“Diam! Jangan ganggu aku!” pekik Chlora kesal. Ia sedang bepergian untuk membeli baju baru tapi tiba-tiba Shelia dan Cithrel muncul di hadapannya.
Cithrel menunduk sedih. “Chlora, apakah kau benar-benar membenci kami? Maafkan aku.”
“Ya! Aku benar-benar membenci kalian, jadi pergi dan jangan ganggu aku lagi!” teriak Chlora. Kesabarannya benar-benar diuji oleh dua anak berusia lima tahun.
“Chlora, kami harus berbuat apa agar kau tidak membenci kami lagi?” tanya Shelia.
Chlora menatap Shelia dengan tatapan sinis. “Pertama, jangan pernah ganggu aku lagi. Kedua, jangan pernah muncul di hadapanku. Jika kalian melakukan hal itu aku akan berhenti membenci kalian berdua,” jawab Chlora geram.
Ia menghempaskan tangan Shelia yang memegang tangannya dan pergi dari sana. Suasana hatinya langsung menjadi buruk. Ayolah, satu-satunya hal yang ingin Chlora lakukan hanyalah hidup dengan tenang dan bahagia tanpa drama yang disebabkan oleh tokoh utama.
“Lucy, ayo kita kembali. Suasana hatiku sudah hancur karena mereka berdua,” ucap Chlora.
Lucy mengangguk dan membuka pintu kereta kuda. Chlora masuk dan duduk dengan anggun. Entah bagaimana bisa dua bocah itu mengetahui bahwa Chlora akan pergi ke butik. Tapi Chlora sudah terlanjur kesal dengan tingkah laku mereka berdua.
“Lucy, apakah kau tahu mengapa mereka terus mengejar-ngejarku seperti itu?”
Lucy berpikir sejenak. “Nona memiliki karisma yang sangat menarik perhatian orang walau pun nona masih berumur lima tahun. Mungkin karena itu mereka berdua tertarik dengan nona.”
Chlora mengangguk-angguk pelan. “Lucy, bagaimana dengan kabar adikmu?”
“Berkat nona, saya bisa bebas dari keluarga itu. Saya juga bisa menyekolahkan adik saya di akademi,” jawab Lucy. Lucy berasal keluarga bangsawan miskin. Orang tua Lucy hanya memikirkan harta bahkan mereka sengaja menikahkan Lucy dengan bangsawan yang umurnya jauh di atas Lucy. Namun Lucy berhasil kabur sebelum orang tuanya menikahkannya dengan bangsawan itu. Lucy bekerja sebagai pengasuh Chlora agar ia bisa menyekolahkan adiknya di akademi.
“Ah, tapi bukankah adikmu masih berumur sepuluh tahun? Yang aku dengar usia minimal untuk masuk ke dalam akademi adalah dua belas tahun,” ucap Chlora.
“Adik saya bisa lolos dalam tes karena para guru di akademi menilai kecerdasannya melebihi anak dua belas tahun. Jadi mereka mengizinkan adik saya masuk dalam akademi.”
Chlora tersenyum. “Wah, selamat untuk adikmu, Lucy! Aku yakin dia bangga memiliki kakak sepertimu. Kau adalah perempuan yang hebat.”
Lucy tersipu malu. “Terima kasih, nona.”
Chlora menatap jalan dan melihat sebuah toko yang menjual makanan manis. “Lucy, bisakah kita berhenti? Aku ingin makan di sana.”
Lucy mengangguk. Mereka berhenti di depan toko itu. Chlora menatap toko itu dengan mata berbinar. Ia berpikir bila tidak apa-apa jika sesekali ia bertingkah seperti anak kecil. Lagi pula tubuhnya masih berumur lima tahun.
“Aku ingin yang ini, ini, dan ini! Lucy, kau mau yang mana?” tanya Chlora polos.
Lucy terkejut. “Saya hanya pelayan nona. Saya hanya bertugas menemani nona.”
Raut wajah Chlora menjadi cemberut. “Pesan saja, Lucy! Atau aku akan memecatmu!”
Mendengar kata-kata Chlora, Lucy langsung memesan makanan yang ia inginkan. Chlora memejamkan matanya dan menikmati aroma makanan yang masuk melalui indra penciumannya. Chlora menatap toko-toko yang berjejer di depannya.
