Share

Bab 5. Rekaman CCTV

Author: Sayap Emas
last update Last Updated: 2024-07-24 08:41:13

Setelah tiba di rumah dan mengamati suasana yang masih sepi, Yulia merasa semakin yakin dengan keputusannya untuk memasang CCTV. Ia membawa perangkat CCTV yang baru dibelinya dan mulai memikirkan tempat yang tepat untuk memasangnya.

Pertama-tama, Yulia memutuskan untuk memeriksa kamar tidur dan ruang kerja Arya. Dia ingin memastikan bahwa pemasangan CCTV dilakukan dengan hati-hati dan tidak mengganggu privasi mereka, tetapi juga efektif dalam memantau situasi di rumah. 

Yulia mulai dengan mengatur posisi kamera di kamar tidur. Dia memilih lokasi yang strategis, yang memungkinkan kamera untuk menangkap sudut-sudut penting tanpa terlihat terlalu mencolok. Selanjutnya, dia bergerak ke ruang kerja Arya, memilih tempat yang memungkinkan untuk memantau aktivitas di ruangan tersebut dengan jelas.

Saat melakukan pemasangan, Yulia juga memastikan untuk menyembunyikan kabel dan perangkat dengan baik agar tidak mengganggu penampilan ruangan dan tidak menimbulkan kecurigaan. Dia memastikan semua perangkat terhubung dengan benar dan berfungsi sesuai harapan.

Setelah selesai memasang CCTV di beberapa lokasi, Yulia merasa sedikit lebih tenang. Meskipun dia tahu bahwa pemasangan ini mungkin tidak sepenuhnya mengatasi semua kekhawatirannya, dia merasa ini adalah langkah yang diperlukan untuk merasa lebih aman dan memastikan segala sesuatu di rumah terpantau dengan baik.

Ketika Arya tiba di rumah setelah seharian di kantor, dia disambut oleh Yulia yang sedang berdiri di ruang tamu. Yulia terlihat lebih ceria dan tenang daripada sebelumnya, dan senyumnya menyambut kedatangan Arya.

Saat Arya memasuki rumah, Yulia segera menghampirinya dengan lembut dan memegang tangannya. "Selamat datang pulang, Mas. Aku senang kamu sudah kembali," ujar Yulia dengan nada hangat.

Arya membalas senyuman Yulia, merasa senang melihat istrinya dalam suasana hati yang lebih baik. "Terima kasih, Sayangl. Aku juga senang bisa pulang. Bagaimana harimu?"

Yulia menggenggam tangan Arya sedikit lebih erat, "Hari ini aku memutuskan untuk melakukan sedikit perawatan diri dan berbelanja. Aku merasa lebih baik setelahnya."

Arya menatap Yulia dengan penuh perhatian, merasa lega melihat perubahan positif dalam diri istrinya. "Itu bagus. Aku senang mendengarnya. Apakah ada yang perlu kita bicarakan atau lakukan malam ini?"

Yulia menggelengkan kepala, "Tidak ada yang mendesak. Aku hanya ingin kita menikmati waktu bersama dan bersantai malam ini."

Arya tersenyum, mengangguk setuju. "Baiklah, mari kita nikmati malam ini. Aku juga ingin berbicara tentang beberapa hal denganmu nanti."

Dengan tangan mereka masih saling menggenggam, Yulia dan Arya melangkah bersama menuju ruang makan, siap untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama setelah hari yang panjang.

Sesampainya di kamar, Yulia dengan lembut melepaskan dasi yang melingkar di leher Arya. Dia melakukan ini dengan penuh perhatian, menggenggam dasi tersebut dengan satu tangan sementara tangan lainnya membelai leher Arya.

Arya menatap Yulia dengan senyuman penuh kasih sayang, merasakan sentuhan lembut dari istrinya. "Terima kasih, Sayang," katanya dengan nada hangat.

Yulia tersenyum, lalu melipat dasi tersebut dan meletakkannya di meja samping tempat tidur. Dia kemudian kembali mendekat dan memeluk Arya dengan lembut, merasakan kedekatan mereka dalam suasana yang tenang dan intim.

