.” Amber mendesah di kala Julian menghunjamnya denga tempo yang cukup liar. Lenguhan panjang membuat Julian semakin liar. Meski nyaris setiap hari berhubungan seks, tetapi tetap tak membuat mereka bosan.“Kau terlalu nikmat, Sayang. Aku susah mengendalikan diriku.” Alih-alih menurunkan tempo, malah Julian semakin menghunjam dengan semakin liar dan panas. Ya, pria tampan itu kesulitan mengendalikan diri setiap kali melakukan pergulatan panas dengan sang istri.Amber hanya bisa pasrah di kala Julian bermain semakin liar. Meski sakit, tetapi tak menampik bahwa rasanya selalu nikmat. Bahkan dia tak pernah bisa menolak setiap kali sang suami tercinta menyentuh dirinya. Dia seakan telah kecanduan dengan sentuhan sang suami yang sangat dahsyat.Hubungan suami istri kerap mempererat hubungan. Terbukti bertahun-tahun Amber menikah dengan Julian, fantasi liar di ranjang selalu ada. Mereka seakan selalu menjadi pengantin baru yang haus akan

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 84. Perfect Ending

    Los Angeles, California. Satu minggu keliling Tokyo adalah hal yang sangat menyenangkan. Amber bahagia karena bulan madunya dengan Julian ditemani dengan kembar. Ini bukan seperti bulan madu, melainkan seperti jalan-jalan keluarga, dan itu sangat menyenanangkan.Amber kini bersama Julian dan kembar telah kembali ke Los Angeles. Wanita cantik itu menatap perkotaan indah di Los Angeles. Banyak orang-orang sibuk, tetapi banyak juga pasangan muda-mudi yang menunjukkan keromantisannya.Amber terdiam sejenak, pikirannya membayangkan sesuatu. Ya, dia tak pernah menyangka waktu berjalan secepat ini. Dia masih ingat datang lagi ke Los Angeles untuk bekerja di perusahaan Clara, tetapi ternyata takdir berkata lain. Dia kembali lagi ke Los Angeles untuk kembali bertemu dengan pria yang merupakan cinta sejatinya.Sejak di mana Amber memutuskan mempertahankan kandungannya, dia berpikir akan selamanya hidup bersama dengan anak-anaknya. Dia tak memikirkan cinta, karena memang dia merasa bahwa cinta

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 83. Bukan Hanya Sekadar Bulan Madu

    Tokyo, Japan. Musim semi di Tokyo adalah sebuah simfoni warna dan kehidupan yang mekar, berlangsung dari bulan Maret hingga Mei. Saat salju dingin musim dingin mulai mencair, alam Jepang bangkit dalam balutan kelembutan bunga sakura yang merekah, menyelimuti taman dan jalanan ibu kota dengan nuansa merah muda dan putih. Suhu yang mulai hangat mengundang setiap jiwa untuk kembali menikmati udara segar dan panorama alam yang menakjubkan.Julian dan Amber, pasangan yang sedang berbulan madu, memulai perjalanan mereka di tengah keindahan tak tertandingi ini. Taman Ueno yang luas, mereka berpegangan tangan di bawah ribuan pohon sakura, kuncup bunga yang perlahan membuka kelopaknya seakan menari dalam angin sepoi-sepoi. Suasana hangat dan penuh romantika ini menjadi saksi bisu kisah cinta mereka yang baru saja bersemi.Taman Ueno, salah satu taman paling terkenal di Tokyo, adalah tempat yang memikat hati setiap pengunjung, terutama saat musim semi tiba. Saat Julian dan Amber melangkah masu

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 82. Resmi Menjadi Suami Istri 

    Alunan musik mengiringi pengantin wanita yang memasuki ballroom hotel mewah yang ada di New York. Amber didampingi James—ayah kandung Julian—memasuki sebuah ballroom hotel. Tampak para tamu undangan tak lepas menatap penampilan Amber yang begitu cantik dan sempurna. Amber seharusnya ditemani oleh ayahnya. Namun, takdir memiliki rencana yang berbeda. Hari yang indah itu, Amber ditemani oleh calon ayah mertuanya, karena ayah kandungnya telah berada di surga. Meski ada rasa sedih, tetapi hatinya tetap bersyukur. Kilat kamera wartawan terus terarah pada Amber yang baru saja memasuki ballroom hotel. Seluruh keluarga tersenyum haru bahagia melihat Amber yang hari itu terlihat seperti seorang putri raja yang sangat cantik dan menawan. Hanya satu kata yang menggambarkan Amber hari itu yaitu sempurna. Ya, pernikahan Amber dan Julian diadakan secara mewah. Ribuan tamu yang datang dari berbagai kalangan. Mulai dari artis ternama, model ternama, hingga pengusaha-pengusaha ternama yang hadir

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 81. Cincin Peninggalkan Keluarga Kingston

    Langit megah seakan mendukung hari itu adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh Amber dan Julian. Dua insan yang saling mencintai itu sebentar lagi akan mengikat hubungan mereka lebih sakral—di mana tidak akan ada yang bisa memisahkan mereka kecuali maut. Upacara pernikahan akan segera diadakan. Amber sudah tampil cantik, dan membuat sang make up artis terkagum. Bukan hanya sang make artis yang kagum, tetapi Jessie yang ada di sana sangat kagun akan penampilan Amber. Tubuh indah Amber terbalut oleh gaun pengantin yang sangat indah. Tiara berlian yang ada di kepala Amber, membuat semua kaum hawa pasti akan menjerit iri. Ya, Amber layaknya seorang putri raja yang akan segera menikah dengan seorang pangeran tampan. Persiapan pernikahan Amber dan Julian benar-benar singkat, tetapi dari segi kesiapan semuanya berjalan seakan telah tertata dengan sempurna. Bisa dilihat dari penampilan Amber yang memukau dan hotel berbintang lima yang dipilih sebagai resepsi, begitu menunjukkan kemewahan.

  • One Night Stand With A Billionaire   Bab 80. Mengunjungi Makam Kedua Orang Tua Amber

    Amber menyambut kedatangan Julian. Wanita cantik itu memberikan kecupan dan pelukan di tubuh pria yang sangat dia cintai itu. Waktu menunjukkan pukul lima sore, dan Julian baru saja kembali ke kantor. Sementara kembar sudah pulang dijemput oleh sopir.“Kembar di mana?” tanya Julian seraya mengurai pelukan Amber, tapi memberikan kecupan di kening wanita itu.“Kembar sedang di ruang belajar. Mereka sedang menyelesaikan tugas-tugas mereka,” jawab Amber sambil membantu meletakan jas Julian ke tempat pakaian kotor. “Julian, bagaimana harimu di kantor? Semua baik-baik saja, kan?” tanyanya hangat. Julian melepaskan arlojinya, meletakan ke tempat penyimpanan arloji. “Ya, pekerjaanku semua baik. Tadi, ayahku mengubungiku, memintaku untuk tidak terlalu banyak memikirkan pekerjaan. Ayahku memintaku fokus pada rencana pernikahan kita. Tapi, aku sudah menjelaskan padanya, rencana pernikahan kita semua sudah diurus dengan baik. Mark banyak membantuku.”Amber mendekat, memeluk Julian dari belakang.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status