“Ah, apakah sebaiknya aku membeli salah satu toko itu? Aku harus berjaga-jaga dari sekarang karena Virion akan menghancurkan ekonomi keluargaku,” gumam Chlora.
Selama memakan makanannya, Chlora terus memikirkan toko itu. Toko itu berada di tempat strategis. Chlora yakin ia bisa menyelamatkan keluarganya jika ia membeli toko itu. Tapi Chlora adalah anak berusia lima tahun. Apa alasan yang harus ia gunakan?
“Lucy, bagaimana jika suatu hari keluargaku berada di ambang kehancuran? Apakah menurutmu aku bisa menyelamatkan keluargaku?” tanya Chlora serius.
Lucy menatap nonanya dengan tatapan khawatir. “Nona, nona tidak perlu memikirkan hal itu sekarang. Nona masih berumur lima tahun. Lebih baik nona menikmati masa kecil nona.”
‘Fuck off. Aku tidak akan sempat menikmati masa kecilku. Kini hanya ada dua pilihan dalam hidupku, menggigit atau digigit. Jika aku tidak bertindak cepat maka Virion akan menghancurkan keluargaku terlebih dahulu,’ pikir Chlora.
Chlora berdiri dari tempat duduknya. “Ayo kita pulang, Lucy.”
Chlora terus memikirkan masa depan keluarganya. Oh sungguh, Chlora sangat membenci obsesi Virion terhadap Shelia. Virion tidak pandang bulu dalam melihat musuhnya. Entah orang itu baik atau jahat kepada Shelia, Virion tidak menyukai itu. Dia hanya menginginkan Shelia untuk dirinya sendiri. Hati Chlora terasa sakit ketika mengingat Virion yang menahan Alwin saat ia ingin menyelamatkan kakaknya. Virion menyiksa Alwin hingga pria itu sekarat.
‘Bagaimana bisa orang seperti itu mendapat pedang Lazarus? Ah, aku lupa jika pedang Lazarus adalah pedang yang berisi roh iblis. Aku rasa pemilik pedang itu dan roh iblis yang ada di dalam pedang itu tidak ada bedanya. Sama-sama iblis.’
Chlora berjalan ke kamarnya, tapi ia terhenti ketika melihat ayahnya sedang berbicara dengan seorang pria. Chlora mencoba menguping pembicaraan itu. Ia duduk di depan pintu dan memfokuskan pendengarannya.
“Tuan, jika anda masih merasa ragu maka anda bisa datang langsung ke tambang itu. Kami menjamin bahwa tambang Lunar akan menguntungkan anda.”
Mata Chlora mendelik. Di novel, mereka pernah menyebutkan tambang Lunar sebagai tambang yang memiliki banyak permata di dalamnya. Tambang Lunar itu dimiliki oleh Cithrel sebelum diberikan kepada Shelia. Chlora menyeringai.
“Sepertinya aku akan memikirkannya terlebih dahulu,” jawab Galan.
Chlora mendobrak pintu. “Ayah! Beli saja tambang itu!” pekik Chlora.
Pada awalnya tidak ada orang yang mau membeli tambang Lunar karena ada rumor yang tersebar jika tambang Lunar hanyalah tambang kosong. Cithrel kemudian membeli tambang itu dengan harga murah dan kemudian menemukan banyak permata di sana.
Galan segera memangku Chlora. “Chlora, ayah tidak yakin untuk membeli tambang itu.”
Chlora mengeluarkan air matanya. “Tapi Chlora sangat menginginkan tambang itu. Tak bisa kah ayah membelikannya untukku? Aku kira ayah sayang denganku..”
Galan yang kelabakan langsung menghapus air mata Chlora. “Baiklah, ayah akan membeli tambang itu. Apakah Chlora senang sekarang?”
“Terima kasih ayah!” Chlora memeluk Galan. Galan tersenyum dan membalas pelukan itu.
Mata Chlora berbinar ketika Galan menandatangani surat itu. Pria itu kemudian pergi dari ruangan. Chlora memegang surat kepemilikan tambang itu dengan senang. “Dengan ini maka Virion akan merasa kesulitan untuk melawanku!”
Galan mendesah. “Chlora, ada rumor yang mengatakan bila tambang itu tidak berisi apa-apa.”
“Ayah, aku sudah sering mengatakan jika perkiraanku tidak pernah salah bukan? Kini lebih baik ayah mulai mencari pekerja untuk menambang di sana,” sahut Chlora.