Mereka berdua duduk bersama di tepi tempat tidur, berbagi momen kehangatan dan keintiman setelah hari yang panjang. Suasana di kamar terasa nyaman, dan kedekatan fisik serta emosional ini semakin memperkuat ikatan mereka.

Malam itu, Yulia dan Arya sepenuhnya fokus pada satu sama lain, menikmati kebersamaan mereka tanpa gangguan dari pikiran atau masalah lainnya. Mereka berbagi momen-momen intim dengan penuh perhatian, merasakan kedekatan yang mendalam dan saling memberi dukungan emosional.

Suasana di kamar terasa tenang dan nyaman, memungkinkan mereka untuk melepaskan stres dan kekhawatiran sehari-hari. Dengan penuh kasih sayang, mereka berdua merasakan kehadiran dan kebersamaan satu sama lain, membuat malam itu menjadi pengalaman yang menyenangkan dan mempererat hubungan mereka.

***

Saat berada di kantor, Yulia tiba-tiba merasa pikirannya melayang kembali ke CCTV yang baru saja dipasangnya di rumah. Meskipun dia berusaha untuk fokus pada pekerjaannya, rasa penasaran dan kekhawatiran tentang bagaimana semuanya berjalan di rumah membuatnya sulit untuk berkonsentrasi.

Yulia membayangkan bagaimana kamera-kamera tersebut berfungsi dan bagaimana hasil rekamannya. Dia bertanya-tanya apakah ada aktivitas mencurigakan yang mungkin terekam, atau apakah pemasangan perangkat tersebut benar-benar memberikan rasa aman seperti yang diharapkannya.

Kekhawatiran ini membuatnya ingin segera memeriksa hasil rekaman dari CCTV, namun dia tahu bahwa dia harus menunggu hingga dia kembali ke rumah. Untuk sementara, Yulia mencoba untuk mengalihkan pikirannya dengan fokus pada tugas-tugas kantor dan berbicara dengan rekan kerja, tetapi ketidaknyamanan dan rasa penasaran tentang keadaan di rumah tetap menghantui pikirannya.

Setibanya di rumah, Yulia tidak menemukan Arya, yang mungkin masih berada di kantor atau sedang berada di luar. Dia melihat bahwa Zizi dan Bi Imah sudah beristirahat di kamar mereka masing-masing. Dengan rasa penasaran yang memuncak, Yulia segera menuju kamarnya.

Dia mengambil perangkat CCTV dan menghubungkannya ke ponselnya untuk memeriksa rekaman. Dengan hati-hati, Yulia membuka aplikasi CCTV di ponselnya dan mulai melihat rekaman dari beberapa hari terakhir. 

Dia mencari momen-momen tertentu yang membuatnya merasa khawatir, seperti aktivitas mencurigakan atau perubahan perilaku di rumah. Setiap detik rekaman diperiksa dengan teliti, berharap untuk menemukan informasi yang bisa memberikan kejelasan dan mengurangi rasa cemasnya.

Yulia menunggu dengan sabar saat video diputar, merasa campur aduk antara rasa ingin tahu dan kekhawatiran tentang apa yang mungkin dia temukan. Saat Yulia memeriksa rekaman CCTV, matanya langsung melebar ketika melihat gambar dari kamar utamanya. 

Yulia tidak bisa menahan air matanya yang mengalir deras. Hatinya terasa hancur melihat kenyataan yang baru saja dia temukan. Dengan suara bergetar, Yulia bergumam, "Aku tidak percaya, Mas. Aku tidak bisa percaya kalau kamu bisa mengkhianatiku seperti ini."

Kata-katanya penuh dengan rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Dia berdiri di tempat, merasa kehilangan dan bingung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Emosinya meluap, dan dia merasa sulit untuk menghadapi kenyataan bahwa seseorang yang sangat dia percayai bisa melakukan hal seperti ini.

Yulia tidak bisa menahan air matanya yang mengalir deras. Hatinya terasa hancur melihat kenyataan yang baru saja dia temukan. Dengan suara bergetar, Yulia bergumam, "Aku tidak percaya, Arya. Aku tidak bisa percaya kalau kamu bisa mengkhianatiku seperti ini."

Kata-katanya penuh dengan rasa sakit dan kekecewaan yang mendalam. Dia berdiri di tempat, merasa kehilangan dan bingung tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Emosinya meluap, dan dia merasa sulit untuk menghadapi kenyataan bahwa seseorang yang sangat dia percayai bisa melakukan hal seperti ini.

Di tengah isak tangis yang tak tertahan, Yulia berteriak memanggil nama Arya dengan penuh emosi. Suaranya menggema di dalam kamar yang sepi dan tenang, penuh dengan kepedihan dan kemarahan."ARYA!" teriaknya, suaranya pecah dan penuh dengan rasa sakit. "Kenapa kamu melakukan ini padaku?"Yulia meluapkan semua emosinya, merasakan betapa hancur dan tersinggungnya dia akibat apa yang baru saja dia temukan. Tangisan dan teriakannya menjadi cara dia untuk melepaskan semua perasaan yang menumpuk dan sakit hati yang mendalam.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 17. Kehancuran

    Keesokan harinya, suasana di rumah terasa tegang dan penuh dengan rasa penasaran. Pagi itu, Yulia muncul di ruang makan dengan penampilan yang rapi dan penuh percaya diri. Ia mengenakan pakaian yang terawat, dan di tangannya, ia membawa koper besar yang tampaknya penuh dengan barang-barangnya.Semua orang yang berada di meja makan—Arya, Zizi, dan Bi Imah—menatap Yulia dengan bingung dan heran. Suasana yang awalnya tenang seketika menjadi riuh ketika Yulia memasuki ruangan."Yulia, mau kemana kamu? Kenapa kamu membawa koper?" tanya Arya dengan nada kebingungan, mencoba memahami situasi yang tiba-tiba ini.Yulia meletakkan koper di samping meja makan dan berdiri di tengah ruangan dengan keteguhan hati. "Aku sudah memutuskan," ucapnya dengan suara tegas. "Aku akan pergi ke luar kota selama beberapa minggu, karena ada tugas mendadak dari kantor."Zizi melirik Yulia dengan tatapan sinis, tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya melihat Yulia pergi. "Eh! Bukankah aku sudah bilang kalau kamu

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 16. Dukungan Sahabat

    Novi, yang sejak tadi memperhatikan Yulia duduk termenung, akhirnya memutuskan untuk menghampirinya. Dengan langkah pelan, ia mendekati meja kerja Yulia dan duduk di kursi yang ada di depannya. Keheningan di antara mereka terasa penuh makna, seolah-olah Novi tahu ada sesuatu yang sangat berat yang dipikul sahabatnya itu."Yul, kamu kenapa? Kamu kelihatan nggak seperti biasanya," tanya Novi dengan nada penuh perhatian, berusaha memecah kebekuan di antara mereka.Yulia menatap Novi sejenak, lalu menghela napas panjang. "Ini semua karena Zizi," jawab Yulia dengan wajah datar dan suara lelah.Novi mengernyitkan dahi. "Zizi? Apa lagi yang dia lakukan?"Yulia menundukkan kepalanya, seolah mencari kata-kata untuk menjelaskan apa yang terjadi. "Dia semakin menguasai segalanya, Novi. Bukan cuma Arya, tapi sekarang dia juga ingin aku berhenti dari pekerjaanku dan menyerahkan seluruh hidupku untuk mengurus rumah. Semua ini semakin tidak masuk akal," kata Yulia dengan nada getir.Novi menatap Yul

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 15. Permintaan yang Mengejutkan

    Keesokan harinya, suasana di meja makan terasa tegang. Semua orang sudah berkumpul, siap untuk memulai hari. Arya, dengan ekspresi serius di wajahnya, memutuskan untuk menyampaikan keputusannya. "Yulia, ada sesuatu yang perlu aku bicarakan," kata Arya, suaranya tegas namun penuh beban. Ia menatap Yulia, mencoba menyembunyikan rasa bersalahnya di balik kata-katanya.Yulia, yang sedang menuangkan kopi ke cangkirnya, menoleh ke arah Arya dengan wajah yang mulai tampak cemas. "Ada apa, Mas?""Aku pikir sudah saatnya kamu berhenti bekerja di kantormu," ujar Arya, tanpa mengalihkan pandangannya. "Aku ingin kamu mengajukan resign segera."Kata-kata itu seperti petir di siang bolong bagi Yulia. Ia terdiam sejenak, mencoba mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh suaminya. Kaget dan bingung, ia meletakkan cangkir kopinya dengan lembut di atas meja, lalu menatap Arya dengan mata penuh pertanyaan."Kenapa tiba-tiba aku ha