Chlora memang sering turun tangan untuk menghindari bencana yang akan terjadi. Chlora pernah menyelamatkan masyarakat yang tinggal di dataran rendah karena Chlora tahu jika akan terjadi banjir bandang. Saat itu Chlora benar-benar mengangkat nama keluarga Beasley.
“Ayah tahu dan ayah percaya dengan Chlora. Tapi ayah pikir belum saatnya Chlora ikut dalam hal ini. Ayah tidak ingin Chlora kehilangan masa kecil seperti ayah,” ucap Galan lembut.
“Aku tidak merasa begitu. Aku melakukan ini karena aku menyayangi Alwin,” jawab Chlora.
Galan mencium pipi Chlora yang tembam. “Chlora sangat menyayangi Alwin. Ayah yakin hubungan persaudaraan kalian sangatlah kuat.”
Chlora tersenyum senang. “Tentu saja! Aku tidak akan membiarkan Alwin mengalami hal yang buruk!” pekiknya.
‘Hal buruk seperti disiksa Virion,’ lanjut Chlora dalam hati.
Chlora menatap bayi laki-laki yang memiliki rambut hitam kebiruan dan mata kuning sepertinya. Bayi yang bernama Ascal itu menatap ibunya dengan lugu dan membuat Chlora tertawa. Chlora terus bermain dengan Ascal.Virion menatap dua orang yang disayanginya itu. “Setelah Ascal lahir kau terus memperhatikannya. Aku jadi ingin menjadi Ascal,” gerutunya.Chlora menepuk kepalanya. “Kau sudah berusia dua puluh enam tahun, Rion! Kau seharusnya mengalah dengan anakmu sendiri. Lagi pula aku mencintai kalian berdua.”Virion mengambil Ascal dan Ascal menatap ayahnya dengan bingung. Virion menyipitkan matanya dan mendesah pelan. “Sial, aku juga terjebak dalam pesona bayi ini. Bagaimana bisa dia selucu ini? Aku ingin mencubit pipinya.”“Jangan! Nanti Ascal menangis. Jika Ascal menangis kau yang akan mengurusnya, Rion. Kau tahu dia itu sulit berhenti menangis,” ancam Chlora.“Iya-iya, lagi pula aku adalah seorang ayah. Aku tidak ingin melakukan kesalahan yang sama seperti ayahku dulu. Aku sangat menc
Chlora membaca data penghasilan dan pengeluaran kastel Carneiros. Memang jumlahnya lebih sedikit daripada kastel Beasley, tapi itu adalah jumlah normal untuk kastel lain. Chlora kemudian melihat data jumlah pelayan dan ksatria yang ada di kastel ini.“Ternyata jumlah ksatrianya lebih banyak dari pada keluargaku,” ucap Chlora tanpa sadar.Virion mengangguk. “Aku sudah diangkat menjadi panglima kekaisaran setahun yang lalu. Tentu saja jumlah ksatriaku lebih banyak dari pada keluargamu.”“Ah, aku belum pernah melihat dengan jelas kemampuan berpedangmu. Pasti sudah jauh lebih baik dari pada saat kita di akademi, bukan?” tanya Chlora.Virion terkekeh. “Ya, aku tidak mungkin mengandalkan kekuatan iblisku di setiap kesempatan, aku juga harus bisa menggunakan pedang. Apa lagi aku memiliki Lazarus.”Chlora tersentak. “Ah, aku tidak pernah mendengarnya berbicara lagi setelah ia mengucapkan selamat atas pernikahan kita. Apakah wajar jika dia seperti itu?”“Mana mungkin. Dia jauh lebih cerewet da
Chlora memejamkan matanya karena kelelahan. Ia tahu jika persiapan pernikahan akan seperti itu, tapi tetap saja dia terkejut. Chlora memandang gaun berwarna putih yang sedang ia pakai. Beberapa jam lagi, pernikahannya dengan Virion akan dimulai.“Kak, aku masih tidak menyangka kakak akan menikah dengan orang itu,” ucap Alwin.Chlora tertawa kecil. “Kenapa kau tidak terima sekali jika kakakmu ini akan menikah?”Alwin mengangkat bahunya. “Entahlah, bagiku tidak ada laki-laki yang pantas untuk kakak. Kakak terlalu sempurna untuk mereka semua.”“Ayo lah, aku tidak sempurna. Lagi pula Virion sudah sangat hebat dibandingkan laki-laki lain. Memangnya kau mau jika aku menikah dengan Zephyr?” tanya Chlora.Alwin mendelik dan menggeleng kencang. “Lebih baik kakak bersama Virion saja, juga apa yang bisa diharapkan dari orang yang telah meninggal?”“Alwin, kau akan tetap menjadi adik yang aku sayangi seumur hidupku. Kau mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana rasa sayangku padamu,” ucap Chlora