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 14. Malam Pertama

    Malam itu terasa panjang dan menyiksa bagi Yulia. Dia berbaring di tempat tidur kecil di kamar tamu, matanya menatap langit-langit, tapi pikirannya tidak pernah tenang. Hatinya terasa berat, penuh dengan perasaan cemas, marah, dan terluka. Meski ia berusaha menenangkan diri, kenyataan bahwa Arya, suaminya, kini bersama wanita lain di kamar yang dulu mereka bagi, membuatnya tidak bisa memejamkan mata.Yulia memutar ingatan kembali, mencoba memahami bagaimana semuanya bisa berubah begitu cepat. Pernikahan yang dulu begitu penuh cinta kini terasa seperti kenangan jauh yang semakin memudar. Hubungan Arya dan Zizi yang kini resmi dalam ikatan pernikahan semakin membuatnya merasa terasing dari kehidupan yang dulu ia bangun dengan penuh perjuangan.Di dalam hati, Yulia bertanya-tanya apakah keputusan untuk mengizinkan Arya menikahi Zizi adalah kesalahan besar. Meskipun dia mengambil keputusan itu untuk menjaga keutuhan rumah tangganya, rasa sakit yang kini dia rasakan terlalu besar untuk dit

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 13. Permintaan Zizi

    Setelah acara pernikahan siri selesai, suasana di rumah kembali tegang. Zizi, yang kini merasa memiliki posisi yang lebih kuat sebagai istri kedua Arya, mulai bersikap lebih berani. Sambil memeluk Arya, dia menatap Yulia dengan senyum penuh kemenangan. “Sekarang aku adalah Nyonya Arya,” ucap Zizi dengan nada arogan. “Aku juga berhak atas rumah ini, kan? Jadi, aku ingin satu kamar untukku sendiri.”Yulia, yang meski terluka, mencoba mempertahankan ketenangannya. Dengan senyum tipis di wajahnya, dia menjawab, “Kamu bisa menempati kamar tamu yang sudah aku siapkan. Semuanya sudah diatur agar nyaman untukmu.”Namun, bukannya berterima kasih, Zizi justru menolak tawaran itu dengan nada dingin. “Aku nggak mau kamar tamu,” katanya tegas. “Aku ingin kamarmu, Mbak Yulia. Aku sedang mengandung anak Arya, dan aku ingin anak ini mendapatkan kenyamanan yang layak. Kamar yang terbaik di rumah ini harus untukku dan anakku.”Mendengar ucapan Zizi, Arya segera menarik napas dalam-dalam. Wajahnya beru

  • Orang Ketiga Di Pernikahanku   Bab 12. Pernikahan Kedua

    Tanpa basa-basi, Arya menatap Zizi dengan tatapan tegas dan penuh keputusan. “Zizi,” katanya dengan suara yang penuh tekad, “aku akan meninggalkanmu malam ini juga. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini dan aku ingin kau pergi dari rumah ini.”Kata-kata Arya seperti cambuk bagi Zizi, menghancurkan hatinya. Dengan kemarahan yang membara, Zizi menatap Yulia. “Jadi ini semua adalah rencana mu 'kan Yulia? Kamu sengaja menghasut Mas Arya untuk meninggalkanku dan anak ini! Tidak ada jalan lain, kan, selain menyalahkanku?”Arya, yang merasa kemarahan dan frustrasi semakin memuncak, segera membela Yulia. “Zizi, jangan salahkan Yulia untuk semua ini! Keputusan ini adalah keputusan yang aku buat sendiri. Yulia tidak terlibat dalam masalah ini.”Yulia, yang terkejut dengan tuduhan Zizi, berusaha menjelaskan dengan penuh kesabaran. “Zizi, semua ini sebenarnya adalah keinginan Arya. Aku hanya berusaha mencari jalan terbaik untuk semua orang. Aku telah memutuskan untuk menerima kehadiranmu sebaga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status