Chlora menatap tumpukan kertas di hadapannya dan mendesah kasar. Dia mendapat posisi yang lumayan penting di kekaisaran dan menyebabkan tugasnya semakin banyak. Tapi itu masih lebih baik dari pada ia hanya menghabiskan waktunya di rumah.Chlora mengerjakan tugas-tugas itu dan bekerja hingga sore hari. Ia pulang ke kastel Beasley dengan tubuh yang sudah sangat lelah. “Astaga, setelah aku menikah aku akan segera menyerahkan surat pengunduran diri. Aku bisa gila jika bekerja di sana selamanya.”Chlora segera membersihkan dirinya dan merebahkan badannya di ranjang. “Aku sudah bekerja di kekaisaran selama setahun, dan Zoey kini sedang mengandung anak pertamanya. Lalu Shelia sedang fokus mengurus toko makanannya. Apakah tidak ada yang bisa aku ajak bicara?”“Kau melupakanku? Padahal kita sudah lama bertunangan, hiks.” Chlora memutar matanya ketika melihat Virion. “Hei, kau kira aku tidak tahu pekerjaanmu itu sangat menumpuk? Lebih baik kau pulang dan segera menyelesaikannya!”Virion duduk
Mata Chlora mendelik ketika membaca surat yang datang dari kekaisaran. “Ayah! Ibu! Alwin! Aku lolos tes pegawai kekaisaran!” Alwin hanya menoleh dan kembali membaca bukunya. “Oh, selamat.” “Hei, kau seharusnya bisa menjawab dengan lebih baik,” gerutu Chlora. “Itu bukan sesuatu yang mengejutkan. Tidak ikut tes pun kau pasti menjadi pegawai kekaisaran. Sudah banyak sekali yang menawarkanmu pekerjaan,” ucap Violet. Galan mengangguk setuju. “Mereka tidak mungkin menyia-nyiakan orang jenius sepertimu.” Chlora mendengus kesal dan kembali ke kamarnya. Kastel Beasley sangat dekat dengan kekaisaran, jadi dia tidak perlu pergi dari rumahnya lagi. Chlora menatap kertas itu dan memeluknya. “Astaga, aku masih tidak percaya aku bisa menjadi pegawai kekaisaran.” “Oh ya? Itu hal bagus. Apakah kau mau ikut denganku?” Chlora terkejut dan menoleh. Ia melihat Zoey yang memandangnya tanpa rasa bersalah. “Apa yang kau lakukan di sini? Sebentar lagi kau akan menikah, bukan?” “Ya, karena itu aku ingin
Chlora menatap Roan dengan tatapan bersalah. “Maaf karena aku sudah memanfaatkan perjamuan yang diadakan oleh keluarga Heitris untuk menjebak Zephyr.”“Tidak apa, kak. Lagi pula orang seperti Zephyr akan berbahaya jika dibiarkan begitu saja. Kita memang harus menjebaknya dengan segala cara,” jawab Roan.Zoey berdecak. “Lagi pula keluarga Diablos sudah mengganti rugi biaya gedung itu, tenang saja. Mereka harus menanggung kesalahan pewaris mereka itu.”“Benar. Biaya ganti ruginya juga cukup untuk membangun sebuah kastel baru. Aku senang ikut turut serta dalam menjebak Zephyr,” ucap Roan sambil tersenyum kecil.Chlora meringis. “Sekali lagi aku minta maaf, Roan. Aku pergi ke kelas dulu.”Chlora dan Zoey kemudian kembali ke kelas mereka dan Roan memandang mereka dengan senyuman tipis. Ia kemudian kembali ke kelasnya dan menyenggol seorang gadis berambut hitam. Mata Roan mendelik ketika melihat gadis itu, dan ia merasakan sebuah ketertarikan yang kuat saat melihat gadis itu.Chlora dan Zoe